Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan professional


yang ditujukan kepada masyarakat dengan menekankan kepada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal, melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1986). Sasaran
keperawatan komunitas merupakan seluruh komponen yang ada dalam masyarakat termasuk
individu, keluarga, kelompok beresiko tinggi, kelompok yang rentan terhadap masalah
kesehatan seperti: bayi, balita, ibu hamil dan lansia.

Tujuan keperawatan komunitas adalah memberikan pelayanan langsung kepada


individu, keluarga, kelompok khusus, dalam konteks komunitas dengan memberikan
perhatian langsung kepada kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana
kesehatan masyarakat mempengaruhi keluarga dan kelompok. Strategi keperawatan
komunitas melalui kemitraan dalam kerja sama (partnership), pendidikan kesehatan, dan
proses kelompok yang melibatkan peran serta aktiv seluruh masyarakat dalam kegiatannya.
Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pengolahan upaya
kesehatan termasuk upaya perawatan diri, pada akhirnya akan menjadi tumpuan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.

Pemecahan masalah yang dilakukan oleh mahasiswa di Dusun Sumanbito Desa


Pesawahan dalam rangka Praktik Keperawatan Komunitas Desa (PKKD) dengan pendekatan
komunitas, dimana yang dilakukan mahasiswa diantaranya melakukan pertemuan bersama
kader, tokoh masyarakat, ketua RT dan ketua RW, kepala dusun, aparat desa, instansi terkait
(Puskesmas) melalui Focus Group Discussion (FGD).
2. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Memberikan gambaran tentang Praktik Keperawatan Komunitas Desa di Dusun
Sumanbito Desa Pesawahan Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dengan menerapkan
konsep-konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawtan komunitas
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat
b. Merencanakan program untuk menyelesaikan masalah kesehatan
c. Merubah pola perilaku kesehatan masyarakat
d. Melibatkan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan
a. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
secara mandiri
3. MANFAAT
1. Mahasiswa.
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan komunitas di
masyarakat.
b. Memberikan gambaran dan informasi tentang masalah kesehatan dan
penyelesaiannya.
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengatasi maslah kesehatan.
2. Masyarakat.
a. Menambah wawasan masyarakat tenytang kesehatan,
b. Masyarakat dapat berperilaku hidup sehat,
c. Masyarakat dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada secara mandiri.
3. Puskesmas
a. Mengetahui beberapa masalah kesehatan yang muncul pada saat dilakukan
Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Sumanbito Desa Peswahan
Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo
b. Puskesmas dapat menindaklanjuti masalah kesehatan yang ada di Dusun
Sumanbito Desa Pesawahan Kecamatan Tiris Kabujpaten Probolinggo.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Paradigma Sehat 2010


Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dengan demikian pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam
kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan keeshatan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang
potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melaui perawatan kesehatan
komunitas.
2.2 Konsep Keperawatan Komunitas
Perawatan kesehatan masyarakat menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus dibidang keperawatan, keterampilan hubungan antar manusia dan
keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan
anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara
kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada
individu- individu, keluarga- keluaraga, kelompok- kelompok yang mempengaruhi
kesehatan terhadap keeluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan dalam pendkatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar
yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Association
(ANA,1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan berifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen system
pelayanan kesehatan.
3. Keperawatan merupakan sub system pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan
dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawtan komunitas perlu
dikembangkan ditatanan kesehatan utama.
Adapun unsur- unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi- asumsi
dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan.
2. Merupakan bidang khusus keperawatan.
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmukesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi sosial dan peran serta masyarakat).
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, prefentif, kuratif, rehabilitative
dan resosialitatif (lebih ditekankan kepada upaya promotif dan prefentif).
6. Melibatkan partisipasi masyarakat.
7. Bekerja secara team.
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku.
9. Mengguanakan proseskeperawatan sebagai pendekatan ilmiah.
10. Bertujuan untuk meningkatkan keampuan hidup sehat dan derajatkesehatan
masyarakat secara keeluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktek keperawatan
komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima
semua orang.
2. Penyususnan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dank lien sebagi penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruuhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung
maupun menghambat.
5. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Berdasar pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka
dapat dikembangkan falsafah keperawtan komunitas, sebagai landasan praktek
keperwatan komunitas. Dalam falsafah keperawtan komunitas, keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio, psiko, sosial, cultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas.
Dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandai keperawatan komunitas mengacu kepada paradigm
keperawatan yang terdiri dari 4 point penting yaitu: manusia, kesehatan,lingkungan
dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yng ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan agi terwujudnya manusia
yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
4. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitative.
5. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
6. Perawat kesehatan masyarakat sebagai providerdan klien (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ) sebagai consumer pelayanan keperawatan ndan
kesehatan menjamin suatu hubungan yag saling mendukung dan mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan kea rah
peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga perawat kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus- menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi secara aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
2.2.1 Tujuan Perawatan Kesehatan Masyarakat
a) Tujuan Umum
Meningkatkan kemempuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yng mereka miliki.
b) Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus,
dan masyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dighadapi
2) Menetapkan masalah keehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
3) Merumuskan berbagai alternative pemecahan masalah kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan.
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care )
8) Menanamkan perilaku sehatmelalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsipuskemas dalam menurunkan
angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
10) Tertanganinya kelompok- kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah
kesehatan.
2.2.2 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesalahan/perawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidak mampuan merawat
dirinya endiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, atu dengan lainnya saling
terggantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, aka akan berpengaruh terhadap anggot-
anggota keluarga yang lain dan keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelomppok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiata yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan termasuk dianttaranya adalah:
1) Kelompok Khusus dengan kebutuhan khusus ebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru ahir
c) Anak balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbngan
serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular seperti : TBC, Lepra, AIDS, Penyakit Kelamin
lainnya
b) Penderita yang mempunyai penyakit diabetesmilitus, jantun koroner, cacat
fisik, ganguan mental dan lain sebagainya
3) Kelomppok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a) Wanita tuna susila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok- kelompok pekerja tertentu
d) Dan lain sebagainya
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi diantaranya adalah:
a) Panti wredha
b) Panti asuhan
c) Pusat- pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, dan social)
d) Penitipan anak balita
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mererka dapat mengatur diri mereka dan mengganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan dengan batas- batas yang telah diletakkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota
,asyarakat akan munculbanyak permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian
politik maupun kesehatan khususnya.
2.2.3 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Masyarakat
Ruang LKingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi: upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaa kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitasi) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu , keluarga, kelompok dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatn masyarakat kegiatan yang ditekankan adalah
upaya promoyif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehbilitatif dan
resosialitatif
a. Upaya promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan mayarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehahtan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehahtan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui kegiatan.
1) Imunisasi masal terhadap bayi, anak balita, serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vit A, yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun dirumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharan kehailan, nifas dan menyusui
c. Upaya kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota- anggota
keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
1) Perawatan orang sakit dirumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dan puskesmas dan rumah
sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan buah dada
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah,
maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya
kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan Fisik, bagi yang menglami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulag, kelainan bawaan
2) Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu, misalnya TBC: latihan
nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan
perawat
e. Upaya resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembalikan individu, keluarga dan kelompok –
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, di antaranya ada kelompok –
kelompok yang diasingkan oleh masyarkat, karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok – kelompok masyarakat khusus seperti
kelompok wanita tuna susila (WST), tuna wisma dan sebagainya. Disamping itu
adalah bagaimana meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok
– kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut, dan menjelaskan secara
benar masalah kesehatan yang mereka derita tidak berbahaya terhadap kesehatan
secara keseluruhan. Tentunya perlu memberikan penjelasan dengan pengertian atau
batasan – batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
2.2.4 Kegiatan Praktek Keperawatan Masyarakat
Kegiatan praktek keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh perawat
mencakup hal- hal yang sangat luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan
dimana perawat kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat
kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok
khusus baik dirumah (home nursing), disekolah ( school health nursing),
diperusahaan, di posyandu, di polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.
b. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dala rangka merubah perilaku individu,
keluarga kelompok dan masyarakat.
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
d. Bmbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus- kasus yang memerlukan penanganann lebih
lanjut.
f. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan masyarakat.
h. Melaksanakan asuhan kesehatan komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan
menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah
keperawatan
i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
k. Memberikan ketauladanaan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
l. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat
sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki
2.2.5 Model Pendekatan
Dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu,
keluarga kelompok khusus dan masyrakat secara keseluruhan, pendekatan yang
digunakan oleh perawata kesehatan adalah pendekatan pemecahan masalah ( problem
solving approach), yang dituangkan dalam proses keperwatan dengan memanfaatkan
pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar ( PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan adalah bahwa setiap masalah kesehatan
yang dihadapi oleh individu, kelompok dan masyarakat akan dapat diatasi oleh pearwat
melalui keterampilan melaksankan intervensi keperawatan sebagai bidang keahlianya
dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach,
tetapi bila pembinaan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang dating ke puskesmas
yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, dan bila pendekatan
tersebut dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survey mawa diri dengan
melibatkan partisipasi masyarakat disebut dengan community approach.
2.3 Asuhan Keperawatan Komunitas
Dalam melaksanakan asuhan keperawtan kesehatan masyarakat, metodologi yang
digunakan adalah proses keperawatan sebgai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang
keperawatan, melalui tahap- tahap sebagai berikut:
a. Pengkajian
Kegiatan yang dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah
kesehatan baik ditingkat individu, keluarg, kelompok dan masyarakat adalah:
1) Pengupulan data adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui wawancara observasi, study
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun
informasi.
Pengkajian yang digunakan adalah inti komunitas beserta factor lingkungannya.
Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari
inti komunitas meliputi demografi, populasi, nilai- nilai keyaknan dan riwayat
individu termasuk riwayat esehatan. Sedangkan factor lingkungan adalah: lingkungan
fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Hal- hal diatas perlu dikaji
untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah- langkah
selanjutnya.
2) Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam
suatu format yang sistematis Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang
kritis. Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar factor stressor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dikomunitas. Selanjutnya
dirumuskan masalah atau diagnose keperawatan menurut Mueke (1987) yang terdir
adri:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristk populasi
c. Karakteristik lingkungan
3) Merumuskan masalah keperawatan/kesehatan dan diagnose keperawatan kesehatan
masyarakat di berbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnose
keperawatan yag dirumuskan dapat actual, ancaman/resiko atau wellness.
Menetapkan maslah keperawtan kesehatan masyarakat berdasarkan:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehdupan masyarakat secara kesluruhan
dengan mempertimbangkan:

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat.

Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat yang meliputi; pengetahuan,sikap,keterlibatan emosi


masyarakat terhadap masalah kesehatan yang di hadapi dan urgensi untuk segera
ditanggulangi
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu
tertentu.
c. Besarnya masalah adalah seberapa masalah tersebut dapa tmenimbulkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternative dalam cara cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumberdaya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbuln
( Nasrul Efendi, 1995 ).
b. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah ;
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan.
3) Menetapkan criteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
c. Pelaksanaan
Adalah melaksanakan rencana yang telah disusun dengan melibatkan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi. Hal - hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan
kegiatan perwatan kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan kerja sama lintas sektoral dan lintas program dengan instansi terkait.
2) Mengikut sertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya.
3) Memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat.
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas terdiri dari :
Pencegan primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsinya dan diaplikasikannya
kedalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnose diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan.
Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dimulai pada sat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil
atau menetap atau tidak dapat diperbaiki lagi, rehabilitasi sebagai pencegahan primer
lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri. Yaitu mengembalikan individu
kepada tingkat berfungsi yang opotimal dari ketidakmampuannya.
d. Penilaian/ evaluasi
Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal hal yang perlu
dievaluasi adalah masukan ( input), pelaksanaan ( proses ) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipiertimbangkan
dalam melaksakan penilaian yaitu :
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluai adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses.
c. Efisiensi biaya
d. Efektifitas kerja
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat / menurun, dalam jangka waktu berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan :

: Peran Masyarakat
: Peran perawat

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien/ masyarakat
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur- angsur peran klien lebih besar daripada perawat.

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan 5
tugas kesehatan keluarga yaitu: mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat
anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia.
Sedangkan pendektaan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu
melalui proses keperawatan.
BAB 3

A. DATA INTI

1. Sejarah Perkembangan

Asal- usul nama dusun Sumanbito, di desa Pesawahanterdapat lima dusun dan salah
satunya dusun Sumanbito. Menurut cerita salah satu perangkat Desa Pesawahan, bahwa
dusu ini dulu pernah ada pendeta yang betapa di sebuah pohon besar, sehingga wilayah
tersebut diberi nama dusun Sumanbito.

2. Data Demografi

a. Data penduduk Dusun Sumanbito Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 2.1
Distribusi Frekuensi Peduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014.

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENT (%)


1 Laki- laki 602 54%

2 Perempuan 514 46%


Jumlah 1116 100 %
Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan table 2.1 diketahui bahwa prosentase terbesar penduduk jenis kelamin ..
dengan jumlah…. Hal ini menunjukkan
b. Data Penduduk Dusun Sumanbito Berdasarkan Usia
Tabel 2.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

NO KELOMPOK UMUR JUMLAH PERSENT (%)


1 0.5 TAHUN 78 7%
2 6-12 TAHUN 168 15%
3 13-25 TAHUN 138 12%
4 26-45 TAHUN 378 35%
5 46-55 TAHUN 162 14%
6  55 TAHUN 192 17%

Jumlah 1116 100 %


Sumber : Data Sekunder
c. Data Penduduk Dusun Sumanbito Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

NO PEKERJAAN JUMLAH PRESENT (%)


1 PNS 17 2,65

2 WIRASWASTA 115 17

3 KARYAWAN SWASTA 20 3

4 TANI 327 50,94

5 IRT 160 24

6 BURUH 15 2,2

7 LAIN- LAIN 15 2,2

JUMLAH 669 100 %


Sumber : Data Sekunder

d. Dusun Penduduk Dusun Sumanbito Berdasarkan Agama


Tabel 2.4
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

NO AGAMA JUMLAH PERSENT (%)


1 Islam 1116 100

2 Non- Islam 0 0

Jumlah 1116 100%


Sumber : Data Sekunder
e. Dusun Penduduk Dusun Sumanbito Berdasarkan Pendidikan
Tabel 2.5
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

NO PENDIDIKAN JUMLAH PERSENT (%)


1 SD 510 54

2 SLTP 120 13

3 SLTA 93 10

4 PT 25 3

5 TIDAK SEKOLAH 190 20

Jumlah 938 100 %


Sumber : Data Sekunder

f. Dusun Penduduk Dusun Sumanbito Berdasarkan Suku


Tabel 2.f
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

NO SUKU JUMLAH PERSENT (%)


1 Madura 992 89

2 Jawa 124 11

Jumlah 1116 100 %


Sumber : Data Sekunder
3. Data Status Keehatan Masyarakat
a. Data Penduduk Berdasarkan Sarana Keehatan Terdekat
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

No Sarana Kesehatan Masyarakat JUMLAH PERSENT (%)


1 RS 4 4

2 PUSKESMAS 35 41

3 BALAI PENGOBATAN 5 6

4 POSYANDU 5 6

5 DOKTER PRAKTEK 3 3

6 BIDAN/ PERAWAT 33 38

Jumlah 85 100 %
Sumber: Data Sekunder

b. Data Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Sarana Kesehatan


Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

NO PEMANFAATAN SARANA JUMLAH PERSENT (%)


KESEHATAN
1 YA 62 72

2 TIDAK 23 28

Jumlah 85 100 %
Sumber: Data Sekunder
c. Data Penduduk Berdasarkan Penyakit yang dirasakan 1 tahun terakhir
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

No Penyakit yang dirasakan Jumlah Persent (%)


1 Diare 15 9

2 Batuk Pilek 52 31

3 Demam Berdarah 3 2

4 Asma 5 3

5 Tipoid 10 6

6 TBC 7 4

7 Hipertensi 40 23

8 Lain- lain 35 20
Jumlah 167 100 %
Sumber: Data Sekunder

d. Data Penduduk Berdasarkan Tindakan yang dilakukan sebelum dibawa ke pusat kesehatan
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Penduduk Dusun Sumanbito (RT 01- RT 04) Desa Pesawahan Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo Tahun 2014

NO Sebelum Dibawa Ke Pusat Jumlah Persent (%)


Kesehatan
1 Beli obat bebas 247 70

2 Minum Jamu 75 21

3 Lain- lain 30 9

Jumlah 352 100 %


Sumber: Data Sekunder
B. DATA KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Winsheld Survey
Dusun Sumanbito merupakan dusun paling utara desa pesawahan, diantara 4 dusun
lainnya. Dusun sumanbito membentang jalan raya (mulai dari desa gading sebelah utara
sampai dusun krajan desa pesawahan sebelah selatan), oleh karena itu dusun sumanbito
merupakan daerah yang strategis. Dengan luas daerah ± 88.381 ha yang tterdiri dari 6RT, 155
K,618 Jiwa (305 L dan 313 P).

Batas Wilayah Dusun Sumanbito:


Utara : Dea Gading
Timur : Dusun Bangsal
Selatan: Dusun Krajan
Barat : Desa Pedagangan

2. Kesehatan Lingkungan
a. Data Penduduk Berdasarkan Kontruksi Rumah

Karakter Rumah Frekuensi Persent %


Permanen 350 70
Semi permanen 121 24
Tidak permanen 25 6
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

b. Data Penduduk Berdasarkan Lantai Rumah

Karakter Lantai Frekuensi Persent %


Tanah 248 50
Semen 200 40
Ubin 48 10
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

c. Data Penduduk Berdasarkan Ventilasi Rumah


Ventilasi Rumah Frekuensi Persent
Baik 280 56
Cukup 200 40
Kurang 16 4
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

d. Data Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Membuang Sampah

Kebiasaan Membuang Sampah Frekuensi Persent


Ditimbun 240 49
Dibakar 200 40
Tempat sampah umum 56 11
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

e. Data Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak

Kandang Ternak Frekuensi Persent


Ada 296 60
Tidak 200 40
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

f. Data Penduduk Berdasarkan Jamban dan Kamar mandi

Jumlah KK Jumlah Persent


Yang memiliki Jamban 280 56
Tidak memiliki Jamban 216 44
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

g. Data Penduduk Berdasarkan Penyediaan Air Bersih

Penyediaan Air bersih Jumlah Persent


PDAM 128 25
SUMUR GALI 220 44
MATA AIR 100 21
SUNGAI 48 10
TOTAL 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

h. Data Penduduk Berdasarkan Tempat Pembuangan Limbah

Pembuangan Limbah Jumlah Persent


GOT 200 40
SUNGAI 240 49
SEMBARANG TEMPAT 56 11
TOTAL 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

i. Data Penduduk Berdasarkan SPAL Pembuangan Limbah

SPAL Frekuensi Persent


RESAPAN 248 50
SELOKAN 100 40
SEMBARANG 48 10
TOTAL 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

j. Data Penduduk Berdasarkan Kondisi Pembuangan Limbah

KONDISI FREKUENSI PERSENT (%)


LANCAR 448 90
TERGENANG 48 1o
TOTAL 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

3. Kesehatan Masyarakat
a. Pasangan Usia Subur dan Jenis Kontrasepsi yang digunakan

Keterangan Jumlah Presentase


Jumlah PUS 270 54
Jumlah NON- PUS 226 46
TOTAL 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

Jenis Kontrasepsi Jumlah Presentase


Suntik 200 40
PIL 248 50
Susuk 48 10
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

b. Status Kesehatan Lansia dan Posyandu Lansia

Status Kesehatan Jumlah Presentase


Sehat 448 90
Sakit 48 10
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder

Posyandu Lansia Jumlah Presentase


Ada 496 100
Tidak 0 0
Total 496 100 %
Sumber: Data Sekunder
c. Ibu Hamil
Jumlah ibu hamil di desa Sumanbito sebanyak 3 orang, dengan keterangan usia
kehamlan trimester 1 sebanyak 1 orang dan trimester 2 sebanyak 2 orang. Ibu hamil
tersebut rutin melakukan ANC dan sudah terimunisasi.
d. Ibu Menyusui
` Jumlah ibu menyusui di desa sumanbito yang memiliki bayi adalah 100% menyusui
dengan ASI
e. Balita
Jumlah balita di desa Sumanbito adalah 13 orang dengan cakupan imunisasi 85-
100%. Status Penimbangan balita adalah sebagai berikut:

BGM 0
HIJAU KUNING 5
HIJAU 8

f. Anak dan Remaja


Jumlah Remaja 51 orang dengan kebiasaan remaja sebagai berikut:

Kebiasaan Jumlah Persent


Merokok 248 50
Minuman Keras 0
Narkoba
0
Total 496 100 %

g. Usia Lanjut
Jumlah Usia lanjut di desa Sumanbito > 70 orang dengan keluhan sakit yang dialami adalah
sebagai berikut:

Keluhan Jumlah Persent


Darah Tinggi 248 50
Rematik 200 40
Asma 48 10
Total 496 100 %

BAB 4
ANALISA DATA DAN RUMUSAN MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1 Analisa Data

Nama Komunitas :Masyarakat Dusun Sumandito Desa Pesawahan Kecamatan Tiris Kabupaten
Probolinggo.

No Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan


1 Usia Lanjut sebagian 1.Jumlah lansia 15% Resiko peningkatan
Besar di Dusun 2.Lansia dg keluhan penyakit 53,1% Angka kesakitan pada
Sumandito lansia
mengatakan linu-linu
2 Kesehatan 1.Pembuangan limbah dibakar Resiko timbulnya
lingkungan fisik 2.kondisi tempat sampah terbuka penyakit menular (ispa)
yang kurang sehat 3.Fentilasi udara yang kurang
karena asap
pembakaran sampah
3 Tingginya penyakit 1. Kurangnya pengetahuan tentang hidup Resiko tinggi
degenerative (HT sehat peningkatan terjadinya
dan RA) pada lansia 2. Tingginya konsumsi garam. Penyedap rasa penyakit

2 Perumusan diagnose keperawatan menurut prioritas

1.Resiko tinggi angka kesakitan pada lansia berhubungan dengan sebagian besar lansia di dusun
Sumandito mengatakan menderita linu

2. Resiko timbulnya penyakit menular (ispa) berhubungan dengan lingkungana fisik yang
kurang sehat karena pembakaran sampah (asap)

a. Pembuangan limbah dibakar 90%

b.kondisi tempat sampah terbuka 90%

c. Fentilasi udara yang kurang

3. Resiko tinggi penngkatan terjadinya penyakit degenerative (HT dan RA) pada lansia
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat.

a. Kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat

b. Tingginya konsumsi garam. Penyeda rasa


BAB 5

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosea Tujuan Kreteria hasil Intervensi Metode Media


keperawatan
1. Resiko peningkatan 1.Tujuan jangka pendek 1. 95% dating 1.Berikan 1.Ceramah dan Leaflet
Angka kesakitan pada setelah dilakukan berkunjung ke penyuluhan tentang Tanya jawab
lansia di dusun tindakan keperawatan posyandu pentingnya
Sumandito sebagian selama dua kali berkunjung ke
besar mengatakan pertemuan diharapkan Posyandu bagi
menderita linu-linu, lansia dusun lansia
belum ada kesadaran Sumandito :
berkunjung ke posyandu Meningkatkan
lansia kesadaran untuk dating
ke posyandu secara rutin

2.Tujuan jangka panjang 2. lansia dusun 2.Penyuluhan 2.Ceramah dan Leaflet


setelah dilakukan umandito datang penyakit rematoid Tanya jawab
tindakan keperawatan berkunjung ke astritis
selama kurang lebih dua posyandu dengan
minggu lansia di dusun prosentase 70% 3.Berikan 3.Pelatihan Audio
umandito dapat pendidikan senam
meningkatkan lansia
kesehatannya
No Diagnosea Tujuan Kreteria hasil Intervensi Metode Media
keperawatan
2 Resiko timbulnya 1.Tujuan jangka pendek 1.Warga dusun 1.Berikan 1.Ceramah dan Leaflet
penyakit menular setelah dilakukan Sumandito dapat penyuluhan tentang Tanya jawab
(Ispa,dll) di dusun tindakan keperawatan menerapkan penyebab penyakit
Sumandito berdasarkan selama tiga kali perilaku hidup sehat Ispa
lingkungan fisik yang pertemuan diharapkan
kurang sehat karena warga dusun Sumandito
pembakaran sampah mampu:
Meningkatkan kesadarn
tentang hidup sehat

2.Tujuan jangka panjang 2.Warga dusun 2.ajak masyarakat 2.Menggerakkan Alat-alat


setelah dilakukan Sumandito mengerti untuk kerja bakti masyarakat kebersihan
tindakan keperawatan tentang pentingnya dan memberi
selama kurang lebih dua hidup sehat contoh
minggu di dususn pembuangan
Sumandito maslah sampah yang benar
timbulnya penyakit dan cara
menular tidak terjadi pengolahannya
3.Penyuluhan 3.Ceramah dan Lcd / sound
bahaya asap dari Tanya jawab
pembakaran
sampah
]

No Diagnosea Tujuan Kreteria hasil Intervensi Metode Media


keperawatan
3 Resiko tinggi penngkatan 1.Tujuan jangka pendek 1.Masyarakat 1.Berikan Ceramah dan Leflet
terjadinya penyakit setelah dilakukan mengerti tentang penyuluhan Tanya jawab
degenerative (HT dan tindakan keperawatan penyakitnya kesehatan tentang
RA) pada lansia selama dua kali hipertensi dan
berhubungan dengan pertemuan masalah rheumatic
kurangnya pengetahuan keperawatan dapat
tentang hidup sehat. teratasi

2.Masyarakat 2. Berikan Pelatihan Audio


mengerti cara hidup penjelasan tentang
sehat tekhnik relaksasi
yang telah
diajarkan

3.Ajarkan Pelatihan dan Audio


masyarakat menggerakkan
mengenai senam untuk
lansia/rheumatic membudidayakan
tanaman toga

4.Ajarkan pasien Alat-alat


untuk membuat pertanian
ramuan tradisional dan bibit
dan menggalakkan toga
tanaman toga
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Data Masalah Implementasi


Nama Kegiatan Tempat dan Waktu Evaluasi
1 Resiko peningkatan 1. penyuluhan tentang Dirumah Ibu Hartatik S. Kader dan para lansia mengatakan sangat
Angka kesakitan pada pentingnya berkunjung ke Tanggal 12 – 07 – 2014 senang adanya posyandu lansia
lansia di dusun Posyandu bagi lansia
Sumandito sebagian besar 2.Penyuluhan penyakit Dirumah Ibu hartatik O. Kader dan lansia dating tepat waktu
mengatakan menderita rematoid astritis Tanggal 15 – 07 – 2014 posyandu pertama dihadiri 56 lansia,
linu-linu, belum ada 3. pendidikan senam lansia posyandu ke dua dihadiri 86 lansia tampak
kesadaran berkunjung ke Dirumah Ibu Hartatik antusias mengikuti penyuluhan.
posyandu lansia Tanggal 19 – 07 - 2014
A. Masalah teratasi sebagian.

P. Anjurkan lansia untuk tetap datang setiap


ada posyandu
2 Resiko timbulnya penyakit 1.Berikan penyuluhan Dirumah Ibu Hartatik S. Semua warga mengatakan senang mendapat
menular (Ispa,dll) di tentang penyebab penyakit Tanggal 13 – 07 – 2014 ilmu baru dan senang diadakan kebersihan
dusun Sumandito Ispa lingkungan.
berdasarkan lingkungan 2.ajak masyarakat untuk Dirumah Ibu hartatik
fisik yang kurang sehat kerja bakti dan memberi Tanggal 22 – 07 – 2014 O. Mereka tampak antusias mendengarkan
karena pembakaran contoh pembuangan penyuluahan, warga berduyun duyun
sampah sampah yang benar dan mengikuti gerakan kebersihan dan cara
cara pengolahannya pembuangan sampah yang benar dan cara
memilah /mengolahnya.
3.Penyuluhan bahaya asap Dirumah Ibu Hartatik A. Masalah teratasi sebagian.
dari pembakaran sampah Tanggal 25 – 07 - 2014
P. Anjurkan untuk tetap mempetahankan
keberihan lingkungan
3. Resiko tinggi penngkatan 1.Berikan penyuluhan Dirumah Ibu Hartatik S. Lansia dan para kader mengatakan puas
terjadinya penyakit kesehatan tentang Tanggal 03 – 08 – 2014 setelah mendapatkan penyuluhan tentang
degenerative (HT dan RA) hipertensi dan rheumatic penyakit hipertensi dan rheumatic arthritis.
pada lansia berhubungan
dengan kurangnya O. Kader dan para Lansia tampak antusias
pengetahuan tentang hidup mendengarkan dan mengikuti gerakan senam
sehat 2. Berikan penjelasan Dirumah Ibu Hartatik Rheumatik.
tentang tekhnik relaksasi Tanggal 08 – 08 – 2014
yang telah diajarkan A. Masalah teratasi sebagian.

3.Ajarkan masyarakat P. Anjurkan Lansia untuk rutin datang saat


mengenai senam posyandu dilaksanakan
lansia/rheumatic

4.Ajarkan pasien untuk Dirumah Ibu Hartatik


membuat ramuan Tanggal 16 – 08 – 2014
tradisional dan
menggalakkan tanaman
toga
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu asuhan keperawatan yang dilakukan kepada individu, keluarga dan masyarakat di suartu
komunitas tertentu. Pada kasus ini kelompok kami membahas tentang asuhan keperawatan komunitas di dusun Sumanbito desa Pesawahan
Kecamatan Tiris, didapatkan permasalahan-permasalahn di bidang kesahatan.

6.1.1. Masalah-Masalah Komunitas

1. Resiko peningkatan.

2. Resiko timbulnya penyakit menular (ispa)

3. Resiko tinggi peningkatan terjadinya penyakit

6.1.2. Faktor-faktor Pemicu


1.Pembuangan limbah dibakar 90%
2.kondisi tempat sampah terbuka 90%
3.Fentilasi udara yang kurang .
4. Kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat
5. Tingginya konsumsi garam, vitcin, dan protein
Dengan adanya masalah-masalah tersebut kami Mahasiswa-Mahasiswa Praktik Keperawatan Komunitas Desa Stikes Artha Bodhi
Iswara (ABI), di dusun sumanbito desa Pesawahan kecamaan Tiris berperan serta dalam program yang telah disepakati bersama agar tidak
timbul permasalahan-permasalahan baru di bidang kesehatan.
6.1.3. Program-Program yang kami laksanakan yaitu sebagai berikut
1. Penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan
2. Penyuluhan tentang perilaku kesehatan
3. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
4. Penyuluhan tentang lansia.
5. Pelatihan kader posyandu lansia

6.2 Saran

6.2.1. Bagi Institusi Pendidikan


Kegiatan praktik komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan di dusun Sumandito perlu ditindaklanjuti oleh mahasiswa
angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal yang telah dicapai serta menindaklanjuti hal-hal yang
belum tercapai.
6.2.2. Bagi Masayarakat
1. Diharapkan terjadi perubahan pola hidup bermasyarakat dari kurang sehat menjadi sehat yang optimal.
2. Adanya perubahan dalam mengelola limbah rumah tangga dan lingkungan dengan cara yang baik dan benar.
3. Adanya partisipasi aktif dalam mencari dan mengolah informasi khususnya dalam bidang kesehatan.
6.2.3. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya pengalaman dan interaksi dalam bermasyarakat mahasiswa dituntut untuk meningkatkan kualitas kesehatan
lingkungan dengan kiat-kiat khusus yang telah dipelajari dan dipahami selama menjalankan pendidikan di Stikes ABI Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai