DOSEN PENGAMPU :
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Putri Puji Astuti (2105111532)
1. Garis Tinggi
Dalam setiap segitiga, terdapat tiga garis tinggi yang merupakan jarak dari titik
sudut kesisi yang berhadapan. Pada ABC (gambar 1.1) garis tingginya adalah AD
[ta] (jarak dari A ke sisi BC), BE [tb] (jarak dari B ke sisi AC), dan CF [tc ) (jarak
dari C ke sisi AB) Ketiga garis tinggi itu berpotongan di Titik Tinggi (T)
Gambar 1.2
gambar 1.1
tc tc
sin a ⇔ tc=b . sin a dan sin β= ⇔ tc=a .sin β
b a
a b c
Mengingat aturan sinus = = =2 R atau a=2 R sin a
sin a sin β sin γ
b=2 R . sin β dan c=2 R . sin γ , makarumus garis tinggi tc dapqt ditulis
Dngan cara yang sama, maka panjang garis tinggi lainnya adalah
2. Garis Bagi
Garis tinggi merupakan garis yang ditarik dari titik sudut segitiga
membagi sudut tersebut menjadi dua bagian sama besar. Dalam setiap
segitiga terdapat tiga garis bagi. Ketiga garis ini akan berpotongan di
sebuah titik yang disebut titik bagi.
Gambar 2.2
Gambar 2.1
Pada gambar 2.1 ABC mempunyai garis bagi (bisektris) sudut dalam
AD yang membagi ∠BAC menjadi dua sama besar yakni, ∠BAD =
∠CAD. Sedangkan pada gambar 2.2 ABC mempunyai garis bagi
(bisektris). Sudut luar CE yang membagi ∠BCE menjadi dua sama
besar, yakni ∠BCE = ∠FCE.
Dalil garis bagi sudut dalam segitiga pada gambar 2.1 dapat diperoleh dari :
1 1 1 1 1
⇔ b .c . sin a= A . D . c . sin a+ A . D . b . sin a
2 2 2 2 2
1 1 1
⇔ b .c . sin a= A . D .sin a (b+c )
2 2 2
1 1 1 1 1
⇔ b .c .2 sin a . cos a= A . D . sin a(b +c)
2 2 2 2 2
1
⇔ b . c .2 cos a=AD (b+c )
2
1
2. b . c cos a
2
⇔ AD= b . c .sin a
b+ c
Dengan cara yang sama, maka dalil garib bagi sudut luar adalah
1
2.ab . sin a
2
⇔ CE= , dengan syarat b>a
b−a
3. Garis Berat
Garis Berat suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari titik sudut
suatu segitiga sehingga membagi sisi di depannya menjadi dua bagian B
sama panjang.
Perhatikan Gambar, Ketiga garis berat ABC, yakni AD, BE dan CF
masing-masing memotong sisi dihadapannya menjadi dua bagian yang sama
panjang. Ketiga garis berat itu bertemu di satu titik Z yang disebut titik berat.
Misalkan masing-masing sudut A, B, dan C adalah a , β dan γ maka ∠GAB
= ∠ABC = β Dengan menggunakan dalil Kosinus dalam ACG, diperoleh:
CG² = a² + b² - 2 ab cos (a+ ¿ β ¿
Persamaan ini disebut Rumus Panjang Garis Berat. Dengan cara yang
sama, diperoleh juga rumus panjang garis berat lainnya, yaitu :
1 2 2
AD =
2
√ b +c +2 bc cos a
1 2 2
BE =
2
√ a +c +2 ac cos β
B. Contoh Soal Garis Istimewa Pada Segitiga
Contoh soal 1
s = 1/2 (5 + 6 + 4)
=71/2
Jadi:
15
⇔ L= √7
4
1
Selanjutnya berdasarkan rumus luas ∆ ABC ( L ) yang lain, yaitu L= 2 alas x
tinggi, maka panjang garis tinggi CD, adalah:
1 15 1
L= . AB. CD ⇔ √ 7= 6 . CD
2 4 2
15 5
⇔ √7=3. CD atau CD = √7
4 4
5
Jadi, panjang garis tinggi CD = 4 √ 7 cm
Contoh soal 2
Penyelesaian:
Ilustrasi gambarnya,
Titik E ada ditengah BC, artinya DE adalah garis berat pada ∆ BDC .
Panjang garis berat DE pada ∆ BDC ,
2 1 2 1 2 1 2
DE = . CD + . DB − . AC
2 2 4
2 1 2754 1 42 2 1
DE = . + .
2 25 2 5
− . 12
4 ( )
2
2 1377 882
DE = + −36
25 25
2 2259
DE = −36
25
2 2259 900
DE = −
25 25
2 1359 9.151
DE = =
25 25
DE=
√ 9.151
25
3
DE= √ 151
5
3
Jadi panjang DE= 5 √ 151 cm
Contoh soal 3
Penyelesaian:
AD b sin θ AD
= atau =
sin θ sin α sin α b
AD DB AD b
= atau =
b a DB a
Contoh Soal 4
2 1 2 1 2 1 2
CD = a + b − c
2 2 2
Penyelesaian:
Berdasarkan keterangan soal, kita dapat mengontruksi gambar seperti
dibawah ini.
2 2 2
CD = AC + AD −2 AC . AD cos A
2 2 1 2 1
( )
⇔ CD =b +( c ) −2 b . c cos A
2 2
1
⇔ CD2=b2 + c 2−bc cos A
4
b2 +c 2−a 2
Karena a 2=b2 +c 2−2 bc cos A ⇔ cos A=¿ ,maka diperoleh:
2 bc
2 2 1 2
CD =b + c −bc cos A
4
2 2 1 2
CD =b + c −bc cos A
4
1 b2 +c 2−a 2
⇔ CD2=b2 + c 2−bc ( )
4 2 bc
1 b 2+ c2 −a2
⇔ CD2=b2 + c 2−( )
4 2
1 1 1 1
⇔ CD2=b2 + c 2− b2− c2 + a2
4 2 2 2
1 1 1
⇔ CD2= a2+ b2− c 2
2 2 4
DAFTAR PUSTAKA
Zen. Fathurin. (2015). Trigonometri. Bandung: Alfabeta. Jupri. Al. (2019). Geometri
dengan Pembuktian dan Pemecahan Masalah, Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Kariadinata. Rahayu. (2016). Trigonomtri, Bandung: Pustaka Setia.