Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SKILL LAB KOMUNIKASI

SKENARIO PROSEDUR KONSELING

“Keluhan Gigi Berlubang Saran Penambalan”

Disusun Oleh: Kelompok 9

Anggota:
1. Pentiya Vita Ayuni
2. Nadia Miftahul Jannah
3. Fajriyah Bella Mullya Putri
4. Yollanda Graciela Sitepu
5. Permata Syanthia Wijaya
6. Putri Melania
7. Cindy Gayatri Putri

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
Daftar Isi
Daftar Isi .................................................................................................................................. i

Latar Belakang ........................................................................................................................ ii

Isi ............................................................................................................................................ 1

Skenario .............................................................................................................................. 1

Keterangan .......................................................................................................................... 4

Kontribusi individual .............................................................................................................. 5

i
LATAR BELAKANG

Konseling ini dilakukan di tempat praktek drg. Fajriyah Bella Mullya Putri yang beralamat
di Jl. Parahyangan No. 31 Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Pasien bernama
Pentiya Vita Ayuni datang ke tempat praktek pada pukul 16.20 WIB. Sesampainya disana,
pasien harus menunggu terlebih dahulu karena pada hari itu tempat praktek tersebut cukup
ramai oleh pasien yang datang dengan keluhan mereka masing-masing. Adapun tujuan
pasien datang ialah untuk berobat dengan keluhan nyeri pada gigi yang berlubang.

ii
ISI
I. Skenario

(Pasien sedang menunggu panggilan dari Prg. Putri Melania)


Prg : “Ibu Pentiya... Ibu Pentiya...”
Pasien : “Iya saya.”
Prg : “Mari bu, silahkan masuk!”

(Pasien menuju ke ruang praktek)


Dokter : (Berdiri melihat kedatangan pasien, kemudian tersenyum ramah)
Pasien : “Assalammu’alaykum. Selamat sore dok.” (sambil memasuki ruangan
dokter)
Dokter : (dokter menyambut pasien kemudian bersalaman dengan dengan pasien)
“Waalaikumussalam. Selamat sore Bu, mari silahkan duduk.”
Pasien : “Terimakasih dok.” (menyambut jabatan tangan dokter)
Dokter : “Perkenalkan saya dokter Fajriyah Bella, (sambil membaca kartu status
pasien) Ibu Pentiya ya?”
Pasien : “Benar dok, saya Pentiya.”
Dokter : “Ibu tinggalnya dimana?”
Pasien : “Di Jalan Merdeka, Komplek Keluarga Bahagia No.20 dok.”
Dokter : (mengangguk) “Berarti tidak jauh ya bu dari sini?”
Pasien : “Iya, dok. Hanya sekitar 15 menit saja.”
Dokter : “Baiklah bu, apa ada yang bisa saya bantu?”
Pasien : “Jadi begini dok, gigi geraham saya sudah lama berlubang. Awalnya sih
biasa saja, jadi saya abaikan.”
Dokter : “Ohh iya iya, terus gimana bu?”
Pasien : “Lama-kelamaan rasanya jadi tidak enak dok. Waktu saya lihat di
cermin, ternyata lubangnya sudah membesar.”
1
Dokter : “Kalau saya boleh tahu, sudah berapa lama ya giginya berlubang?”
Pasien : “Sudah sekitar 3 bulan gitu dok. Rasanya sekarang mulai menganggu.”
Dokter : “Mengganggu gimana bu?”
Pasien : “Begini dok, sehabis makan, makanannya itu suka nyelip di lubangnya
dan kadang juga terasa berdenyut.”
Dokter : “Begitu ya? Jadi gigi ibu itu sudah berlubang sekitar tiga bulan yang lalu.
Tapi karena masih biasa saja, ibu mengabaikannya. Namun sekarang ini
lubangnya sudah mulai membesar ya.”
Pasien : “Iya dok, benar.”
Dokter : “Tampaknya hal ini sangat mengganggu ibu ya? Termasuk juga rasa
berdenyutnya ya bu?”
Pasien : “Tepat sekali, dok. Rasanya seperti nyeri gimana gitu.”
Dokter : “Kalau begitu, boleh saya periksa dulu giginya bu?”
Pasien : “Iya dok, boleh.”
(Dokter mengarahkan pasien untuk duduk di Dental Chair dan melakukan pemeriksaan)

(Setelah pemeriksaan dan kembali ke meja dokter)


Dokter : “Setelah saya periksa, yang menjadi inti masalah dari keluhan ibu ini
ialah lubang pada gigi ibu yang sudah lumayan besar. Ini yang membuat
ibu terkadang merasakan nyeri.”
Pasien : “Begitu ya dok? Gigi saya ini harus dicabut atau tidak ya dok?”
Dokter : “Gigi Ibu masih bisa dipertahankan. Saya sarankan untuk ditambal saja.”
Pasien : “Apa bisa langsung ditambal hari ini dok ?”
Dokter : “Tidak bisa di tambal hari ini bu. Tapi kalau ibu setuju, bisa dilakukan
perawatan dulu. Hari ini kita kasih obat dulu supaya denyutnya hilang
ya bu. Gimana bu?”
Pasien : “Ya dok (mengangguk antusias). Saya setuju kok.
Oh iya, dokter saya juga mau memasang behel, karena gigi saya ini
kurang rapi. Bisa gak dok?”
2
Dokter : “Bisa-bisa saja, tetapi untuk saat ini kita fokus menyelesaikan masalah
gigi berlubang ibu dulu ya.”
Pasien : “Baik dok, saya ikutin saran dokter saja, pasti dokter tahu apa tindakan
yang tepat untuk gigi saya saat ini”.
Dokter : “Iya bu. Jadi setelah gigi ibu di tambal, nyerinya akan hilang. Setelah itu,
ibu juga akan nyaman melakukan aktivitas dengan mulut, untuk
tindakan lain juga pasti akan lebih mudah dilakukan nantinya.”
Pasien : “Oke dok, saya mengerti.”
Dokter : “Setelah nyerinya hilang ibu bisa datang kembali ke sini. Saya akan
melanjutkan perawatan untuk gigi ibu.”
Pasien : “Baik, akan saya lakukan dok.”
Dokter : “Ini saya resepkan obat untuk ibu, ada obat pereda nyeri disini, ibu
minum sesuai aturan ya. Saya juga sarankan jangan lupa sikat gigi bu,
minimal dua kali sehari. Tiga hari lagi, jika gigi ibu sudah tidak nyeri,
ibu bisa datang lagi ke sini.”
Pasien : “Iya dok baik.”
Dokter : (sambil menyerahkan resep) “Jadi begini bu, penyebab utama gigi
berlubang itu karena ada plak. Plak itu muncul karena beberapa
kebiasaan buruk yang mungkin tidak sengaja ibu lakukan. Misalnya, ibu
jarang sikat gigi atau ibu suka makan yang manis-manis. Plak yang
melekat pada gigi ini kalau tidak dibersihkan lama-kelamaan menumpuk
dan menggerogoti enamel. Ketika lubangnya mulai membesar bisa
mengenai saraf. Hal itu yang membuat gigi ibu terasa nyeri.”
Pasien : “Hmm, saya mengerti dok.”
Dokter : “Begitu bu, jadi saya harap kebiasaan yang mungkin tidak baik untuk
gigi bisa diubah, bukan hanya untuk gigi berlubang yang sekarang tetapi
juga untuk mencegah timbulnya kerusakan pada gigi yang lain.

3
Pasien : “Baik dok, akan saya lakukan. Kalau begitu saya pamit dulu ya.
Terimakasih dokter.”
Dokter : “Iya bu, terimakasih kembali. Semoga ibu lekas sembuh.”

II. KETERANGAN

: Attending
: Opening
: Acceptance
: Restatement
: Reflection of feeling
: Clarification
: Paraphrasing
: Structuring
: Reassurance
: Advice
: Summary
: Termination

4
Anggota Kelompok dan Kontribusi Individual

Pentiya Vita Ayuni (04031181924009)

Kontribusi : Mengetik skenario, membuat cover, daftar isi, berperan sebagai pasien

Nadia Miftahul Jannah (04031281924019)

Kontribusi : Membuat skenario, membuat latar belakang

Fajriyah Bella Mullya Putri (04031281924029)

Kontribusi :Membuat skenario, berperan sebagai dokter

Yollanda Graciela Sitepu (04031281924039)

Kontribusi : Membuat skenario, mengetik latar belakang, mengedit

Permata Syanthia Wijaya (04031381924058)

Kontribusi : Membuat skenario, mengetik skenario

Putri Melania (04031381924068)

Kontribusi : Membuat skenario, mengetik skenario, berperan sebagai perawat gigi

Cindy Gayatri Putri (04031381924078)

Kontribusi : Membuat skenario, membuat latar belakang

Anda mungkin juga menyukai