NIM : 11905069
Pada saat itu, Allah mengirimkan burung-burung ababil untuk menjatuhkan batu-batu
pembawa wabah penyakit kepada pasukan Gajah yang sedang berupaya menghancurkan
tempat suci dan bersejarah umat Islam, Ka’bah.
Di tahun Gajah inilah, Nabi Muhammad lahir di Makkah, dan besar sebagai anak yatim
karena Ayah Nabi Muhammad, Abdullah telah wafat sebelum Nabi Muhammad lahir. Nabi
Muhammad dididik dan dibesarkan oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah.
Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Nabi Muhammad dibesarkan oleh
kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Namun tak berselang lama, setelah dua tahun
bersama sang kakek tercinta, Nabi Muhammad harus rela ditinggalkan kakek yang turut
membesarkannya.
Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Nabi Muhammad kemudian diasuh
oleh pamannya, Abu Thalib. Meskipun hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi
kebutuhan hidup, namun Abu Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan
bersedekah kepada sesama.
Meskipun dalam keadaan sulit, namun Nabi Muhammad dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik bersama pamannya.
Selain karunia wajah yang bersinar, Rasulullah juga diberikan wahyu pertama yang sungguh
luar biasa dari Allah SWT. Menjelang diturunkannya wahyu pertama, Rasulullah
mendapatkan sebuah mimpi di mana Malaikat Jibril datang menghampirinya.
Nabi Muhammad pun merenung dan memikirkan mimpi yang dialaminya, dengan
menyendiri di Gua Hira. Kemudian di tempat itulah, Nabi Muhammad diperlihatkan Allah
bahwa mimpi yang dialaminya benar adanya.
Pada saat itu, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dan menurunkan wahyu pertama yang
diberikan Allah SWT. Saat itulah, Allah menurunkan ayat dari QS Al-Alaq 1 – 4, yaitu
sebagai berikut :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad pulang dengan perasaan takut. Namun di sinilah
waktu di mana kisah kerasulan Nabi Muhammad dimulai.
Di mana Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir yang akan membawa kedamaian bagi
seluruh umat manusia.
Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib,
dan Bilal bin Rabah, merupakan orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya. Setelah
beberapa tahun melakukan kegiatan dakwah secara rahasia, kemudian Allah memberikan
perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.
Perintah ini seperti yang tercantum dalam QS Al-Hijr ayat 94 yaitu sebagai berikut : “Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad ini terjadi pada tahun ke-11
kepemimpinan Nabi Muhammad.
Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang Nabi Muhammad. Ia harus
kehilangan istri tercinta yang selalu mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak
kecil.
Namun setelah peristiwa itu, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasulullah
melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan ini disebut juga
dengan Isra Miraj’.
Isra di sini ketahui sebagai perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa, menuju langit ke-
7 yang disebut dengan Miraj’. Pada peristiwa inilah, Rasulullah mendapatkan perintah sholat
5 waktu yang wajib ditunaikan seluruh umat muslim.
Pada saat itulah, seluruh umat muslim berduka dan harus merelakan suri tauladan yang tidak
lelah mengajarkan kebaikan dalam menjalani kehidupan.
Peristiwa ini akan selalu dikenang umat muslim sebagai peristiwa besar dan bersejarah dari
perjalanan seorang yang memiliki segala sifat baik dan kemuliaan.