Bubakar ( Senior)
Intoleransi laktosa
Laktase adalah suatu enzim yang berlokasi di mikrovili di usus halus. Laktase memecah dan
menghidrolisis laktosa yang didapatkan dari makanan (dalam bentuk disakarida) menjadi glukosa dan
galaktosa (dalam bentuk monosakarida) agar dapat melewati membrane sel. Jika tidak terdapat ataupun
kekurangan enzim lactase, laktosa yang tidak diserap menyebabkan terjadinya infulks cairan ke dalam
lumen usus, akibat dari tekanan osmotic. Laktosa yang tidak diserap kemudian memasuki kolon dan
digunakan sebagai substrat oleh bakteri usus, sehingga memproduksi gas dan asam lemak rantai pendek
melalui fermentasi. Asam lemak tersebut tidak dapat terserap oleh mukosa kolon, sehingga lebih banyak
cairan yang ditarik kembali ke dalam usus. Sejumlah laktosa dapat diserap, tetapi hasil penyerapan secara
keseluruhan, menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah cairan dan gas di dalam usus, sehingga muncul
gejala intoleransi laktosa termasuk diare.
Pada episode gastroenteritis akut, terjadi kerusakan mukosa usus (proses inisiasi)
sehingga menyebabkan absrobsi makromolekul (gangguan penyerapan makanan) yang
berlebihan, selanjutnya apabila terjadi gastroenteritis selanjutnya (tahap sensitasi) baru akan
terjadi reaksi hipersensitifitas karena masuknya protein susu sapi tersebut akibat kerusakan
mukosa usus yang terjadi seblumnya. Terjadilah proses hipersensitivitas yang terkait adalah tipe
I, III, dan IV. Dimana Reaksi ini akan melepaskan bahan-bahan yang disebut dengan mediator (seperti
histamin, prostaglandin, leukotrin) yang menimbulkan gejala klinis tergantung dari organ tempat
terjadinya reaksi tersebut. Bila menyerang saluran cerna, gejala yang paling sering muncul adalah diare
yang bisa terjadi berkepanjangan selama meminum atau memakan makanan yang berasal dari susu sapi.
Dapat terjadi akibat malabsorpsi sekunder terhadap penyakit gastro-intestinal, atau menjadi
gangguan utama, terkait dengan produksi asam empedu yang berlebihan, karena dehidroksilasi asam
dioksikolik dalam empedu akan mengganggu fungsi mukosa usus, sehingga sekresi cairan di jejenum dan
kolon serta menghambat reabsorpsi cairan di kolon.
Kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah diare.
Bakteri tumbuh lampau adalah meningkatnya jumlah bakteri di usus halus, akibat
kerusakan mukosa usus.
Diare Mg K
Motilitas
Disakaridase
Enzim Pankreas
Garam Empedu
Asam Lambung
Absorpsi Vit B12
Peubahan Mukosa Usus
Protein Loss
Waktu Singgah Usus
memanjang (Transit time)
Malarbsorpsi Nutrien
Malnutrisi Diare
Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran
pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat
menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya
toksin bakteri akan menyebabkan transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat sehingga akan menyebabkan terjadinya Diare.
pemberian ASI
Etiologi
Bayi tidak menerima ASi yang
Saat ini belum diketahui,
adekuat untuk menurunkan namun dikaitkan dengan
(Uridin Glukoronosil
Tranferase 1 A1 ) dan
menjadi penghambat