Indonesia adalah negara berkembang yang masih mengandalkan impor bahan kimia untuk memenuhi kebutuhan proses produksi industri kimia dalam negeri. Oleh karena itu, Indonesia merupakan salah satu konsumen terbesar dalam kegiatan impor barang khususnya bahan-bahan kimia setiap tahunnya. Pertumbuhan industri kimia di Indonesia cenderung mengalami peningkatan baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Sehubungan dengan semakin meningkatknya kebutuhan bahan kimia dalam negeri menjadikan industri kimia bernilai tinggi dan kaya teknologi. Salah satu bahan kimia yang masih impor dalam jumlah banyak setiap tahunnya adalah propilen glikol. Propilen glikol adalah salah satu senyawa turunan propilen yang memiliki rumus kimia C3H8O2 atau dengan nama IUPAC 1,2-Propanediol. Propilen glikol merupakan larutan kental seperti sirup, tidak berwarna, dan tidak berbau. Pada umumnya di industri makanan propilen glikol sering digunakan sebagai pelarut zat pewarna dalam industri makanan, dan inhibitor fermentasi makanan. Dalam bidang farmasi dan obat-obatan digunakan sebagai softening agent. Propilen glikol juga digunakan sebagai pelumas mesin dalam bidang otomotif. Selain itu propilen glikol juga digunakan sebagai bahan baku bahan pelembab pada industri kosmetik, fluida fungsional anti beku pengganti etilen glikol, liquid detergent, dan salah satu bahan dalam produk personal care. Industri propilen glikol masih belum berproduksi di Indonesia, padahal kebutuhannya tergolong besar setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (bps.go.id) permintaan akan kebutuhan propilen glikol di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Biasanya produksi propilen glikol dilakukan dengan proses hidrasi propilen oksida, namun seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan propilen glikol dapat diproduksi menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui seperti gliserol. Oleh karena itu dengan kondisi yang seperti ini sudah selayaknya Indonesia mendirikan beberapa pabrik pembuatan propilen glikol dalam skala yang cukup besar. Sehingga dengan didirikannya pabrik propilen glikol ini, kebutuhan propilen glikol dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan luar negeri sehingga dapat menjadi pemasukan devisa bagi negara. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusunlah skripsi pra rencana pabrik propilen glikol dengan bahan baku utama berupa gliserol dan hidrogen.
1.2. Sejarah Perkembangan
Propilen glikol pertama kali dibuat oleh Wurtz pada tahun 1859 dengan cara hidrolisis propilen glikol diasetat. Pada tahun 1931 untuk pertama kalinya propilen glikol dikomersilkan oleh perusahaan kimia Carbide and Carbon Chemicals Corp di Amerika. Produksi ini dilakukan melalui proses klorohidrin menjadi propilen oksida kemudian hidrolisis menghasilkan senyawa glikol (mono-, di-, tri-propilen glikol). Pembuatan propilen glikol terus mengalami perkembangan. Pada tahun 2008, perusahaan Cargill Inc. dan Ashland Inc. menggunakan teknologi proses Davy untuk memproduksi propilen glikol, yaitu dengan cara mereaksikan gliserol dan hidrogen dengan bantuan katalis logam. Proses terbaru ini lebih menguntungkan, karena dapat menghasilkan propilen glikol dengan yield dan kemurnian yang tinggi. Produsen propilen glikol umumnya banyak ditemukan di daerah Amerika Serikat seperti perusahaan Arco, Dow, Eastman, Olin, dan Texaco. Pada umumnya propilen glikol diproduksi dengan menggunakan tekanan dan temperatur tinggi. Propilen glikol digunakan sebagai aditif dalam indsutri makanan, farmasi, kosmetik, dan cat yang dalam pengaplikasiannya digunakan sebagai antifreeze, solvent, humectants, coolant, lubricant, dan dispersant.
1.3. Macam-macam Proses Pembuatan
Ada beberapa macam metode dalam pembuatan propilen glikol. Pada tahun-tahun sebelumnya digunakan propilen oksida sebagai bahan baku dalam pembuatannya. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya teknologi ditemukan bahan baku lain yang lebih ramah lingkungan dan dapat menghasilkan konversi yang cukup besar. Berikut ini adalah beberapa proses yang digunakan dalam pembuatan propilen glikol, yaitu: 1) Proses Hidrolisis Alkalyne Oksida 2) Proses Hidrolisis Alkalyne Karbonat 3) Proses Reduksi Asam Karboksilat 4) Proses Hidrogenolisis Gliserol pada Kondisi Basa 5) Proses Hidrogenolisis Gliserol pada Kondisi Asam 1.3.1. Proses Hidrolisis Alkalyne Oksida Pada proses ini digunakan bahan baku berupa propilen oksida yang akan langsung direaksikan dengan air dan akan membentuk produk berupa propilen glikol. Mekanisme reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut: C3H6O (l) + H2O (l) C3H8O2 (l) ….(1) Propilen oksida Air Propilen Glikol Propilen oksida direaksikan dengan air pada suatu reaktor dengan suhu 100 – 200oC dengan tekanan 5 – 70 atm. Katalis yang digunakan dalam proses ini dapat berupa katalis homogen atau heterogen. Katalis homogen yang digunakan dapat berupa alkali metal salt atau campuran crown ether/alkali metal salt dan air, sedangkan katalis heterogen yang umumnya digunakan seperti barium formate, barium bicarbonate, lead formate, silica atau resin penukar ion sebagai catalyst support. Proses ini menghasilkan propilen glikol sebagai produk utama dan produk samping berupa dipropilen glikol dan tripropilen glikol. 1.3.2. Proses Hidrolisa Alkalyne Karbonat Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah propilen oksida, karbon dioksida, dan air. Propilen oksida terlebih dahulu direaksikan dengan karbon dioksida dalam reaktor buble coloumn pada suhu 150 – 250oC dengan tekanan 5 – 200 bar dengan bantuan katalis berupa phosphonium, seperti tetraalkyl phosphonium bromide. Kemudian propilen karbonat dihidrolisa bersama dengan propilen oksida sisa dengan bantuan katalis solid anorganik heterogen seperti seperti alumina, silika-alumina, silika-magnesia. Reaksi yang berlangsung pada proses ini dapat dilihat pada persamaan (2) dan (3). C3H6O (l) + CO2 (g) C4H6O3 (l) ….(2) Propilen Oksida Karbon Dioksida Propilen Karbonat
C4H6O3 (l) + H2O (l) C3H8O2 (l) + CO2 (g) ….(3)
Propilen Karbonat Air Propilen Glikol Karbon Dioksida 1.3.3. Proses Reduksi Asam Karboksilat Pada proses ini dilakukan reduksi asam karboksilat oleh hidrogen dengan bantuan katalis metal bervalensi nol seperti copper untuk menghasilkan produk tereduksi. Kondisi operasi yang digunakan pada proses ini yaitu pada rentang suhu 180 - 250oC dan tekanan 5,8 – 7,1 atm. Asam karboksilat ini dapat berupa asam laktat atau asam glikolitik yang tereduksi dan menghasilkan senyawa propilen glikol, etilen glikol, atau campurannya. 1.3.4. Proses Hidrogenolisis Gliserol pada Kondisi Basa Pada proses ini, dilakukan mekanisme gliseraldehid untuk menghasilkan propilen glikol. Mekanisme gliseraldehid melibatkan reaksi dehidrogenasi gliserol pada reaksi awal, yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi dehidrasi dan reaksi hidrogenasi. Reaksi berlangsung pada temperatur 177 – 257°C dan tekanan 15 – 89 atm tergantung pada jenis katalis yang digunakan. Pada umumnya katalis yang digunakan dalam proses ini yaitu katalis basa seperti Cu/SiO2, CuO/ZnO, Cu/ZnO/Ga2O3 dan katalis basa lainnya. Mekanisme reaksi yang terjadi pada proses ini dapat dilihat pada persamaan (4). - H2 - H2O + 2H2 C3H8O3 C3H6O3 C3H6O2 C3H8O2 …(4) 1.3.5. Proses Hidrogenolisis Gliserol pada Kondisi Asam Pada proses ini akan terbentuk acetol dan atau glycidol sebagai produk intermediate. Acetol dan glycidol terbentuk melalui dehidrasi langsung dari gliseol yang selanjutnya membentuk keto-enol tautomerasi dan tereduksi menjadi propilen glikol. Proses hidrolisis pada kondisi asam berlangsung pada kondisi operasi temperatur 117 – 247oC dan tekanan 15 – 79 atm. Kondisi operasi tersebut biasanya tergantung pada jenis katalis yang digunakan. Katalis asam yang dapat digunakan dalam proses ini diantaranya adalah Ru/C, Ru/TiO 2, Cu/Al2O3, dan jenis katalis asam lainnya. Tabel 1.1. Perbedaan Proses Pembuatan Propilen Glikol Kondisi Produk Proses Bahan Baku Katalis Operasi Samping Hidrolisis - Propilen - Metal T= 100-200°C Dipropilen Alkalyne oksida oksida - Garam P= 5-7 atm glikol dan - Air - Halida Tripropilen - Asam glikol - Oksida lainnya Hidrolisis - Propilen - Phosponium T= 150-250°C Karbon Alkalyne karbonat oksida - Alumina P= 198 atm dioksida - Karbon - Silika- dan dioksida alumunium propilen - Air - Silika- karbonat magnesium Reduksi Asam - Asam - Copper T= 180-250°C Etilen Karboksilat laktat atau P= 5,8-7,1 atm glikol dan asam air glikolitik - Air - Hidrogen Hidrogenolisis - Gliserol - Alkalin T= 177-257°C Etilen Gliserol pada - Hidrogen (CuO/ZnO; P= 15-89 atm Glikol, air, Kondisi Basa - Air Cu/SiO2) dan metanol Hidrogenolisis - Gliserol - Asam (Ru/C; T= 117-247°C Etilen Gliserol pada - Hidrogen RuTiO2) P= 15-125 atm Glikol, air, Kondisi Asam - Air dan metanol 1.4. Sifat-sifat Fisika dan Kimia Data sifat fisika dan kimia senyawa bahan baku, bahan pendukung, produk yang dihasilkan sebagai berikut (Yaws, 1999) dan (Lide, 2007) : 1.4.1. Bahan Baku 1. Gliserol Rumus Molekul : C3H8O3 Berat Molekul : 92,094 gr/mol Wujud : Cairan tak berwarna Titik leleh : 19°C Titik didih : 289,8°C Densitas : 1.5731 kg/m3 ( pada suhu 25°C) Temperatur Kritis : 451,85°C Tekanan Kritis : 6670 kPa 2. Hidrogen Rumus Molekul : H2 Berat Molekul : 2,016 gr/mol Wujud : gas Titik leleh : -259,2°C Titik didih : - 252,8°C Densitas : 0,8342 kg/m3 ( pada suhu 21,1°C) Temperatur Kritis : -239,71°C Tekanan Kritis : 1315,5 kPa 1.4.2. Bahan Pendukung 1. Natrium Hidoksida Rumus Molekul : NaOH Berat Molekul : 39,997 gr/mol Wujud : padat Titik leleh : 323°C Titik didih : 1390°C Densitas : 2.130 kg/m3 Temperatur Kritis : 2.546,85°C Tekanan Kritis : 25331 kPa 2. Asam Sulfat Rumus Molekul : H2SO4 Berat Molekul : 98,079 gr/mol Wujud : Cair Titik leleh : 10,31°C Titik didih : 337°C Densitas : 1.8361 kg/m3 ( pada suhu 25°C) Temperatur Kritis : 650,85°C Tekanan Kritis : 6.400 kPa 1.4.3. Produk 1. Propilen Glikol Rumus Molekul : C3H8O2 Berat Molekul : 76,095 gr/mol Wujud : cair Titik Leleh : -59°C Titik Didih : 186,9°C Densitas : 1.193,3 kg/m3 (pada suhu 25°C) Temperatur Kritis : 351, 85°C Tekanan Kritis : 6070 kPa 2. Etilen Glikol Rumus Molekul : C2H6O2 Berat Molekul : 62,068 gr/mol Wujud : cair Titik Lebur : -13°C Titik Didih : 198,8°C Densitas : 1.108 kg/m3 (pada suhu 25°C) Temperatur Kritis : 428,85°C Tekanan Kritis : 6515,28 kPa 3. Metanol Rumus Molekul : CH3OH Berat Molekul : 32,042 gr/mol Wujud : cair Titik leleh : -97,8°C Titik didih : 64,5°C Densitas : 791,5 kg/m3 ( pada suhu 25°C ) Temperatur Kritis : 240°C Tekanan Kritis : 7376,45 kPa 4. Air Rumus Molekul : H2O Berat Molekul : 18,015 gr/mol Wujud : cair Titik Didih : 100°C Densitas : 964,43 kg/m3 (pada suhu 25°C) Temperatur Kritis : 374,149°C Tekanan Kritis : 221,20 kPa 5. Natrium Sulfat Rumus Molekul : Na2SO4 Berat Molekul : 142,06 gr/mol Wujud : padat Titik leleh : 884°C Titik didih : 1.100°C Densitas : 2.700 kg/m3 ( pada suhu 25°C ) Temperatur Kritis : °C Tekanan Kritis : kPa 1.4.4. Katalis 1. Ni/ Re/Carbon