Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TRIGONOMETRI

GARIS PADA SEGITIGA

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Putri Puji Astuti (2105111532)

Syifa Fathimatul Zahra Idrus (00)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIAU
2021
PEMBAHASAN

A. Rumus Garis Segitiga


Ada tiga garis istimewa dalam setiap segitiga yang membagi segitiga itu
menjadi dua bagian. Ketiga garis istimewa itu adalah: Garis Tinggi, Garis
Bagi, dan Garis Berat.

1. Garis Tinggi

Dalam setiap segitiga, terdapat tiga garis tinggi yang merupakan jarak dari titik
sudut kesisi yang berhadapan. Pada ABC (gambar 1.1) garis tingginya adalah AD
[ta] (jarak dari A ke sisi BC), BE [tb] (jarak dari B ke sisi AC), dan CF [tc ) (jarak
dari C ke sisi AB) Ketiga garis tinggi itu berpotongan di Titik Tinggi (T)

Gambar 1.2

gambar 1.1

Selanjutnya perhatikan ABC (gambar 1.2) panjang garis tinggi dapat


ditentukan dengan memperhatikan :

tc tc
sin a ⇔ tc=b . sin a dan sin β= ⇔ tc=a .sin β
b a
a b c
Mengingat aturan sinus = = =2 R atau a=2 R sin a
sin a sin β sin γ

b=2 R . sin β dan c=2 R . sin γ , makarumus garis tinggi tc dapqt ditulis

tc=a . sin β atau tc=2 R sin a .sin β

Dngan cara yang sama, maka panjang garis tinggi lainnya adalah

ta=2 R sin β . sin γ

tb=2 R sin a . sin γ

2. Garis Bagi

Garis tinggi merupakan garis yang ditarik dari titik sudut segitiga
membagi sudut tersebut menjadi dua bagian sama besar. Dalam setiap
segitiga terdapat tiga garis bagi. Ketiga garis ini akan berpotongan di
sebuah titik yang disebut titik bagi.

Gambar 2.2

Gambar 2.1

Pada gambar 2.1  ABC mempunyai garis bagi (bisektris) sudut dalam
AD yang membagi ∠BAC menjadi dua sama besar yakni, ∠BAD =
∠CAD. Sedangkan pada gambar 2.2 ABC mempunyai garis bagi
(bisektris). Sudut luar CE yang membagi ∠BCE menjadi dua sama
besar, yakni ∠BCE = ∠FCE.
Dalil garis bagi sudut dalam segitiga pada gambar 2.1 dapat diperoleh dari :

Luas ABC = Luas ABD + Luas ACD sehingga

1 1 1 1 1
⇔ b .c . sin a= A . D . c . sin a+ A . D . b . sin a
2 2 2 2 2

1 1 1
⇔ b .c . sin a= A . D .sin a (b+c )
2 2 2

1 1 1 1 1
⇔ b .c .2 sin a . cos a= A . D . sin a(b +c)
2 2 2 2 2

1⁡
⇔ b . c .2 cos a=AD (b+c )
2

1
2. b . c cos a
2
⇔ AD= b . c .sin a
b+ c

Dengan cara yang sama, maka dalil garib bagi sudut luar adalah

1
2.ab . sin a
2
⇔ CE= , dengan syarat b>a
b−a

3. Garis Berat

Garis Berat suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari titik sudut
suatu segitiga sehingga membagi sisi di depannya menjadi dua bagian B
sama panjang.
Perhatikan Gambar, Ketiga garis berat  ABC, yakni AD, BE dan CF
masing-masing memotong sisi dihadapannya menjadi dua bagian yang sama
panjang. Ketiga garis berat itu bertemu di satu titik Z yang disebut titik berat.
Misalkan masing-masing sudut A, B, dan C adalah a , β dan γ maka ∠GAB
= ∠ABC = β Dengan menggunakan dalil Kosinus dalam  ACG, diperoleh:
CG² = a² + b² - 2 ab cos (a+ ¿ β ¿

Karena CG = 2 CF dan (a+ ¿ β ¿=180 °−γ , maka

(2CF)² = a² + b² - 2ab cos (180 °−γ ¿


4CF² = a² + b² + 2ab cos γ
1 2 2
CF =
2
√ a +b +2 ab cos γ

Persamaan ini disebut Rumus Panjang Garis Berat. Dengan cara yang
sama, diperoleh juga rumus panjang garis berat lainnya, yaitu :

1⁡ 2 2
AD =
2
√ b +c +2 bc cos a
1 2 2
BE =
2
√ a +c +2 ac cos β
B. Contoh Soal Garis Istimewa Pada Segitiga

Contoh soal 1

a) Berdasarkan rumus luas ∆ ABC (L) = √( s(s−a)( s−b)( s−c)) , maka


a+b+ c
s= 2

s = 1/2 (5 + 6 + 4)

=71/2

Jadi:

L= √ (15/2(15/2−4)(15/2−5)(15 /2−6))⇔ L= (√ 152 ( 72 )( 52 )( 32 ))


⇔ L=
√ 5.3 .7 .5 .3
16

15
⇔ L= √7
4
1
Selanjutnya berdasarkan rumus luas ∆ ABC ( L ) yang lain, yaitu L= 2 alas x
tinggi, maka panjang garis tinggi CD, adalah:
1 15 1
L= . AB. CD ⇔ √ 7= 6 . CD
2 4 2

15 5
⇔ √7=3. CD atau CD = √7
4 4

5
Jadi, panjang garis tinggi CD = 4 √ 7 cm

Contoh soal 2

Sebuah ∆ ABC dengan AB = 21 cm, BC = 18 cm, dan AC = 12 cm. CD


adalah garis bagi. E adalah titik tengah BC. Hitunglah panjang DE!

Penyelesaian:

 Ilustrasi gambarnya,

 Menentukan panjang garis bagi CD.


m 18 3
Perbandingan: n = 12 = 2
3 3 63
Sehingga m= 5 AB= 5 .21= 5
2 2 42
Dan DB=n= 5 AB= 5 .21= 5
Panjang CD:
2
CD =CA . CB−mn
63 42
CD 2=12.18− .
5 5
2 2754
CD =
25

 Titik E ada ditengah BC, artinya DE adalah garis berat pada ∆ BDC .
Panjang garis berat DE pada ∆ BDC ,
2 1 2 1 2 1 2
DE = . CD + . DB − . AC
2 2 4

2 1 2754 1 42 2 1
DE = . + .
2 25 2 5
− . 12
4 ( )
2

2 1377 882
DE = + −36
25 25

2 2259
DE = −36
25

2 2259 900
DE = −
25 25

2 1359 9.151
DE = =
25 25

DE=
√ 9.151
25

3
DE= √ 151
5
3
Jadi panjang DE= 5 √ 151 cm

Contoh soal 3

Diketahui segitiga ABC dan titik D terletak pada sisi


a=BC , b= AC dan c= AB . Jika CD adalah garis bagi, buktikan bahwa
AD b
= !
DB a

Penyelesaian:

Berdasarkan keterangan soal, kita dapat mengontruksikan Gambar seperti


dibawah ini.

Karena CD garis bagi, maka besar ¿ ACD=¿ BCD=θ . Misalkan besar


¿ ADC=α , maka besar ¿ BDC=180 °=α . Dengan menggunakan aturan sinus
pada segitiga ADC, maka diperoleh hubungan:

AD b sin θ AD
= atau =
sin θ sin α sin α b

Dengan menggunakan aturan sinus pada segitiga BDC, maka diperoleh


hubungan:
DB a a sin θ DB
= = atau =
sin θ sin ⁡(180 °−α ) sin α sin α a

Berdasarkan dua hasil diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

AD DB AD b
= atau =
b a DB a

Contoh Soal 4

Diketahui sembarang segitiga ABC dengan BC = a , AC = b , dan AB = c .


Jika CD merupakan garis berat yang ditarik C, maka buktikan bahwa:

2 1 2 1 2 1 2
CD = a + b − c
2 2 2

Penyelesaian:
Berdasarkan keterangan soal, kita dapat mengontruksi gambar seperti
dibawah ini.

Dengan menggunakan aturan cosinus pada ACD, maka diperoleh


hubungan:

2 2 2
CD = AC + AD −2 AC . AD cos A
2 2 1 2 1
( )
⇔ CD =b +( c ) −2 b . c cos A
2 2

1
⇔ CD2=b2 + c 2−bc cos A
4
b2 +c 2−a 2
Karena a 2=b2 +c 2−2 bc cos A ⇔ cos A=¿ ,maka diperoleh:
2 bc
2 2 1 2
CD =b + c −bc cos A
4

2 2 1 2
CD =b + c −bc cos A
4
1 b2 +c 2−a 2
⇔ CD2=b2 + c 2−bc ( )
4 2 bc

1 b 2+ c2 −a2
⇔ CD2=b2 + c 2−( )
4 2

1 1 1 1
⇔ CD2=b2 + c 2− b2− c2 + a2
4 2 2 2

1 1 1
⇔ CD2= a2+ b2− c 2
2 2 4
DAFTAR PUSTAKA

Zen. Fathurin. (2015). Trigonometri. Bandung: Alfabeta. Jupri. Al. (2019). Geometri
dengan Pembuktian dan Pemecahan Masalah, Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Kariadinata. Rahayu. (2016). Trigonomtri, Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai