Anda di halaman 1dari 6

NASKAH ROLE PLAY

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TINDAKAN KURATIF


D is us un untuk memenuhi nilai kelompok praktikum mata kuliah K omunikas i
D alam K eperaw atan G igi S emes ter 4
D os en Pemb imb in g : I rman ita Wirad on a, S .S i.T, M.Kes

Disusun Oleh:

1. Amanda Salsabila (P1337425220087)


2. Nabila Firly Assyafia N. (P1337425220010)
3. Widyasworo Salsa Amelia (P1337425220024)
4. Ratih Tiara Maya Z. (P1337425220021)

PRODI TERAPI GIGI PROGRAM SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021/2022
Naskah Komunikasi Terapeutik dalam Tindakan Kuratif
( Pencabutan Gigi Oleh Karena Persistensi )
Pemeran :

1. Nabila Firly Assyafia N sebagai moderator


2. Amanda Salsabila sebagai perawat gigi
3. Ratih Tiara Maya Z sebagai ibu pasien
4. Widyasworo Salsa A sebagai pasien

Naskah dialog komunikasi terapeutik dalam tindakan kuratif :

Ibu pasien : “Assalamualaikum”


Perawat : “Waalaikumsalam, silahkan masuk bu, dan dilahkan duduk ya ibu”
Ibu pasien : “baik sus terimakasih”
Perawat : “perkenalkan ibu saya Amanda salsabila, saya merupakan perawat gigi di klinik
ini, boleh tau ini dengan ibu siapa?”
Ibu pasien : “ibu Ratih sus”
Perawat : “baik ibu Ratih ada yang bisa saya bantu ?”
Ibu pasien : “iya sus, ini saya mau memeriksakan anak saya , gigi anak saya itu belum lepas
sus, tapi kok sudah tumbuh gigi baru ya sus dibelakang giginya itu, nah itu yang
perlu dilakukan apa ya sus, apa dibiarkan saja atau bagaimana?”
Perawat : “oh iya ibu, itu bagian gigi sebelah mana ya ibu?”
Ibu pasien : “ini loh sus gigi depan dibagian rahang bawah”
Perawat : “oh iya ibu, sebelumnya nama adek nya siapa ya, biar suster data terlebih
dahulu”
Adek : “nama aku Widya sus”
Perawat : “kalo suster boleh tau, nama panjangnya siapa adek?”
Anak : “Widyasworo Salsa Amelia sus”
Perawat : “wah namanya bagus ya, dek Widya umur berapa ?”
Anak : “7 tahun sus”
Perawat : “boleh tau, alamatnya dimana nggih bu?”
Ibu pasien : “jln. Tirto Agung Pedalangan Banyumanik semarang sus”
Perawat : “ohh Pedalangan ya ibu, untuk tanggal lahir adeknya berapa ya bu?”
Ibu pasien : “tanggal 27 April 2013 sus”
Perawat : “baik ibu, coba saya liat keadaan gigi adeknya terlebih dahulu ya”
Ibu pasien : “baik sus”
Perawat : “adek, suster boleh ga liat giginya, coba dibuka ya mulutnya”
Anak : “boleh sus (kemudian membuka mulut)”
(perawat melihat kondisi pasien)
Perawat : “oh ini namanya persistensi ibu, yaitu keadaan dimana gigi susunya belum lepas
tetapi gigi permanent nya sudah mulai tumbuh ibu, nah kalau seperti ini
tindakan yang harus dilakukan yaitu pencabutan, karena jika dibiarkan begitu
saja nantinya akan mengganggu posisi gigi yang lainnya sehingga bisa
mengakibatkan giginya akan berantakan atau tidak rata untuk jangka waktu
kedepannya ibu”
Ibu pasien : “ohh namanya ternyata namanya itu persistensi ya sus, jika dibiarkan tidak
dicabut gimana sus, atau menunggu giginya lepas sendiri saja?”
Perawat : “itu kan kalau gigi itu bisa lepas sendiri bu, tapi jika giginya susah untuk lepas
atau tidak lepas sampai nanti gimana ibu, sampai gigi permanentnya sudah
tumbuh utuh, itu nantinya malah mengakibatkan gigi akan berantakan ibu dan
tidak rata. Nah jika tindakan dilakukan saat adeknya sudah besar itu malah
tambah rumit lho ibu, perlu pemasangan behel untuk meratakan giginya nanti
dan prosesnyapun akan lama, pilih yang mana coba ibu kalau seperti itu?”
Ibu pasien : “oh gitu ya sus, dikira saya mudah untuk lepas sendiri sus, kalau gitu ya
mending dicabut sekarang saja sus”
Perawat : “belum tentu ibu, karena kadang ada beberapa faktor tersendiri yang
mengakibatkan gigi itu sulit untuk lepas, seperti gigi adeknya ini, ini sudah
termasuk sulit lepas giginya ibu, karena itu saja gigi permanentnya sudah
tumbuh gigi susunya belum lepas”
Ibu pasien : “oh iya juga ya sus, saya tidak tau kalau bisa seperti itu, tapi sus nanti sakit
dong kalau dicabut, anak saya pasti takut dan tidak mau dicabut giginya”
Perawat : “nanti kan sebelum pencabutan akan diberikan obat bius ibu agar saat
pencabutan adeknya tidak merasakan sakit”
Ibu pasien : “berarti disuntik dong sus, anak saya paling takut disuntik sus”
Anak : “mah aku gamau disuntikk takut, pasti sakit kalau disuntik”
Perawat : “oh engga ibu, saya lihat tadi gigi adeknya sudah goyang, sehingga tidak perlu
dilakukan bius suntik, cukup menggunakan bius yang dioleskan saja, jadi adek
gaperlu takut ya, setelah dibius nanti ga bakal merasakan sakit kok pas
dilakukan pencabutan giginya, malah gaberasa apa apa nanti”
Anak : “beneran ya sus biusnya Cuma diolesin saja ndak disuntik kan sus?”
Perawat : “iya adek, masa suster bohong sama adek, nanti kalau suter bohong dosa dong”
Anak : “yaudah aku mau sus, mah aku mau dicabut, tapi ditemenin mama”
Ibu pasien : “iya nak nanti pasti mamah temenin”
Ibu pasien : “sus untuk tindakanya bisa dilakukan kapan ya sus?”
Perawat : “bisa dilakukan sekarang ibu, kalau adeknya sudah siap dan mau. Gimana adek
mau dicabut gigi sekarang, kan anak pemberani, pasti mau ya dong”
Anak : “iya sus”
Perawat : “baik sebelum dilakukan tindakan isi data ini dulu ya ibu kemudian tanda
tangan di sebelah sini”
Ibu pasien : “baik sus ini sudah”
Perawat : “baik ibu, ini nanti akan dilakukan pembiusan terlebih dahulu, kemudian akan
dilakukan pencabutan ya ibu, untuk prosesnya tidak lama kok ibu sekitar
kurang lebih 15 menit”
Perawat : “mari adek duduk disini ya, pinter banget si adeknya berani dicabut”
Perawat : “ibu bisa disebelah adeknya ya biar adeknya tidak takut dan tambah semangat
cabut giginya”
(dilakukan proses anestesi topikal)
Perawat : “adek ini jika suster pegang kerasa tidak?
Anak : “tidak sus”
(dilakukan pencabutan)
Perawat : “nahh sudah selesai deh pencabutannya wahhh hebat ya dek Widya berani buat
dicabut, gimana gak kerasa apa-apa kan, gak sakit kan?”
Anak : “ihhh iya sus, ndak sakit sama sekali”
Perawat : “nah ini digigit ya tampon nya biar mempercepat penyembuhan luka
pencabutannya,kemudian suster minta tolong sama dek Widya buat nanti
giginya itu sering-sering di didorong-dorong menggunakan lidah kedepan
seperti ini ya, biar nanti giginya itu bisa kedepan dan nanti giginya adek bisa
kembali normal, nanti kan cantiknya nambah kalau giginya udah kembali rata”
Anak : “baik sus”
Perawat : ‘baik ibu untuk tindakanya sudah selesai dan saya minta bantuanya kepada ibu
tolong nanti adeknya dibimbing agar gigi permanentnya itu di dorong-dorong
kedepan atau dipadal-padal menggunakan lidah ya ibu, seperti ini ibu, jadi
nanti agar giginya itu bisa kembali menempati posisi normalnya, karena
kan itu tumbuhnya dibelakang gigi susunya, setelah gigi susunya dicabut
posisinya kan masih tetap dibelakang oleh karena itu untuk mengembalikan
posisinya kedepan harus dipadal menggunakan lidah ya ibu, dan jangan lupa
kalau tampon nya sudah banyak darah dilepas saja ya ibu kalau darahnya
sudah berhenti maka tidak perlu diberi tampon kembali tetapi jika darahnya
belum berhenti atau banyak nanti bisa hubungi klinik kami ya ibu”
Ibu pasien : “baik sus, suster untuk proses penyembuhan dan pengembalian gigi ke posisi
normal itu kira kira berapa lama ya sus”
perawat : “kurang lebih satu bulan ibu, yang penting dikontrol terus ya ibu perubahan
posisinya, dan jangan lupa dipadal-padal terus biar bisa cepat kembali ke
posisinya normal. Jika udah diposisinya normal dihentikan ya ibu jangan
keterusan dipadal padal nanti malah kebablasan”
ibu pasien : “hehehe baik sus, suter bisa aja”
perawat : “ada yang mau ditanyakan lagi bu?”
ibu pasien : “ sepertinya cukup sus, tidak ada”
Perawat : “baik ibu selanjutnya bisa kebagian administrasi ya ibu untuk melakukan
pembayaran, terimakasih banyak ibu sudah mempercayakan klinik kami untuk
perawatan gigi, dahhh adek dijaga terus ya kebersihan giginya jangan lupa
dipadal-padal terus giginya menggunakan lidah biar giginya rapih kembali,
dan tambah cantik deh”
Anak : “oke suster”
Perawat : “ibu nanti kalau ada yang mau ditanyakan lagi bisa hubungi nomor klinik saja
ya ibu untuk konsultasi lebih lanjut”
ibu pasien : “baik sus, terimakasih”
perawat : “sama-sama ibu”

Anda mungkin juga menyukai