Anda di halaman 1dari 45

Modul 402 Oleh: Kelompok 3

Gangguan estetik 1 Eska – Hermawan – Dewi – Iqbal – Nunik – Titin –


Topik 1 Ryza - Ardjanggi
Skenario
• Seorang laki-laki umur 31 tahun berprofesi dosen datang ke klinik en tsb RSGM
dengan keluhan Gigi-gigi depan kanan dan kiri atas berlubang, berwarna
kecoklatan dan sakit serta ada bercak putih pada permukaannya. Pasien ingin
giginya dirawat dan diperbaiki penampilannya
• Gigi berlubang sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya hanya berupa bercak putih yang
lama kelamaan berlubang dan menghitam. Gigi pernah mengalami sakit spontan
sampai mengganggu tidur sekitar 1 bulan yang lalu. Saat ini gigi masih terasa sakit
jika dibuat makan dan minum terutama makanan/minuman panas. Gigi belum
pernah dilakukan perawatan sebelumnya.

• Pada Pemeriksaan intra oral Gigi 11 dan 21 perkusi nyeri pada pemeriksaan vitalitas
gigi tsb nonvital,sedangkan gigi 22 dan 12 tampak bercak putih pada permukaan
labial dan perkusi tidak sakit dan pada pemeriksaan vitalitas gigi tsb masih
vita.Terdapat banyak karang gigil
• Pasien tsb juga sering buang air kecil dan sering juga merasa haus.Pasien tersebut
menderita DM tetapi tidak terkontrol.Kadang- kadang minum obat glucophage
tetapi tidak rutin di minum
• Pemeriksaan saliva menyatakan pH saliva berkisar di angka 6, laju alir /kwantitas
saliva menunjukkan nilai kurang dari 3.5 ml/mnt.,hidrasi saliva lebih dari 60 detik,
hasil viskositas saliva mengarah kental , buffer kapasitas menunjukkan nilai 6.
• Laki-laki, 31 tahun, Dosen (bukan guru privat)
• Keluhan Gigi-gigi depan kanan dan kiri atas berlubang
• Berwarna kecoklatan


Sakit Skenario
Ada bercak putih pada permukaannya
• Pasien ingin giginya dirawat dan diperbaiki penampilannya
Subjektif • Gigi berlubang sejak 3 tahun yang lalu
• Awalnya hanya berupa bercak putih
• Lama-kelamaan berlubang dan menghitam
• Sakit spontan sampai mengganggu tidur sekitar 1 bulan yang lalu
• Saat ini gigi masih terasa sakit jika dibuat makan dan minum
• Terutama makanan/minuman panas
• Gigi belum pernah dilakukan perawatan sebelumnya

• Gigi 11 dan 21 perkusi nyeri


• 11, 21 non vital
• 22 dan 12 tampak bercak putih pada permukaan labial
• 22, 12 perkusi tidak sakit, gigi vital
• Terdapat banyak karang gigi
Objektif • Pasien sering buang air kecil dan sering juga merasa haus
• DM tidak terkontrol
• Kadang minum obat glucophage tetapi tidak rutin
• Saliva: pH 6, Kuantitas <3,5ml/5menit, Hidrasi >60”, Viskositas Kental,
Buffer 6
Gambaran Klinis
Gambaran Klinis
Learning Issue
Menjabarkan rencana perawatan restorasi
mahkota porselen
Menjabarkan rencana perawatan restorasi vener
direk& indirek
Menjabarkan hubungan DM, obat-obatan DM
terhadap pilihan perawatan gigi
Saliva Test

Viskositas Saliva yang berbuih → memiliki kandungan air yang lebih sedikit dan
memiliki kemampuan protektif yang lebih rendah terhadap jaringan
lunak dan keras,
→ berkurangnya kemampuan clearance dan ketidakmampuan saliva
dalam membentuk lapisan yang dapat melindungi permukaan gigi
pH pH rendah → lingkungan mulut terlalu asam dari yang normal.
Perubahan lingkungan yang bersifat asam → demineralisasi dan
hilangnya mineral, dan meningkatkan resiko terjadinya karies.
Kuantitas Stimulated flow penting untuk menghilangkan suasana asam pada
rongga mulut, yang berasal dari makanan, plak gigi atau dari sumber
dalam seperti gastric reflux.
Hidrasi
Buffer Tes buffer mengindikasikan keefektifan saliva dalam menetralisasi asam
dalam mulut yang dapat berasal dari makanan, plak gigi, atau dari
sumber dalam (seperti gatric refux)
DIAGNOSA AAE
PULPA APIKAL
Pulpa normal Jaringan apikal normal
Pulpitis reversible Periodontitis apikal simptomatik
Pulpitis irreversible simptomatik Periodontitis apikal asimptomatik
Pulpitis irreversible asimptomatik Abses apikal akut
Nekrosis pulpa Abses apikal kronis
Previously treated Condensing osteitis
Previously initiated therapy

PULPA APIKAL
Pulpa normal Jaringan apikal normal
Pulpitis reversible Periodontitis apikal simptomatik
Pulpitis irreversible simptomatik Periodontitis apikal asimptomatik
Pulpitis irreversible asimptomatik Abses apikal akut
Nekrosis pulpa Abses apikal kronis
Previously treated Condensing osteitis
Previously initiated therapy
Diabetes Mellitus(DM)
Diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan pada
istem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh.
Gangguan metabolisme tersebut disebabkan kurangnya produksi hormon
insulin, aktivitas insulin, atau keduanya, yang mengakibatkan terjadinya
hiperglikemi
Manifestasi Klinis
Beberapa gejala umum yang dapat
ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Polifagia
4. Penurunan berat badan

Manifestasi Oral
• Xerostomia (Mulut Kering)
• Gingivitis dan Periodontitis
• Stomatitis Apthosa (Sariawan)
• Rasa mulut terbakar
• Oral thrush
• Dental Caries (Karies Gigi)
Komplikasi DM

Komplikasi metabolik akut


1. Hipoglikemia Komplikasi metabolik kronik
2. Ketoasidosis diabetik 1. Komplikasi pembuluh darah kecil
3. Sindrom HHNK (koma (mikrovaskuler)
hiperglikemia hiperosmoler - Kerusakan retina mata (Retinopati)
nonketotik) - Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik)
- Kerusakan syaraf (Neuropati
diabetik)
2. Komplikasi pembuluh darah besar
(makrovaskuler)
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit serebrovaskuler
Diabetes Mellitus Dental Caries

Merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari


karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan
darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat
kariogenik.
Karies gigi dapat terjadi karena interaksidari 4 faktor yaitu gigi, substrat ,
kuman dan waktu.
Pada penderita Diabetes Melitus → jumlah air liur berkurang
Obat DM (Glucophage)
Glucophage adalah obat untuk membantu mengendalikan kadar gula darah
tinggi. Obat ini biasanya diminum oleh penderita diabetes mellitus tipe 2.
Glucophage bekerja lebih baik mengendalikan gula darah jika dibarengi
dengan pengaturan pola makan sehat dan olahraga yang rutin.

Kandungan utama dalam Glucophage adalah metformin.


metformin

1. agen antidiabetes penting dari golongan biguanid,


2. aksi farmakologisnya menekan glukoneogenesis hati dan
meningkatkan sensitivitas insulin.
3. Metformin mudah terdeteksi pada saliva setelah
pemberian melalui oral atau intravena.
4. Xerostomia disebabkan oleh disfungsi kelenjar saliva
oleh sebab akumulasi metformin yang dimediasi oleh
OCT3 meningkatkan toksisitas obat pada sel epitel dari
kelenjar saliva.
5. Penggunaan metformin dalam waktu lama → nekrosis
dan inflamasi pada kelenjar saliva, menunjang
hiposalivasi dan xerostomia.
Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa merupakan kelanjutan dari pulpitis. Jika
Diagnosis
jaringan pulpa yang mati ini tidak dirawat, maka material
noxious akan keluar dari pulpa dan membentuk lesi 1. Pain
endodontik • Dapat (-) pada nekrosis total
2. Riwayat dan Pemeriksaan Visual
Etiologi Riwayat trauma
Riwayat nyeri parah yang berlangsung
Cedera pada pulpa karena bakteri, selama kurun waktu tertentu, kemudian
trauma, dan iritasi kimia tidak nyeri lagi
Dapat terjadi diskolorasi
Symptoms
3. Radiografi
• Diskolorasi gigi Kavitas atau restorasi yang besar
• Riwayat pasien
4. Tes vitalitas
• Gigi dapat asimptomatik
Negatif
Tetapi pada gigi dengan akar ganda,
dapat menunjukkan mixed response
5. Perkusi
(+)

Treatment
• Perawatan saluran akar
Garg & Garg, 2014, Textbook of Endodontics 3 ed,
rd

Jaypee Brothers Medical Publishers: New Delhi


WSL
When the cumulative result of the numerous
pH fluctuations over months or years is a net
loss of calcium and phosphate of an extent
that makes the enamel sufficiently porous to
be seen in the clinic, we may diagnose it as a
white spot lesion

Dental caries: the disease and its clinical management


WSL : lesi karies awal (prekaries),
terjadi karena dissolusi hydroxyapatite dari
enamel prisma yg membentuk permukaan
enamel shg beberapa mineral di enamel hilang
(demineralisasi)

Pemeriksaan klinis :
• bercak putih buram lebih opaque di enamel
• hilangnya gambaran translusen normal
enamel
• dapat terjadi di seluruh bagian gigi
Klasifikasi
KEMUNGKINAN ETIOLOGI WSL

ENAMEL AMELOGENESIS
FLUOROSIS
HIPOPLASI IMPERFEKTA

HIPERKALSIFIKASI HIPOMINERALISASI
Fluorosis Hipoplasi Hipomineralisasi

• Terjadi pada beberapa • Diskolorasi putih kuning • Batas lesi jelas


gigi/ seluruh gigi berbatas diffuse • Simetris
• Kedalaman lesi bervariasi • Lesi lebih dalam, pit • 1/ beberapa gigi
• Biasanya bilateral terlibat atau hilang • Gangguan pada saat
• Dapat berupa garis tipis, struktur enamel maturasi gigi
diffuse dan opaque • Terjadi pada saat
• Ada expose fluor yang pembentukan matrix gigi
tinggi pada saat
perkembangan gigi

https://ada.org

https://fluoridealert.org/issues
/fluorosis/
FAKTOR PREDISPOSISI TIMBULNYA
WSL
• TEMPAT TINGGAL (EX:KANDUNGAN F DI
AIR)
• RIWAYAT KESEHATAN (EX:POST ORTHO)
• RIWAYAT PENGOBATAN (EX:TERAPI
RADIASI,XEROSTOMIA)
• POLA DIET (EX:SERING MAKAN MANIS)
• HABIT / KEBIASAAN (EX:KEBIASAAN
MENYIKAT GIGI)
• PSIKOLOGIS (EX:STRESS)
PERAN SALIVA DALAM WSL
SALIVA MENYEDIAKAN LINGKUNGAN
RONGGA MULUT YANG BALANCE ANTARA
DEMINERALISASI DAN REMINERALISASI

BILA SALAH SATU SIFAT FISIK SALIVA ATAU


LAJU ALIRAN SALIVA BERUBAH MAKA
MENYEBABKAN PERUBAHAN
KECENDERUNGAN REMINERALISASI /
DEMINERALISASI
PREVENTIF WSL
DENTAL HEALTH EDUCATION
1. BRUSHING (CARA SIKAT GIGI YANG
BENAR, FREKUENSI SIKAT GIGI YANG
EFEKTIF)
2. FLOSSING
3. FLUORIDES (TOOTHPASTE,
MOUTHWASHES, CHEWING GUM)
4. POLA DIET DAN KEBIASAAN YANG
SEHAT
ALTERNATIF PERAWATAN WSL

REMINERALISASI MINIMAL INVASIVE


• CPP – ACP INVASIVE • VENEER
• VARNISH FLUOR •
INFILTRASI RESIN • CROWN
• MIKROABRASI
Restorasi Mahkota All Ceramic/
Porselen
Komposisi porselen gigi konvensional :
- keramik vitreus (seperti kaca) yang
berbasis pada anyaman silica (SiO2)
- feldspar potas (K2O.Al2O3.6SiO2)
atau
- feldspar soda (Na2O.Al2O3.6SiO2)
atau keduanya
- Pigmen
(+) (-)
- nilai estetik tinggi - biayanya mahal
- tidak mengalami korosi - kekuatan rendah dibanding
- tingkat kepuasan pasien tinggi mahkota metal-porselen

Indikasi Kontraindikasi

- Restorasi yang - Indeks karies tinggi


membutuhkan estetik tinggi - Distribusi beban di oklusal
- Tooth discoloration tidak baik
- Malposisi - Bruxism.
- Gigi yang telah dirawat
endodonsi dengan pasak
dan core
VENEER
• Veneering : Suatu tindakan
konservatif berupa
penutupan/pelapisan dg pelapis shg
mendapatkan hasil yg lebih baik
• Veneering : Conservative Esthetic
Procedure
• Perlu komunikasi antar pasien
dengan operator ttg : teknik,
prognosis dan maintanance
---------------------- EDUKASI
Teknik Veneering
• Indirect Veneer
• Direct Veneer

BAHAN:
• Indirect Veneer,
Composite Resin, Ceramic/Porcelain
dan Ceromer
• Direct Veneer,
Composite resin (Microfill dan Hybrid)
Direct Composite Veneering
Need :
• Pengetahuan ttg teknik layering
(pelapisan)
• Pengetahuan karakteristik bahan
(mengkombinasikan)
• Pengetahuan anatomi gigi (fungsi gigi )
• Pengalaman operator
• Konsep estetik
Direct Composite Veneer
• Advantage
1. Kunjungan lebih singkat (one visit)
2. Matching warna jauh lbh mudah
3. Mengurangi biaya
4. Lebih conservative (minimal preparasi)

• Disadvantage
1. Hasil yang sangat bagus ----- sulit
2. Dapat berubah warna
3. Perlu pemeriksaan secara berkala
Direct Composite Veneer
• Indikasi • Kontraindikasi
1. Instant cosmetic 1. hasil akhir bagus
dan tahan lama
2. Mock-up
2. Kebiasaan pasien
3. pasien yg tidak
(merokok, minum an
menghendaki preparasi
berwarna)
4. keterbatasan biaya dan
3. Bad habit
waktu
5.pada kasus orthodonti
(sifatnya temporer)
Direct veneer
Dapat dilakukan pada kasus:
• Pada gigi yang normal
1. merubah warna sedikit
2. gigi dengan warna yg gelap
• Pada gigi dengan malposisi ringan (rotasi,
palatoversi, gigi yang protrusive, diastema)
• Pada geligi rahang bawah
• Pada gigi yang memiliki restorasi lama
Prosedur klinis direct composite veneer
1. Pemilihan warna
2. Preparasi ( jendela dan normal)
3. Prosedur etsa dan bonding
4. Layering (countouring)
5. Penyinaran
6. Finishing dan polishing
Indirect veneer
• Composite
• Ceramic
• Ceromer
Ceramic/ porcelain

• Advantage • Disadvantage / kontraindikasi


1. pasien menghendaki instant
1. bahan lebih baik
cosmetic
2. tidak semua orang 2. pasien tidak ingin dilakukan
mempunyai skill untuk preparasi
recountouring dan 3. pasien tidak bersedia
reshaping melakukan perawatan
pendahuluan
3. shrinkage dapat 4. bila pasien tidak
minimal menginginkan penggantian
4. pembuatan diluar veneer (jika veneer rusak/lepas)
mulut (indirect)
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Komunikasi kasus
• Pemeriksaan klinis dan x-ray
• Posisi gigi dalam lengkung rahang
• Keadaan jaringan pendukung dan sekitarnya
• Oklusi
• Alternatif bahan yang digunakan
• Biaya
• Penjelasan secara verbal
• Pembuatan foto dan study model
Prosedur klinis indirect veneer

• Perawatan pendahuluan
1. profilaksis
2. bleaching (jika perlu)
3. restorasi dan perbaikan restorasi
4. gingivoplasty
5. enameloplasty
PASAK
Tujuan penggunaan post dan core
1. Membantu menstabilkan core
2. Mendistribusi tekanan melalui dentin. Radicular ke ujung akar
Sebelumnya dipercayai post memperkuar atau meningkatkan kekuatan gigi namun
telah dibuktikan baha post melemahkan gigi dan meningkatkan resiko fraktur akar. Ol
karena itum post harus dipakai hanya jika struktur gigi telah sedikit untuk mendukung
restorasi akhir.
 
Sebuah post harus:
3. Menyediakan proteksi maksimum untuk akar dari fraktur akar
4. Menyediakan retensi maksimum untuk core dan crown
5. Mudah ditempatklan
6. Sedikit teknik sensitive
7. Tampak secara radiografi
8. Bikompatibel
9. Mudah dikeluarkan jika diperlukan
10. Estetik
11. Mudah didapatkan dan tidak mahal
PASAK
Berdasarkan pembuatannya Berdasarkan bentuknya

Prefabricated post: Custom cast post: 1. Parallel-sided


2. Tapered self-threading systems
1. Metallic post 1. Custom cast metal post and 3. Tappered smooth-sided systems
2. Non metallic post core 4. Parallel-sided, threaded post-systems
2. All ceramic custom made 5. Parallel-sided, threaded, split shank
post systems
3. Polyethylene fiber post
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai