SEKOLAH
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul ”Kipi dan Cara Mengatasinya”.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa ada bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan serta arahan baik secara moril maupun materil.Untuk itu
saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
Dari pembuatan makalah ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu saya sangat mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah selanjutnya
yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
Halaman Judul ..............................................................................................................................
1
Kata Pengantar..............................................................................................................................2
Daftar Isi.......................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
C. Tujuan ..............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................6
A. Pengertian KIPI................................................................................................................6
B. Faktor Penyebab KIPI.......................................................................................................6
C. Gejala Klinis KIPI
D. Kelompok Resiko Tinggi KIPI.........................................................................................7
E. Survailans KIPI
F. Evaluasi Kejadian KIPI.....................................................................................................7
G. Penanggulangan KIPI........................................................................................................9
A. Kesimpulan.......................................................................................................................10
B. Saran..................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi sebagai salah satu pencegahan upaya preventif yang berdampak
positif terhadap kesehatan masyarakat harus dilaksanakan secara terus menerus,
3
menyeluruh, dan sesuai standar sehingga mampu memutus mata rantai penularan
penyakit serta menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit (Depkes RI, 2005). Imunisasi juga dapat menimbulkan
dampak yang tidak diinginkan seperti efek panas setelah imunisasi DPT dan campak.
Sebetulnya, masih ada efek lain daripada itu seperti sakit pada tempat suntikan,
warna kemerahan di sekitar bekas tempat suntikan, anak yang menangis terus
menerus setelah mendapat imunisasi DPT. Kejadiannya agak jarang, sehingga sering
luput dari perhatian orangtua balita (Narulita, 2012).
Gejala klinis pasca imunisasi dapat timbul secara cepat maupun lambat dan
dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi
lainnya. Tanda dan gejala yang muncul dari efek samping setelah imunisasi pada
bayi satu dengan yang lain akan berbeda, tergantung daya tahan tubuh bayi.
Beberapa bayi akan akan sulit tidur, lebih mudah menangis dan gelisah. Hal tersebut
bukan karena vaksin yang tidak cocok, namun disebabkan karena naiknya suhu
badan yang membuat bayi anda tidak nyaman. Bahkan berhasil atau tidaknya
imunisasi bisa dilihat setelah dilakukan imunisasi, dengan tanda perubahan suhu
tubuh bayi yang meningkat atau bengkak disekitar area suntikan. Efek samping
imunisasi, seperti peningkatan suhu tubuh sering membuat orangtua panik, serba
salah bahkan ikut menangis melihat kondisi bayi (Susanti, 2014). Kejadian yang
memang akibat imunisasi tersering adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik
pelaksanaan (pragmatic errors). Tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh
imunisasi karena sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi
(Dokter Anak Indonesia, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengertian dari KIPI?
2. Apa saja penyebab dari KIPI?
3. Apa saja gejala klinis KIPI?
4. Apa saja kelompok yang beresiko tinggi terkena kipi KIPI?
5. Bagaimana survailans KIPI?
6. Bagaimana evaluasi kejadian KIPI?
7. Bagaimana penanggulangan KIPI?
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengertian dari KIPI.
2. Untuk mengetahui penyebab dari KIPI.
3. Untuk mengetahui gejala klinis KIPI.
4. Untuk mengetahui kelompok yang beresiko tinggi terkena kipi KIPI.
5. Untuk mengetahui survailans KIPI.
6. Untuk mengetahui evaluasi kejadian KIPI.
7. Untuk mengetahui penanggulangan KIPI.
5
BAB II
ISI
A. Pengertian KIPI
KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa reaksi
vaksin, reaksi suntikan, efek farmakologis, kesalahan prosedur, koinsiden atau
hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. (Akib, 2011; Kemenkes RI, 2013)
KIPI serius merupakan kejadian medis setelah imunisasi yang tak diinginkan yang
menyebabkan rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang menetap atau
signifikan dan kematian, serta menimbulkan keresahan di masyarakat. (Kemenkes,
2013)
B. Faktor Penyebab KIPI
Kelompok Kerja (Pokja) KIPI Depkes RI membagi penyebab KIPI menjadi 5
kelompok faktor etiologi yaitu:
6
b. Reaksi suntikan
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik
langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi
suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat
suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut,
pusing, mual, sampai sinkope.
7
Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi menjadi gejala
lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat
KIPI terjadi makin cepat gejalanya.
1. Reaksi KIPI lokal
Abses pada tempat suntikan
Limfadenitis
Kelumpuhan akut
Ensefalopati
Ensefalitis
Meningitis
Kejang
Reaksi anafilaksis
Syok anafilaksis
Episode hipotensif-hiporesponsif
Osteomielitis
Setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus dilakukan observasi selama 15 menit. untuk
menghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam
jangka waktu tertentu
D. Kelompok Resiko Tinggi KIPI
8
Hal yang harus diperhatikan untuk mengurangi risiko timbulnya KIPI yaitu apakah
resipien termasuk dalam kelompok risiko. Kelompok risiko adalah anak yang
mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu dan bayi berat lahir rendah.
Jadwal imunisasi bayi pada bayi kurang bulan harus memperhatikan: titer imunitas
pasif melalui transmisi maternal lebih rendah dari pada bayi cukup bulan, apabila
berat badan bayi kecil (<1.000 gram) imunisasi ditunda dan diberikan setelah bayi
mencapai berat 2.000 gram atau berumur 2 bulan; kecuali untuk imunisasi hepatitis B
pada bayi dengan ibu yang HBs Ag positif.
E. Survailans KIPI
Adalah kegiatan untuk mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat,
mengurangi dampak negatif imunisasi untuk kesehatan individu dan pada program
imunisasi dan merupakan indikator kualitas program. Kegiatan survailans KIPI meliputi
1. Mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah kesalahan program
9
2. Mengidentifikasi peningkatan rasio KIPI yang tidak wajar pada petunjuk vaksin
atau merek vaksin tertentu
3. Memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga KIPI merupakan koinsiden (suatu
kebetulan)
4. Memberikan kepercayaaan masyarakat pada program imunisasi dan memberi
respon yang tepat terhadap perhatian orang tua/masyarakat tentang keamanan
imunisasi di tengah kepedulian (masyarakat dan professional) tentang adanya
resiko imunisasi
5. Memperkirakan angka kejadian KIPI (rasio KIPI) pada suatu populasi (Depkes
RI, 2006, p.98).
F. Evaluasi Kejadian KIPI
Evaluasi yang dilakukan terdiri dari evaluasi rutin dan tahunan.
1. Evaluasi rutin
Evaluasi rutin dilakukan oleh Komda PP-KIPI/Dinkes provinsi minimal 6
bulan sekali. Evaluasi rutin untuk menilai efektivitas pemantauan KIPI.
2. Evaluasi tahunan
Evaluasi tahunan dilakukan oleh Komda PP-KIPI/Dinas Kesehatan Provinsi
untuk tingkat provinsi dan Komnas PP-KIPI/sub-direktorat Imunisasi untuk
tingkat nasional. Perkembangan KIPI dapat dinilai dari data laporan tahunan di
tingkat propinsi dan nasional.
G. Penanggulangan KIPI
1. Pencegahan primer
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. KIPI adalah kejadian medis yang berhubungan dengan imunisasi, baik berupa
reaksi vaksin, reaksi suntikan, efek farmakologis, kesalahan prosedur ataupun
koinsiden.
2. Kelompok risiko adalah anak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi
terdahulu dan bayi berat lahir rendah.
3. Faktor resiko KIPI adalah Kesalahan program/teknik pelaksanaan (Programmic
errors), Reaksi suntikan, Induksi vaksin (reaksi vaksin), Faktor kebetulan
(konsiden) dan Penyebab yang belum diketahui
4. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi rutin dan tahuhan.
5. Penanggulangan KIPI terdiri dari pencegahan primer dan penanggulangan medis
KIPI.
12
DAFTAR PUSTAKA
- Hadiati,dkk. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan
-
13
14