ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
PADA SCHIZOFRENIA SIMPLEKS DI RUANG JIWA C
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK ANGKATAN II
AGUNG PURWANTO
ADE SITINJAK
ANA FADILLAH
ANIS YULIASTUTIK
DWI ESTUNING RAHAYU
ELIS ELISABET
NUR ENDARTINI
BAB I
PENDAHULUAN
melakukan interaksi peran serta yang tinggi , disertai respon lingkungan yang positif
akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama , hubungan timbal balik yang harmonis
akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan
1.2 Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
Perilaku menarik diri dapat menyertai pada kasus-kasus gangguan jiwa. Pada
makalah ini pembahasan masalah menarik diri dibatasi pada seorang klien dengan
Skizofrenia Simplek , yang dirawat diruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
Februari 2002.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup dan penarikan diri secara
sosial. ( PPDGJ – 3,2001 )
Skizofrenia simpleks kurang jelas psikotiknya dibandingkan dengan sub tipe
skizofrenia jenis lainnya.
Etiologi
Penyebab Skizofrenia simpleks secara umum sama sebagaimana skizofrenia,
yakni meliputi beberapa faktor :
1. Keturunan
2. Sistem endokrin
3. Sistem metabolisme
4. Susunan syaraf pusat
5. Teori Adolf Meyer
6. Teori Sigmund Freud
7. Eugen Bleuler.
8. Skizofrenia sebagai suatu sindroma
9. Skizofrenia suatu gangguan psikosomatik.
Gejala - gejala
Gejala –gejala Skizofrenia simpleks yang khas adalah adanya kedangkalan
emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan. Waham
dan halusinasi jarang sekali terdapat, timbulnya perlahan-lahan sekali.
Prognosa
Prognosa secara umum mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepribadian pre psikotik
2. Timbulnya serangan Skizofrenia, akut lebih baik.
3. Jenis : Skizofrenia jenis hebefrenik dan simpleks sama jelek, penderita
menuju ke arah kemunduran mental.
6
Pengobatan
Prinsip pengobatan Skizofrenia simpleks mengacu pada pengebotan penyakit
Skizofrenia, yang meliputi :
1. Psikofarmaka
2. Terapi elektro konvulsi
3. Terapi koma insulin
4. Psikoterapi dan rehabilitasi
5. Lobotomi prefrontal
A. Pengkajian
1. Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa
pubertas.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya
akibat adanya kumunduran kemauan dan kedangkalan emosi.
3. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni keturunan,
endokrin, metabolisme, susunan syaraf pusat, kelemahan ego.
4. Psikososial
a. Genogram
7
g. Persepsi
Tidak terdapat halusinasi atau waham.
h. Proses Berfikir
Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.
i. Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan
pembatasan dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu
pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif).
j. Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang
baik.
k. Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan, selalu memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau
tidak tepat.
l. Tilik diri
Tak ada yang khas.
6. Kebutuhan Sehari-hari
Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin
mundur dalam pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri sangat menurun dalam hal makan,
BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.
9
B. Pohon Masalah
Penampilan diri
terganggu
Koping keluarga
Kegagalan Perpisahan/kehilangan
Tidak efektif
C. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial yang berhubungan dengan :
Kurangnya rasa percaya kepada orang lain
Panik
Regresi ke tahap perkembangan sebelumnya
Sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau
Perkembangan ego yang lemah
Represi rasa takut
10
Dibuktikan oleh :
Menyendiri dalam ruangan
Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
Sedih, afek datar
Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan
usianya
Berfikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak
bermakna.
Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain.
D. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1
Tujuan jangka pendek :
Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat yang
dipercayainya dalam 1 minggu.
Tujuan jangka panjang :
Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan
perawat dalam aktifitas kelompok di unit rawat inap.
Kriteria hasil yang diharapkan :
1. Pasien dapat mendemontrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi
dengan orang lain.
2. Pasien dapat mengikuti aktifitas kelompok tanpa disuruh.
3. Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain
dengan cara yang sesuai / dapat diterima.
Intervensi Keperawatan :
1. Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering
tapi singkat.
Rasional : Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri
pasien dan memfasilitasi rasa percaya kepada orang lain.
2. Perlihatkan penguatan positif pada pasien.
Rasional : Pasien merasa menjadi orang yang berguna.
12
2. Diagnosa 2
Tujuan jangka pendek :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada 1 topik,
menggunakan ketepatan kata, melakukan kontak mata intermiten selama 5 menit
dengan perawat selama 1 minggu.
Tujuan jangka panjang :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi verbal
dengan perawat dan sesama pasien dalam suatu lingkungan sosial dengan cara
yang sesuai / dapat diterima.
Kriteria hasil yang diharapkan :
1. Pasien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti dan diterima
orang lain.
2. Pesan non verbal pasien sesuai dengan verbalnya.
3. Pasien dapat mengakui bahwa disorganisasi pikiran dan kelainan komunikasi
verbal terjadi pada saat adanya peningkatan anxietas.
Intervensi Keperawatan :
1. Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengerti pola komunikasi
pasien..
Rasional : Teknik ini menyatakan kepada pasien bagaimana ia dimengerti
oleh orang lain, sedangkan tanggung jawab untuk mengerti ada pada perawat.
2. Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas
Rasional : Memudahkan rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti
tindakan dan komunikasi pasien.
3. Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidak mengancam bagamana
perilaku dan pembicaraannya diterima dan mungkin juga dihindari oleh orang
lain.
4. Jika pasien tidak mampu atau tidak ingin bicara (autisme), gunakan teknik
mengatakan secara tidak langsung.
14
3. Diagnosa 3
Tujuan jangka pendek :
Pasien dapat mengatakan keinginan untuk melakukan kegiatan hidup sehari-
hari dalam 1 minggu.
Tujuan jangka panjang :
Pasien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dan
mendemontrasikan suatu keinginan untuk melakukannya.
Kriteria hasil yang diharapkan :
1. Pasien makan sendiri tanpa bantuan.
2. Pasien memilih pakaian yang sesuai, berpakaian merawat dirinya tanpa
bantuan.
3. Pasien mempertahankan kebersihan diri secara optimal dengan mandi
setiap hari dan melakukan prosedur defekasi dan berkemih tanpa bantuan.
Intervensi keperawatan :
1. Dukung pasien untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari sesuai tingkat
kemampuan pasien.
Rasional : Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melakukan
aktifitas akan meningkatkan harga diri.
2. Dukung kemandirian pasien, tapi berikan bantuan saat pasien tidak dapat
melakukan beberapa kegiatan.
Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas dalam
keperawatan.
15