HEMOFILIA
DISUSUN OLEH :
NIM : R014201023
Preseptor Institusi
tersusun oleh albumin dan globulin, berperan dalam pembekuan darah dan
bekuan fibrin pada daerah trauma. Kedua tipe hemofilia diturunkan hampir
B. Etiologi
sehubungan dengan itu dibagi menjadi 2 tipe, yaitu Hemofilia Tipe A dan
Hemofilia Tipe B.
yang tepat.
C. Patofisiologi
antihemofilik [AHF] ). AHF diproduksi oleh hati dan sangat diperlikan untuk
yang ditemukan alam darah, semakin berat berat penyakit. Pasien hemofilia
memiliki dua dari tiga faktor yang diperlukan untuk koagulasi, yaitu:
pengaruh vaskular dan trombosit. Oleh karena itu, pasien dapat mengalami
perdarahan dalam jangka waktu lebih lama tetapi tidak dengan laju yang lebih
cepat.
internal yang paling sering ditemukan. Perubahan tulang dan deformitas yang
yang berulang selama beberapa tahun. Perdarahan dalam leher, mulut atau
toraks merupakan keadaan yang serius karena jalan napas dapat terobstruksi.
1) Episode bayi
Perdarahan berkepanjangan
2) Episode perdarahan
Nyeri
Terjadi pembengkakan
Penurunan Mobilitas
Nyeri kronis
Ankilosis sendi
E. Pemeriksaan Diagnostik
dan hasil pemeriksaan laboratorium. Tes yang spesifik untuk plasma pasien
F. Komplikasi
Arthropati progresif
Paralisis
Kerusakan ginjal
Splenomegali
Hepatitis
HIV akibat terpajan produk darah yang terkontaminasi
Anemia hemolitik
Trombosis/tromboembolisme
G. Penatalaksanaan
pembekuan yang hilang. Prosuk yang kini tersedia meliputi konsentret faktor
VIII dari plasma darah yang dikumpulkan atau preparat rekombinannya yang
dibuat lewat rekayasa genetik, untuk disusun kembali dengan air steril sesaat
Suatu bentuk vasopresin sintetik yang erupakan terapi pilihan pada penyakit
hemofilia ringan dan penyakit von willibrand (kecuali tipe IIB dan III) jika
Obat-obat lain dapat diikutsertakan dalam rancangan terapi dan hal ini
non steroid (NSAID), seperti ibuprofen, merupkan preparat yang efektif untuk
hati0hati karena akan menghambat fungsi trombosit (Dragone dan Karp 1996;
lainnya adalah kehidupan keluarga tidak begitu terganggu, absen dari sekolah
atau tempat kerja lebih sedikit, dan rasa percaya diri dan kemandirian anak
meningkat.
secara teratur sebelum terjadi awitan kerusakan sendi. Pada tahun 1994, the
Medical and Scientific Advisory Council (MASAC) of the National
dianggap sebagai bentuk terapi yang optimal bagi anak-anak yang menderita
perdarahan sendi yang pertama. Pemberian infus ini dilakukan tiga kali dalam
yang efektif dari segi biaya nya jika dibandingkan dengan terapi profilaksis
primer. Tindakan ini meliputi pemberian infus konsentrat faktor VIII dengan
konsentrat faktor VIII dengan dosis yang lebih standar selama 2 hari.
harapan hidup rata-rata dalam setiap aspek seperti anaka lain kecuali satu hal:
lebih dari 50% pasien ini mengalami serokonversi yang berstatus HIV- positif
, sementar 30% lainnya menderita penyakit AIDS (Hilgarter dan Corrigan,
1995) ketikan pasien ini sudah aktif dalam hubungan seksual, masalah
penuran HIV melalui hubungan seks menjadi hal sangat penting. Para remaja
sesudah tahun 1985 pada hakikatnya tidak menghadapi risiko tertular HIV
1) Pengkajian
a. Hematologis
Memar superficial
Splenomegali
b. Genitorinaria
Hematuria spontan
c. Musculoskeletal
Epistaksis (mimisan)
Gusi berdarah
pengkajian nyeri.
mencapai tujuan
2. Beri obat analgesic
keperawatan dengan
(bukan salisilat atau
kriteria hasil :
produk
Anak tidak
mengandung
menunjukkan
aspirin), sesuai
tanda-tanda
program.
nyeri yang
3.
ditandai oleh
ekspresi wajah
rileks, ekspresi
rasa nyaman,
mampu
tertidur, dan
tidak ada
kebutuhan obat
analgesic.
latihan isometric,
dengan kaku sendi, diharapkan pasien
sesuai program.
pembengkakan mencapai tujuan
2. Konsultasi dengan
keperawatan dengan
ahli terapi fisik
kriteria hasil :
tentang kebutuhan
Anak mampu
alat-alat
mencapai
pendukung,
ROM misalnya alat
maksimum penopang dan
tempat perdarahan
koagulopati diharapkan pasien
(mis; abrasi atau
mencapai tujuan
laserasi) selama
keperawatan dengan
sekurang-
kriteria hasil :
kurangnya 15
tidak terlihat perdarahan,
menit.
lingkar area perdarahan
2. Pertahankan agar
tidak bertambah, rasa area terjadinya
nyeri tidak meningkat, perdarahan tidak
perdarahan di atas
waktu tromboplastin
tinggi jantung,
parsial (Partial
selama 12-24 jam.
Tromboplastin Time,
4. Kompres area yang
PTT).
terkena dengan es.
5. Beri kriopresipitat
atau konsentrat
antihemofilik)
sesuai yang
diprogramkan.
mereka
menginginkannya.
Apabila merekak
membutuhkan
pendidikan, ajarkan
mereka cara
menginsersi slang
intravena,
persiapan lokasi
menfiksasi
perangkat
intravena,
mempersiapkan
campuran larutan,
infuse.
setiap tanda
bradikardia,
takikardia,
penurunan tekanan
darah, peningkatan
frakuensi napas,
atau penignkatan
suhu. Laporkan
dengan segera
kepada dokter.
perdarahan, beri
untuk memastikan
pengukuran yang
konsisten. Ukur
kembali area
tersebut setiap 8
jam, emnggunakan
sama.
8. Pantau factor VII
PTT sekurang-
sehari. Laporkan
setiap kelainan
kepada dokter.
9. Beri asam
aminokaproat
(amicar) sesuai
direncanakan untuk
pembedahan.
control and
prevention untuk
menangani darah
misalnya,
kortikosteroid dan
asetat desmopresin
(DDAVTP), sesuai
program.
I. Penyimpangan KDM
Daftar Pustaka
Bulechek, G.M., Dochterman, J. M., Butcher, H. K., & Wagner, C. M. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC).
United Kingdom: Elsevier.
Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (2016). Diagnosis Keperawatan : Defenisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). United
Kingdom: Elsevier.
Speer, Kathleen Morgan. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical Pathway. Jakarta: EGC.
Suriadi. 2011. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.