Anda di halaman 1dari 13

6/

Mandala Yodi
1807101030031

Summary, Vignette, Brain Mapping, dan Soal MCQ

SKENARIO

Ny. Ati berusia umur 24 tahun G1P0A0 datang ke puskesmas batoh dengan keluhan
mengeluarkan flek– flek darah dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu dan sedikit nyeri. Saat ini
pasien sedang mengandung dengan usia kehamilan 20 minggu. Pasienmengaku rutin kotrol ke
bidan selama hamil. Riwayat merokok dan minum minuman alcohol di sangkal oleh pasien. Pada
vital sign TD 120/80 mmHg, nada 95 x/menit, pernapasan 20 x/menit dan suhu 37,1 C. Hasil
pemeriksaan inspekulo ada pengeluaran darah dari OUE dan tidak ada pembukaan. Setelah
dilakukan USG pada pasien di dapatkan kondisi bayi hidup dan susuai masa kehamilan.

Apakah diagnosis pada pasien?

Apa tatalaksana yang tepat pada pasien apabila terjadi perdarahan hebat?
ABORTUS

DEFINISI
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi dimana janin hasil konsepsi tersebut
belim dapat untuk hidup di luar kandungan. Berdasarkan WHO IMPAC batas usia kehamilan
belum sampai atau kurang dari 22 minggu tetapi menurut beberapa peneliti menyebutkan yang
termasuk dalam abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
rahim sekuran-kurangnya usia kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.[1]

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi abortus sekitar 15 – 20 % kehamilan yang diketahui secara klinis berakhir
menjadi abortus spontan, dan 80 % terjadi pada trimester pertama dan satu dari tujuh wanita
mengalami abortus sekitar minggu ke-14 usia gestasi. Pada usia 20 tahun kejadian abortus sekitar
10 %, sedangkan pada wanita yang berusia lebih dari 45 tahun atau lebih kejadian abortus
meningkat lebih dari 90 %.[2]

FAKTOR RISIKO
Faktor Risiko atau faktor predisposisi yang mendasri kejadian abortus adalah sebagai berikut[1]:
1. Faktor janin: Genetik atau kelainan kromosom
2. Faktor Ibu:
- Ibu dengan infeksi sebelum atau masa kehamilan
- Ibu dengan kelainan hormonal seperti hipotiroid
- Dibetes Militus
- Malnutrisi
- Penggunaan obat-obatan
- Merokok dan menjadi alkohol
- Faktor immunologis
- Inkompetensia serviks
- Sindrom asherman yang menyebabkan shinekiae uteri
3. Faktor paternal: kelainan sperma
ETIOLOGI
Etiologi yang mendasari terjadinya abortus berkaitan dengan faktor-faktor predisposisi sehingga
penyebab terjadinya abortus merupakan penyebab multifactorial, berikut beberapa etiologi yang
dapat meyebabkan abortus[3]:
1. Faktor genetik merupakan etiologi yang paling sering
2. Kelainan kongenital struktur anatomi maupun fisiologi uterus
3. Autoimun
4. Kerusakan atau defek selama fase luteal
5. Infeksi
6. Hematologi
7. Lingkungan

KLASIFIKASI
Abortus dibagi berdasarkan proses terjadinya dibagi 2 yaitu:
1. Abortus spontan
Merupakan abortus yang terjadi secara alamiah dimana terjadi abortus secara tidak sengaja
misalnya pada kecelakaan atau abortus yang terjadi tanpa usaha atau setiap setiap kehamilan
yang berakhir secara spontan. Abortus ini paling sering terjadi di awal kehamilan atau
trimester I yang disebabkan oleh kelainan kromosom atau hormonal.[4]

2. Abortus Provokatus
Abortus provokatus merupakan abortus yang di lakukan dengan cara sengaja baik
menggunakan alat-alat maupun menggunakan obat-obatan tertentu yang dapat
menggugurkan kandungan, abortus jenis ini terbagi 2, yaiu[5]:
- Abortus provokatus medicinalis
Abortus ini merupakan tindakan menggugurkan kandungan yang dilakukan oleh
dokter atas suatu indikasi medis oleh karena pertimbangan keselamatan ibu selain itu
dapat juga disebabkan karena alasan kelahirana janin yang di perkirakan cacat berat
dan memiliki harapan hidup yang kecil.[5]
- Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis merupakan abortus yang dilakukan oleh karena
tindakan yang tanpa indikasi medis atau tidak legal yang menyebabkan kematian
janin. Misalnya pengguguran kandungan yang diakibatkan kehamilan di luar nikah.[5]

Abortus yang di bagi berdasarkan gambaran klinisnya[1][3]:


1. Abortus iminens
Merupakan permulaan abortus dan merupakan ancaman terjadinya abortus, yang diatandai
dengan perdarahan pervaginam namun osteum uteri masih tertutup dan kondisi janin masih
baik.
2. Abortus Insipiens
Abortus dengan derajad terancam terjadi dengan serviks tanpak mendatar dan osteum uteri
telah terbuka, tetapi hasil konsepsi masih di dalam cavum uteri.
3. Abortus inkomplit
Sebagian hasil konsepsi telah lahir keluar rahim namun sebagiannya lagi masih berada di
dalam rahim
4. Abortus komplit
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri yang terjadi pada kehamilan kurang dari
20 minggu dengan berat bayi lahir kurang dari 500 gram.
5. Missed abortus
Fetus telah meninggal di dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi
sepenuhnya masih ada di dalam kandungan.

Jenis abortus lainnya[3]:


1. Abortus habitualis
Merupakan jenis abortus spontan yang terjadi 3 kali atau berturut-turut yang di sebbkan oleh
reaksi immunologis atau inkopetensi serviks
2. Abortus septik
Abortus yang di serta suatu proses infeksi pada peritoneum atau pembuluh darah, abortus
jenis ini biasanya diserti dengan demem dan kadar leukosit yang tinggi.

PATOGENESIS
Patofisiologi terjadinya abortus merupakan suatu kejadian yang multifactorial yang di
dasari oleh berbagai etiologi, pada umumnya terjadinya abortus di sebabkan oleh perdarahan
pada desidua basalis yang di sertai dengan nekrosis jaringan sekitarnya. Kontraksi uterus yang
terjadi pada pasien abortus diakibatkan karena terlepasnya ovum. Kontraksi ini menyebabkan
ekspulsi jaringan.[6]

Gambar 1. Patofisiologi abortus[7]


DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang. Pada anamnesis yang penting di tanyakan adalah riwayat kehamilan dan abortus
sebelumnya, perdarahan yang terjadi serta perdarahan yang keluar sebelum ke PLK dan riwayat
penggunaan obat-obatan. Pada pemeriksaan fisik perlu dilakukan pemeriksaan obstetric berupa
maneuver leopold, pemeriksaan DJJ dan melakukan inspeksi osteum serviks. Untuk pemeriksaan
penunjang yang perlu dilakukan adalah berupa pemeriksaan darah perifer dan darah serial
diantaranya pemeriksaan HB, leukosit, trombosit, LED. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan B-
HCG dan USG untuk pemeriksaan lebih lanjut.[6]

Gambar 2. Alur diagnosis[8]


Tabel 1. Jenis abortus beserta tanda untuk penegakan diagnosis[1]

TATALAKSANA
1. Abortus iminens[6]
Istirahatkan ibu dan berikan analgetik untuk mengurangi nyeriperiksa kada B-hCG dan
progesterone bila memungkinkan. Terminasi hanya di lakukan apabila terdapat tanda
perdarahan aktif dan berat dengan anemia dan syok hipovolemik.
2. Abortus insipiens[6]
Evakuasi sisa hasil konsepsi dengan kuretasi tajam, kuretasi dapat dilakukan dengan blok
paracervikal dan pasang infus 10-20 U oksitosis dalam NaCL 0,9% pada pasien yang
tidak terkontrol hasil konsepsi harus segera di evakuasi.
3. Abortus komplit[6]
Umumnya tidak membutuhkan terapi khusus, hanya apabila ragu dapat dilakukan
pemeriksaan USG untuk memastikan.
4. Missed abortion[6]
Pada trimester II uterus harus segera di kosongkan dengan metode dilatasi dan evakuasi.
Dilatasi serviks dapat menggunakan bisoprolol setelah itu dapat dievakuasi secara
mekanis. Pilihan lainnya dapat menggunakan PGE2 per vaginam.
5. Abortus septik[6]
Prinsip utama penanganan abortus septik yaitu vekuasi uterus dan pemberian antibiotik
sebelum, selama dan sesudah jaringan nekrotik diangkat. Pilihan antibiotik[6]:
- Ampisilin oral 500 mg/6 jam atau 1 g IV/4 jam
- Gentamisin 1,5 mg/kgBB/8 Jam IV atau IM
- Metronidazole oral 500 mg/6 jam atau 1 g IV/12 jam

Berikut alur tatalaksana abortus yang tersusu dalam bagan di bawah ini

Gambar 3. Manajemen abortus spontan[8]

KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi karena abortus adalah sebagai berikut[6]:
- Perdarahan massif dan persisten yang dapat menyebabkan syok hipovolemik
- Syok septik terutama pada abortus septik
- Infek berat
- Sinekia intrauterine
- Infertilitas
- Perforasi uterus
- Perforasi usus dan vesikaurinaria
DAFTAR PUSTAKA

1. Endi M, Dwiana O, Kemal A, Taufiq RA, Suharoyo WA, Arietta P, et al. Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Edisi Pert. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
2. Darmawati. Mengenali abortus dan faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus.
Idea J 2011;2(1):18.
3. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo Edisi ke-4. PT. Bina Pustaka;
2014.
4. Fauziah Y. Infertilitas dan Gangguan Alat Reproduksi Wanita. Yogyakarta: 2012.
5. Nainggolan LH. Aspek Hukum Terhadap Abortus Provokatus dalam Perundang-undangan
di Indonesia. Equality 2006;11(2):96–7.
6. Kayika PG, Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Perdarahan pada Kehamilan
Muda dalam buku Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius; 2016.
7. Giovanni N, Manuela M, Elisabetta M, Gian R, Gaspare C, Maurizio A. Role of the
Infections in Recurrent Spontaneus Abortion. International Society of Perinatal
Obstetricians. J Matern Neonatal Med 2011;24:983.
8. P GC, John A, B GT, Anthony D. Management of Spontaneous Abortion. Am Fam Phys
2005;72(7):1243–50.
BRAIN MAPPING
SOAL MCQ

1. Seorang pasien wanita berusia 23 tahun datang dengan keluhan bercak darah dari jalan lahir
sedikit demi sedikit. Keluhan juga disertai dengan nyeri Pasien saat ini sedang mengandung
dengan usia kehamilan 20 minggu. Pada pemeriksaan tampak bercak darah namun servik
masih tertutup rapat. Pada pemeriksaan USG bayi hidup dan sesuai masa kehamilan. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien?
a. Abortus imminens
b. Abortus inkomplit
c. Abortus insipiens
d. Abortus spontan
e. Kehamilan anembrionik

2. Ny. Ida berusia 25 tahun G1P0A0 datang dengan keluhan perdarahan banyak. Pasien saat ini
sedang hamil dengan usia kehamilan 20 minggu. Keluhan disertai nyeri perut dan keraam.
Pasien mengaku mempunya riwayat konsumsi alkohol selama hamil. Pada pemeriksaan
tampak perdarahan aktif disertai serviks yang telah terbuka namun hasil konsepsi masih di
dalam cavus uteri. Apakah diagnosis pada kasus ini?
a. Abortus anembrionik
b. Abortus insipiens
c. Abortus provokatus kriminalis
d. Abortus komplit
e. Missed abortus

3. Ny. Dewi berusia 23 tahun datang dengan keluhan perdarahan yang sangat banyak di
rumahnya, namun hingga sampai di puskesmas perdaran sudah tidak ada, saat ini pasien
mengaku hamil 15 minggu. Pasien mengalami diabetes militus stipe 1. Pada pemeriksaan
uterus teraba kenyal dengan ukuran tidak sesuai dengan usia kehamilan. Padapemeriksaa
obstetri tampak serviks tertutu sepenuhnya. Apakah diagnosis dari kasus tersebut?
a. Abortus provokatus
b. Abortus inkomplit
c. Abortus komplit
d. Abortus insipiens
e. Missed abortus

4. Ny. K berusi 26 tahun G2P0A1 datang dengan keluhan tidak ada perkembangan pada
kehamilannya, setelah 1 bulan sebelumnya pasien memeriksa kandungan di bidan dan
dikatakan usia kehamilan 15 minggu namun hingga saat ini pasien mengaku tidak ada
perkembangan pada kehamilannya. Dari pemerikksan obstetri serviks tampak tertutup dan
dokter mengatakan kepada pasien bahwa janin pasien sudah meninggal. Apakah diagnosis
dokter tersebut?
a. Abortus komplit
b. Abortus inkomplit
c. Missed abortion
d. Abortus provikatur medisinalis
e. Abortus provokatus kriminalis

5. Pengguguran kandungan dengan sengaja yang di lakukan atas dasar perkawinan di luar nikah
dengan menggunakan alat atau obat-obatan tertentu yang meginduksi persalinan tanpa
indikasi medis merupakan jenis abortus?
a. Missed abortion
b. Abortus provokatus nedisinalis
c. Abortus spontan
d. Blighted ovum

Anda mungkin juga menyukai