Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wahyu Mulyati

NIM : 2003037

1.Tanggapan saya terhadap jurnal penelitian pengembangan kebijakan profesi bidan dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Menurut saya. Studi ini menyimpulkan kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia belum cukup baik.
Hal itu terlihat pada masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia. Tahun 2012 AKI tercatat sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB pada
tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Tenaga kebidanan adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik
Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Tenaga kebidanan perlu dikembangkan profesionalismenya, agar tenaga kebidanan memiliki


pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang unggul serta yang menjunjung tinggi etika dan hukum
kesehatan.

Pengembangan profesi bidan itu merupakan sebuah keniscayaan untuk mengantisipasi perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi, perkembangan tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan
yang berkualitas, peningkatan kesadaran masyarakat akan hukum kesehatan, permintaan pengguna jasa
pelayanan kebidanan, perubahan yang cepat dalam kebijakan pemerintah, dan persaingan global yang
semakin ketat

2.Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Professional bidan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai bidan yang profesional antara laian:

1. Memperkuat organisasi profesi.

Mengupayakan agar organisasi profesi bidan / Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dapat terus melaksanakan
kegiatan organisasi sesuai dengan :

a. Pedoman Organisasi

b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


c. Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan berkelanjutan, Standar kompetensi,
Standar pelayanan, Kode etik dan Etika kebidanan ).

2. Meningkatkan kualitas pendidikan bidan.

Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun non formal. Secara formal, rencana
pendidikan bidan Harni Kusno dalam makalah Profesionalisme Bidan menyongsong Era Global, sebagai
berikut :

a. Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).

b. Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2 Kebidanan dan S3 Kebidanan ).

Secara non formal, dapat dengan cara :

a. Pelatihan - pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS, APN, APK, dll)

b. Seminar – seminar, lokakarya dll

c. Meningkatkan kualitas pelayanan bidan

Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan praktek mandiri/ bidan praktek
swasta ( BPS ). Peningkatan kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :

a. Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir

b. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui pelatihan klinik dan non klinik, serta
penerapan model sebagai contoh : Bidan Delima, Bidan Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemen
Kinerja Klinik/ SPMKK

c. Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain : Kep.Menkes no. 900 tahun 2002 tentang
Kewenangan Bidan, Kep.Menkes no 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional Bidan,
Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan.

d. Peningkatan Kualitas Personal Bidan

Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai sejak dalam proses pendidikan
bidan, setiap calon bidan sudah diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang peran,
fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi profesional, kompetensi
personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1) Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa proses belajar tidak pernah
selesai, belajar sepanjang hayat/ life long learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat

2) Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri. Bidan kreatif yang
bertanggungjawab dan mandiri akan memiliki harga diri dan kepercayaan diri sehingga memumgkinkan
untuk berprakarsa dan bersaing secara sehat
3) Beretika dan solidaristik.

Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakannya akan selalu berpedoman pada moral etis,
berpegang pada prinsip keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya / bersifat tenggangrasa.

Anda mungkin juga menyukai