Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN GIGI

“Komunikasi Informal antara operator dengan pasien yang akan melakukan


pencabutan gigi tetap”

“Perawat Gigi dengan Remaja”

Disusun Oleh :

Nyayu Umi Kalsum (PO.71.25.1.18.014)

Dosen Pembimbing :

Drg. Saluna Deynilisa, M.Pd


Masayu Nurhayati, S.Pd, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2019
PENDAHULUAN

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi,
secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai
konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua
orang yang saling berhubungan satu sama lain yang, karena berhubungan, menimbulkan
interaksi sosial (social interaction). Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi
(intercommunication). Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi,
yaitu secara etimologis dan secara terminologis.
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa
Latin communication dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Perkataan
communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan
partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini adalah
sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi,
komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan
makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti
tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung.
Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika
ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara
orang-orang itu tidak komunikatif.
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan
sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang
terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan
di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication, yang
sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social comunication. Komunikasi manusia
sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi sosial atau
komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat
terjadinya komunikasi. Berdasarkan hal – hal tersebut kami menulis makalah ini yang
berjudul “ Komunikasi antara Perawat Gigi dengan Remaja”.
NAMA PEMERAN

Nyayu Umi Kalsum sebagai perawat gigi

Opi Puspa Pani sebagai remaja

Novitasari sebagai narator


NASKAH

Suatu hari di sebuah puskesmas datang pasien remaja yang mengeluhkan giginya
berwarna. Ia datang untuk mengatasi masalah pada giginya tesebut.

Perawat Gigi : “ (membuka pintu poli gigi) antrian nomor 20 “

Remaja : (berdiri dan menuju pintu masuk poli gigi)

Perawat Gigi : “ Selamat pagi, silahkan masuk (dengan ekspresi wajah tersenyum sembari
mempersilahkan untuk masuk) “

Remaja : “ Pagi juga (pasien membalas senyuman kemudian masuk) “

Perawat Gigi : “ Silahkan duduk dulu (mempersilahkan duduk) “

Remaja : (mempersiapkan diri untuk duduk)

Setelah remaja duduk

Perawat Gigi : “ (tersenyum) Baik dek sekarang saya mau mendata identitas dulu ya.
Nama adik siapa? “

Remaja : “ Opi “

Perawat Gigi : “ Lalu tempat tanggal lahir dan alamatnya? “

Remaja : “ Palembang, 25 April 2001. Alamat jalan Darmapala no.2810 “

Perawat Gigi : “ Masih sekolah ya dek? “

Remaja : “ Iya masih sekolah mbak.”

Perawat Gigi : “ Sekolah dimana dek? Ohiya golongan darah nya apa? “

Remaja : “ Di SMAN 25, golongan darah saya B. “

Perawat Gigi : “ Opi keluhan apa yang dirasakan? “

Remaja : “ Ini loh mbak gigi saya yang sebelah sini kok warnanya beda ya? Kira
kira kenapa ya mbak? (sambil menunjukkan bagian gigi yang sakit, gigi
46) “
Perawat Gigi : “ Oh biar saya periksa dulu ya, tapi sebelum saya periksa adik duduk dulu
disitu ya (menunjuk ke arah dental unit) “

Remaja : “ Oh iya mbak (duduk dikursi) “

Perawat gigi memakai perlindungan diri masker dan hanscoon

Perawat Gigi : “ Maaf dek boleh dibuka mulutnya? “

Remaja : (membuka mulutnya)

Perawat Gigi : “ Ini kacanya kalau mau lihat giginya (memberikan kaca kepada pasien
dan mulai memeriksa kondisi gigi pasien) oh yang ini ya dek, yang
warnanya agak kehitam-hitaman ini kan? (menunjukkan gigi 46
menggunakan tangan) “

Remaja : “ (melihat ke kaca dan kemudian mengangguk) Oh iya mbak. “

Perawat Gigi : “ Nah gigi nya ini sudah ada bolong, sebentar ya saya mau periksa lebih
lanjut lagi (mengambil sonde dan mulai memberikan perlakuan terhadap
gigi pasien yang dituju ). Adek, saya mau mengecek rangsang sakitnya
nanti kalo sakit bilang ya dek (perawat gsigi mulai menusuk nusukan
sonde kedalam karies) gimana rasa nya dek? “

Remaja : “ Enggak ada rasa apa-apa mbak. “

Perawat Gigi : “ (mencoba memberi perlakuan lebih keras) Sekarang bagaimana sudah
mulai terasa sakit? “

Remaja : “ Enggak , masih tidak terasa apa-apa. “

Perawat Gigi : “ Oke, sekarang saya akan melakukan pengecekan tahap selanjutnya ya
dek (perawat Gigi mulai melakukan pemeriksaan perkusi dengan
mengetuk ketukkan ujung sonde yang bulat ke gigi pasien) apa sekarang
terasa sakit?

Remaja : “ Enggak sakit sama sekali. “

Perawat Gigi : “ Berdasarkan pemeriksaan sederhana yang dilakukan tadi, saya menarik
kesimpilan bahwa adek telah mati. “
Remaja : “ Mati? Maksudnya? “

Perawat Gigi : “ (menyimpan alat pada bengkok atau nampan khusus alat kotor dan
kemudian menjelaskan) Iya dek, tadi pas saya periksa gigi itu terdapat
lubang. Lubangnya memang terlihat kecil tetapi sudah menjalar ke bagian
dalamnya sehingga mengenai pulpa atau lapisan ketiga pada gigi, nah di
dalam pulpa itu ada pembuluh darah sama saraf yang berfungsi menerima
rangsangan. Karena pada gigi tersebut saraf-sarafnya sudah terkena
sehingga tidak dapat merasakan sakit lagi ketika saya periksa tadi dan hal
tersebut menandakan bahwa gigi tersebut sudah mati.

Remaja : “ Tapi mbak, kenapa kalo saya makan atau minum yang panas tuh suka
sakit? “

Perawat Gigi : “ Oh itu karena makan atau minum yang panas dapat menyebabkan
pemuaian gas dalam rongga pulpa kemudian menekan ujung saraf akar
gigi sebelahnya yang masih hidup. Jadi terasa sakit itu sebenarnya berasal
dari gigi sebelahnya “

Remaja : “ Oh begitu ya, jadi terus harus gimana mbak? “

Perawat Gigi : “ Seharusnya dicabut dek, Tapi, bagian gigi yang akan dicabut itu bukan
bagian dari kompetensi kami sebagai perawat gigi. Jadi adek saya rujuk ke
RSGM.”
Remaja : “ Ohh gitu ya mbak. “
Perawat Gigi : “ Nah ini saya kasih kertas rujukannya ya. Bisa dilihat waktu dan tempat
rujukannya ya. “
Remaja : “ Iya mbak. Terima kasih ya. Saya permisi dulu. “
Perawat Gigi : “ Iya sama-sama dek. Jangan sungkan untuk memeriksa giginya yaa. “
MATERI

Pencabutan gigi adalah tindakan di mana sebuah gigi atau beberapa gigi
diangkat oleh ahli bedah mulut dan wajah-rahang menggunakan peralatan kedokteran
gigi lengkap. Ini adalah teknik sederhana yang dikenal sebagai bedah mulut, biasanya
membutuhkan bius lokal atau umum, dan obat penenang. Evaluasi kesehatan perlu
dilakukan secara hati-hati sebelum pencabutan gigi dilakukan, seperti pada
pembedahan kecil lainnya. Penanganan rasa sakit dilakukan juga pada tindakan ini,
untuk menjaga pasien tetap dalam kenyamanan maksimum.

Alasan Pencabutan Gigi

Menjaga gigi tetap sehat dan merawat fungsi mulut untuk mengunyah secara
tepat merupakan alasan estetika yang penting. Gigi tetap (seperangkat gigi yang
tumbuh setelah gigi susu tanggal) akan ada seumur hidup. Namun, ada beberapa alasan
dan kasus di mana pencabutan gigi diperlukan, antara lain.

1. Rusak
Gigi yang mengalami kerusakan parah akibat pembusukan atau luka dan
tidak dapat lagi diperbaikan melalui tindakan perbaikan, harus dicabut. Jika
tidak dicabut, gigi ini dapat membawa rasa sakit yang tertahankan dan
ketidaknyamanan.
2. Mulut penuh
Dokter gigi akan mencabut gigi untuk memastikan gigi merata secara
tepat, saat gigi sudah tidak muat lagi di dalam mulut.
3. Gigi Tumbuh secara Tidak Tepat (Impaksi)
Gigi geraham bungsu perlu dicabut jika tumbuh secara tidak normal atau
tumbuh pada posisi yang salah.
4. Infeksi
Gigi yang rusak atau busuk dapat menjalar ke pulpa, yang terletak di
tengah gigi dan terhubung dengan saraf serta pembuluh darah. Saat bakteri
memasuki pulpa, infeksi dapat terjadi dan memburuk. Hanya pencabutan gigi
atau terapi akar gigi yang men jadi pilihan untuk mencegah penyebaran
infeksi.
5. Resiko Infeksi
Pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu (seperti
penderita kanker atau pasien yang menerima donor organ) mungkin perlu
melakukan pencabutan pada gigi tertentu untuk mencegah risiko infeksi.
6. Periodontal atau Penyakit Gusi
Masalah gusi yang parah dapat menyebabkan infeksi pada gusi, jaringan,
dan tulang yang menopang atau berada di sekitar gigi. Pencabutan gigi biasanya
disarankan, untuk mencegah infeksi menjadi semakin parah.
7. Tujuan Kecantikan
Sebagian orang ingin melakukan pencabutan gigi untuk mengangkat gigi
yang tidak enak dilihat, seperti gigi yang mengalami pewarnaan endogen karena
merokok.

Persiapan untuk Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi adalah proses yang aman dan tidak membutuhkan waktu lebih
dari satu jam. Namun, penting untuk memberitahukan dokter gigi Anda tentang riwayat
kesehatan Anda secara lengkap, sama seperti tindakan bedah kecil lainnya. Sebab, hal
tersebut dapat memperkecil resiko komplikasi yang jarang terjadi dalam tindakan
pencabutan gigi. Sebelum melakukan pencabutan gigi, pastikan Anda memberitahukan
dokter gigi Anda tentang hal-hal berikut:

1. Kondisi jantung bawaan


2. Kerusakan katup jantung
3. Penyakit hati
4. Sistem kekebalan tubuh terganggu
5. Riwayat bakteri endokarditis (menyebabkan radang pada katup jantung)
6. Riwayat perdarahan
7. Masalah tulang yang dialami
8. Tindakan medis yang baru-baru ini dilakukan
9. Obat atau suplemen yang dikonsumsi jika sedang hamil.
Apa yang Dapat Diharapkan Saat Pencabutan Gigi

Dokter bedah mulut dan wajah-rahang dilatih untuk melakukan pencabutan gigi
secara rutin. Sebelum gigi dicabut, dokter akan memberikan bius lokal dengan
tembakan mati rasa ke arah gusi sekitar gigi yang akan dicabut. Dalam kasus
pencabutan gigi geraham bungsu, di mana lebih dari satu gigi yang dicabut, bius umum
dan obat penenang mungkin dibutuhkan.

Saat daerah pencabutan telah mati rasa, pencabutan gigi akan dilakukan dengan
menggunakan tang. Gigi yang lebih besar, mungkin akan dibagi menjadi dua, sebelum
pencabutan pada tiap bagian dilakukan. Sedangkan, untuk gigi yang tumbuh secara
tidak tepat, dokter gigi akan membuat sayatan pada gusi dan jaringan tulang sebelum
mencapit gigi dengan tang, menggoyangkannya ke depan dan belakang, lalu
mencabutnya.

Saat gigi sudah berhasil dicabut, gumpalan darah biasanya terbentuk di dalam
lubang/soket gusi. Dokter gigi akan menutupnya dengan kain kassa dan menyuruh
Anda untuk menggigit bagian atasnya untuk membantu menghentikan pendarahan.
Dalam kondisi normal, perdarahan akan berhenti setelah beberapa menit. Rasa sakit
akan muncul bahkan setelah pencabutan selesai, sehingga dokter gigi Anda akan
menyarankan obat pereda nyeri seperti ibuprofen untuk beberapa hari ke depan.
(Catatan: Hindari mengkonsumsi aspirin karena memiliki sifat pengencer darah dan
mungkin membuat mulut berdarah).

Apa yang Terjadi Setelah Pencabutan Gigi

Anda dapat kembali ke kegiatan sehari-hari setelah gigi tercabut. Namun, Anda
akan dilarang untuk melakukan kegiatan berat atau mengangkat beban berat selama 24
jam ke depan. Anda akan menganjurkan hal di bawah ini dan juga memberikan obat
pereda rasa sakit, untuk mempercepat penyembuhan.

1. Berkumur dengan air garam selama 24 jam ke depan (bukan berkumur dengan
antiseptik berbahan keras).
2. Tetap menyikat gigi dan menggunakan benang gigi, namun berhati-hati pada area
gigi yang baru dicabut.
3. Hindari makanan dan minuman panas.
4. Dalam dua kali waktu makan, makanlah makanan yang lembut, dan tambahkan
makanan dengan tekstur keras secara perlahan setelah lokasi pencabutan sembuh.
5. Hindari penggunaan sedotan, meludah, meniup hidung, atau kegiatan yang dapat
menimbulkan tekanan pada soket.
6. Hindari minuman beralkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Randi.2018.Apa itu pencabutan gigi. https://www.docdoc.com/id/info/procedure/pencabu


stan-gigi/ (Diakses pada tanggal 7 Juni 2019)

Anda mungkin juga menyukai