Pada Bab 3 ini dibahas luas daerah segitiga dan segiempat pada teorema Napoleon dan
Semi Napoleon pada kasus mengarah keluar. Luas daerah segitiga pada teorema
Napoleon yang dibahas yaitu luas daerah teorema Napoleon yang dikonstruksikan dari
sebuah segitiga sebarang, sedangkan pada segiempat yang akan dibahas adalah luas
daerah segiempat pada teorema Napoleon yang dikonstruksikan dari segiempat yang
memiliki dua pasang sisi sejajar yaitu belah ketupat dan jajaran genjang kemudian luas
daerah segiempat pada teorema Semi Napoleon yang dikontruksikan dari segiempat
yang tidak memiliki dua pasang sisi sejajar yaitu trapesium sama kaki dan layang-
layang.
Segitiga Napoleon adalah segitiga sama sisi yang dihasilkan dari teorema Napoleon
2.1 seperti pada Gambar 3.1, segitiga Napoleon ini dikonstruksikan mengarah keluar
segitiga asal ABC sehingga segitiga sama sisi PQR merupakan segitiga Napoleon luar,
belum ada artikel yang menulis tentang luas segitiga Napoleon, maka oleh karna itu
penulis akan membahas tentang teorema luas segitiga Napoleon. Berikut ini
Teorema 3.1 Misalkan △ ABC seperti pada teorema 2.1 maka luas △ PQR=¿
20
Gambar 3.1: △ PQR merupakan △ Napoleon luar
Bukti: Perhatikan Gambar 3.2, pandang pada sisi CB, kemudian tarik garis dari
, begitu juga dengan sisi AB tarik garis dari titik A ke R misalkan garis m 1,
kemudian dari titik B ke R misalkan garis m 2, dan pada sisi CA tarik garis dari
CQ '
sin CQ Q ' =
CQ
a
2
sin 600 =
k1
a a
k 1= dan juga k 2=
√3 √3
21
Kemudian, dengan cara yang sama akan diperoleh
b b
l 1= dan juga l 2=
√3 √3
c c
m 1= dan jugam 2=
√3 √3
22
Gambar 3.3: Ilustrasi △CPQ
sehingga diperoleh
PQ 2=k 12 +l 12−2 k 1 l 1 cos( θ+600 ¿ )¿
a 2 b 2
PQ 2= ( ) ( ) ( )( √b3 )cos (θ+60 ¿) ¿
√3
+
√3
−2
a
√3
0
2 a2 b2 ab 0
PQ = + −2 cos (θ+60 ¿ )¿
3 3 3
1 3
3 PQ 2=a2 +b 2−2 ab( cos θ− √ sinθ) (3.1)
2 2
Kemudian berdasarkan Gambar 3.2, dengan cara yang sama untuk menentukan
1 3
3 QR 2=a2 +c 2−2ac ( cos β− √ sin β ) (3.2)
2 2
1 3
3 RP 2=b2 +c 2−2 bc ( cos α − √ sin α ) (3.3)
2 2
aturan sinus dan kosinus berdasarkan △ ABC seperti yang terlihat pada Gambar 3.4.
Sehingga diperoleh
23
c 2=a2+ b2−2 ab cosθ
2 ab cos θ=a2 +b 2−c 2
a2 +b2 −c 2 ( 3.4)
cos θ=
2 ab
Dan
1
Luas △ ABC= ab× sinθ
2
2× Luas △ ABC
sinθ= ( 3.5)
ab
Begitu juga dengan sisi QR dan RP dengan cara yang sama akan diperoleh
sehingga diperoleh
1 3
3 PQ 2=a2 +b 2−2 ab( cos θ− √ sinθ)
2 2
2 2 2 a2 +b 2−c 2
3 PQ =a +b −( −2 √3 . Luas △ ABC)
2
1 1 1
3 PQ 2=a+b 2− a2− b 2+ c2 −2 √3 . Luas △ ABC ¿
2 2 2
1 1 1
3 PQ 2= a2 + b2 + c 2+ 2 √ 3 . Luas △ ABC ¿
2 2 2
1
3 PQ 2= (a 2+ b2+ c 2)+2 √3 . Luas △ ABC ¿
2
24
1 2 2 2
2
PQ =
2
(
( a +b +c )+2 √ 3 . Luas △ ABC
3 )
Dengan menggunakan cara yang sama, sehingga diperoleh panjang sisi QR dan RP
yaitu
1 2 2 2
2
QR = (
2
(a +b + c )+ 2 √ 3 . Luas △ ABC
3 )
1 2 2 2
2
RP = (
2
( a +b +c )+ 2 √ 3 . Lua s △ ABC
3 )
Sehingga luas daerah △ PQR yaitu
1
Luas △ PQR= PQ × QR sin 600 karena PQ=QR, diperoleh
2
1
Luas △ PQR= PQ × PQ sin 600
2
1 1
Luas △ PQR= PQ 2 × √ 3
2 2
3
Luas △ PQR=PQ 2 × √
4
1 2 2 2
Luas △ PQR=
2
(
(a +b + c )+2 √ 3 . Luas △ ABC
3 )( √3
4 )
2 2 2
√3 × (a +b + c ) + 2 ×3 Luas △ ABC
Luas △ PQR= (4 6 )( 3 ×4 )
2 2 2
√3 × (a +b + c ) + 2 ×3 Luas △ ABC
Luas △ PQR= (4 6 )( 3 ×4 )
Luas △ P QR= ( √243 (a + b +c ))+( 12 Luas △ ABC )
2 2 2
25
Segiempat Napoleon adalah persegi yang dihasilkan diantaranya dari teorema 2.2,
segiempat Napoleon ini dikonstruksikan mengarah keluar dari segiempat asal sehingga
luar. Sama halnya dengan luas segitiga Napoleon, maka penulis juga akan membahas
tentang teorema yang berkaitan dengaan luas segiempat Napoleon. Luas daerah segiempat
Napoleon yaitu luas daerah segiempat pada teorema Napoleon yang dikontruksikan
pada segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar diantaranya belah ketupat
dan jajaran genjang. Berikut ini merupakan luas daerah segiempat pada teorema
Luas daerah segiempat NapoleonMNOP yang berasal dari belah ketupat untuk kasus
mengarah keluar, seperti pada Gambar 3.5 dapat ditentukan dengan menentukan
panjang sisi salah satu pada □MNOP. Berikut ini diberikan Teorema mengenai luas
daerah segiempat Napoleon pada segiempat belah ketupat untuk kasus yang
mengarah ke luar.
Teorema 3.2. Jika □MNOP merupakan segiempat Napoleon pada belah ketupat
26
Gambar 3.5: □ MNOP merupakan □ Napoleon luar
Bukti: Perhatikan Gambar 3.6, □MNOP adalah persegi, dengan panjang sisi
setengah diagonal dari persegi ABHG dan persegi CDLK, begitu juga dengan AN, ND,
BP, dan CP merupakan setengah diagonal dari persegi ADEF dan persegi BCJI.
27
Gambar 3.6: Ilustrasi luas daerah segiempat Napoleon pada segiempat belah ketupat
dengan konsep trigonometri
1 1 1
¿ a + a −2 ( ) a cos ∠ MAN
2 2 2
2 2 2
¿ a2 −a2 cos ∠ MAN
¿ a2 −a2 ¿
¿ a2 −a2 ( cos 2700 . cos ∠BAD +sin 2700 . sin∠ BAD )
¿ a2 −a2 ( 0.∠ BAD+ (−1 ) . sin ∠BAD )
¿ a2 + a2 sin ∠ BAD ( 3.6)
2. L ∆ ABD
sin ∠ BAD= ( 3.7)
a2
diperoleh
2. L ∆ ABD
M N 2=a2 +a2
a2
M N 2=a2 +2 L ∆ ABD
M N 2=a2 + L. ABCD
M N =√ a2 + L . ABCD
PO=√ a2 + L . ABCD
28
ON =√ a2 + L . ABCD
MP=√ a2 + L. ABCD
Luas daerah Segiempat Napoleon MNOP yang berasal dari jajaran genjang untuk
kasus mengarah keluar seperti pada Gambar 3.7 dapat ditentukan dengan menentukan
panjang sisi salah satu pada □MNOP. Berikut ini diberikan Teorema mengenai luas
daerah segiempat Napoleon pada segiempat jajaran genjang untuk kasus mengarah ke
luar.
Teorema 3.3 Misalkan □ MNOP seperti pada teorema 2.2 maka luas
1 1
□ MNOP= a2 + b2 + L . ABCD
2 2
29
Gambar 3.7: □ MNOP merupakan □ Napoleon luar
Bukti: Perhatikan Gambar 3.8, misalkan panjang sisi AB=CD=a dan AD=BC=b.
diagonal dari □ ABHG, begitu pula pada sisi CD terdapat garis DO , C O yang
merupakan setengah diagonal dari □CDLK . Hal ini juga berlaku pada dua sisi lainnya
30
Gambar 3.8: Ilustrasi luas daerah segiempat Napoleon pada segiempat jajargenjang
1 1 1
¿ a2 + b2 −2
2 2 2 ()
ab cos ∠ MAN
1 1
¿ a2 + b2 −ab cos ∠ MAN
2 2
31
1 1
¿ a2 + b2 −ab cos(2700−¿ ∠ BAD)¿
2 2
1 1
¿ a2 + b2 −ab ( cos 2700 . cos ∠ BAD+sin 2700 . sin∠ BAD )
2 2
1 1
¿ a2 + b2 −ab ( 0. ∠ BAD + (−1 ) .sin ∠ BAD )
2 2
1 1
¿ a2 + b2 +ab sin ∠ BAD ( 3.8)
2 2
2. L ∆ ABD
sin ∠ BAD= ( 3.9)
ab
1 1 2. L ∆ ABD
M N 2= a2 + b2 +ab .
2 2 ab
1 1
M N 2= a2 + b2 +2 L ∆ ABD
2 2
1 1
M N 2= a2 + b2 + L. ABCD
2 2
1 2 1 2
M N=
√ 2
a + b + L . ABCD
2
1 2 1 2
PO=
√ 2
a + b + L . ABCD
2
1 2 1 2
ON =
√ 2
a + b + L . ABCD
2
1 2 1 2
MP=
√ 2
a + b + L. ABCD
2
32
1 2 1 2 1 2 1 2
Luas MNOP=
√ 2
a + b + L . ABCD ×
2 2 √
a + b + L . ABCD
2
1 1
Luas MNOP= a2 + b2 + L . ABCD
2 2
Segiempat Semi Napoleon adalah segiempat yang dihasilkan diantaranya dari teorema
2.3. Segiempat Semi Napoleon ini dikonstruksikan mengarah keluar dari segiempat
asal sehingga menghasilkan suatu segiempat yang bukan persegi, segiempat ini
merupakan segiempat Semi Napoleon luar. Luas daerah segiempat Semi Napoleon yaitu
luas daerah segiempat pada teorema Semi Napoleon yang dikontruksikan pada
segiempat yang tidak memiliki dua pasang sisi sejajar diantaranya trapesium sama
kaki dan layang-layang. Berikut ini merupakan teorema mengenai luas daerah
3.3.1 Luas Daerah Segiempat Semi Napoleon Pada Trapesium Sama Kaki
Luas daerah segiempat semi Napoleon MNOP yang berasal dari trapesium sama kaki
untuk kasus yang mengarah keluar ini seperti pada Gambar 3.9 dapat ditentukan
dengan menentukan panjang diagonal PN dan MO. Berikut ini diberikan teorema
mengenai luas daerah segiempat semi Napoleon pada trapesium sama kaki untuk
Teorema 3.4 Misalkan □ MNOP seperti pada teorema 2.3 maka luas
AB 2 +2 AB .t +2 ( AB+t ) √ AD 2−t 2+ AD 2
□ MNOP=
2
33
Gambar 3.9: □MNOP merupakan Segiempat Semi Napoleon Luar
layang MNOP, akan dicari panjang kedua diagonalnya yaitu panjang PNdan MO
34
Gambar 3.10: Ilustrasi diagonal PN dan MO pada layang-layang PMNO
1 1
MO= AB+t + DC
2 2
DC=2 DX + AB
DC=2 √ AD2 −t 2 + AB
DC AB
=√ AD 2−t 2+
2 2
1 2 2 AB
Jadi, MO= AB +t + √ AD −t +
2 2
MO=AB+t + √ AD 2−t 2
35
d1. d2
Luas=¿
2
PN . MO
¿
2
1
¿ ( AB2+ AD 2 ) + AB . t+ ( AB+t ) √ AD2 −t 2
2
Lemma 1:
Misalkan R , S , T , dan U masing-masing titik tengah dari PM, MN , NO dan OP. Jika
keempat titik pusat tersebut dihubungkan maka membentuk persegi RSTU yang
36
Gambar 3.11: Ilustrasi titik tengah pada setiap sisi layang-layang yang
membentuk □RSTU
Berdasarkan teorema Varignon, maka luas persegi RSTU adalah setengah dari luas
layang-layang MNOP :
AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+ t ) √ AD 2−t 2+ AD 2
Jika luas layang-layang MNOP=
2
AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+ t ) √ AD 2−t 2+ AD 2
Maka: Luas RSTU = :2
2
AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+ t ) √ AD 2−t 2+ AD 2
Luas RSTU =
4
3.3.2 Luas Daerah Segiempat Semi Napoleon Pada Layang-Layang
Luas daerah segiempat Semi Napoleon MNOP yang berasal dari layang-layang untuk
kasus yang mengarah keluar ini dapat ditentukan dengan menentukan panjang sisi
yang sejajar dan tinggi dari trapesium MNOP. Berikut ini diberikan teorema
mengenai luas daerah segiempat Semi Napoleon pada layang-layang untuk kasus
mengarah ke luar.
37
Teorema 3.5 Misalkan MNOP adalah trapesium sama kaki yang merupakan
1 2 2
□ MNOP=
4
[ a +b +2 L □ ABCD+2 √ ( a2 +2 L △ ABC ) ( b 2+ 2 L △ ADC ) ]
Bukti 1: MNOP merupakan suatu trapesium sama kaki, selanjutnya untuk mencari
luas trapesium sama kaki MNOP, akan ditentukan panjang sisi sejajar yaitu
panjang MN dan PO serta tinggi trapesium, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 3.13.
38
Gambar 3.13: Ilustrasi luas □ MNOP menggunakan konsep trigonometri
Perhatikan □ MNOP, misalkan panjang sisi AB=BC=a dan panjang sisi AD=DC=b.
1
Maka A M =MB=BN =NC=1 ⁄ 2 a √ 2dan AP=PD=DO=OC= b √ 2.
2
2 2
1 1 1 1
¿ ( 2 )( ) ((
a √2 + a √ 2 − 2 a √2
2 2 2 )( ))
a √ 2 cos ∠ MBN
1 1 1 2
¿ a2 + a2 −2
2 2 2 ()
a cos ∠ MBN
2. L ∆ ABC
sin ∠ ABC= ( 3.11)
a2
2. L ∆ ABC
MN 2=a2 +a2 .
a2
MN 2=a2 +2 L ∆ ABC
MN =√ a2 +2 L ∆ ABC
diperoleh:
2 2
1 1 1 1
¿ ( 2 )( ) ((
b √2 + b √ 2 − 2 b √2
2 2 2 )( ))
b √ 2 cos ∠ PDO
1 1 1 2
¿ b2 + b2 −2
2 2 2 ()
b cos ∠ P DO
¿ b2 +b 2 cos ∠ PDO
¿ b2 +b 2 cos ¿
2. L ∆ A DC
sin ∠ A DC= ( 3.13)
b2
40
Selanjutnya dengan mensubstitusikan ( 3.13) ke persamaan ( 3.12) sehingga diperoleh
2. L ∆ A DC
PO 2=b2 +b2 .
b2
PO 2=b2 +2 L ∆ ADC
PO=√ b2 +2 L ∆ ADC
PO−MN =PX+ XY
PO−MN =2 PX
t=√ PM 2−PX 2
√( [
b 2+2 L ∆ ADC + a2+ 2 L ∆ ABC−2 √ ( a2 +2 L ∆ ABC ) (b2 +2 L ∆ ADC
2
1 2 1 2
¿
2
a + b + L ∆ ABC + L ∆ ADC −
2 ) 4
√ [ ]
2 2 2 2
2 a2 +2 b2 + 4 L ∆ ADC b +2 L ∆ ADC + a + 2 L ∆ ABC−2 √ ( a +2 L ∆ ABC ) (b +2 L ∆ ADC)
¿ −
4 4
¿
√[ ( √ ( a2 +2 L ∆ ABC ) + √(b2 +2 L ∆ ADC ) )( √( a 2+ 2 L ∆ ABC ) +√(b 2+2 L ∆ ADC ))
2 2
4 ]
¿
√( a +2 L ∆ ABC ) +√(b + 2 L ∆ ADC)
2
¿
1
2 [ (
2
2
2
( √a 2+2 L ∆ ABC + √b 2+ 2 L ∆ ADC ) √( a +2 L ∆ ABC ) + √( b +2 L ∆ ADC) )]
1 2
¿
4
[ a +2 L ∆ ABC + b2 +2 L ∆ ADC +2 √ ( a2+ 2 L ∆ ABC ) (b 2+2 L ∆ ADC ) ]
1 2 2
¿
4
[ a +b + 2 L ∆ ABC +2 L ∆ ADC +2 √ ( a2+ 2 L ∆ ABC ) (b 2+2 L ∆ ADC ) ]
1 2 2
¿
4
[ a +b + 2 LABCD+2 √ ( a2 +2 L ∆ ABC ) (b2 +2 L ∆ ADC ) ]
Jadi, dapat diketahui bahwa MNOP adalah trapesium sama kaki dengan luas
1 2 2
4
[ a + b +2 LABCD+2 √ ( a +2 L ∆ ABC ) (b +2 L ∆ ADC ) ].
2 2
dari sisi PM, S titik tengah dari sisi MN, T titik tengah dari sisi NO, dan U
merupakan titik tengah dari sisi PO, kemudian hubungkan titik R, S, T dan U
42
Gambar 3.14: Ilustrasi Titik Tengah Pada Masing-masing sisi □ MNO P
Setelah itu, proyeksikan ∆ RMS terhadap garis RS, ∆ SNT terhadap garis ST,
∆ TOU terhadap garis TU, dan ∆ UPR terhadap garis UR maka hasil semua
proyeksi akan menutup seluruh permukaan □ RSTU seperti Gambar 3.15 maka
43
Gambar 3.15: Ilustrasi Pencerminan Pada Masing-Masing Sisi □ RSTU
Gambar 3.16.
44
Gambar 3.16: Ilustrasi Pencerminan ∆ DU O3 Dan ∆ DU O4
ABCD akan menutupi seluruh permukaan □RSTU seperti pada Gambar 3.17. Maka
jelas bahwa L □ RSTU =L □ ABCD dan juga terbukti bahwa L □ MNOP = 2L□ ABCD
45
Gambar 3.17: Ilustrasi L □ RSTU =L □ ABCD
Lemma 2:
Misalkan R , S , T , dan U masing-masing titik tengah dari PM, MN , NO dan OP. Jika
keempat titik pusat tersebut dihubungkan maka membentuk □RSTU yang luas
1 2 2
Luas RSTU =
8
[ a +b +2 LABCD+ 2 √( a2+ 2 L ∆ ABC ) (b 2+2 L ∆ ADC ) ].
46
Gambar 3.18: Ilustrasi titik tengah pada setiap sisi trapesium MNOP yang
membentuk □RSTU
Berdasarkan teorema Varignon, maka luas persegi RSTU adalah setengah dari luas
trapesium MNOP :
1 2 2
MNOP=
4
[ a + b + 2 LABCD+2 √ ( a2 +2 L ∆ ABC ) (b2 +2 L ∆ ADC )]
Maka:
1 2 2
Luas RSTU = [ 4
( ]
a +b +2 LABCD +2 √( a2 +2 L ∆ ABC ) (b 2+ 2 L ∆ ADC)) :2
1 2 2
Luas RSTU =
8
( a +b +2 LABCD +2 √( a2 +2 L ∆ ABC ) (b 2+ 2 L ∆ ADC))
47