Anda di halaman 1dari 5

Program pos curhat memang sudah terbentuk sejak 2009, dengan pilot project sekitar 5 kecamatan

di Surabaya yakni Kecamatan Tandes, Benowo, Wonokromo, Sawahan dan Asemrowo.

Kemudian terus melebar masuk ke semua kecamatan pada 2010. Saat ini sudah turun ke tingkat
Kelurahan, bahkan di RT/RW.

Ketua Pokja 1 PKK Surabaya Muzakir yang membidangi pos curhat mengatakan, keberadaan pos
curhat ini cukup membantu masyarakat, namun tidak bisa secara langsung dirasakan
keberadaannya.

“Memang mereka yang mengadu ada, tapi langsung ke tempat yang terdekat. Tidak saklek harus ke
kelurahan atau kecamatan,” ungkap Muzakir pada Jumat (26/6/2015).

Pos curhat sejak awal dibentuk memang melibatkan semua unsur seperti PKK, Puskesmas, Tokoh
masyrakat, unit PPA Polsek dan lainnya.

Untuk itu struktur kepengurusannya kurang lebih seperti camat atau lurah sebagai pelindung.
Pembinanya merupakan kapolsek. Penanggung jawabnya Ketua TP atau PKK kecamatan, sekretaris
serta semua anggota.

Nanis Cahirani, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Surabaya mengatakan, pos
curhat memang kini sudah merata di 31 kecamatan.

“Pos curhat ini awalnya bentukan PKK, lalu bersinergi dengan program Bapemas yang diberinama
Pusat Krisis Berbasis Masyarakat (PKBM),” ungkap Ninis.

BKBM ini merupakan perpanjangan tangan dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan
dan Anak (PPTP2A) . Jadi PKBM ada di kecamatan, sedangkan PPTP2A ada di tingkat kota. Bapemas
bertindak sebagai sekretariatnya.

Meski demikian penamaan itu sebenarnya berbeda-beda. “Seperti di kecamatan Sawahan nama pos
curhat yakni Crisis Center, tapi semua itu tak masalah. Intinya tempat tersebut diperuntukkan
khususnya bagi perempuan dan anak yang sedang menghadapi masalah sehingga mereka bisa
curhat atau dibantu secara psikologis lewat konseling,” ungkap Nanis.

Yang terpenting PKBM selalu berusaha mencoba menangani setiap masalah, untuk masalah yang
dirasa berat dan butuh penanganan yang serius maka akan diarahkan atau dirujuk ke PPTP2A.

News

Soloraya

Bola

Sport

Lifestyle

Entertainment

Otomotif
Teknologi

Jateng

Jatim

Espospedia

Viral

Pojok Bisnis

Lowongan Kerja

DEPAN

JATIM

JATIM

PRESTASI MADIUN : Oro-Oro Ombo Juara Nasional Pencegahan KDRT Berkat Pos Curhat

Solopos.com/JIBI/Solopos/Antara

 Pengurus PKK Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun berfoto di kantor
sekretariat Pos Curhat. (Antarajatim/Dinas Kominfo Kota Madiun)

Prestasi Madiun, Kelurahan Oro-Oro Ombo meraih juara nasional pencegahan KDRT.

Madiunpos.com, MADIUN -- Pos Curhat membawa Kelurahan Oro-Oro Ombo di Kecamatan


Kartoharjo, Kota Madiun, menjuarai lomba pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
tingkat nasional.
Pos Curhat merupakan salah satu kegiatan PKK setempat. Lurah Oro-Oro Ombo Suwarno
mengatakan dengan adanya Pos Curhat tersebut, pihaknya bisa menampung berbagai persoalan
hingga ke tingkat keluarga.

"Dari kegiatan Pos Curhat tersebut semua persoalan keluarga bisa dicari solusinya sehingga KDRT
dapat dicegah," ujar Suwarno di Madiun, Selasa (17/10/2017).

Dalam lomba tersebut, Oro-Oro Ombo menyisihkan dua wilayah tingkat desa di dua kota besar, yaitu
Bontang, Kalimantan Timur dan Pontianak, Kalimantan Barat.

Sedangkan dari Jawa Timur, Kota Madiun bersaing dengan lima kota dan kabupaten lainnya. Empat
di antaranya juga menjadi juara, namun sebagai juara harapan.

Suwarno menambahkan sebanyak 90 persen lebih persoalan keluarga dengan bentuk perselisihan


mulut hingga kekerasan dalam rumah tangga berasal dari masalah ekonomi.

Menurut Suwarno, kemiskinan dan tidak adanya penghasilan keluarga membuat berbagai persoalan
kecil seringkali menjadi awal perselisihan hingga akhirnya terjadi KDRT.

"Karena itu, kami optimalkan Pos Curhat. Dari curahan hati antara ibu-ibu dengan pengurus PKK dan
bapak-bapaknya dengan pengurus RT dan RW, maka persoalan rumah tangga yang rawan mengarah
KDRT bisa terdeteksi," kata dia.

Dari situ, lalu bisa dipikirkan solusinya. Misalnya membuat berbagai program kegiatan yang
produktif, bernilai ekonomi, dan menghasilkan uang.

Suwarno menjelaskan ada berbagai kegiatan produktif yang telah dilaksanakan di kelurahan
tersebut. Di antaranya mendirikan bank sampah, produksi makanan khas Oro-Oro Ombo, serta
pemberdayaan remaja dan warga lansia dalam kegiatan-kegiatan pembuatan cenderamata dan kue-
kue.

"Semua lini dari muda hingga tua dilibatkan. Dari karang taruna hingga lansia. Makanya, semua
orang di sini bisa hidup damai," tuturnya.

Dengan optimalnya Pos Curhat tersebut, kasus kekerasan dalam rumah tangga di wilayahnya nol dan
pencegahan KDRT tercatat 100 persen selama tahun 2016 dan 2017.

Hal itulah yang membuat Kelurahan Oro-Oro Ombo menjadi juara 1 tingkat nasional untuk Lomba
Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) 2017 yang diumumkan pada Oktober ini.

Suwarno berharap, Pos Curhat dapat lebih berkiprah lagi sehingga kasus KDRT dapat dicegah dan
warganya hidup bahagia serta sejahtera.

KDRT alias kekerasan dalam rumah tangga menjadi masalah yang harus mendapatkan
penanganan serius.
Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Siapa sangka bangunan mirip pos ronda ini ternyata
menjadi posko pengaduan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Di pos inilah, masyarakat
bisa menyampaikan segala keluh kesahnya terkait kehidupan rumah tangga.
Pos Curhat, demikian namanya. Pos ini berdiri di Jalan Sultan Agung RW V Kelurahan
Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun. Sesuai dengan namanya, Pos Curhat ini
untuk menampung permasalahan–permasalahan rumah tangga.

Endang, Sekretaris TP PKK Kelurahan Winongo mengatakan, tujuan didirikan Pos Curhat
Hidayah ialah menampung permasalahan –permasalahan keluarga pada tingkatan berat
hingga terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Selain itu, pos ini juga tempat curhat
bagi warga masyarakat yang mungkin memerlukan bimbingan atau pendampingan terkait
masalah keluarga.

“Sehingga masalah-masalah yang terjadi bisa diselesaikan kalau bisa di tingkat dasa wisma
dan tidak perlu sampai ke Kelurahan bahkan sampai ke pihak yang berwajib,” tuturnya
sebagaimana dikutip dari kimcitratarunakenanga.blogspot.com.
Pos Curhat Hidayah, sambung Endang, juga untuk mendukung program penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga. Sejumlah program kegiatannya antara lain melakukan
sosialisasi remaja dan kenakalannya, pendidikan pernikahan usia dini, serta perlindungan
anak dan kesehatan.

Di samping kegiatan tersebut, Pos Curhat Hidayah juga melakukan sosialisasi-sosialisasi


kepada dasa wisma yang tersebar di Kelurahan Winongo terkait hal-hal yang dibutuhkan
dalam keadministrasian dan penanganan kasus KDRT.

Selain layanan konseling secara personal, layanan Pos Curhat juga bersifat kelompok. Contoh
kasus yang ditemui di antaranya sewa-menyewa, utang piutang, kenakalan remaja dan lain
sebagainya.

Ada dua jenis permasalahan KDRT, yakni kelas ringan dan berat. Untuk kasus Kelas ringan
hanya menyangkut pendampingan dan konseling untuk tingkat yang masih ringan.
Sedangkan, kasus kelas berat berupa kekerasan fisik melibatkan pihak yang lebih
berwewenang.

Seorang pelapor, kata Endang, cukup datang ke Pos Curhat Hidayah. Di sana, mereka akan
menerima konseling dan bahkan pendampingan. Jika dirasa tidak bisa diselesaikan, maka
akan di teruskan di tingkat RT.

Harapannya bisa diselesaikan, kalaupun tidak bisa akan diteruskan ke tingkat RW demikian
seterusnya hingga masalah benar-benar tuntas.

“Kalau dulu urusan rumah tangga orang bukan urusan kami, kini sekecil apapun bentuk
KDRT di lingkungan kami akan menjadi perhatian para kader Pos Curhat untuk mewujudkan
tata kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat yang baik dan penuh cinta kasih,” ujarnya.

Berbekal pengetahuan yang didapat dari berbagai pelatihan yang diadakan oleh PPT
(Penanganan Perlindungan Terpadu), kader-kader Pos Curhat Hidayah diharapkan mampu
mengimplementasikan keterampilannya dan menularkan kepada pos-pos curhat lain yang ada
di lingkup Kelurahan Winongo.

Sebagai penutup, Endang menuturkan bahwa data yang dilansir Penanganan Perlindungan
Terpadu (PPT), jumlah kasus KDRT 2014 di Kelurahan Winongo nihil.

“Dengan menekan tingkat KDRT dan menyelesaikan permasalahan dalam rumah tangga
sedini mungkin, maka akan terbentuk tatanan berkeluarga dan bermasyarakat yang sehat,
tentram dan penuh kasih sayang,” paparnya.

Anda mungkin juga menyukai