SKENARIO Seorang pasien wanita usia 35 th datang ke Klinik Spesialis Konservasi Gigi RSGMP Universitas Airlangga, dengan keluhan gigi geraham kanannya sakit/ nyeri sekali sejak tiga hari yang lalu. Sudah minum obat penghilang rasa sakit, tetapi sakitnya selalu timbul lagi. Pasien merasa cemas seakan-akan giginya tidak dapat diobati lagi. Pasien menjelaskan bahwa 6 bulan yang lalu dia ke dokter gigi karena giginya lubang, kalau kemasukan makanan sakit dan terasa linu kalau minum minuman yang dingin. Kemudian gigi tersebut ditambal, tetapi seminggu kemudian lepas. Dia kembali ke dokter gigi yang merawatnya, kemudian dilakukan penambalan kembali tetapi dua minggu kemudian lepas lagi. Demikian seterusnya terulang sampai tiga kali selalu lepas tambalannya. Padahal setiap menambal selalu membayar. Pasien berusaha bertanya kepada dokternya mengapa selalu lepas tambalannya, dokter gigi tidak memberikan jawaban yang memuaskan sehingga membuat pasien merasa jengkel. Akhirnya pasien tidak mau datang kembali ke dokter gigi yang merawatnya dan tiga hari yang lalu terasa sakit sekali, kemudian datang ke RSGMP Unair dengan tujuan untuk mengadukan masalah ini dan pasien berniat ingin mangajukan masalah ini ke jalur hukum. Pada pemeriksaan, terlihat gigi 46 dengan karies profunda, tes vitalitas negatif, palpasi sakit. LEARNING ISSUE 1. Mengapa terjadi nyeri pada gigi yang telah dilakukan penambalan dan apa penyebab kegagalan restorasi tersebut? (17) 2. Bagaimana manifestasi oral hipertensi terhadap nyeri gigi dan periapeks? (18) 3. Bagaimana tata laksana menghilangkan rasa nyeri gigi dan periapeks pada pasien hipertensi? (20) 4. Bagaimana rencana perawatan dan prognosis pada pasien hipertensi? (21) 5. Bagaimana rencana perawatan dan prognosis pada pasien intoleransi dan takut? (22) 6. Bagaimana mekanisme timbulnya dan proses penjalaran rasa nyeri pada gigi? (23) 7. Bagaimana menghadapi proses hukum bila terjadi konflik dengan pasien maupun sejawat? (24)