Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona virus disease 2019 (COVID-19) resmi diberi sebutan oleh World Health

Organization (WHO) pada Februari 2020 berasal dari Wuhan, Tiongkok. 1 Pada

Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak

diketahui etiologinya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Pada Januari 2020,

China mengidentifikasi etiologi dari pneumonia tersebut sebagai jenis baru corona virus

(Novel Coronavirus, 2019-nCoV). COVID-19 merupakan penyakit jenis baru yang

berasal dari keluarga besar Coronavirus yang menyebabkan penyakit dengan gejala

ringan sampai berat.2

Menurut data WHO pada pertengahan Agustus 2020 terdapat 22.307.187 pasien

yang terinfeksi COVID-19. Sampai saat ini terdapat 203 Negara yang telah terjangkit

virus ini. WHO menetapkan COVID-19 sebagai kegawatdaruratan Kesehatan

Masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health Emergency of International

Concern/PHEIC). Angka mortalitas diseluruh dunia 3,5%.1 Pada Negara Indonesia per

pertengahan Agustus 2020 telah mencapai 143.043 pasien dengan kasus positif COVID-

19. Dan masih terus meningkat kasusnya hingga pertengahan Mei 2020 dengan angka

kematian/Case Fatality Rate di Negara Indonesia sebesar 4,4%.3 Angka kejadian kasus

terkonfirmasi positif di Riau hingga pertengahan bulan agustus sebanyak 1039 kasus

dengan kota Pekanbaru menempati posisi tertinggi dengan jumlah 353 kasus

terkonfirmasi.4

Situasi pandemi COVID-19 mengharuskan masyarakat dapat beradaptasi dengan

aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi yang harus berjalan beriringan agar tercapai tujuan

yang diharapkan. Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan

1
dan adaptasi kebiasaan yang baru (new normal) agar dapat hidup produktif dan terhindar

dari penularan COVID-19. Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata

rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru/cluster.

Peran masyarakat dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 harus dilakukan

dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dengan baik dan

benar, mencuci tangan, menjaga jarak, serta meningkatkan daya tahan tubuh dengan

menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.5

Puskesmas Sail merupakan salah satu sarana kesehatan tingkat 1 yang berlokasi

di Jl. Hang Jebat No. 15, Pekanbaru. Pelayanan Puskesmas Sail mencakup 3 keluharan,

yaitu Suka Mulia, Suka Maju, dan Cinta Raja. Puskesmas Sail memiliki total kunjungan

pasien rawat jalan sebanyak 24.920 pasien dalam 1 tahun. Jumlah tenaga kerja pada

Puskesmas Sail berjumlah 40 orang. Dengan jumlah kunjungan puskesmas tersebut,

menandakan bahwa tingginya angka risiko penularan COVID-19 di Puskesmas Sail,

sehingga dibutuhkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Peningkatan penularan COVID-19 terjadi karena kurangnya edukasi kepada

masyarakat serta informasi yang benar mengenai penularan Coronavirus terhadap

masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kasus COVID-19 dari waktu

ke waktu. Dari wawancara kepada beberapa pasien yang datang ke Puskesmas Sail,

menyatakan bahwa mereka masih sering lalai dalam mematuhi protokol kesehatan,

seperti menggunakan masker dan mencuci tangan serta menjaga jarak. Pasien

mengatakan kelalaian ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti pasien mengatakan

bahwa mereka merasakan lebih sesak jika menggunakan masker, selain itu juga pasien

sering lupa dalam menggunakan masker ataupun mencuci tangannya sebelum dan

setelah bepergian. Pada tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Sail, seluruhnya

sudah menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan himbauan pemerintah berdasarkan

pekerjaan masing-masing tenaga kesehatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, dokter

2
internship memilih untuk mengangkat topik mengenai evaluasi adaptasi kebiasaan baru

social distancing di Puskesmas Sail.

B. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum
Mengetahui Optimalisasi Physical Distancing di Puskesmas Sail Dalam Penanganan

Covid-19 di Era New Normal.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam kegiatan ini antara lain :
a. Mengidentifikasi masalah belum optimalnya tingkat pengetahuan pelaksanaan
Physical Distancing di Puskesmas Sail
b. Menganalisis penyebab masalah belum optimalnya tingkat pengetahuan
Physical Distancing di Puskesmas Sail
c. Menyusun alternatif pemecahan masalah dari belum optimalnya tingkat
pengetahuan Physical Distancing di Puskesmas Sail
d. Melakukan action terhadap alternatif pemecahan masalah belum optimalnya
tingkat pengetahuan Physical Distancing di Puskesmas Sail.
C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Terpenuhinya kebutuhan ilmu pengetahuan bagi masyarakat dalam
melaksanakan fungsi sosialnya sehingga diharapkan mampu mencegah dan
mengurangi transmisi serta memutus mata rantai COVID-19.
2. Bagi Puskesmas Sail
Membantu puskesmas dalam menerapkan protokol kesehatan pada era
pandemi covid 19 terhadap pasien yang berkunjung ke Puskesmas Sail.
3. Bagi Dokter Internship
Dapat meningkatkan pengetahuan, rasa empati dan upaya kesahatan yaitu
promotif dan preventif guna mencegah dan mengurangi transmisi serta memutus
mata rantai COVID-19.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)


1. Definisi
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan
tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan
karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus,
betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus.2
Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari
hewan ke manusia. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa
ditemukan untuk Coronavirus. Secara umum, alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan
dari manusia ke manusia melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute feses dan oral.5
Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua, dengan gejala
klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat seperti SARS atau MERS
serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa. Semua orang secara umum rentan
terinfeksi. Pneumonia Coronavirus jenis baru dapat terjadi pada pasien immunocompromis
dan populasi normal, bergantung paparan jumlah virus. Jika kita terpapar virus dalam
jumlah besar dalam satu waktu, dapat menimbulkan penyakit walaupun sistem imun tubuh
berfungsi normal. Orang- orang dengan sistem imun lemah seperti orang tua, wanita hamil,
dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif lebih cepat dan lebih parah. Infeksi
Coronavirus menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus ini lagi
sehingga dapat terjadi re-infeksi.2,5
2. Manifestasi Klinis
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38 oC), batuk dan kesulitan
bernapas. Selain itu dapat diserta dengan sesak memberat, fatigue, myalgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang timbul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi
kritis bahkan meninggal.1,6
3. Diagnosis
Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama :
demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak), dan sulit bernapas atau sesak.1
a. Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
1) Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
2) Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.
3) Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis
yang meyakinkan
b. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis
yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-
PCR.
c. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi
menjadi 2:
1. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)

2. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

d. Kontak Erat

Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi

COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:

1. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi

dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.

2. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti

bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).

3. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau


konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar. Situasi lainnya yang

mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang

ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat (penjelasan

sebagaimana terlampir).

4. Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan

kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga

14 hari setelah kasus timbul gejala. Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala

(asimptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari

sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.

4.Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tergantung ringan atau beratnya
manifestasi klinis.7
a. Tingkat kesadaran: kompos mentis atau penurunan kesadaran.
b. Tanda vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas meningkat,tekanan darah
normal atau menurun, suhu tubuh meningkat. Saturasi oksigen dapat normal
atau turun.
c. Dapat disertai retraksi otot pernapasan.
d. Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis dan
dinamis, fremitus raba mengeras, redup pada daerah konsolidasi, suara napas
bronkovesikuler atau bronkial dan ronki kasar.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pada fase awal pasien dengan COVID-19, dapat ditemukan hitung sel
darah putih total yang normal maupun menurun dan hitung limfosit yang
menurun. Pada beberapa pasien dapat terjadi peningkatan nilai enzim hati,
LDH, enzim otot dan myoglobin dan pada beberapa pasien yang kritis dapat
ditemukan peningkatan kadar troponin. Sebagian besar pemeriksaan
laboratorium menunjukkan peningkatan nilai C-Reaktif Protein dan tingkat laju
endap darah, sedangkan nilai prokalsitonin normal. Pada pasien yang parah,
nilai D-dimer meningkat dan limfosit darah perifer terus menurun.
Selain itu, peningkatan nilai faktor inflamasi juga terjadi pada pasien
yang parah dan kritis. Asam nukleat nCoV-2019 dapat dideteksi lewat
spesimen biologis seperti hapusan (swab) nasofaring, sputum (dahak), sekresi
saluran pernapasan bagian bawah lainnya, darah dan feses. Semua spesimen
tersebut harus dikirim dan diuji secepat mungkin.8
b. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Prioritas utama untuk memfasilitasi intervensi kesehatan masyarakat
adalah diagnosis laboratorium. Pada infeksi pernapasan akut, Real Time –
Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) secara rutin digunakan untuk
mendeteksi virus penyebab dari sekresi pernapasan.11 PCR adalah suatu metode
enzimatis untuk amplifikasi DNA dengan cara in vitro. Pada proses PCR
diperlukan beberapa komponen utama, yaitu DNA cetakan, Oligonukleotida
primer, Deoksiribonukelotida trifosfat (dNTP), Enzim DNA polimerase, dan
komponen pendukung lainadalah senyawa buffer. Pada proses PCR
menggunakan alat termosiklus, sebuah mesin yang memiliki kemampuan untuk
memanaskan sekaligus mendinginkan tabung reaksi dan mengatur temperatur
untuk tiap tahapan reaksi. Ada tiga tahapan penting dalam proses PCR yang
selalu terulang dalam 30-40 siklus dan berlangsung dengan cepat yaitu,
denaturasi, annealing dan ekstensi untai DNA. Produk PCR dapat diidentifikasi
melalui ukurannya dengan menggunakan elektroforesis gel agarosa. Teknik
PCR dapat dimodifikasi ke dalam beberapa jenis diantaranya : PCR – RFLP,
PCR-RAPD, nested-PCR, Quantitative- PCR, RT-PCR dan Inverse –PCR.
Efektifitas PCR dikatakan sangat tinggi. Hal ini didasarkan atas spesifitas ,
efisiensi dan keakuratannya.8,9
c. Rapid Test COVID-19
Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi,
yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona.
Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona. Ketika
ada antigen yang masuk ke dalam tubuh kita, dalam hal ini virus SARS-CoV-
2, sistem pertahanan tubuh kita akan melawan. Jika tubuh kita disamakan
dengan sistem pertahanan negara, maka tentara dalam tubuh kita bernama sel
darah putih. Ketika serangan musuh semakin hebat, maka makin banyak juga
sel darah putih yang dikerahkan.8
Rapid test dengan spesimen yang tepat adalah dari pasien yang
memenuhi kriteria yang dicurigai untuk COVID -19 yang merupakan prioritas
untuk manajemen klinis dan pengendalian wabah yang harus dikerjakan oleh
ahli laboratorium atau tenaga kesehatan yang kompeten.8
d. Rontgen Dada (Chest Imaging)
Fase awal COVID-19, hasil rontgen dada menunjukkan bayangan bercak-
bercak kecil (small patched shadow) yang multipel dan perubahan interstitial,
khususnya di periferal paru. Pada gambaran foto polos thoraks akan didapatkan
kesan pneumonia. Pada pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan CT
Scan, akan didapatkan gambaran yang muncul pada pasien berkembang
menjadi bayangan perselubungan (ground glass) yang multipel dan bayangan
infiltrasi pada kedua paru. Pada kasus yang parah, dapat terjadi konsolidasi
paru. Jarang ditemukan efusi pleura pada pasien COVID-19.8,10

6. Diagnosis Banding
Manifestasi ringan yang disebabkan oleh COVID-19 harus dibedakan dengan

infeksi pernafasan yang disebabkan oleh virus lain. NCP harus dibedakan dengan

virus pneumonia yang disebabkan oleh virus influenza, adenovirusatau respiratory

syncytial virus, dan mycoplasma pneumonia. Terutama untuk kasus-kasus suspek,

deteksi rapid antigen, tes asam nukleat PCR berulang dan metode lainnya harus

dilakukan untuk menguji patogen pernafasan yang umum. Selain itu, harus dibedakan

dari penyakit non-infeksius seperti vaskulitis, dermatomiositis, dan organizing

pneumonia.11

7. Protokol Kesehatan pada Era Pandemi COVID-19

Pada era pandemic COVID-19, diperlukan protokol kesehatan dengan tujuan

untuk mencegah risiko penularan COVID-19. Penularan COVID-19 terjadi melalui

droplet yang mengandung virus SARSCoV-2 yang masuk ke dalam tubuh melalui

hidung, mulut dan mata, untuk itu pencegahan penularan COVID-19 pada individu

dilakukan dengan beberapa tindakan, seperti:


a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air

mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol

(hand sanitizer) minimal 20 – 30 detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan

mulut dengan tangan yang tidak bersih.

b. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut

jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui

status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19).

c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena

droplet dari orang yang yang batuk atau bersin. Jika tidak memungkin melakukan

jaga jarak maka dapat dilakukan dengan berbagai rekayasa administrasi dan teknis

lainnya.

d. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak diketahui

status kesehatannya.

e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian sebelum

kontak dengan anggota keluarga di rumah.

f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat

(PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari,

istirahat yang cukup

g. Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol

h. Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial

i. Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika berlanjut segera

berkonsultasi dengan dokter/tenaga kesehatan


BAB III
METODE MINI PROJECT

A. Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini diikuti oleh pasien di Puskesmas Sail.
B. Bentuk Kegiatan
1. Survei tentang perilaku kebiasaan adaptasi baru Physical Distancing pada
pasien di Puskesmas Sail.
2. Memberikan quesioner kepada pasien.
3. Evaluasi dan monitoring.

C.Pelaksanaan Kegiatan

Tujuan : Untuk mengevaluasi pengetahuan pasien tentang Physical


Distancing.
Pelaksana : dr. Lailatul Mardhiyah
dr. Prajna Paramita
dr. Raja Ririn
dr. Vany Catlea Putri
Sasaran : Pasien di Puskesmas Sail
Metode : Quesioner
Tempat : Puskesmas Sail
Waktu : 14 Oktober 2020
1. Penyuluhan tentang masalah Physical Distancing
Tujuan :Untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang Physical
Distancing.
Pelaksana : dr. Lailatul Mardhiyah
dr. Prajna Paramita
dr. Raja Ririn
dr. Vany Catlea Putri
Sasaran : Pasien di Puskesmas Sail
Metode : Menayangkan video tentang physical distancing.
Tempat : Puskesmas Sail
Waktu : 14 Oktober 2020
Kriteria Keberhasilan :
Terdapat peningkatan pengetahuan pasien yang diketahui dari hasil
quesioner yang dibagikan kepada pasien setelah penyuluhan.

2. Sosialisasi dan publikasi melalui media tentang Phisycal Distancing di


Puskesmas Sail
Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang Physical
Distancing.
Pelaksana : dr. Lailatul Mardhiyah
dr. Prajna Paramita
dr. Raja Ririn
dr. Vany Catlea Putri
Sasaran : Pasien di Puskesmas Sail
Metode : Pemasangan sticker dan poster physical distancing di
Puskesmas Sail
Tempat : Puskesmas Sail
Waktu : 17 Oktober 2020
Kriteria Keberhasilan :
Sudah terpasang sticker dan poster tentang physical distancing di area
Puskesmas Sail.
BAB IV
HASIL

A. Profil Komunitas Umum


1. Kondisi Geografis dan Demografis
Puskesmas Sail merupakan salah satu puskesmas yang berada di
Kecamatan Sail Kota Pekanbaru. Luas wilayah kerja Puskesmas Sail adalah
3.34 Km2, yang meliputi 3 Kelurahan, yaitu Kelurahan Suka Mulia, Kelurahan
Suka Maju dan Kelurahan Cinta Raja yang terdiri dari 76 RT dan 18 RW.
Batas wilayah kerja Puskesmas Sail adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecmatan Lima Puluh
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bukit Raya
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pekanbaru Kota
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya
Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sail adalah 23.093 jiwa
yang terdiri dari 11.917 jiwa laki-laki, dan 11.176 jiwa perempuan, yang terdiri
dari 6.231 KK dengan kepadatan penduduk rata-rata 6.914 penduduk Km 2,
yang terdiri dari :
a. Kelurahan Suka Mulia : 8.788 jiwa
b. Kelurahan Suka Maju : 7.771 jiwa
c. Kelurahan Cinta Raja : 6.543 jiwa
Mata pencaharian penduduk umumnya yaitu karyawan swasta (12.79%),
wiraswasta (9.9%), Pegawai Negeri Sipil (7.2%), pedagang (5.6%) dll.
Mayoritas penduduk di Kecamatan Sail memiliki tingkat pendidikan sebagian
besar ialah tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA).
2.Luas Wilayah
Menurut data dari BPS kota Pekanbaru, luas wilayah di Kecamatan
Sail sebesar 3.26 km2 . Luas wilayah terbesar terdapat di kelurahan Suka
Maju sementara untuk luas wilayah terkecil terdapat di kelurahan Cinta Raja.
Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Sail
Kelurahan Luas (km2) Persentase %
Cinta Raja 0.87 27%
Suka Maju 1.21 37%
Suka Mulia 1.18 36%
Jumlah 3.26 100%
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Sail

3. Jumlah Kelahiran dan Kematian Menurut Kelurahan di Kecamatan


Sail

Jumlah penduduk secara keseluruhan di Kecamatan Sail didominasi


oleh penduduk berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 11.256 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 11.079.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Sail
Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
Cinta Raja 3.466 3.333 6.799
Suka Maju 3.611 3.226 6.837
Suka Mulia 4.002 4.697 8.699
Jumlah 11.079 11.256 22.335
Di kelurahan Cinta Raja terdapat 3.466 jiwa penduduk berjenis
kelamin laki-laki dan 3.611 jiwa di kelurahan Suka Maju, sedangkan
penduduk perempuan berjumlah 3.333 jiwa dan 3.226 jiwa, pada kedua
kelurahan ini tampak didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-
laki.Lain halnya di kelurahan Suka Mulia penduduk perempuan lebih
mendominasi sebesar 4.697 jiwa, laki-laki berjumlah 4.002 jiwa. Jumlah
penduduk terbanyak tedapat pada kelurahan SUka Mulia sebesar 8.699 jiwa,
yang terkecil terdapat di kelurahan Cinta Raja sebesar 6.799 jiwa, sementara
Suka Maju sebesar 6.837 jiwa dengan total keseluruhan penduduk sebesar
22.335 jiwa.

4. Jumlah Kelahiran Dan Kematian Menurut Kelurahan Di Kecamatan


Sail

Menurut data yang didapat dari kantor BPS Kota Pekanbaru, angka
kelahiran laki-laki di Kecamatan Sail berjumlah 51 jiwa, 45 jiwa perempuan
dan angka kematian berjumlah 92 jiwa laki-laki, 78 jiwa perempuan.

5. Sarana Pendidikan
Tabel 3
Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan Jumlah


TK 9
SD/MI 8
SMA 9
Perguruan Tinggi 3
PAUD 4
SLTP/MT 5
SLB 1
Total 39
6. Sarana Peran Serta Masyarakat
Terdapat beberapa sarana dari peran serta masyarakat, yaitu :
Tabel 4
Sarana Peran Serta Masyarakat

No. Sarana Peran Serta Masyarakat Jumlah


1. Posyandu 46
2. Desa Siaga 3
3. Posyandu Usila 9
4. Batra 11
5. Desa Sehat 4
6. Posbindu 2
Total 75
Berdasarkan sumber dari kantor BPS Kota Pekanbaru diketahui bahwa
sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sail terdiri dari Poliklinik,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, RS Bersalin, Praktik Dokter dan Pos KB.

7.Jumlah Tenaga Kesehatan dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan


Sail
Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Sail yang terbanyak adalah
bidan 13 orang perawat 6 orang, dan yang terkecil adalah dokter 4 orang.
Untuk dukun bersalin tidak terdapat di kecamatan ini.
Tabel 5 Jumlah Tenaga Kesehatan dirinci Menurut Kelurahan
di Kecamatan Sail

No. Ketenagaan Jumlah


1. Kepala Puskesmas 1 orang
2. Dokter Umum 5 orang
3. Dokter Gigi 3 orang
4. Apoteker 1 orang
5. Sarjana Kesehatan Masyarakat 1 orang
6. D III Kebidanan 10 orang
7. Profesi Keperawatan 1 orang
8. S 1 Keperawatan 1 orang
9. D III Keperawatan 5 orang
10. Pembantu Perawat 1 orang
11. D 1 Gizi 1 orang
12. D III Sanitarian 1 orang
13. D IV Analisis 1 orang
14. Asisten Apoteker 1 orang
15. Tenaga Umum 1 orang
16. Tenaga Tata Usaha 1 orang
17. Supir 1 orang
18. Petugas Kebersihan 1 orang
Total 37 orang

B. Hasil Kegiatan
1.Penyuluhan tentang masalah Physical Distancing
Kriteria Keberhasilan :
Terdapat peningkatan pengetahuan pasien yang diketahui dari hasil quesioner
yang dibagikan kepada pasien setelah penyuluhan.
2.Sosialisasi dan publikasi melalui media tentang Phisycal Distancing di
Puskesmas Sail
Kriteria Keberhasilan :
Sudah terpasang sticker dan poster tentang physical distancing di area
Puskesmas Sail.
C. Hasil Uji Statistik
1. Uji Normalitas Dan Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.570 2

Berdasarkan uji normalitas dan reabilitas diatas, diketahui angka


cronbach alpha adalah sebesar 0.570, didapatkan besar dari >0.05, oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian yang digunakan
untuk mengukur variabel pelayanan dapat dikatakan reliable.
OPTIMALISASI PHYSICAL DISTANCING
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 29 54.7 58.0 58.0
Tinggi 21 39.6 42.0 100.0
Total 50 94.3 100.0
Missing System 3 5.7
Total 53 100.0

Berdasarkan uji statistic, tabel diatas menunjukkan terdapat 50


responden, sebagian responden berpengetahuan rendah mengenai optimalisasi
physical distancing sebanyak 29 orang dengan persentase 58%, sedangkan 21
orang responden berpengetahuan baik mengenai physical distancing dengan
persentase 42%.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan kegiatan evaluasi maka dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan metode identifikasi masalah didapatkan masalah belum
optimalnya kepatuhan melaksanakan physical distancing pada pasien
dipuskesmas sail dan belum optimalnya kepatuhan melaksanakan physical
distancing pada tenaga kerja di puskesmas sail.
2. Penyebab timbulnya masalah adalah masih kurangnya pengetahuan dan
tingkat kesadaran masyarakat terhadap penyakit Covid-19 dan masih
kurangnya media informasi di Puskesmas Sail.
3. Beberapa alternatif pemecahan masalah yaitu melakukan sosialisasi tentang
physical distancing dengan metode ceramah dan menggunakan media
informasi berupa video.
4. Terlaksananya kegiatan sosialisasi mengenai physical distancing Covid-19
melalui video edukasi yang telah dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober
2020.
5. Sudah terpasang sticker dan poster tentang physical distancing di area
Puskesmas Sail.
B. Saran
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan, saran yang dapat kami berikan
adalah :
1. Kepada Puskesmas Sail
a. Diharapkan media informasi yang diberikan dapat ditayangkan di
Puskesmas.
b. Diharapkan dapat menjaga sticker dan poster yang sudah terpasang.
2. Kepada Dokter Internship
Untuk Dokter Internship periode selanjutnya agar dapat mengevaluasi
kembali tentang pengetahuan pasien terhadap physical distancing di era new
normal pada masa pandemi Covid 19, sehingga protokol kesehatan di era new
normal dapat diterapkan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19). Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Jakarta: 2020.

World Health Organization. Director-General’s remarks at the media briefing on 2019-


nCov on 11 February 2020. [Serial on The Internet]. Available on:
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-generals-remarks-at-the-
media-briefing-on-2019-ncov-on-11-february-2020

Update Covid 19 Provinsi Riau.[Internet]2020. Available on: www.corona.riau.go.id.

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19) Revisi ke-
5. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Jakarta. 2020;40-
42,110.

World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory infection


when novel coronavirus (2019-nCoV) infection is suspected. interim guidance.

The Internet]. Available https://www.who.int/publications-detail/clinical-management-


ofsevere-acute- respiratory-infection-when-novel-coronavirus-(ncov)-infection-is-
suspected

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Panduan Praktik Klinis: Pneumonia 2019-nCoV.


PDPI: Jakarta; 2020.

Susilo A, Rumende CM, Pitoyo Cw, etc. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur
Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta. 2020; Vol.7.

Burhan E, Isbaniah F, Susanto AD, Aditama TY, Soedarsono, Sartono TR, dkk.
Pneumonia Covid-19 Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Tim Penyusun
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Jakarta. 2020.

Liang X, Feng Zm Li L. Li E. Guidance for Corona Virus Disease 2019 Prevention,


Control, Diagnosis and Management. Diterjemahkan oleh Fanggidae V, Teli M.
Panduan Menghadapai Penyakit Virus Corona 2019 Model RRC Pencegahan,
Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen. Disunting oleh Komisi Kesehatan
Nasional RRC. Administrasi Nasional Pengobatan Tradisional RRC. Forum
Academia NTT. 2020.

Corman VM, Landt O, Kalser M, etc. Detection of 2019 novel coronavirus (2019-
nCoV) by real-time RT-PCR. Eurosurveillance. German. 2020.

Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, etc. Clinical features of
patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 24 jan
2020.
Muthia F. Perbedaan Efektifitas Penyuluhan Kesehatan menggunakan Metode
Ceramah dan Media Audiovisual (Film) terhadap Pengetahuan Santri Madrasah
Aliyah Pesantren Khulafaur Rasyidin tentang TB Paru Tahun 2015. Jurnal
Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura. 2016;2(4).

Anda mungkin juga menyukai