Anda di halaman 1dari 5

Nama : I gede galih darma sputra

TUGAS TEMU 8
NIM : 194620025
KORELASI BIVARIAT DAN
Kelas : A3 RMIK
PARSIAL

A. Korelasi Bivariat

Korelasi merupakan hubungan antara dua buah variabel, jika nilai suatu variabel naik,
sedangkan nilai variabel yang lain turun, maka dikatakan terdapat hubungan negatif serta
sebaliknya. Korelasi yang biasa digunakan dalam penelitian adalah Korelasi Pearson Product
Moment.Korelasi ini dilakukan jika sepasang variabel kontinu, memiliki korelasi. Jumlah
pengamatan variabel X dan Y harus sama, atau kedua nilai variabel tersebut berpasangan.
Semakin besar nilai koefisien korelasinya maka akan semakin besar pula derajat hubungan antara
kedua variabel. Korelasi Pearson biasanya pada hubungan yang berbentuk linier (keduanya
meningkat atau keduanya menurun). Koefisien korelasi ini tidak menunjukkan adanya hubungan
kausal antar variabelnya

Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan


hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien
korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.
Analisis korelasi sederhana dengan metode Pearson atau sering disebut Product Moment
Pearson. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti
hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan
antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y
naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun).

Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai
berikut:

0,00 - 0,199 = sangat rendah


0,20 - 0,399 = rendah

0,40 - 0,599 = sedang

0,60 - 0,799 = kuat

0,80 - 1,000 = sangat kuat

B. Korelasi Parsial

Korelasi parsial adalah suatu metode pengukuran keeratan hubungan (korelasi) antara
variable bebas dan variable tak bebas dengan mengontrol salah satu variable bebas untuk melihat
korelasi natural antara variabel yang tidak terkontrol. Analisis korelasi parsial (partial
correlation) melibatkan dua variabel. Satu buah variabel yang dianggap berpengaruh akan
dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variable kontrol). Sebagai contoh misalnya kita akan
meneliti hubungan variabel X2 dan variable bebas Y, dengan X1 dikontrol (korelasi parsial).
Disini variabel yang dikontrol (X1) dikeluarkan atau dibuat konstan. Sehingga X2’ = X2 –
(b2X1 + a2 ) dan Y’ = Y – (b1 X1 +a1 ), tetapi nilai a dan b didapatkan dengan menggunakan
regresi linear. Setelah hasilnya diperoleh, kemudian dicari regresiX2‘ dengan Y’ dimana : Y’ =
b3X2’ +a3. Korelasi yang didapatkan dan sejalan dengan model-model di atas dinamakan
korelasi parsial X2 dan Y sedangkan X1 dibuat konstan. Nilai korelasi berkisar antara 1 sampai
-1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variable semakin kuat.
Sebaliknya, jika nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variable semakin lemah. Nilai
positif menunjukkan hubungan searah (X naik, maka Y naik) sementara nilai negative
menunjukkan hubungan terbalik (X naik, maka Y turun). Data yang digunakan dalam korelasi
parsial biasanya memiliki skala interval atau rasio.

Berikut adalah pedoman untuk memberikan interpretasi serta analisis bagi koefisien korelasi
menurut Sugiyono:

- 0,199 = sangat rendah

0,20 - 0,3999 = rendah

0,40 - 0,5999 = sedang


0,60 - 0,799 = kuat

0,80 - 1,000 = sangatkuat


LANGKAH-LANGKAH UJI KORELASI PARSIAL MENGGUNAKAN SPSS

1. Masukkan data variable bebas dan variable terikat pada SPSS data editor. Pada contoh
kali ini, jumlah datanya ada 12, terdapat 4 variabel bebas (X1,X2,X3,X4) dan terdapat 1
variabel terikat (Y).
2. Pilih Menu Analyze, kemudian Correlate, lalu Bivariate.
3. Masukkan semua variable kekolom Variables, checklist pilihan Pearson, kemudian klik
OK.
4. Akan muncul keluaran dalam bentuk tabel Correlations.

Dari table tersebut diatas dapat diperoleh informasi bahwa:

Koefisien korelasi parsial antara Y dan X1 adalah 0,028. Hubungan antara X1 dengan Y ketika
variable bebas lainnya konstan adalah sangat lemah.

Koefisien korelasi parsial antara Y dan X2 adalah 0,06. Hubungan antara X2 dengan Y ketika
variable bebas lainnya konstan adalah sangat lemah.

Koefisien korelasi parsial antara Y dan X3 adalah 0,065. Hubungan antara X3 dengan Y ketika
variable bebas lainnya konstan adalah sangat lemah.

Koefisien korelasi parsial antara X2 dan X4 adalah 0,132. Hubungan antara X2 dengan X4 ketika
variable bebas lainnya konstan adalah sangat lemah.
Cara membaca informasi dan telaah yang sama, berlaku pula pada hubungan antara variabel-
variabel lain yang ada pada tabel.

Sementara itu koefisien korelasi simultan dengan SPSS dapat diperoleh ketika mencari
persamaan regresi-nya, hanya saja yang diperhatikan bukanlah kolom Coefficients pada
keluaran, tapi kolom Model Summary.

Anda mungkin juga menyukai