Anda di halaman 1dari 2

Diskusi

Data WHO menunjukkan bahwa gangguan saraf dan psikiatrik, termasuk epilepsy, yang
merupakan contributor paling signifikan dalam penderitaan manusia secara global. Epilepsy
biasanya dimulai saat kanak-kanak, sehingga berpotensi menghambat pendidikan, pekerjaan,
hubungan social dan perkembangan rasa percaya diri. Pasien epilepsy mempunyai beberapa
kebutuhan khusus selama perawatan gigi. Sejumlah gigi yang karies dan hilang, derajat abrasi
dan indeks periodontal secara signifikan akan memburuk pada pasien epilepsy. Hal ini
merupakan konsekuensi dari dampak kombinasi kebersihan mulut yang terabaikan, injury pada
kavitas rongga mulut dan latar belakang social ekonomi.

Pada kasus yang dipresentasikan, pasien mengalami kejang dimulai sejak anak-anak. Namun,
gejala itu meningkat pada beberapa tahun terakhir. Riwayat sebelumnya mengungkapkan
kejadian kejang yang tidak stabil. Episode kejang sering terjadi dan pasien juga dalam
pengobatan yang multiple. Pasien merasa gelisah ketika dia datang saat perawatan. Perawatan
saluran akar dilakukan untuk mempertahankan gigi susu molar kedua bawah kiri (#75) tanpa
adanya gigi permanen sebagai penerus gigi susu tersebut. Dan sudah ditentukan untuk
mempertahankan gigi ini karena gigi tidak mengalami kegoyangan, mempunyai struktur akar dan
mahkota yang baik, tulang alveolar sebagai pendukung masih baik dan masih sesuai hingga
dewasa sampai beberapa tahun.

Anestesi local dengan adrenaline diberikan setelah mendapat persetujuan dari neurologist (ahli
saraf). Namun, pasien mengalami kejang setelah beberapa menit. Hal itu mungkin berhubungan
dengan kecemasan pasien terkait dengan episode kejang sebelumnya.

Perjanjian dengan pasien telah dijadwalkan pada pagi hari setelahnya beberapa saat setelah
pasien mengambil medikasi antikonvulsi. Untuk pasien yang mengalami kejang tidak terkontrol,
benzodiazepins (sebagai contoh, lorazepam 0,5 mg – 1,0 mg; midazolam 5 – 10 mg) dapat
diberikan 30 – 45 menit sebelum prosedur, terutama bila episode kejang pasien akan
membahayakan prosedur perawatan. Pada kasus ini, midazolam 10 mg telah diinjeksikan
intramuscular sebelum prosedur. Pasien diperkenalkan dengan peralatan gigi secara bertahap
untuk mengurangi kecemasannya. Nowak menyarankan pengkondisian prosedur dental dengan
pendekatan “tell show do” (katakan tunjukkan lakukan), yang aman telah dilakukan dan berhasil
selama perawatan pasien kami. Penyangga mulut dilekatkan pada dental floss (untuk perbaikan
yang lebih mudah) telah digunakan sebagai tindakan pencegahan untuk meminimalkan resiko
injury dan tertelan saat perawatan. Mulut dan daerah yang berdekatan disekitarnya perlu dijaga
agar bebas dari peralatan yang tidak diperlukan. Pada kasus ini, MTA digunakan untuk pengisian
dari molar susu yang dipertahankan ketika gigi permanennya tidak tumbuh. MTA lebih dipilih
daripada gutta percha karena bersifat biocompatible dan tidak akan mengiritasi jaringan
periapikal bila terjadi resorbsi akar dari gigi susu seiring berjalannya waktu. Rune dan Sarnas
(1984) menemukan bahwa resorbsi akar gigi susu merupakan proses yang tetap terjadi meskipun
gigi permanen tidak menggantikannya. Namun angka rata-rata resorbsi bervariasi setiap individu
dan berkurang seiring usia. (Kurol dan Thilander, 1984).

Anda mungkin juga menyukai