DEWI JOHARMANIK WANITA IDAMAN

BAPA.”
DALAM TEMARAM DAN DINGINNYA “BAPA! SeHARUSNYA
MALAM, sesosok PRIA MENYELINAP di BAPA BERKACA. BAPA ini
BALIK PEPOHONAN TAMAN Puri ISTANA SUDAH TUA.”
KERAJAAN Negeri BAGDAD. Sosok
“USIA BUKAn UKURAN
PRIA MENGENDAP-ENDAP MENGHINDARI
KASIH SAYANG ANTARA PRIA DAN
sorot LAMPU di TAMAN itu menuju
WANITA, Dewi.”
pintu KAMAR Dewi JOHARMANIK.
“SAYA TAHU! INGAT, BAPA!
MELIHAT pintu KAMAR TIDAK
BAPA MUSTAKI ADALAH PENDITA
terkunci, PRIA itu menerobos MASUK ke
KEPERCAYAAN BAGINDA. BAPA
DALAM KAMAR.
KEPERCAYAAN seluruh WARGA
“BAPA! ADA APA,
ISTANA DAN seluruh negeri ini.
BAPA?” Dewi JOHARMAnik
Sebelum MASALAHNYA MENJADI
terkejut.
KACAU, SEGERA TINGGALKAN
“MAAF, Dewi. BAPA KAMAR ini. Pergi!”
MASUK TANPA memberi TAHU,”
PENDITA MUSTAKI segerA pergi DARI KAMAR
SAHUT PENDITA MUSTAKI gugup.
itu. IA SANGAT terpukul oleh KATA-KATA
“ADA APA BAPA TENGAH
Dewi JohARMANIK. HATINYA TERLUKA. IA
MALAM menemui SAYA?” Dewi
MENGANCAM AKAN MEMBALAS SAKIT
JOHARMANIK BERTANYA.
HATINYA. IA berjALAN SETENGAH BERLARI
“TENGAH MALAM MEMAng
KEMBALI ke DALAM KAMARNYA.
SAAT YANG TEPAT untuk SEPERGINYA PENDITA MUSTAKI, Dewi
MENYAMPAIKAN MAKSUD
JOHARMANIK BERLARI ke ARAH pintu. IA
BAPA.”
menutup pintu, LALU MENGUNCINYA. IA
“MAKSUD BAPA?” memBALIKKAN BADANNYA, KEMUDIAN

“SUDAH LAMA MAKSUD ini KEMBALI ke TEMPAT tidur. IA

AKAN BAPA SAMPAIkan. AKAN MEMBANTINGKAN BADANNYA ke TEMPAT

TETAPI, BAPA TIDAk ingin ORANG tidur. WAJAHNYA dibenAMKAN ke BAWAH

LAIN TAHu. HANYA Dewi YANG BANTAL SAMBIL MENANGIS tersedu. IA

perlu TAHU MAKSUD BAPA. mengutuk NIAT buruk PENDITA MUSTAKI.
BAPA ingin SEORANG WANITA Di KAMArnya, PENDITA
PENDAmping. BAPA ingin Dewi MUSTAKI duduk termenung. KEDUA
YANG MENDAMPINGI BAPA.” TANGANNYA MEMEGANGi KEPALA SAMBIL

“APA? APA SAYA MEMIKIRKAN CARA untuk MEMBALASKAN

TIDAK SALAH DENGAR?” RASA SAKIT HATINYA KEPADA Dewi

JOHARMANIK. PENDITA MUSTAKI BAngkit
“TIDAK! Dewi ADALAH
DARI TEMPAT duduk, LALU BERJALAN ke
ARAH ALMARI. DIA MENGAMBIL SECARIK DATANGLAH PRAjurit UTUSAN PENDITA
KERTAS DAN PENA untuk menulis SURAT. MUSTAKI. PRAJURIT itu BERJALAn ke ARAH

KARENA KECEWA, IA BERNIAT HENDAK BAGINDA.

meNEBAR fitnAH MELALUI SURAT. SURAT “Ampun, YANG MULIA. HAMBA
itu AKAN DISAMPAIKAN KEPADA diutus PENDITA MUSTAKI MENYAMPAIKan
BAGINDA BADRULKAMARI AGAR Dewi SURAT ini,” KATA PRAJURIT SERAYA
JOHARMANIK YANG DINYATAKAN bersimpuh di HADAPAN BAGINDA.
BERSALAH oleh BAGINDA. MAKSUDNYA,
DENGAN NIAT JAHAT itu, YANG

MENDAPAT HUKUMAN DARI BAGINDA

ADALAH Dewi JOHARMANIK, BUKAN

DIRINYA. PENDITA MUSTAKI

MEMANFAATKAN KEPERCAYAAN

BAGINDA untuk MEMFITNAH Dewi

JOHARMANIK. IA berpikir DALAM

BENAKNYA, “BAGINDA PASTI PERCAYA.”

SETELAH SURAT SELESAI ditulis, PENDITA

MUSTAKI mengutus SEORANG PRAJURIT

untuk mengANTARKANNYA KEPADA

BAGINDA BADRULKAMARI. SemenTARA itu,

di MEKAH BAGINDA BADRULKAMARI
SEDANG MEMBAGIKAN SEDEKAH KEPADA

FAKIR miskin. PARA PENGAWAL DAN

PRAJURIT sibuk MEMBANTU BAGINDA.

PARA FAKIR miskin SATU per SATU

MENERIMA PEMBERIAN BAGINDA.

MEREKA MERASAKAN HARKAT

KEMANUSIAAN MEREKA TERANGKAT.

MEREKA BANGGA DAPAT duduk

BERDAMPINGAN DENGAN PARA PEMBESAR

KERAJAAN. SEBAGAI pemimpin, BAGINDA

TIDAK memBEDA-BEDAKAN STATUS

MANUSIA. MEREKA BENAR-BENAR

TERHARU DENGAN KATA-KATA YANG sering

DIUCAPKAN BAGINDA, “Di HADAPAN

SANG PENCIPTA, MANUSIA itu SAMA

SAJA. YANG MEMBEDAKAN HANYA AMAL

PERBUATANNYA.”

Di TENGAH KEGEMBIRAAN itu,