Anda di halaman 1dari 5

APLIKASI PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM

KEPERAWATAN GIGI

“Pencabutan Gigi 11 Menggunakan Injeksi”

Disusun Oleh Kelompok 8 :

Opi Puspa Pani (PO.71.25.1.18.015)


Rahmidah (PO.71.25.1.18.016)
Ollin Cristianty (PO.71.25.1.17.045)
Primbo Amamber (PO.71.25.1.18.046)

Dosen Pembimbing :

drg. Saluna Deynilisa, M.Pd

Hj. Masayu Nurhayati, S.Pd, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2019/2020
PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan
antar manusia. Pada profesi keperawatan gigi komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan gigi.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang besar. Untuk itu perawat gigi memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup keterampilan, intelektual, tehnical, dan interpersonal
yang tercermin dalam perilaku atau kasih sayang/cinta dalam berkomunikasi dengan orang
lain.

Perawat gigi yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak


saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya
masalah legal, memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan gigi dan
meningkatkan citra profesi keperawatan gigi serta citra rumah sakit, tetapi yang paling
penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama
manusia (Nurhasanah, Nunung, 2010).

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya
dengan apa yang diharapkannya.Survei kepuasan pasien menjadi penting dan perlu
dilakukan bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu layanan kesehatan yang lain
(Pohan, Imbalo, 2013).

Dengan demikian pelayanan kesehatan khusus terhadap pasien yang sakit gigi perlu
dilakukan semaksimal mungkin agar setiap pasien merasa puas terhadap pelayanan di
Klinik. Sasaran utama yang diinginkan oleh pasien tentu adalah pelayanan yang baik serta
komunikasi yang baik. Sehingga pasien merasa dia disayangi, dihormati dan memiliki
martabat yang tinggi.
NAMA PEMERAN

1. Opi Puspa Pani (PO.71.25.1.18.015) ; Dental Asistent

2. Rahmidah (PO.71.25.1.18.016) ; Operator

3. Ollin Cristianty (PO.71.25.1.17.045) ; Pasien

4. Primbo Amamber (PO.71.25.1.18.046) ; Resepsionis


DIALOG KOMUNIKASI TERAUPETIK PENCABUTAN GIGI 11
MENGGUNAKAN INJEKSI

Di suatu klinik gigi, datanglah seorang anak SMA yang hendak mencabut giginya
yang beberapa hari ini sudah mulai goyang. Saat datang di klinik anak tersebut disambut
oleh dental assistant.

Olin : “Permisi mbak”

DA ( Opi ) : “Iya dik, silahkan masuk. Ada yang bisa saya bantu?”

Ollin : “Iya Terimakasih. Jadi begini mbak, saya ingin memeriksakan gigi
saya yang sudah goyang dan ketika makan sangat mengganggu?”

DA ( Opi) : “Oh baiklah dik. Apakah sebelumnya adik sudah pernah


memeriksan gigi disini kesini?

Ollin : “Belum pernah mbak”

DA ( Opi ) : “Baiklah kalau begitu kita isi data dulu ya”

Ollin : “Iya mbak”

Setelah mengisi data. Anak tersebut menunggu namanya dipanggil lalu langsung
masuk ke ruang pemeriksaan gigi dan bertemu Operator disana.

DA ( Opi) : “Ollin, silahkan masuk!”

Ollin : “Permisi mbak”

Operator : “Iya dik silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu adik ollin?
(mempersilahkan duduk)

Ollin : “Iya mbak. Jadi begini, sudah beberapa hari ini gigi saya goyang
dan menggangu saat sedang makan”

Operator : “Oh.. kalau boleh tau sebelah mana ya dik?

Adik Ayu : “Gigi depan yang atas itu mbak, yang bagian kanan”
Operator : “Baik dik, saya periksa dulu giginya”

Setelah Adik Ollin melakukan pemeriksaan, Adik Ollin diberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan.

Operator  : “Jadi gini dik, gigi adik sudah goyang. Jadi bagaimana jika kita
melakukan pencabutan tapi setelah dilakukan pencabutan sebaiknya
disarankan untuk memakai gigi tiruan agar adik tidak kehilanagan
fungsi kunyah dan nilai estetika, dikarenakan gigi depan jadi sangat
terlihat, jadi gimana dik apakah bisa untuk melakukuan tindakan
tersebut ?”

Ollin : “Iya mbak, saya mau mau saja”

Operator  : “Baik kalau begitu , kita akan mulia dengan tindakan injeksi yaitu


membius gigi adik agar tidak terasa sakit saat sedang dicabut.

Ollin : “Iya tidak apa-apa mbak, saya mau”

Operator : “Baiklah, kita mulai ya pencabutannya”

Setelah pencabutan selesai, Adik Ollin berterima kasih kepada perawat gigi dan
pamit untuk menyelesaikan administrasi.

Operator : “Baiklah dik, sudah selesai. Setelah ini bekas pencabutan yang
masih luka itu jangan dimainkan dengan lidah jangan dihisap dan ganti tampon setelah 1
jam pencabutan jika masih berdarah, jangan terlalu sering berkumur- kumur, makan lah
di sebalah sisi yang tidak dilakukan pencabutan”

Adik Ayu : “Baik Terima kasih ya mbak”

Anda mungkin juga menyukai