KONTRASEPSI MANTAP
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
FAJAR KURNIA
T.A 2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kontrasepsi
Mantap” ini dengan baik dan mampu diselesaikan dalam tepat waktu. Kami juga berterima
kasih kepada Ibu Ns.Viky Yusri M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas
yang telah membantu kami dalam revisi makalah kami sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk keluarga pasien, masyarakat,
serta para medis. Semoga makalah ini dapat dipahami, serta berguna bagi kami sendiri dan
pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan makalah ini kedepannya. Terima kasih.
23 Oktober 2020
Kelompok 10
b) Laparotomi
Metode laparotomi dilakukan dengan membuka rongga perut sehingga organ-
organ reproduksi terlihat sangat jelas. Tuba falopii kemudian diikat dan diangkat.
c) Minilap
Kata minilap berasal dari mini-laparotomi. Metode ini sama dengan metode
laparotomi, hanya saja sayatan yang dibuat lebih kecil dan menggunakan anestesi
lokal. Sayatan dilakukan tepat diatas garis rambut kemaluan, lalu kedua saluran tuba
falopii diikat dan dipotong.
d) Kolpotomi
Pada metode ini dokter akan menjangkau kedua saluran tuba falopii melalui
vagina dan dari belakang rahim.
e) Histerektomi
Metode ini biasanya dilakukan jika terdapat penyakit pada rahim, atau dapat
disarankan kepada wanita yang sudah berumur. Dalam metode ini rahim diangkat
seluruhnya.
f) Pengikatan Tuba
Terdapat beberapa cara untuk mengikat tupa seperti; Pomeroy, Irving, Uchiha,
dan Fimbriektomi.
c. Keuntungannya
Wanita tersebut mengalami kenikmatan yang lebih besar dari hubungan sexual bebas
Komplikasi yang dijumpai lebih sedikit dan enteng.
Sangat efektif dan permanen.
Tidak ada efek samping jangka panjang.
d. Kerugiannya
Perlu tindakan operasi kecil.
Menghindari kemampuan untuk melahirkan.
e. Indikasi Sterilisasi
Indikasi medis umum yaitu: adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi
lebih berat bila wanita ini hamil lagi.
Gangguan fisik: tuberkulosis pulmonum, penyakit jantung, penyakit ginjal,
kanker payudara, multiple sklerosis dan sebagainya.
Gangguan psikis: skizopernia (psikosis), sering menderita psikosa nifas dan
lain-lain.
Indikasi medis obstetrik yaitu toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesarea
berulah, histerektomi obstetrik dan sebagainya.
Indikasi medis ginekologik: pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula
dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan sterilisasi.
Indikasi sosial ekonomi yaitu indikasi berdasarkan beban sosial ekonomi yang
sekarang ini terasa bertambah lama bertambah berat.
d. Kekurangan
Cara ini tidak langsung efektif.
Karena namanya masih merupakan tindakan operasi maka para pria masih merasa
takut.
Walaupun pada prinsipnya dapat disambungkan kembali, namun masih diperlukan
banyak tenaga terlatih untuk melakukannya
e. Indikasinya
Memenuhi syarat “kontap” sukarela bahagia kesehatan sudah diperiksa.
Untuk tujuan kontrasepsi yang permanen.
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan
pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kwalitas keluarga.
f. Kontra Indikasinya
Kontra indikasi relatif adalah beberapa kelainan setempat yaitu peradangan kulit /
jamur di daerah krotum hydroceletestis, orchitis / epidemitis.
g. Efek Samping
Kulit membiru atau lecet pembengkakan dan rasa sakit.
Timbulnya anti body dan masalah psikologis.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada abdomen bawah post operasi
tubektomi
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak sekunder terhadap
nyeri.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive tubektomi.
4. Cemas berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
C. Rencana Kepperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada abdomen bawah post operasi
tubektomi.
Ø Tujuan : Nyeri berkurang / hilang.
Kriteria hasil : Tampak rileks dan dapat tidur dengan tepat.
Intervensi :
1) Kaji skala nyeri, lokasi, karakteristik dan laporkan perubahan nyeri
dengan tepat.
Rasional : Mengetahui sejauh mana nyeri yang dirasakan klien
guna untuk menentukan intervensi selanjutnya
2) Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler.
Rasional : Posisi semi fowler dapat merelaksasikan otot-otot
sehingga sensasi nyeri dapat berkurang
3) Berikan aktivitas hiburan.
Rasional : Hiburan dapat sebagai pengalihan atas rasa nyeri.
4) Kolaborasi tim dokter dalam pemberian analgetika.
Rasional : Analgetik dapat mengurangi rasa nyeri
3. Perencanaan
Dx SLKI SIKI Aktifitas- aktifittas
Nyeri Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri -Identifikasi
berhubunga (L.08066) (I.08238) lokasi,karakteristik,drasi,frekuensi,kual
itas,intensias nyeri
n dengan -Kemampuan
menuntasakan -Identifikasi skala nyeri
tindakan aktivitas
-Identifikasi respon nyeri non verbal
operasi / meningkat
(skala 5) -Identifikasi faktor yang memperberat
terputusnya
dan memperingankan nyeri
jaringan d/d -Keluhan Nyeri
menurun (skala -Identifikasi pengetahuan dan
adanya luka 5) keyakinan tentang nyeri
operasi.
-Meringis -Identifikasi pengaruh nyeri pada
menurun (skala kualitas hidup
5)
-Monitor keberhasilan terapi
-Gelisah komplementer yang sudah diberikan
menurun (skala
5) -Monitor efek samping penggnaan
analgeik
-Kesulitan tidur
menurun (skala -Berikan teknik nonfarmakologis untuk
5) menggurangi rasa nyero
4. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan,dan menilai data yang baru.
5. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA