Oleh:
Preseptor:
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Diagnosis dan Tatalaksana
Diabestes Gestasional.”
Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
Daftar Singkatan iv
Daftar gambar v
Daftar tabel vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi 3
2.2 Insidens 3
2.3 Patogenesis 3
2.4 Patofisiologi 7
2.5 Klasifikasi 8
2.6 Kriteria diagnosis 10
2.7 Penatalaksanaan 16
2.8 Komplikasi 24
BAB 3 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA 25
DAFTAR SINGKATAN
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
seorang ibu yaitu pertama, ibu tersebut memang telah menderita diabetes
mengalami diabetes atau munculnya diabetes pada saat hamil, keadaan yang
ibu, akibat dari komplikasi diabetes itu sendiri. Untuk melakukan persalinan
oleh Duncan (dikutip oleh Adam) sejak satu abad yang lalu. Walaupun
1
demikian barulah pada tahun 1980 WHO mengakui diabetes melitus
yang terjadi atau pertama kali ditemukan pada saat kehamilan berlangsung.3,10
pengobatan insulin atau dengan diet saja, demikian pula apakah gangguan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
intoleransi glukosa atau karbohidrat dengan derajat yang bervariasi yang terjadi
2.2 INSIDENS
3
Insidens DMG bervariasi antara 1,2 – 12%. Kepustakaan lain
Perbedaan insidens DMG ini terutama disebabkan oleh karena perbedaan kriteria
3,2
diagnosis materi penyaringan yang diperiksa. Di Amerika Serikat insidens kira-
kira 4%.10,8
Kejadian DMG juga sangat erat hubungannya dengan ras dan budaya
seseorang. Contoh yang khas adalah DMG pada orang kulit putih yang berasal
dari Amerika bagian barat hanya 1,5-2%, sedangkan penduduk asli Amerika yang
berasal dari barat daya Amerika mempunyai angka kejadian sampai 15%. Pada ras
Asia, Afrika–Amerika dan Spanyol insidens DMG sekitar 5-8% sedangkan pada
2.3 PATOGENESIS9
a. Metabolisme Karbohidrat
hamil salah satunya adalah penurunan resistensi insulin, hal ini telah di buktikan
oleh beberapa peneliti dimana wanita hamil mengalami angka kejadian untuk
trimester ketiga, hal ini dipengaruhi oleh hormon yang diproduksi saat masa
1. Hiperinsulinemia
berlebihan pada wanita hamil adalah akibat dari hipertrophy dan hiperplasia dari
sel β pankreas, hal ini akan menimbulkan efek hipereaktifitas dari sekresi insulin
Penurunan kadar gula darah puasa juga adalah hal yang biasa terjadi pada
wanita hamil, hal ini dapat dijelaskan dimana adalah akibat dari distribusi glukosa
yang meningkat, selain itu juga adalah akibat penurunan alanine, penurunan
alanine berakibat glukoneogenesis tidak dapat berlangsung dengan baik, selain itu
2. Metabolisme Lemak
Ada dua hal yang terjadi pada metabolisme lemak pada wanita hamil :
1. Stimulasi lipolisis dan ketogenesis yang progresif pada saat kehamilan, hal
ini disebabkan oleh hormon yang di sekresi pada masa kehamilan, seperti
menstimulasi pelepasan free fatty acid dari jaringan adiposa. pada saat
setelah makan,kadar insulin di dalam tubuh wanita hamil meningkat,
selain itu juga disebabkan karena peningkatan intake makanan yang akan
3. Metabolisme Protein
Sirkulasi dari asam amino pada wanita hamil berkurang dibandingkan wanita
normal, mekanisme yang mendasari penurunan kadar asam amino pada saat puasa
maternal uptake akibat respon dari postprandial hiperinsulinemia, selain itu juga
a. Insulin Resistance
diabetes melitus tipe1 yang dikarakteristikkan dengan total insulin defisiensi dan
defisiensi relatif. Pada kondisi diabetes melitus tipe 1 dan 2 disertai kehamilan
meningkat dan tidak terkontrol, dan hal resiko ini akan meningkat akibat
kehamilan, oleh karena itu kadar gula darah pada diabetes melitus pregestasional
terutama DM tipe 1, harus selalu di kontrol. Pada pasien DM tipe 2 yang hamil
pola diet.6
Pada wanita hamil, keadaan yang terjadi adalah dimana terjadi insulin
resistance, pada umumnya hal ini dapat dikompensasi dengan pengeluran insulin
yang lebih banyak, namun pada wanita hamil dengan diabetes melitus gestasional
tidak mampu untuk mengkompensasi insulin resistance. Hal ini disebabkan karena
disfungsi dari sel β pankreas, etiologi yang menjelaskan disfungsi sel β ada
beberapa, yaitu akibat sirkulasi antibodi terhadap pancreatic islet antigen, ada
teori lain yang menyebutkan bahwa gen glukokinase menyebabkan disfungsi sel β
pankreas
Hal yang dikhawatirkan terjadi pada DMG adalah ketosis pada saat puasa,
pada kasus dengan pasien overweight dapat mentoleransi asupan kalori hinggal 25
kcal per kilogram berat badan, asupan yang lebih rendah dari itu akan beresiko
untuk terjadinya ketosis, oleh karena itu asupan kalori dan pengobatan insulin
2.4 PATOFISIOLOGI
menunjang pemasokan makan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa
dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat
mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
reabsorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut
mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut tekanan deabetogenik dalam
kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah
masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin
wanita hamil meningkat dan mencapai 3 kali dari keadaan normal hal ini
human plasenta laktogen (HPL) yang dihasilkan oleh plasenta yang mempunyai
sifat kerja mirip pada hormon tubuh yang bersifat diabetogenik. Pembentukan
maternal selama kehamilan yakni plasenta mempunyai peranan yang khas dengan
reseptor insulin bagian distal yakni post reseptor. Hornes dkk (dikutip oleh
(GIP) pada tes glukosa oral dengan tes glukosa oral pada kehamilan normal
dan DMG. Mereka meyakini bahwa kerusakan respon GIP ini yang mungkin
terhadap insulin meningkat. Pada sebagian besar wanita hamil keadaan resistensi
oleh sel beta. Pada sebagian kecil wanita hamil, kesanggupan sekresi insulin tidak
2.5 KLASIFIKASI
diperluas pada tahun 1985, yang kemudian dilakukan revisi yang ketiga atau yang
berikut:8
Catatan : Diabetes melitus pada sirosis hati belum bisa di kelompokkan ke dalam
klasifikasi diatas karena mekanismenya belum dapat ditentukan
dengan pasti.
Keadaan ibu dan anak pada wanita DM hamil tergantung pada berat dan
renal.3,9,6
menurun secara tajam pada semua klasifikasi, maka sistem ini digunakan sampai
hamil.5,6
mata, ginjal, jantung mempunyai akibat yang sangat berarti pada anak. Klasifikasi
Secara klinis diagnosis DM dapat dilakukan oleh adanya gejala yang khas,
yaitu : polidipsi, poliuri, berat badan turun tanpa sebab yang jelas. Dengan adanya
hiperglikemia pada satu kali pemeriksaan glukosa plasma sewaktu sesuai dengan
“study group” WHO 1985. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) diperlukan apabila
- Keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
Kriteria Diagnosis DM :
Atau
Atau
3. Kadar glukosa plasma2 jam pada TTGO ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO
Risiko rendah :
Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :
Risiko sedang :
o Wanita dengan ras Hispanik, Afrika, Amerika Utara, Asia Timur, dan Asia
Risiko tinggi :
glukosuria (air seni mengandung glukosa) perlu dilakukan tes gula darah
secepatnya.
gula darah diulang pada minggu 24-28 kehamilan atau kapanpun ketika pasien
darah berlebihan).
Dalam keadaan berpuasa pada pagi hari, diambil contoh darah kemudian
diberikan beban glukosa 75 gram. Contoh darah berikutnya diperiksa dua jam
setelah beban glukosa. Kriteria diagnosis yaitu ≥ 126 mg% atau/dan dua jam ≥
200 mg%. Yang mempunyai kadar glukosa darah puasa antara 110-126 mg% dan
dua jam antara 140-200 mg% disebut toleransi glukosa terganggu. Khusus untuk
wanita hamil yang tergolong toleransi glukosa terganggu pun harus dikelola
sebagai DM.
Cara O’Sullivan-Mahan terdiri atas dua tahap yaitu TTG dan TTGO. Semua
wanita hamil yang datang untuk penyaringan baik dalam keadaan puasa atau tidak
diberikan beban glukosa 50 gram yang dilarutkan dalam 200 ml air dan segera
diminum. Satu jam kemudian diambil contoh darah plasma vena untuk periksa
140 mg%)
≥ 200 mg% maka tidak perlu lagi melakukan TTGO, tetapi langsung
pada TTGO pada umumnya. Pasien harus makan yang mengandung cukup
selama 8-12 jam. Tes dilakukan pada pagi hari dalam keadaan puasa. Diambil
contoh darah kemudian diberikan minnum glukosa 100 gram yang dilarutkan
dalam 200 ml air. Pengambilan contoh darah berikutnya dilakukan pada satu, dua
dan tiga jam setelah pemberian. Kadar normal adalah puasa < 105 mg%, satu jam
< 190 mg%, dua jam < 165 mg% dan tiga jam 145 mg%. Disebut DMG apabila
lakukan penyaringan DMG atau cukupkah penyaringan hanya pada mereka yang
dianggap kelompok risiko tinggi saja Skrining pada semua wanita hamil
merupakan cara yang paling ideal, namun kita perlu mengakui cara ini
tinggi ternyata sebagian wanita DMG tidak akan ikut terjaring. Adam melaporkan
hasil penyaringan di Ujung Pandang pada dua periode yang berbeda dan
mendapatkan insiden DMG lebih tinggi pada kelompok risiko tinggi. Dari 42
wanita DMG yang ditemukan pada penyaringan periode kedua ternyata 29 wanita
hamil termasuk risiko tinggi dan 13 sisanya tidak tergolong risiko tinggi. Dengan
kata lain apabila penyaringan hanya dilakukan pada wanita yang tergolong risiko
tinggi, 31% penderita tidak terjaring. Oleh karena itu hampir semua sepakat
bahwa penyaringan untuk DMG harus dilakukan pada semua wanita hamil.2
memberikan hasil tes negatif yang terlalu tinggi, sebaliknya pada kehamilan yang
dan diulang kembali pada minggu gestasi ke- 24-28 apabila hasil tes negatif.
ahli penyakit dalam, ahli obstetri, ahli gizi dan dokter spesialis anak. Tujuan
puasa < 95 mg/dL, satu jam sesudah makan < 140 mg/dL, dua jam sesudah makan
Pengaturan diet yang sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh ahli gizi.
Tabel 2.5 Sasaran Glukosa Darah untuk DMG dan wanita hamil dengan DMT1
dan DMT213
Waktu Pemeriksaan Sasaran Glukosa Darah
DM Gestasional Puasa < 95 mg/dL
1 jam setelah makan <140 mg/dL
2 jam setelah makan <120 mg/dL
DMT 1 dan DMT 2 Sebelum makan, Waktu 60-99 mg/dL
tidur, dan sepanjang
malam (overnight
glucuse)
Puncak setelah makan 100-129 mg/dL
antara (peak post prandial
glucose)
A1C (dengan catatan < 6 %
tidak terjadi hipoglikemi)
1. untuk memberikan zat gizi yang diperlukan bagi ibu dan janinnya
2. untuk mengendalikan kadar glukosa
Tabel 2.6 Asupan Kalori Harian dan Pertambahan Berat Selama Hamil yang
Dianjurkan pada Wanita dengan Diabetes Gestasional dengan dan Tanpa Terapi
Insulin
Berat saat ini dalam Asupan Pertambahan berat
kaitannya dengan berat Kalori yang dianjurkan selama
tubuh ideal Harian kehamilan
(kkal/Kg) (pon)
< 80 – 90 % 36 – 40 28 – 40
80 – 120 % (ideal) 30 25 – 35
120 – 150 % 24 15 – 25
>150 % 12 – 18 15 - 25
Perlu selalu diingat bahwa menyusun diet pada DMG tidak semata-mata
untuk mencapai normoglikemia, tetapi pengaturan diet baik jumlah kalori maupun
Jumlah kalori yang dibutuhkan antara 30-35 kcal/kg berat badan ideal
kcal/hari). Jumlah kalori ini terdiri atas 60-70% hidrat arang, 10-15%
protein dan sisanya lemak 20-25%. Jumlah kalori tersebut diberikan dalam
Di klinik yang maju, semua pasien DMG diberi edukasi untuk memantau
makan dan waktu tidur (untuk menilai risiko hipoglikemia), 2 jam setelah
pengendalian DM baik bila HbA1c < 6,5%, sedang bila 6,5 – 8% dan
b. Olah Raga
saja. olahraga yang sesuai adalah olahraga yang menggunakan otot tubuh bagian
atas sehingga tidak menimbulkan stres mekanik. Dianjurkan untuk latihan ringan
teratur 1/1,5 jam setelah makan, termasuk penderita yang dirawat dirumah sakit
(bed exercise).3,5
c. Insulin
0,8 unit/ KGBB ibu. Pada trimester pertama kebutuhannya 0,7 unit/KGBB. Pada
0,9 – 1 unit/KGBB.6
Jika dengan pengaturan makan selama dua minggu tidak mencapai sasaran
normoglikemia maka insulin harus segera dimulai. Pasien DMG yang ditemukan
setelah umur kehamilan 28 minggu dengan kadar glukosa darah puasa. > 130
mg/dL dianjurkan agar segera dimulai dengan insulin oleh karena pengobatan
setelah 30 minggu sulit untuk mencegah hiperplasia sel beta dan hiperinsulinemia
janin.
meningkatnya usia kehamilan. Insulin yang dipakai adalah human insulin. DMG
dengan hiperglikemia hanya pada pagi hari, cukup diberikan suntikan insulin kerja
menengah sebelum tidur malam. Pasien dengan hiperglikemia pada keadaan puasa
maupun sesudah makan diberikan insulin kombinasi kerja menengah dan kerja
cepat, pagi dan sore hari. Dosis insulin diperkirakan antara 0,5-1 U/kg berat
Badan, 2/3 diberikan pagi hari dan 1/3 pada malam hari. Hanya pada keadaan
tertentu dimana belum terkendali dengan pemberian 2 kali perlu diberikan 4 kali
sehari yaitu 3 kali insulin kerja cepat ½ jam sebelum makan dan insulin kerja
Tabel 2.7 Cara Pemberian Insulin Berdasarkan Kadar Glukosa Darah Setelah
Gagal Dengan Diet.6
Kadar glukosa darah Pemberian insulin
c. OHO8
Namun pada keadaan tertentu dapat digunakan OHO yang masih dapat ditoleransi
oleh wanita hamil dengan diabetes melitus yaitu Metformin (tablet 500 mg),
dimulai dari 250 mg untuk hari pertama, setiap 3 hari naik 250 mg hingga
memenuhi target glikemik untuk DMG, jika sudah mencapai dosis 750 mg namun
target belum tercapai maka ditambahkan Glyburide (tablet 5 mg) dimulai dengan
dosis 2,5 mg dan tambah 2,5 mg setiap hari dengan dosis maksimal 10 mg. OHO
lain yang dapat digunakan dan aman untuk DMG adahal Acarbose dan Incretine.
Dikatakan terapi gagal jika sudah mencapai dosis OHO maksimal namun belum
mencapai target 7.
d. PENANGANAN OBSTETRI 3
edukasi bagi pasien yang optimal. Kadar glukosa yang diharapkan GDP 70 – 100
mg/dL, kadar GD2PP 100 – 120 mg/dL, dan kadar HbA1C > 10 sangat beresiko
pengendalian glukosa dapat berjalan dengan baik, selain itu juga dapat memberi
kesempatan bagi dokter untuk memberi edukasi yang optimal untuk penderita.
mendeteksi adanya defek medula spinalis dan anomali yang lain. Pada penderita
pertumbuhan janin yang berlebihan atau terhambat serta volume cairan amnion.
Rawat inap sangat dianjurkan bagi ibu dengan diabetes yang tidak terkendali dan
memiliki hipertensi. Pada kelompok ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol dan
menolak untuk dirawat inap, angka kematian perinatal nya meningkat 2 kali lipat
Tujuan penanganan obstetri ibu Diabetes Gestasional (DMG) pada
trimester tiga kehamilan adalah untuk mencegah terjadinya Kelainan Janin Dalam
Rahim (KJDR) dan asfiksia dan juga meminimalkan morbiditas maternal yang
plasenta (FDJP). Skor < 5 merupakan tanda gawat janin. Penilaian ini
Pada saat seksio sesarea, penatalaksanaan ibu DMG dikerjakan seperti yang
Janin yang sehat (skor FDJP > 6 ) dapat dilahirkan pada umur kehamilan 38
dianjurkan persalinan pada umur kehamilan 38 minggu. Ibu hamil DMG tidak
perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik, namun harus selalu
minggu).
Bayi dari ibu DMG harus dikelola sejak lahir dan dicegah terjadinya
Kadar kalsium dan magnesium harus diperiksa pada umur 6, 12, 24, dan 48
jam.
Hematokrit harus diperiksa dari tali pusat dan selanjutnya pada umur 4 dan 24
jam.
Kemungkinan – kemungkinan yang dapat terjadi pada janin dan bayi dari
ibu diabetes, yaitu: makrosomia, kematian janin, trauma lahir dan asfiksia
vena renalis.
2.8 KOMPLIKASI
melahirkan bayi sehat. Akan tetapi, diabetes gestasional yang tidak dimonitor
dengan baik dapat mengakibatkan kadar gula darah yang tidak terkontrol yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan pada sang ibu dan bayi, termasuk
difusi, sedangkan asam amino berdifusi secara aktif. Fetus normal merupakan
penerima pasif glukosa pada ibu, pada ibu yang gula darahnya tidak terkontrol
dengan baik akan menyebabkan sejumlah besar glukosa dari ibu menembus
plasenta, menuju janin, sehingga terjadi hiperglikemia pada janin, sel beta
pankreas pada janin akan menyesuaikan diri terhadap tingginya kadar glukosa
glukosa darah ibu, yang akhirnya akan merangsang pertumbuhan somatik yang
Banyak bukti menyebutkan bahwa insulin dan insulin like growth factor I
ini yang secara struktural adalah polipeptida mirip pro insulin diproduksi oleh
hampir semua organ janin, dan merupakan perangsang kuat deferensiasi dan
Distress Syndrome)
Ibu dengan kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko untuk
demikian, karena bayinya tumbuh terlalu besar. Bayi yang dilahirkan sebelum
kadar gula darah yang rendah (hipoglikemia) setelah dilahirkan, karena kadar
insulin dalam tubuhnya yang tinggi. Hipoglikemia berat yang dialami oleh bayi
dapat mengakibatkan kejang pada bayi. Pemberian nutrisi secara cepat dan
Tabel 2.9 Komplikasi Nenoatus pada janin pada ibu dengan DMG9
Komplikasi
Makrosomia
Hipoglikemia
Hipirbilirubinemia
Hipokalsemia
Polisitemia
Trombositopenia
Hyaline Membrane Disease
Kelainan Mayor
mengalami tekanan darah yang tinggi selama kehamilan. Hal tersebut juga akan
meningkatkan risiko ibu untuk terkena preeklampsia dan eklampsia, yaitu 2 buah
komplikasi serius dari kehamilan yang menyebabkan naiknya tekanan darah dan
berikutnya. Selain itu, ibu juga berisiko untuk menderita diabetes tipe 2 di
kemudian hari dan anak-anak mereka rentan mengalami diabetes dan kegemukan
di kemudian hari. Akan tetapi dengan mengatur gaya hidup seperti makan
perubahan gaya hidup, yaitu yang pertaama dengan pengaturan berat badan, diet,
dan latihan. Wajib melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa dan glukosa
1. Abortus
trimester pertama, hanya wanita dengan DM tipe 1 dan konsentrasi hba1c lebih
2. Malformasi
sebelum konsepsi maupun selama awal kehamilan, hal ini dipengaruhi dengan
penyakit yang lebih dari 10 tahun, peneliti mengamati bahwa wanita yang
pengendalian glukosa perikonsepsinya optimal memiliki angka kejadian
terkontrol
3. Hidramnion
indeks cairan amnion yang sejajar dengan kadar glukosa cairan amnion.
4. Hipoglikemia
Penurunan cepat konsentrasi glukosa plasma setelah lahir adalah khas pada
bayi dari ibu diabetik. Hal ini diperkirakan oleh hiperplasia sel-sel islet beta janin
yang dipicu oleh hiperglikemik kronik pada ibu. pengenalan dini dan pengobatan
5. Hipokalsemia (Ca)
adalah gangguan metabolik utama pada bayi dari ibu diabetes. penyebabnya
belum diketahui pasti. Namun ada teori yang diajukan, antara lain adalah
PEMANTAUAN LANJUT
melakukan tes toleransi glukosa oral 75 gram 4-6 minggu setelah persalinan dan
karena 50% penderita DMG akan berkembang menjadi DM tipe 2 dalam 5 -20
karena itu penggunaan kontrasepsi oral estrogen pada wanita dengan diabetes
kontrasepsi oral diberikan dengan dosis serendah mungkin dan sebaiknya hanya
diberikan pada wanita yang tidak mengalami vaskulopati dan tidak mempunyai
Karena berbagai alasan tersebut maka solusi untuk penggunaan alat kontrasepsi
3.1 Kesimpulan
Gestasional.