Disusun Untuk Memenuhi Nilai Kelompok Praktikum Mata Kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan Gigi Semester 4
Disusun Oleh :
2021/2022
Tahapan Konseling :
Pemeran :
1. Nabila Firly Assyafia N sebagai Perawat gigi
2. Amanda Salsabilla sebagai ibu pasien
3. Ratih Tiara Maya Z. Sebagai pasien dan dokter gigi
4. Widyasworo Salsa A. Sebagai ayah pasien
Ibu pasien : “oalah iya sus, lalu untuk tindakan yang bisa diberikan kepada anak saya agar
tidak terus terus an merasakan sakit apa ya sus? Saya tidak tega melihat anak saya kesakitan”
Perawat gigi :”untuk sementara ini, yang bisa diberikan hanya meminum obat pereda nyeri
dan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri pada gigi dek wiji, dan untuk tindakan nya
belum ada tindakan yang bisa dilakukan”
Ayah pasien : “maksudnya tidak ada tindakan apa-apa bagaimana ya sus? Anak saya giginya
dibiarkan sakit?”
Perawat gigi : “maksudnya, adek hanya perlu diberikan obat saja Pak, karena nantinya gigi
geraham susu dek wiji ini juga akan digantikan dengan gigi permanen, lagipula, jika
dilakukan penambalan, itu nanti justru bisa membuat dek wiji agak kesakitan karena gigi dek
wiji harus di bur untuk membersihkan jaringan kariesnya dan itu memerlukan waktu yang
lama, dek wiji harus perawatan bolak balik datang ke klinik sampai gigi dek wiji bisa di
tambal permanen”
Ayah pasien : “oalah begitu ya sus, lalu untuk obatnya apa ya sus? Dan saya bisa beli
dimana?”
Perawat gigi :”sebelumnya mohon maaf apakah dek wiji ada alergi obat-obat an pak?”
Ayah pasien : “waduh saya kurang paham sus, coba ditanyakan ke ibunya saja sus hehe”
Perawat gigi : “permisi ibu, apakah dek wiji ada alergi obat-obatan?”
Ibu pasien : “tidak sus, anak saya Alhamdulillah tidak ada alergi obat obat an”
Perawat gigi : “mohon maaf pak, untuk anak seusia dek wiji obatnya dalam bentuk tablet.
Jika tidak bisa langsung di minum tidak apa apa, nanti untuk obat nya bisa dihaluskan
terlebih dahulu, sebentar ya pak, saya minta dokter gigi membuatkan resep obatnya"
Perawat gigi : “dok mohon maaf, bisa tolong dibuatkan resep untuk dek wiji yang tadi berupa
obat anti nyeri dan antibiotik”
Dokter gigi : “ini sus resep obatnya, setelah ini tolong bilang ke ibu nya untuk menebus resep
obat di apotek sebelah ya, obat diminum 3x sehari setelah makan. Untuk obat antibiotik nya
harus dihabiskan, sedangkan untuk obat anti inflamasi nya dihentikan di minum ketika pasien
sudah tidak merasakan sakit”
Perawat gigi : “baik dok, terimakasih, akan saya sampaikan ke ibu pasien”
Perawat gigi : “permisi bu, ini resep obatnya, bisa di tebus di apotek sebelah. Obat diminum
setiap 3x sehari, untuk obat anti nyeri nya dihentikan di minum jika dek wiji sudah tidak
merasakan sakit, sedangkan untuk antibiotik nya harus dihabiskan ya bu”
Ibu pasien : “siap, terimakasih banyak sus.. lalu, jika nanti suatu ketika gigi anak saya sakit
lagi dan obat nya sudah habis bagaimana tindakan yang bisa saya lakukan sus?"
Perawat gigi : “ibu bisa datang ke klinik kembali untuk di berikan resep obat kembali oleh
dokter gigi, namun jika saat itu sakit dan kondisi darurat sedangkan mungkin klinik sedang
tutup, ibu bisa langsung datang ke apotek dengan menyerahkan bungkus obat tersebut dan
memberikan kepada mbak apotek, untuk resep nya bisa menyusul, ibu bilang saja waktu itu
sudah periksa ke dokter gigi dina, karena klinik ini sudah bekerja sama dengan apotek
sumber waras”
Perawat gigi : “untuk dek wiji, dikurangi ya makan makanan manis nya, karena itu bisa
membuat gigi dek wiji berlubang, dek wiji gamau kan gigi nya sakit?jangan lupa juga untuk
rajin menyikat gigi minimal 2x sehari ya dek wiji”
Wiji : “iya suster, siap laksanakan, nanti aku berusaha mengurangi makanan manis, minum
manis, dan coklat, aku gamau gigi ku berlubang, rasanya sakit sekali”
Perawat gigi : “nah pintar, jaga kesehatan gigi dan mulut selalu ya dek wiji anak pintar”
Perawat gigi : “Untuk ibu dek wiji mungkin bisa lebih diperhatikan lagi kesehatan gigi dan
mulut dek wiji ya, ibu bisa membimbing sikat gigi dek wiji minimal 2x sehari sesudah
sarapan dan malam hari sebelum tidur, serta mengontrol makanan dek wiji, jangan dibiarkan
terlalu sering makan makanan manis ya bu”
Ibu pasien : “baik sus, mulai sekarang saya akan mengontrol kondisi kesehatan gigi dan
mulut anak saya agar gigi anak saya sehat dan tidak berlubang”
Ayah pasien : “untuk biaya periksanya berapa ya sus? Apakah bisa di menggunakan bpjs?”
Perawat gigi : “100 ribu pak, mohon maaf, untuk di klinik kami sementara ini belum
menerima pasien bpjs Pak”
Ayah pasien : “oalah baik sus, terimakasih atas informasinya, lalu untuk obatnya ini nanti
menebus sendiri di apotek ya sus?”
Perawat gigi : “benar pak, dan untuk biaya obatnya ini di luar biaya periksa ya pak”
Perawat gigi : “iya sama sama pak dan bu, semoga dek wiji lekas sembuh”
Ibu pasien : “Aamiin terimakasih banyak sus”