Anda di halaman 1dari 6

Sumber:

Torabinejad, Mahmoud, and Walton Richard E. Principles and Practice of ENDODONTICS.


3rd. NewYork: W.B. Saunders Company, 2002. 499-518. eBook.

FRAKTUR CUSP

DIAGNOSIS

Subjektif

 Seringkali pasien mengeluhkan rasa sakit yang cepat dan tajam pada saat
pengunyahan atau saat adanya perubahan temperature, terutama dingin.
 Rasa sakit lebih jelas saat pelepasan pengunyahan (bukan pada penutupan tapi
pada pemisahan gigi setelah mengunyah).
 Rasa sakit tidak parah ataupun spontan dan hanya terjadi dengan adanya
rangsang.
 Menariknya, gejala akan hilang setelah cusp akhirnya patah.

Objektif

 Tes yang paling mengindikasi adalah ‘menggigit’. Penggigitan dilakukan


terhadap lembar kapas aplikator ataupun rubber polishing wheel, atau
instrument tes ‘gigit’ yang di desain khusus.
 Menggertakan gigi akan menimbulkan sakit.
 Pulpa umumnya vital.

Radiografik

Tes radiograf tidak berguna karena fraktur tidak terlihat secara radiograf.

PROGNOSIS

 Kesuksesan jangka panjang baik karena fraktur tidak dalam.


 Fraktur cusp kadang menjadi lebih dalam dibawah perlekatan gingiva;
perawatan pada kasus ini akan lebih menantang

Cracked Tooth (Gigi Retak)


DIAGNOSIS

Gigi retak menunjukan variasi hasil tes, penemuan radiograf, tanda dan gejala,
berhantung pada banyak factor. Variasi ini tidak dapat diprediksi seringkali membuat
diagnosis dan perawatan gigi retak menjadi rumit.

Subjektif

Gigi retak umumnya menunjukan ‘Sindrom Gigi Retak’. Sindrom ini terkarakteristik
dengan adanya rasa sakit yang akut saat pengunyahan (pelepasan tekanan) makanan
keras dan tajam, berlangsung cepat pada rangsang dingin. Pemeriksaan ini juga
ditemukan pada Fraktur Cusp. Namun, terdapat beberapa variasi gejala mulai dari
sakit ringan hingga sakit parah yang spontan dengan adanya pulpitis irreversible,
nekrosis pulpa, ataupun periodontitis apical. Bahkan bisa juga terdapat abses apical
akut apabila pulpa telah nekrosis. Dapat juga terjadi penyakit apical yang
berhubungan dengan abses apical ( dengan ataupun tanpa pembengkakan) atau
penggenangan sinus tract. Dengan kata lain, apabila fraktur telah meluas melibatkan
pulpa, penyakit pulpa maupun periapikal yang parah akan muncul. Hal tersebut
menjelaskan variasi dari tanda dan gejala gigi retak.

Objektif

 Terdapat juga variasi hasil dari tes pulpa dan periapikal. Tes vital pulpa
umumnya positif tetapi juga dapat negative (pada nekrosis pulpa)
 Tes periapikal juga bervariasi, tapi apabila pulpa masih vital, rasa sakit tidak
ada pada saat tes perkusi atau palpasi.
 Perkusi langsung juga mendukung. Perkusi pada daerah retakan dapat
menimbulkan sakit. Perkusi dengan arah berlawabab biasanya asimtomatik.
Rasa sakit ini berkaitan dengan rangsangan dari propropreseptor ligament
periodontal.

Radiografik

 Karena fraktur arah mesiodistal tidak dapat terlihat, radiograf digunakan untuk
melihat status pulpa-periapikal.
 Umumnya tidak ditemukan hasil signifikan, walaupun kadang terjadi beberapa
hasil yang berbeda.
 Kehilangan tulang proksimal (horizontal, vertical, furkal) berhubungan dengan
fraktur; meningkatnya kehilangan tulang meningkatkan keparahan dari
keretakan.

PROGNOSIS

 Prognosis bergantung pada situasi. Fraktur dapat berlanjut tumbuh dengan


konsekuensi yang buruk, membutuhkan pencabutan ataupun perawatan lain.
 Keretakan juga dapat ditemukan pada gigi lain
 Pada umumnya, semakin lokasi fraktur mendekati tengah permukaan oklusal,
semakin buruk prognosis janhgka panjang; fraktur ini bertahan di tengah dan
tumbuh mendalam. Hasilnya adalah kerusakan besar pada gigi dan jaringan
periodontal.
 Dengan kata lain, gigi retak dapat menyebabkan gigi patah atau menyebabkan
defekasi parah jaringan periodontal.

SPLIT TOOTH

DIAGNOSIS

 Gigi patah tidak memiliki tanda dan gejala yang membingungkan seperti gigi
retak.
 Umumnya gigi patah lebih mudah untuk di kenali. Kerusakan pada
periodontium biasanya signifikan dan dapat dideteksi baik oleh pasien maupun
dokter gigi.

Subjektif

 Umumnya, pasien merasakan sakit saat pengunyahan. Sakit lebih sedikit saat
pusat oklusal berkontak dibanding saat pengunyahan. A periodontal abscess
may be present, often resulting in mistaken diagnosis.

Radiografis

Penemuan pada radiograf bergantung pada status pulpa namun biasanya lebih
menunjukan kerusakan periodontium. Seringkali terdapat kehilangan horizontal
tulang interproksimal ataupun interradikular

PROGNOSIS

 Prognosis bervariasi. Beberapa perawatan sukses dan beberapa yang lain


gagal.
 Apabila fraktur pada tengah hingga 1/3 servikal, terdapat kesempatan untuk
keberhasilan perawatan dan restorasi
 Apabila fraktur pada tengah hinggal 1/3 apikal, prognosis buruk. Dengan
kedalaman seperti ini, biasanya sudah terlalu banyak space pulpa yang
terekspos ke periodontium; perawatan saluran akar dengan restorasi pada
space ini akan menyebabkan defekasi periodontal yang besar.
 Prediksi kadang sulit dilakukan sebelum perawatan selesai jika lebih banyak
tindakan konservasi yang harus dilakukan, yaitu, jika patahan terletak pada
daerah saluran akar dan restorasi. Setelah PSA selesai dan patahan dihilangkan
apabila fraktur sangat besar dan gigi tidak dapat diselamatkan, pasien harus di
informasikan sebelum perawatan dimulai.

FRAKTUR AKAR VERTICAL


D IA G N O S IS

 Dapat terlihat seperti penyakit periodontal atau PSA yang gagal. Variasi ini
membuat diagnosi rumit.
 Menariknya, karena FAV sering disalahartikan sebagai penyakit periodontal
atau PSA yang gagal, dokter gigi sering merujuk penyakut ini ke periodontics
ataupun

Subjektif

 Gejala yang tejadi minimal.


 Kadang FAV menyakitkan, FAV seringkali asimtomatik ataupun gejala dan
tanda yang ringan, tidak signifikan .
 Seringkali pergerakan terdeteksi, tetapi banyak gigi stabil. Gejala periradikular
(sakit pada tekanan atau pengunyahan) umum terjadi namun ringan.
 FAV mirip dengan lesi periodontal, periodontal abses umum terjadi.
Pembengkakan ini yang umumnya membawa pasien ke dokter gigi.
Objektif

 Tes perkusi dan palpasi kurang membantu.


 Pengamatan probing periodontal pattern lebih membantu.
 Secara signifikan, gigi dengan FAV memiliki probing pattern normal’.
 Most show significant probing depths with narrow or rectangular patterns,
which are more typical of endodontic-type lesions. These deep probing depths
are not necessarily evident on both the facial and lingual aspects.
 Secara keseluruhan probing pattern tidak mendiagnosis secara total namun
mereka membantu.

Radiografik

 Radiograf juga menunjukan pattern yang bervariasi.


 Tidak ada perubahan signifikan namun ditemukan , meluas dari apex melalui
permukaan lateral akar dan kadang termasuk resorpsi angular pada akar
servikal.
 Namun pattern resorpsi FAV menyerupai dengan penyakit lain. Seperti sama
dengan PSA yang gagal, terdapat apical yang ’menggantung-jatuh’ juga pada
FAV.
 Pada persentase yang kecil, terdapat separasi fraktur yang terlihat pada
segmen akar
 VRF lebih mudah didiagnosis dengan tomografi computer dibanding dengan
radiograf konvensional.
 Jika terdapat garis radiolusen memisahkan filling (guttap-percha) dari dinding
kanal mendukung diagnosis. Namun radiolusen ini mungkin artifak
radiografik, obturasi yang tidak selesai, pattern tulang, dan struktur radiografik
yang disalahartikan dengan fraktur.
 Dengan begitu radiografik membantu namun tidak keseluruhan.

PROGNOSIS

Prognosis tidak ada harapan.

Anda mungkin juga menyukai