Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Ilmu Penyakit
“Antisipasi COVID-19”

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Anggita 018.201.2.002
Siska Kristina 018.201.2.028
Tiara Oktaviani 018.201.2.030
Winda Herlianti 018.201.2.035

Dosen Pengampu:
Dr. H. Ahmad Nasuhi

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA SUBANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D III KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Antisipasi COVID-19” dapat terselesaikan. Salam dan shalawat
kami sampaikan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW, karena berkat
kegigihan-Nyalah sehingga kita berada dizaman beradab seperti sekarang ini.
Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
teman-teman yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini,
serta kepada dr. H. Ahmad Nasuhi selaku dosen Ilmu Penyakit yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesaikanya makalah ini, dengan tidak
mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami memohon kritik dan saran dari pembaca dan teman-teman sekalian guna membangun
dan menyempurnakan makalah ini. Untuk itu kami ucapkan terimakasih.

Subang, 8 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Coronavirus (COVID-19)........................................................................................3
2.2 Gejala Infeksi...........................................................................................................4
2.3 Antisipasi COVID-19..............................................................................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................9
3.2 Saran .......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus


pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari,
pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah
hingga saat ini berjumlah ribuan kasus.1 Pada awalnya data epidemiologi
menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar
seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok.2 Sampel
isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi
coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel
Coronavirus (2019-nCoV).2 Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health
Organization memberi nama virus baru tersebut Severa acute respiratory
syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai
Coronavirus disease 2019 (COVID-19).3 Pada mulanya transmisi virus ini
belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-manusia.
Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat
kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien.4 Salah satu
pasien tersebut dicurigai kasus “super spreader”.4,5 Akhirnya
dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia
ke manusia.6 Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih
misterius dan penelitian masih terus berlanjut.
Saat ini sebanyak 29 negara mengonfirmasi terdapatnya kecurigaan
serta terkonfirmasi kasus COVID-19. Per-tanggal 13 Februari 2020,
berdasarkan data terakhir website oleh Center for Systems Science and
Engineering (CSSE) Universitas John Hopkins yang diperbaharui berkala,
data terakhir menunjukkan total kasus lebih dari 60.331 pasien, dengan
total kematian lebih dari 1.369 pasien dan perbaikan lebih dari 6.061

1
pasien.7 Saat ini data terus berubah seiring dengan waktu. Banyak kota di
Tiongkok dilakukan karantina. Kasus-kasus yang ditemukan diluar
Tiongkok sampai tanggal 12 Februari 2020 tercatat ada di 28 negara
diantaranya: Amerika, Thailand, Hong Kong, Prancis, Malaysia,
Singapura, Taiwan, Macau, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Australia,
Nepal dan lainnya.8,9 Kasus-kasus yang ditemukan di berbagai negara
tersebut sebagian besar memiliki riwayat bepergian ke Wuhan atau
berkontak dengan kasus confirmed yang memiliki riwayat bepergian ke
Wuhan.9 Empat kasus di Singapura merupakan seorang laki-laki 36 tahun,
warga negara Tiongkok Bersama keluarganya datang pada 22 januari
dengan tanpa gejala kemudian hari berikutnya mengeluh batuk dan
dikonfirmasi COVID-19 pada tanggal 25 Januari 2020.10 Laporan terbaru
per tanggal 9 Februari 2020 sudah terdapat 43 kasus terkonfirmasi infeksi
COVID-19 di Singapura. Beberapa diantaranya dilaporkan tidak memiliki
riwayat perjalanan ke Tiongkok.
Berdasarkan data sampai dengan 12 Februari 2020, angka
mortalitas di seluruh dunia 2,1% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah
4,9%, dan di provinsi Hubei 3,1%. Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok
adalah 0,16%.8,9 Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama di
Wuhan terdapat 6 orang meninggal (5 orang pasien di ICU dan 1 orang
pasien non-ICU).2 Kasus kematian banyak pada orang tua dan dengan
penyakit penyerta. Kasus kematian pertama pasien lelaki usia 61 tahun
dengan penyakit penyerta tumor intraabdomen dan kelainan di liver.11
Kejadian luar biasa oleh Coronavirus bukanlah merupakan
kejadian yang pertama kali. Tahun 2002 severe acute respiratory syndrome
(SARS) disebakan oleh SARS-coronavirus (SARS-CoV) dan penyakit
Middle East respiratory syndrome (MERS) tahun 2012 disebabkan oleh
MERS-Coronavirus (MERS-CoV) dengan total akumulatif kasus sekitar
10.000 (1000-an kasus MERS dan 8000-an kasus SARS). Mortalitas
akibat SARS sekitar 10% sedangkan MERS lebih tinggi yaitu sekitar
40%.5

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Coronavirus (COVID-19)


Corona virus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia, beberapa corona virus
diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah seperti, Middle Earst Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona
yang paling baru ditemukan menyebabkan penyakit coronavirus COVID-
19(1).
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak
diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember
2019(1).
Virus COVID(19) menyebar terutama melalui tetesan air liur atau
keluar dari hidung ketika oran yang terinfeksi batuk atau bersin, jadi
penting juga berlatih etiket pernapasan (misalnya, dengan batuk pada siku
yang tertekuk)(2).
Seseorang dapat terkena COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi
virus tersebut. Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang lainnya
melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut, yang menyebar ketika
seseorang dengan COVID-19 batuk atau bersin. Tetesan ini mendarat pada
benda dan permukaan disekitar orang tersebut. Orang lain kemudia terkena
COVID-19 dengan menyentuh benda atau permukaan itu, kemudia
menyentuh area mata, hidung atau mulut mereka. Orang-orang juga dapat
terkena COVID-19 jika mereka menghirup tetesan dari batuk atau

3
mengeluarkan tetesan. Inilah sebabnya mengapa penting untuk berada
dijarak lebih dari 1 meter (3 kaki) dari orang yang sakit(1).
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan
mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa
memerlukan perawatan khusus. Orang yang lebih tua dan mereka yang
memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovakuler,
diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin
mengembangkan penyakit serius(2).

2.2 Gejala Infeksi


Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau
berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk
dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran
napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada
kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok
septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien,
gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam
kondisi kritis bahkan meninggal(4).
Gejala awal virus corona seperti demam, pilek, batuk kering, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala. Seteah itu, gejala bisa memberat. Pasien
bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak, bahkan berdarah, sesak
nafas, dan nyeri dada. Gejala tersebut muncl ketika tubuh bereaksi
melawan virus corona.
Namun secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan
seseorang terkena corona, yaitu :
1) Demam ( suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius)
2) Batuk
3) Sesak napas

4
Seseorang dapat tertular Covid-9 melalui berbagai cara :
1) Tidak sengaja menghirup percikan ludah atau bersin atau batuk
penderita Covid-19
2) Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita
Covid-19
3) Kontak jarak dekat dengan penderita Covid-19 misalnya bersentuhan
atau berjabat tangan

Virus corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil,
orang yang sedang sakit, perokok atau orang yang daya tahan tubuhnya
lemah.
1) Hari ke 1-3
a. Gejala mirip dengan masuk angin
b. Sakit tenggorokan ringan, sedikit sakit
c. Tidak demam, tidak lelah, dan masih makan dan minum secara
normal
2) Hari ke 4
a. Sakit tenggorokan sedikit
b. Mabuk badan
c. Suara mulai serak
d. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 – (tergantung orang)
e. Mulai anoreksia
f. Sakit kepala ringan dan diare ringan
3) Hari ke 5
a. Sakit tenggorokan, suara serak
b. Tubuh panas ringan, suhu tubuh dari 36,5 – 36,7
c. Tubuh lelah, merasakan nyeri pada persendian. Tahap ini sulit dikenali
sebagai infeksi dingin atau koroner
4) Hari ke 6
a. Mulai demam ringan, sekitar 37
b. Batuk dengan lendir atau batuk kering

5
c. Sakit tenggorokan saat makan, berbicara atau menelan
d. Kelelahan, mual
e. Sesekali sulit bernapas
f. Diare, bisa muntah
5) Hari ke 7
a. Demam lebih tinggi dari 37,4 – 37,8
b. Batuk lebih banyak, dahak lebih
c. Nyeri tubuh, kepala berbobot seperti batu
d. Frekuensi napas pendek tetap sama
e. Lebih banyak diare
f. Muntah
6) Hari ke 8
a. Demam di dekat level 38 atau diatas 38
b. Napas sulit, setiap kali bernapas dada terasa berat, mengeruntukan
c. Batuk terus menerus
d. Sakit kepala, nyeri sendi, sakit panggung
7) Hari ke 9
a. Gejala tidak berubah tetapi bertambah buruk
b. Demam berantakan
c. Batuk tidak mereda, lebih buruk dari sebelumnya
d. Meski sudah berusaha, anda masih kesulitan bernapas

2.3 Antisipasi COVID-19


Antisipasi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia
Sejumblah pakar kesehatan menyarankan pemerintah Indonesia
mempertimbangkan kemungkinan pembatasan wilayah yang lebih ketat
alias lockdown. Demi mengantisipasi pertambahan jumblah kasus.
Sejauh ini pemerintah menekankan masyarakat untuk mematuhi
himbauan untuk menjaga jarak demi menekan penyebaran virus corona.
Jumblah kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan.
1) Menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menerapkan prilaku
hidup seh at dan bersih (PHBS), meningkatkan daya tahan tubuh

6
sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh kementrian kesehatan
Republik Indonesia
2) Menjaga kebersihan lingkungan termasuk ruangan yang sering
digunakan
3) Menerapkan kebiasaan cuci tangan dengan benar menggunakan air dan
sabun.
4) Orang yang merantau atau bekerja di luar daerah asal tempat
tinggalnya jangan kembali dulu
5) Jaga imunitas tubuh
6) Hindari keramaian orang

Menurut WHO cara mencegah penularan virus corona dengan menerapkan


hidup sehat dan menjaga kebersihan. Berikut saran WHO:
1) Cuci tangan sesering mungkin
Cuci tangan secara teratur dan sesering mungkin dengan sabun dan air
atau bahan mengandung alkohol seperti handsanitizer akan membunuh
virus yang mungkin ada ditangan.
2) Terapkan sosial distancing
Jaga jarak minimal 1 meter dengan mereka yang batuk atau bersin.
Alasannya, ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyeprotkaan
tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin
mengandung virus.
3) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan virus mungkin menempel
disana. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke
mata, hidung atau mulut.
4) Lakukan aturan bersin yang benar
Pastikan anda, dan orang-orang disekitar untuk selalu menutupi mulut
dan hidung dengan siku tangan yang ditekuk ketika batuk dan bersin.
Kemudia segera buang tisu bekasnya, alasannya, tetesan bisa saja
menyebarkan virus.

7
5) Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah
berobat
Tetap dirumah jika merasa tidak sehat. Jika mengalami demam, batuk
dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan ikuti otoritas kesehatan
setempat. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru
tentang situasi didaerah anda.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak
diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember
2019(1).
Virus COVID(19) menyebar terutama melalui tetesan air liur atau
keluar dari hidung ketika oran yang terinfeksi batuk atau bersin, jadi
penting juga berlatih etiket pernapasan (misalnya, dengan batuk pada siku
yang tertekuk)(2).
Seseorang dapat terkena COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus
tersebut. Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang lainnya mellalui
tetesan kecil dari hidung atau mulut, yang menyebar ketika seseorang
dengan COVID-19 batuk atau bersin.

3.2 Saran
Cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-
faktor yang bisa menyebabkan terinfeksi virus COVID-19 ini, yaitu
dengan menerapkan social distancing, yakni menjaga jarak 1 meter
dengan orang lain atau saat di ruang publik dan hindari keramaian,
menggunakan masker saat beraktivitas di tempat umum, rutin mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir ataupun menggunakan handsanitizer
saat dan setelah beraktivitas diluar rumah, meningkatkan daya tahan tubuh
dengan pola hidup sehat, jangan menyentuh mata, hidung dan mulut saat
betuk dan bersih, dan menjaga kebersihan benda yang sering digunakan,
kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

9
\

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization, “Q&A Coronaviruses (COVID-19)”


Coronavirus (COVID-19), <https://www.who.int/news-room/q-a-
detail/q-a-coronaviruses#:~text=symptoms> [diakses pada 8 April
2020]
2. World Health Organization, “Health Topics Coronavirus (COVID-
19)”, Coronavirus (COVID-19), <https://www.who.int/health-
topics/coronavirus#tab=tab_1> [diakses pada 8 April 2020]
3. Detik.com, “Latar belakang virus Corona perkembangan hingga
isu terkini”, 18 Maret 2020, <https://m.detik.com/news/berita/d-
4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-hingga-isu-
terkini> [diakses pada 8 April 2020]
4. Burhan, Erlina et. all. 2020. Pneumonia COVID-19. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai