Anda di halaman 1dari 7

SURAT PERJANJIAN

LPK ANTAR NUSA AVIASI (ANA) DENGAN PESERTA MAGANG


untuk Program Pemagangan ke Jepang

Pada hari Senin tanggal 9 bulan 11 tahun dua


ribu dua puluh, kami yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : R.Yudiswara Ratjani


Jabatan : Pimpinan LPK ANTAR NUSA AVIASI (ANA)
Alamat : jl.Raya Timurno.463 Kota Cimahi 40523
NIK / TLP : 3277021602670001 / hp. 081220103373

Dalam hal ini bertindak untuk Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) ANTAR NUSA AVIASI
beralamat di Jln. Sangkuriang No. 93 Cimahi 40511, Jawa Barat yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA;

Nama : Dadang Supriadi


No Urut 01
Alamat : Dusun Lembang RT 021/ RW 005, Kel. Mekar Bakti, Kec. Pamulihan, Kab.
Sumedang
NIK 3273150103990002
Telepon 085771950869

Dalam hal ini bertindak sebagai Peserta Magang Jepang, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA;

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat untuk mengadakan perjanjian
dalam rangka keikutsertaan pada program magang di Negara Jepang dengan ketentuan – ketentuan
sebagai pasal berikut :
BAB 1
KETENTUAN UMUM
PASAL 1

Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan:


1. Lembaga Pelatihan Kerja ANTAR NUSA AVIASI yang disingkat LPK ANTAR NUSA
AVIASI adalah lembaga yang menyelenggarakan program magang ke Jepang bagi mereka
yang ingin mencari pengetahuan keterampilan dan sikap kerja, beralamat di Jln. Sangkuriang
No. 93 Cimahi 40511, Jawa Barat Pimpinan LPK ANTAR NUSA AVIASI adalah penanggung
jawab dan pelaksana program kerja dan anggaran;
2. Peserta Magang adalah siswa yang telah mengikuti program pelatihan teknis di LPK ANTAR
NUSA AVIASI dan dinyatakan lolos wawancara dengan perusahaan Jepang dan selanjutnya akan
melakukan proses pemagangan di Jepang dengan pendidikan terakhir minimal Sekolah Menengah
Atas.

BAB II
KESEPAKATAN
PASAL II
PIHAK PERTAMA bersedia membantu proses penempatan PIHAK KEDUA sebagai Peserta Magang
ke Jepang, PIHAK KEDUA menyatakan kesediaannya untuk mengikuti Program Pemagangan ke
Jepang di perusahaan yang telah bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA selama mengikuti proses
pemagangan di Jepang.
BAB III
PEMBIAYAAN
PASAL III

Tahapan pembayaran biaya pelatihan sampai dengan penempatan ditentukan atas dasar kesepakatan
bersama.

1. Biaya pelatihan dan penempatan tidak termasuk biaya transportasi local calon peserta magang
teknis selama masa pelatihan/persiapan
2. Biaya pelatihan sampai dengan penempatan tidak termasuk biaya pendaftaran dan biaya tahap
seleksi.
3. Biaya konsumsi selama pelatihan dan pembuatan paspor ditanggung oleh peserta.
BAB IV
KEWAJIBAN dan HAK
PASAL IV

1. PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk:


a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kontrak dengan perusahaan penerima di Jepang;
b. Bertanggung jawab melakukan prosedur dan aplikasi paspor,visa serta eligibility kepada
PIHAK KEDUA agar bisa datang ke Jepang;
c. Jembatan komunikasi antara PIHAK KEDUA dengan perusahaan penerima di Jepang jika
terjadi permasalahan atau ketidaksesuaian dengan kontrak kerja;
d. Memberikan pengarahan kepada PIHAK KEDUA terkait persiapan proses magang ke Jepang;
e. Melakukan monitoring dan evaluasi tentang perkembangan PIHAK KEDUA selama proses
pemagangan
f. Menyediakan uang saku dan transport sesuai dengan perjanjian antara peserta magang dengan
penyelenggara pemagangan.
g. Menyediakan fasilitas pelatihan
h. Menyediakan instruktur dan tenaga kepelatihan.
i. Menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja selama mengikuti magang
j. Menyediakan perlindungan asuransi kecelakaan, kesehatan, kematian, yang preminya
ditanggung oleh lembaga penyelenggara yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di negara tempat dilaksanakannya pemagangan.
k. Mengikutkan peserta pemagang dalam uji kompetensi untuk mendapatkan pengakuan kualifikai
kompetensi
l. Memberikan sertifikat kepada peserta pemagang yang telah menyelesaikan program
pemagangan
m. Menjamin penyelenggaraan pemagangan tidak melanggar norma kesusilaan
n. Menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh peserta pemagangan selama berada di negara
tempat magang.
o. Memulangkan peserta pemagangan baik yang telah selesai mengikuti program magang maupun
yang melanggar perjanjian pemagangan.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk:
a. Mematuhi peraturan hukum negara Indonesia dan Jepang, lingkungan tempat tinggal LPK,
perusahaan tempat bekerja serta menghormati adat istiadat Jepang;
b. Melakukan proses pemagangan dengan sungguh-sungguh dengan menjaga waktu, janji, dan
peraturan atau tata tertib perusahaan maupun LPK;
c. Memenuhi dan menyanggupi pembayaran biaya magang.
d. Setelah kembali ke negara asal, mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
didapat, untuk ikut berkontribusi pada pembangunan industri dan ekonomi negara;
e. Tidak boleh melakukan aktivitas menerima gaji di luar dari kegiatan yang ditentukan sesuai
dengan status izin tinggal;
f. Menyimpan dengan baik seluruh dokumen penting (misal paspor);
g. Memberikan kabar atau perkembangan kepada PIHAK PERTAMA terkait proses pemagangan
di Jepang;
h. Menyelesaikan kontrak kerja sesuai waktu yang ditentukan;
i. Setelah masa kerja selesai 3 tahun harus pulang ke Indonesia;
j. Tidak kabur/melarikan diri selama progam pemagangan;
k. Apabila ingin berhenti kerja/mengundurkan diri karena alasan pribadi, maka terlebih dahulu
wajib mengkomunikasikan dengan PIHAK PERTAMA.

PASAL V

1. Hak PIHAK PERTAMA antara lain:


a. Memberikan surat peringatan kepada PIHAK KEDUA jika ada komplain dari perusahaan
tempat PIHAK KEDUA bekerja;
b. Membuat surat pembatalan perjanjian jika PIHAK KEDUA tidak mampu memenuhi
kewajibannya selama proses pemagangan berlangsung sesuai dengan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUH Perdata) Pasal 1266;
c. Meminta bantuan hukum jika terbukti PIHAK KEDUA melakukan tindakan yang bertentangan
dengan hukum di kedua Negara.

2. Hak PIHAK KEDUA antara lain:


a. Mengajukan pergantian perusahaan jika pihak perusahaan tempat bekerja terbukti melakukan
tindakan yang tidak menyenangkan pada PIHAK KEDUA;
b. Mendapatkan penjelasan terkait kontrak kerja dengan perusahaan Jepang dimana PIHAK
KEDUA ditempatkan (tempat kerja, jenis pekerjaan, jam kerja, gaji, asuransi, lembur, hari libur,
cuti, nenkin).
BAB V
WAKTU
PASAL VI

Perjanjian ini berlaku sejak ditandatanganinya perjanjian ini oleh PARA PIHAK dan berakhir ketika
PIHAK KEDUA telah menyelesaikan program magang di Jepang atau jika salah satu PIHAK tidak
mampu memenuhi kewajibannya sebagaimana tertera pada Pasal 4.

BAB VI
SANKSI
PASAL VII

1. PIHAK KEDUA yang dengan sengaja menghilang atau melarikan diri selama proses pemagangan,
maka PIHAK PERTAMA menyerahkan secara penuh kepada pihak perusahaan tempat pemagang
untuk segera menghubungi Konsulat Kedutaan, Kantor Imigrasi dan Kepolisian di Jepang maupun
di Indonesia. Keputusan mengenai ditahan atau tidaknya, akan diserahkan kepada pihak Konsulat
Kedutaan, Kantor Imigrasi maupun Kepolisian di Jepang maupun Indonesia;

2. Jika PIHAK KEDUA dengan sengaja menghilang atau melarikan diri selama proses pemagangan
maka PIHAK KEDUA harus memberikan izin kepada pihak Konsulat Kedutaan, Kantor Imigrasi
maupun Kepolisian untuk menyebarkan foto PIHAK KEDUA, foto keluarga PIHAK KEDUA
dan data diri PIHAK KEDUA di surat kabar, majalah, dan media sosial;

3. Dalam kasus menghilangnya PIHAK KEDUA secara disengaja, apabila PIHAK PERTAMA
ingin mencari keberadaan PIHAK KEDUA maka semua biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA;

4. Dalam kasus kaburnya PIHAK KEDUA secara disengaja, jika selama 6 bulan berturut-turut tidak
tertangkap dan tidak menyerahkan diri ke pihak berwajib, maka PIHAK PERTAMA dapat
meminta pihak Dinas Pencatatan Sipil untuk mengeluarkan Surat Kematian PIHAK KEDUA,
sehingga PIHAK KEDUA tidak akan bisa kembali ke Indonesia. Hal ini sesuai dengan Undang-
Undang RI No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 45 Ayat 3, 4, 5 dan 6
serta Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil Pasal 84, 85 dan 86.
BAB VII
PERSELISIHAN
PASAL VIII

1. Jika terjadi konflik hukum di Jepang mengenai ketentuan perjanjian ini, maka akan diproses
berdasarkan hukum yang berlaku di Kedua Negara;
2. Perselisihan yang mungkin timbul sebagai akibat pelaksanaan perjanjian ini, maka PARA PIHAK
telah setuju dan sepakat menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat;
3. Panitia Arbitrase sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini terdiri atas 3 (tiga) orang anggota yaitu
seorang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, seorang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA, dan
orang ketiga adalah hasil pemilihan dari orang-orang yang ditunjuk oleh PARA PIHAK;

4. Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini tidak tercapai, maka PARA
PIHAK telah sepakat untuk menyelesaikannya melalui Pengadilan dengan memilih kedudukan
hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A
(Jl. Jalaksana, Bale Indah, Kab. Bandung, Jawa Barat 40375. Tlp/Fax : (022) 5940791, (022)
5940870, (022) 5940654. Email : pn.balebandung@gmail.com))).

BAB VIII
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJURE)
PASAL IX
1. Apabila terjadi keadaan di luar kekuasaan (Force Majure) PARA PIHAK yang mengakibatkan
tidak dapat dilaksanakannya perjanjian kerjasama ini, maka PARA PIHAK dibebaskan dari
tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam kewajiban yang tercantum dalam
perjanjian ini;
2. Peristiwa yang dapat digolongkan sebagai force majure antara lain adanya bencana alam (gempa
bumi, banjir, angin topan, dll) wabah penyakit, perang, peledakan, revolusi, huru-hara dan
kekacauan ekonomi/moneter yang berpengaruh pada perjanjian ini;
3. Apabila terjadi force majure maka pihak yang lebih dahulu mengetahui wajib memberitahukan
kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender setelah terjadinya
force majure untuk diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat;
4. Keadaan force majure sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak dapat menghapuskan
perjanjian, dan berdasarkan kesiapan kondisi, PARA PIHAK dapat melangsungkan perjanjian
sebagaimana mestinya.
BAB IX
PENUTUP
PASAL X
1. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan dirundingkan kembali oleh PARA PIHAK
dan akan dibuat addendum (perjanjian tambahan) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
perjanjian ini;
2. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua), masing-masing ditandatangani di atas materai bernilai cukup
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memiliki kekuatan hukum yang sama.

9 November 2020

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Nama : R,Yudiswara Ratjani Nama : Dadang Supriadi
Posisi : Pimpinan LPK ANTAR NUSA AVIASI Posisi : Peserta Magang

Tanda tangan Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai