Anda di halaman 1dari 28

BAB 3

LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

PADA TEOREMA NAPOLEON DAN SEMI NAPOLEON

Pada Bab 3 ini dibahas luas daerah segitiga dan segiempat pada teorema Napoleon dan

Semi Napoleon pada kasus mengarah keluar. Luas daerah segitiga pada teorema

Napoleon yang dibahas yaitu luas daerah teorema Napoleon yang dikonstruksikan dari

sebuah segitiga sebarang, sedangkan pada segiempat yang akan dibahas adalah luas

daerah segiempat pada teorema Napoleon yang dikonstruksikan dari segiempat yang

memiliki dua pasang sisi sejajar yaitu belah ketupat dan jajaran genjang kemudian luas

daerah segiempat pada teorema Semi Napoleon yang dikontruksikan dari segiempat

yang tidak memiliki dua pasang sisi sejajar yaitu trapesium sama kaki dan layang-

layang.

3.1 Luas Daerah Segitiga Napoleon untuk Kasus Mengarah ke Luar

Segitiga Napoleon adalah segitiga sama sisi yang dihasilkan dari teorema Napoleon

2.1 seperti pada Gambar 3.1, segitiga Napoleon ini dikonstruksikan mengarah keluar

segitiga asal ABC sehingga segitiga sama sisi PQR merupakan segitiga Napoleon luar,

belum ada artikel yang menulis tentang luas segitiga Napoleon, maka oleh karna itu

penulis akan membahas tentang teorema luas segitiga Napoleon. Berikut ini

merupakan teorema luas daerah segitiga Napoleon.

Teorema 3.1 Misalkan △ ABC seperti pada teorema 2.1 maka luas △ PQR=¿

( √243 ( a +b +c ))+( 12 Luas △ ABC)


2 2 2

20
Gambar 3.1: △ PQR merupakan △ Napoleon luar

Bukti: Perhatikan Gambar 3.2, pandang pada sisi CB, kemudian tarik garis dari

titik C ke Q misalkan garis k 1, selanjutnya dari titik B ke Q misalkan garis k 2

, begitu juga dengan sisi AB tarik garis dari titik A ke R misalkan garis m 1,

kemudian dari titik B ke R misalkan garis m 2, dan pada sisi CA tarik garis dari

titik C ke P misalkan garis l, dan juga dari titik A ke P misalkan garis l 2.

Perhatikan △ CQQ ' maka:

CQ '
sin CQ Q ' =
CQ

a
2
sin 600 =
k1

a a
k 1= dan juga k 2=
√3 √3

21
Kemudian, dengan cara yang sama akan diperoleh

b b
l 1= dan juga l 2=
√3 √3
c c
m 1= dan jugam 2=
√3 √3

Gambar 3.2: Ilustrasi luas daerah segitiga Napoleon dengan konsep


trigonometri

Selanjutnya untuk menentukan panjang sisi PQ digunakan aturan cosinus pada

△CPQ untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.3

22
Gambar 3.3: Ilustrasi △CPQ

sehingga diperoleh
PQ 2=k 12 +l 12−2 k 1 l 1 cos( θ+600 ¿ )¿

a 2 b 2
PQ 2= ( ) ( ) ( )( √b3 )cos (θ+60 ¿) ¿
√3
+
√3
−2
a
√3
0

2 a2 b2 ab 0
PQ = + −2 cos (θ+60 ¿ )¿
3 3 3

3 PQ 2=a2 +b 2−2 ab cos(θ+ 600 ¿ )¿

3 PQ 2=a2 +b 2−2 ab(cos θ . cos 60 0−sin θ .sin 60 0)

1 3
3 PQ 2=a2 +b 2−2 ab( cos θ− √ sinθ) (3.1)
2 2

Kemudian berdasarkan Gambar 3.2, dengan cara yang sama untuk menentukan

panjang sisi QR dan RP maka diperoleh

1 3
3 QR 2=a2 +c 2−2ac ( cos β− √ sin β ) (3.2)
2 2

1 3
3 RP 2=b2 +c 2−2 bc ( cos α − √ sin α ) (3.3)
2 2

Dengan memperhatikan △ ABC untuk mensubstitusikan panjang sisi PQ digunakan

aturan sinus dan kosinus berdasarkan △ ABC seperti yang terlihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4: △ABC dengan besar sudut θ pada sudut C

Sehingga diperoleh

23
c 2=a2+ b2−2 ab cosθ
2 ab cos θ=a2 +b 2−c 2
a2 +b2 −c 2 ( 3.4)
cos θ=
2 ab
Dan
1
Luas △ ABC= ab× sinθ
2

2. Luas △ ABC=ab × sinθ

2× Luas △ ABC
sinθ= ( 3.5)
ab

Begitu juga dengan sisi QR dan RP dengan cara yang sama akan diperoleh

a 2+ c2 −b2 dan juga sin β= 2× Luas △ ABC


cos β=
2 ac ac

b 2+ c2 −a2 dan juga sin α = 2× Luas △ ABC


cos α=
2 bc bc

Kemudian, substitusikan persamaan (3.4) dan persamaan(3.5) ke persamaan(3.1)

sehingga diperoleh

1 3
3 PQ 2=a2 +b 2−2 ab( cos θ− √ sinθ)
2 2

2 2 2 1 a2 +b2−c 2 √ 3 2. Luas △ ABC


3 PQ =a +b −2 ab( − )
2 2 ab 2 ab

2 2 2 a2 +b 2−c 2
3 PQ =a +b −( −2 √3 . Luas △ ABC)
2

1 1 1
3 PQ 2=a+b 2− a2− b 2+ c2 −2 √3 . Luas △ ABC ¿
2 2 2

1 1 1
3 PQ 2= a2 + b2 + c 2+ 2 √ 3 . Luas △ ABC ¿
2 2 2

1
3 PQ 2= (a 2+ b2+ c 2)+2 √3 . Luas △ ABC ¿
2

24
1 2 2 2
2
PQ =
2
(
( a +b +c )+2 √ 3 . Luas △ ABC
3 )
Dengan menggunakan cara yang sama, sehingga diperoleh panjang sisi QR dan RP

yaitu

1 2 2 2
2
QR = (
2
(a +b + c )+ 2 √ 3 . Luas △ ABC
3 )
1 2 2 2
2
RP = (
2
( a +b +c )+ 2 √ 3 . Lua s △ ABC
3 )
Sehingga luas daerah △ PQR yaitu

1
Luas △ PQR= PQ × QR sin 600 karena PQ=QR, diperoleh
2

1
Luas △ PQR= PQ × PQ sin 600
2

1 1
Luas △ PQR= PQ 2 × √ 3
2 2

3
Luas △ PQR=PQ 2 × √
4

1 2 2 2
Luas △ PQR=
2
(
(a +b + c )+2 √ 3 . Luas △ ABC
3 )( √3
4 )
2 2 2
√3 × (a +b + c ) + 2 ×3 Luas △ ABC
Luas △ PQR= (4 6 )( 3 ×4 )
2 2 2
√3 × (a +b + c ) + 2 ×3 Luas △ ABC
Luas △ PQR= (4 6 )( 3 ×4 )
Luas △ P QR= ( √243 (a + b +c ))+( 12 Luas △ ABC )
2 2 2

3.2 Luas Daerah Segiempat Napoleon

25
Segiempat Napoleon adalah persegi yang dihasilkan diantaranya dari teorema 2.2,

segiempat Napoleon ini dikonstruksikan mengarah keluar dari segiempat asal sehingga

menghasilkan segiempat yakni persegi, segiempat ini merupakan segiempat Napoleon

luar. Sama halnya dengan luas segitiga Napoleon, maka penulis juga akan membahas

tentang teorema yang berkaitan dengaan luas segiempat Napoleon. Luas daerah segiempat

Napoleon yaitu luas daerah segiempat pada teorema Napoleon yang dikontruksikan

pada segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar diantaranya belah ketupat

dan jajaran genjang. Berikut ini merupakan luas daerah segiempat pada teorema

Napoleon untuk kasus mengarah keluar.

3.2.1 Luas Daerah Segiempat Napoleon Pada Belah Ketupat

Luas daerah segiempat NapoleonMNOP yang berasal dari belah ketupat untuk kasus

mengarah keluar, seperti pada Gambar 3.5 dapat ditentukan dengan menentukan

panjang sisi salah satu pada □MNOP. Berikut ini diberikan Teorema mengenai luas

daerah segiempat Napoleon pada segiempat belah ketupat untuk kasus yang

mengarah ke luar.

Teorema 3.2. Jika □MNOP merupakan segiempat Napoleon pada belah ketupat

ABCD dengan panjang sisi a maka Luas □ MNOP=a2 + L . ABCD .

26
Gambar 3.5: □ MNOP merupakan □ Napoleon luar

Bukti: Perhatikan Gambar 3.6, □MNOP adalah persegi, dengan panjang sisi

AB=BC=CD=DA =a. Perhatikan bahwa garis BM, AM, DO dan CO merupakan

setengah diagonal dari persegi ABHG dan persegi CDLK, begitu juga dengan AN, ND,

BP, dan CP merupakan setengah diagonal dari persegi ADEF dan persegi BCJI.

27
Gambar 3.6: Ilustrasi luas daerah segiempat Napoleon pada segiempat belah ketupat
dengan konsep trigonometri

Karena ABCD suatu belah ketupat, sehingga AB=BC−CD=DA maka


1
AM =B M =C O=D O=B P=PC= AN=D N = √ 2 a. Selanjutnya dengan
2
menggunakan aturan cosinus pada △AM N diperoleh:
MN 2=AM 2 + AN 2 −2( AM )(AN ) cos(∠ MAN )

¿( 12 √2 a )+( 12 √ 2 a )−( 2( 12 √2 a)( 12 √ 2 a)) cos ∠ MAN


2 2

1 1 1
¿ a + a −2 ( ) a cos ∠ MAN
2 2 2
2 2 2
¿ a2 −a2 cos ∠ MAN
¿ a2 −a2 ¿
¿ a2 −a2 ( cos 2700 . cos ∠BAD +sin 2700 . sin∠ BAD )
¿ a2 −a2 ( 0.∠ BAD+ (−1 ) . sin ∠BAD )
¿ a2 + a2 sin ∠ BAD ( 3.6)

Kemudian dengan menggunakan aturan luas segitiga untuk △ABD diperoleh

2. L ∆ ABD
sin ∠ BAD= ( 3.7)
a2

Selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan (3.7) ke persamaan (3.6) sehingga

diperoleh

M N 2=a2 +a2 sin ∠BAD

2. L ∆ ABD
M N 2=a2 +a2
a2
M N 2=a2 +2 L ∆ ABD

M N 2=a2 + L. ABCD

M N =√ a2 + L . ABCD

Dengan cara yang sama diperoleh,

PO=√ a2 + L . ABCD
28
ON =√ a2 + L . ABCD
MP=√ a2 + L. ABCD

MNOP merupakan persegi, sehingga

Luas MNOP=√ a2 + L . ABCD × √ a2 + L . ABCD

Luas MNOP=a2 + L . ABCD

3.2.2 Luas Daerah Segiempat Napoleon Pada Jajaran Genjang

Luas daerah Segiempat Napoleon MNOP yang berasal dari jajaran genjang untuk

kasus mengarah keluar seperti pada Gambar 3.7 dapat ditentukan dengan menentukan

panjang sisi salah satu pada □MNOP. Berikut ini diberikan Teorema mengenai luas

daerah segiempat Napoleon pada segiempat jajaran genjang untuk kasus mengarah ke

luar.

Teorema 3.3 Misalkan □ MNOP seperti pada teorema 2.2 maka luas

1 1
□ MNOP= a2 + b2 + L . ABCD
2 2

29
Gambar 3.7: □ MNOP merupakan □ Napoleon luar

Bukti: Perhatikan Gambar 3.8, misalkan panjang sisi AB=CD=a dan AD=BC=b.

Kemudian, pandang pada sisi AB terdapat garis BM , AM ,yang merupakan setengah

diagonal dari □ ABHG, begitu pula pada sisi CD terdapat garis DO , C O yang

merupakan setengah diagonal dari □CDLK . Hal ini juga berlaku pada dua sisi lainnya

yaitu sisi AD dan BC bahwa garis AN , DN , BP , dan CP merupakan setengah diagonal

dari □ ADEF dan □ BCJI .

30
Gambar 3.8: Ilustrasi luas daerah segiempat Napoleon pada segiempat jajargenjang

dengan konsep trigonometri

Karena ABCD suatu jajaran genjang, maka AB=DC dan BC= AD


1 1
sehingga AM =B M =C O=D O= √ 2a dan B P=P C= AN =D N = √ 2 b
2 2
Selanjutnya dengan menggunakan aturan cosinus pada △AM N diperoleh:

M N 2=AM 2+ AN 2−2( AM )( AN ) cos (∠ M AN)

¿ ( 12 √2 a )+( 12 √ 2 b )−( 2( 12 √2 a)( 12 √ 2 b)) cos ∠ MAN


2 2

1 1 1
¿ a2 + b2 −2
2 2 2 ()
ab cos ∠ MAN

1 1
¿ a2 + b2 −ab cos ∠ MAN
2 2

31
1 1
¿ a2 + b2 −ab cos(2700−¿ ∠ BAD)¿
2 2

1 1
¿ a2 + b2 −ab ( cos 2700 . cos ∠ BAD+sin 2700 . sin∠ BAD )
2 2

1 1
¿ a2 + b2 −ab ( 0. ∠ BAD + (−1 ) .sin ∠ BAD )
2 2

1 1
¿ a2 + b2 +ab sin ∠ BAD ( 3.8)
2 2

Kemudian dengan menggunakan aturan luas segitiga untuk △ABD diperoleh

2. L ∆ ABD
sin ∠ BAD= ( 3.9)
ab

Selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan (3.9) ke persamaan (3.8) sehingga


diperoleh
1 1
M N 2= a2 + b2 +ab sin ∠BAD
2 2

1 1 2. L ∆ ABD
M N 2= a2 + b2 +ab .
2 2 ab

1 1
M N 2= a2 + b2 +2 L ∆ ABD
2 2

1 1
M N 2= a2 + b2 + L. ABCD
2 2

1 2 1 2
M N=
√ 2
a + b + L . ABCD
2

Dengan cara yang sama diperoleh,

1 2 1 2
PO=
√ 2
a + b + L . ABCD
2

1 2 1 2
ON =
√ 2
a + b + L . ABCD
2

1 2 1 2
MP=
√ 2
a + b + L. ABCD
2

MNOP merupakan persegi, sehingga

32
1 2 1 2 1 2 1 2
Luas MNOP=
√ 2
a + b + L . ABCD ×
2 2 √
a + b + L . ABCD
2

1 1
Luas MNOP= a2 + b2 + L . ABCD
2 2

3.3 Luas Daerah Segiempat Semi Napoleon

Segiempat Semi Napoleon adalah segiempat yang dihasilkan diantaranya dari teorema

2.3. Segiempat Semi Napoleon ini dikonstruksikan mengarah keluar dari segiempat

asal sehingga menghasilkan suatu segiempat yang bukan persegi, segiempat ini

merupakan segiempat Semi Napoleon luar. Luas daerah segiempat Semi Napoleon yaitu

luas daerah segiempat pada teorema Semi Napoleon yang dikontruksikan pada

segiempat yang tidak memiliki dua pasang sisi sejajar diantaranya trapesium sama

kaki dan layang-layang. Berikut ini merupakan teorema mengenai luas daerah

segiempat Semi Napoleon untuk kasus mengarah keluar.

3.3.1 Luas Daerah Segiempat Semi Napoleon Pada Trapesium Sama Kaki

Luas daerah segiempat semi Napoleon MNOP yang berasal dari trapesium sama kaki

untuk kasus yang mengarah keluar ini seperti pada Gambar 3.9 dapat ditentukan

dengan menentukan panjang diagonal PN dan MO. Berikut ini diberikan teorema

mengenai luas daerah segiempat semi Napoleon pada trapesium sama kaki untuk

kasus mengarah ke luar.

Teorema 3.4 Misalkan □ MNOP seperti pada teorema 2.3 maka luas

AB 2 +2 AB .t +2 ( AB+t ) √ AD 2−t 2+ AD 2
□ MNOP=
2

33
Gambar 3.9: □MNOP merupakan Segiempat Semi Napoleon Luar

Bukti: □MNOP adalah layang-layang, selanjutnya untuk mencari luas layang-

layang MNOP, akan dicari panjang kedua diagonalnya yaitu panjang PNdan MO

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.10.

34
Gambar 3.10: Ilustrasi diagonal PN dan MO pada layang-layang PMNO

Misalkan t merupakan tinggi dari trapesium ABCD maka

1 1
MO= AB+t + DC
2 2

dengan DC=DX + XY +YC , karena AB=XY , sehingga

DC=2 DX + AB

DC=2 √ AD2 −t 2 + AB

DC AB
=√ AD 2−t 2+
2 2

1 2 2 AB
Jadi, MO= AB +t + √ AD −t +
2 2

MO=AB+t + √ AD 2−t 2

Sehingga diperoleh, panjang diagonal MO=AB+t + √ AD 2−t 2 , berdasarkan teorema

Van Aubel maka PN = MO.

PN =MO=AB+ t+ √ AD 2 −t 2. Untuk menunujukkan luas layang-layang MNOP yaitu

35
d1. d2
Luas=¿
2

PN . MO
¿
2

( AB + t +√ AD 2 −t2 )( AB+t+ √ AD 2−t 2 )


¿
2

( AB+ t)2+ 2 ( AB+t ) √ AD2 −t 2 + AD 2−t 2


¿
2

AB 2 +2 AB . t+t 2+ 2 ( AB+t ) √ AD2 −t 2 + AD 2−t 2


¿
2

1
¿ ( AB2+ AD 2 ) + AB . t+ ( AB+t ) √ AD2 −t 2
2

AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+t ) √ AD 2−t 2+ AD 2


¿
2

Jadi, dapat diketahui bahwa MNOP adalah layang-layang dengan luas

AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+t ) √ AD 2−t 2+ AD 2 .


¿
2

Lemma 1:

Misalkan R , S , T , dan U masing-masing titik tengah dari PM, MN , NO dan OP. Jika

keempat titik pusat tersebut dihubungkan maka membentuk persegi RSTU yang

luas daerahnya setengah dari luas layang-layang MNOP yaitu

AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+ t ) √ AD 2−t 2+ AD 2 .


Luas RSTU =
4

36
Gambar 3.11: Ilustrasi titik tengah pada setiap sisi layang-layang yang
membentuk □RSTU
Berdasarkan teorema Varignon, maka luas persegi RSTU adalah setengah dari luas
layang-layang MNOP :
AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+ t ) √ AD 2−t 2+ AD 2
Jika luas layang-layang MNOP=
2
AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+ t ) √ AD 2−t 2+ AD 2
Maka: Luas RSTU = :2
2
AB 2 +2 AB . t+2 ( AB+ t ) √ AD 2−t 2+ AD 2
Luas RSTU =
4
3.3.2 Luas Daerah Segiempat Semi Napoleon Pada Layang-Layang

Luas daerah segiempat Semi Napoleon MNOP yang berasal dari layang-layang untuk

kasus yang mengarah keluar ini dapat ditentukan dengan menentukan panjang sisi

yang sejajar dan tinggi dari trapesium MNOP. Berikut ini diberikan teorema

mengenai luas daerah segiempat Semi Napoleon pada layang-layang untuk kasus

mengarah ke luar.

37
Teorema 3.5 Misalkan MNOP adalah trapesium sama kaki yang merupakan

segiempat Semi Napoleon pada layang-layang ABCD maka luas

1 2 2
□ MNOP=
4
[ a +b +2 L □ ABCD+2 √ ( a2 +2 L △ ABC ) ( b 2+ 2 L △ ADC ) ]

Gambar 3.12: □MNOP merupakan segiempat Semi Napoleon luar

Bukti 1: MNOP merupakan suatu trapesium sama kaki, selanjutnya untuk mencari

luas trapesium sama kaki MNOP, akan ditentukan panjang sisi sejajar yaitu

panjang MN dan PO serta tinggi trapesium, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 3.13.

38
Gambar 3.13: Ilustrasi luas □ MNOP menggunakan konsep trigonometri

Perhatikan □ MNOP, misalkan panjang sisi AB=BC=a dan panjang sisi AD=DC=b.

1
Maka A M =MB=BN =NC=1 ⁄ 2 a √ 2dan AP=PD=DO=OC= b √ 2.
2

Selanjutnya dengan menggunakan aturan cosinus pada △MBN diperoleh

MN 2=MB 2+ BN 2−2( MB )( BN )cos (∠ MBN )

2 2
1 1 1 1
¿ ( 2 )( ) ((
a √2 + a √ 2 − 2 a √2
2 2 2 )( ))
a √ 2 cos ∠ MBN

1 1 1 2
¿ a2 + a2 −2
2 2 2 ()
a cos ∠ MBN

¿ a2 −a2 cos ∠ MBN

¿ a2 −a2 cos(270 0−¿ ∠ ABC ) ¿

¿ a2 −a2 ( cos 2700 . cos ∠ ABC + sin270 0 . sin ∠ ABC )

¿ a2 −a2 ( 0.∠ ABC + (−1 ) . sin∠ ABC )

¿ a2 + a2 sin ∠ ABC ( 3.10)


39
Kemudian dengan menggunakan aturan luas segitiga untuk △ABC diperoleh

2. L ∆ ABC
sin ∠ ABC= ( 3.11)
a2

Selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan ( 3.11) ke persamaan ( 3.10) sehingga

diperoleh MN 2=a2 +a2 sin ∠ ABC

2. L ∆ ABC
MN 2=a2 +a2 .
a2

MN 2=a2 +2 L ∆ ABC

MN =√ a2 +2 L ∆ ABC

Kemudian untuk panjang PO, dengan menggunakan aturan cosinus △PDO,

diperoleh:

PO 2=PD 2+ DO 2−2( PD )( DO)cos(∠ PDO)

2 2
1 1 1 1
¿ ( 2 )( ) ((
b √2 + b √ 2 − 2 b √2
2 2 2 )( ))
b √ 2 cos ∠ PDO

1 1 1 2
¿ b2 + b2 −2
2 2 2 ()
b cos ∠ P DO

¿ b2 +b 2 cos ∠ PDO

¿ b2 +b 2 cos ¿

¿ b2 +b 2 ( cos 900 . cos ∠ ADC−sin 900 . sin ∠ ADC )

¿ b2 +b 2 . ( 0. ∠ ADC−1. sin ∠ ADC )

¿ b2 +b 2 . sin ∠ ADC ( 3.12)

Kemudian dengan menggunakan aturan luas segitiga untuk △ADC diperoleh

2. L ∆ A DC
sin ∠ A DC= ( 3.13)
b2

40
Selanjutnya dengan mensubstitusikan ( 3.13) ke persamaan ( 3.12) sehingga diperoleh

PO 2=b2 +b2 . sin∠ ADC

2. L ∆ A DC
PO 2=b2 +b2 .
b2

PO 2=b2 +2 L ∆ ADC

PO=√ b2 +2 L ∆ ADC

Kemudian, perhatikan Gambar 3.14, dari gambar diperoleh


MN =XY dan PX=YO sehingga

PO−MN =PX+ XY

PO−MN =2 PX

P0−MN √ b2 +2 L ∆ ADC− √ a2+ 2 L ∆ ABC


PX= =
2 2
2
√ b2 +2 L ∆ ADC −√ a2+ 2 L ∆ ABC
PX = 2
( 2 )
b2 +2 L ∆ ADC +a2 +2 L ∆ ABC −2 √ ( a2+ 2 L ∆ ABC ) (b 2+2 L ∆ ADC )
¿
4

t=√ PM 2−PX 2

√( [
b 2+2 L ∆ ADC + a2+ 2 L ∆ ABC−2 √ ( a2 +2 L ∆ ABC ) (b2 +2 L ∆ ADC
2
1 2 1 2
¿
2
a + b + L ∆ ABC + L ∆ ADC −
2 ) 4

√ [ ]
2 2 2 2
2 a2 +2 b2 + 4 L ∆ ADC b +2 L ∆ ADC + a + 2 L ∆ ABC−2 √ ( a +2 L ∆ ABC ) (b +2 L ∆ ADC)
¿ −
4 4

a2+ b2 +2 L ∆ ABC +2 L ∆ ADC +2 √( a2 +2 L ∆ ABC ) ( b2+ 2 L ∆ ADC)


¿
√ 4

¿
√[ ( √ ( a2 +2 L ∆ ABC ) + √(b2 +2 L ∆ ADC ) )( √( a 2+ 2 L ∆ ABC ) +√(b 2+2 L ∆ ADC ))

2 2
4 ]
¿
√( a +2 L ∆ ABC ) +√(b + 2 L ∆ ADC)
2

Maka, Luas trapesium MNOP yaitu


41
1
¿ ((MN + PO)×t )
2

¿
1
2 [ (
2

2
2
( √a 2+2 L ∆ ABC + √b 2+ 2 L ∆ ADC ) √( a +2 L ∆ ABC ) + √( b +2 L ∆ ADC) )]
1 2
¿
4
[ a +2 L ∆ ABC + b2 +2 L ∆ ADC +2 √ ( a2+ 2 L ∆ ABC ) (b 2+2 L ∆ ADC ) ]

1 2 2
¿
4
[ a +b + 2 L ∆ ABC +2 L ∆ ADC +2 √ ( a2+ 2 L ∆ ABC ) (b 2+2 L ∆ ADC ) ]

1 2 2
¿
4
[ a +b + 2 LABCD+2 √ ( a2 +2 L ∆ ABC ) (b2 +2 L ∆ ADC ) ]

Jadi, dapat diketahui bahwa MNOP adalah trapesium sama kaki dengan luas

1 2 2
4
[ a + b +2 LABCD+2 √ ( a +2 L ∆ ABC ) (b +2 L ∆ ADC ) ].
2 2

Bukti 2: Ditunjukkan bahwa luas L □ MNOP memiliki 2L□ ABCD. Untuk

menunjukkan bahwa L □ MNOP = 2L□ ABCD, misalkan R merupakan titik tengah

dari sisi PM, S titik tengah dari sisi MN, T titik tengah dari sisi NO, dan U

merupakan titik tengah dari sisi PO, kemudian hubungkan titik R, S, T dan U

maka akan membentuk □ RSTU seperti pada Gambar 3.14.

42
Gambar 3.14: Ilustrasi Titik Tengah Pada Masing-masing sisi □ MNO P

Setelah itu, proyeksikan ∆ RMS terhadap garis RS, ∆ SNT terhadap garis ST,

∆ TOU terhadap garis TU, dan ∆ UPR terhadap garis UR maka hasil semua

proyeksi akan menutup seluruh permukaan □ RSTU seperti Gambar 3.15 maka

jelas bahwa L □ MNOP merupakan 2L□ RSTU.

43
Gambar 3.15: Ilustrasi Pencerminan Pada Masing-Masing Sisi □ RSTU

Kemudian, akan ditunjukkan bahwa L □ RSTU =L □ ABCD, misalkan O1

merupakan perpotongan garis RS dengan AB, O2 merupakan perpotongan garis ST

dengan BC,O 3 merupakan perpotongan garis CD dengan TU, dan juga O 4

merupakan perpotongan garis AD dengan RU. Selanjutnya refleksikan ∆ DU O3

terhadap titik O 3 dan juga refleksikan ∆ DU O 4 terhadap titik O 4 seperti pada

Gambar 3.16.

44
Gambar 3.16: Ilustrasi Pencerminan ∆ DU O3 Dan ∆ DU O4

Hubungkan titik A , R ,O 1 maka akan membentuk ∆ AR O 1, dan hubungkan titik

C , T ,O3 maka akan membentuk ∆ CT O 3, selanjutnya refleksikan ∆ AR O1 terhadap

titik O 1 dan juga refleksikan CT O2 terhadap titik O2 maka seluruh permukaan □

ABCD akan menutupi seluruh permukaan □RSTU seperti pada Gambar 3.17. Maka

jelas bahwa L □ RSTU =L □ ABCD dan juga terbukti bahwa L □ MNOP = 2L□ ABCD

45
Gambar 3.17: Ilustrasi L □ RSTU =L □ ABCD

Lemma 2:

Misalkan R , S , T , dan U masing-masing titik tengah dari PM, MN , NO dan OP. Jika

keempat titik pusat tersebut dihubungkan maka membentuk □RSTU yang luas

daerahnya setengah dari luas layang-layang MNOP yaitu

1 2 2
Luas RSTU =
8
[ a +b +2 LABCD+ 2 √( a2+ 2 L ∆ ABC ) (b 2+2 L ∆ ADC ) ].

46
Gambar 3.18: Ilustrasi titik tengah pada setiap sisi trapesium MNOP yang
membentuk □RSTU

Berdasarkan teorema Varignon, maka luas persegi RSTU adalah setengah dari luas

trapesium MNOP :

Jika luas trapesium:

1 2 2
MNOP=
4
[ a + b + 2 LABCD+2 √ ( a2 +2 L ∆ ABC ) (b2 +2 L ∆ ADC )]
Maka:

1 2 2
Luas RSTU = [ 4
( ]
a +b +2 LABCD +2 √( a2 +2 L ∆ ABC ) (b 2+ 2 L ∆ ADC)) :2

1 2 2
Luas RSTU =
8
( a +b +2 LABCD +2 √( a2 +2 L ∆ ABC ) (b 2+ 2 L ∆ ADC))

47

Anda mungkin juga menyukai