Anda di halaman 1dari 3

Nama : WAHYU MULYATI

NIM : 2003037

ANALISIS JURNAL KASUS KEBIDANAN SERTA KAITANNYA DENGAN DILEMAETIK


PROFESIONALISME KEBIDANAN

1.Tanggapan terhadap isi jurnal


Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman bidan dalam menghadapi
situasi kritis pertolongan persalinan. Pengalaman bidan yang dimaksud lebih ditekankan pada
gambaran peristiwa yang dialami bidan dalam situasi kritis dan bagaimana bidan mengatasi
situasi kritis pertolongan persalinan. Subjek penelitian ini adalah tiga orang bidan yang pernah
mengalami situasi kritis pertolongan persalinan. Ketiga bidan tersebut berusia antara 30-40
tahun dan memiliki pengalaman praktik selama 8 hingga 20 tahun. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA),
karena pendekatan ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi pengalaman yang diperoleh
subjek dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.
Berdasarkan hasil analisis, ditemukan beberapa tema, yaitu
(1) fokus pada menghadapi situasi kritis;
(2) upaya mengatasi situasi kritis;
(3) penanganan pasien;
(4) perkembangan diri yang positif.
Dalam menghadapi situasi kritis, kasus yang dialami subjek berbeda-beda dan membuat
subjek memberikan respons tersendiri, mulai dari kecemasan, stres hingga trauma. Subjek juga
mempunyai cara tersendiri dalam merawat pasien yang tentunya tidak terlepas dari kendala
sosiokultural yang dihadapi. Dalam mengatasi situasi kritis, subjek mengambil keputusan
dengan beragam upaya yang pada beberapa subjek memberikan dampak tersendiri. Peneliti juga
menemukan dengan adanya pengalaman yang dimiliki subjek membuat subjek dapat
mengambil pelajaran dan memiliki harapan terhadap profesinya.
Dalam Pengambilan Keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
• Bidan harus mempunyai responsibility dan accountability.
• Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat.
• Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
• Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan pilihannya
pada pengalaman situasi yang aman.

2.Strategi bidan dalam menangani masalah dilema etik dalam pengambilan keputusan.

 Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan:


1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :
• Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
• Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :
• Pengetahuan klinik yang baik
• Pengetahuan yang Up to date
• Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan
3. Harapan Bidan dimasa depan :
• Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik
kebidanan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994).
• Dengan memahami peran bidan tanggung jawab profesionalisme terhadap patien atau klien
akan meningkat .
• Bidan berada dalam posisi baik memfasilitasi klien dan membutuhkan peningkatan
pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan.

 Langkah-langkah penyelesaian masalah :


1. Melakukan penyelidikan yang memadai
2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3. Memperluas pandangan tentang situasi
4. Kepekaan terhadap pekerjaan
5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

 Peran bidan dalam pengambilan keputusan untuk klien:


Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada.
Ada 5(lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh.
2.Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus
meningkatkankemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
4. Wewenwng lebih bersifat rutinitas.
5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten

Contoh Realisasi Peran Bidan Dalam Menangani Suatu Kasus


KASUS 1
Seorang wanita sudah menikah 4 tahun, dan benar2 ingin hamil. Pada 29 minggu
mengalami eklamsia dan dianjurkan dilakukan terminasi dan mereka menerima
 Dari segi otonomi sebagai tenaga medis kita berhak menghargai keputusan pasien
tersebut, tetapi kita harus memberikan informed choice tentang positif dan negatifnya
selanjutnya dilakukan informed chonsen.
 Dari segi keadilan tenaga kesehatan berusaha sebaik mungkin untuk menjelaskan agar
pasien tersebut dapat mengerti dan membuat pilihan dengan benar sesuai kondisi dari
pasien tersebut
 Dari segi tidak merugikan tenaga kesehatan memberikan informasi sesuai dengan
keadaan pasien saat ini agar tidak terjadi bahaya baik fisik dan psikologis
 Dari segi kejujuran tenaga kesehatan menyampaikan kondisi pasien sesuai dengan
kenyataan kondisi saat ini dan tidak mengada-ngada dan mengambil keuntungan dalam
kasus tersebut
 Dari segi kerahasiaan tenaga kesehatan wajib menjaga privaci pasien tentang semua
informasi yang dimiliki pasien.
 Dari segi akuntabilitas pasien tersebut harus dilakukan terminasi karena sudah sesuai
dengan kondisi pasien tersebut

Anda mungkin juga menyukai