Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KULIAH PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PROBLEM BANGSA”

Oleh
I Gede Galih Darma Saputra
NIM 194620025

PRODI D3 PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

STIKES WIRA MEDIKA


DENPASAR
2019
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat beliau

makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa” ini dapat selesai dalam

tepat waktu. Adapun tujuan pembuatan makalah ini selain menambah wawasan pengetahuan

adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila Bapak Adreng Pamungkas.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusun data-data sekunder yang diperoleh dari buku-

buku panduan dan informasi media massa yang berhubungan dengan judul makalah ini.

Tidak lupa ucapan terima kasih kepada dosen atas bimbingan dan arahan dalam penulisan

makalah ini. Juga pada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat

diselesaikannya makalah ini.

            Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah

wawasan kita. Memang ini jauh dari sempurna, maka diharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang bersifat membangun.

Denpasar, 12 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Makalah..................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Nilai-nilai Pancasila............................................................................................3

B. Permasalahan di Indonesia..................................................................................5

C. Lembaga KPK dan BNN...................................................................................16

D. Nilai Pancasila dan Permasalahan di Indonesia................................................23

E. Cara Mencegah dan Mengatasi KKN dan Narkotika........................................24

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................25

B. Saran..................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada Hakikatnya sila-sila Pancasila adalah suatu system nilai-nilai etika yang

merupakan sumber norma baik norma moral maupun norma hukum. Lalu norma-norma

tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Etika adalah sifat atau perilaku yang

dilakukan seseorang dimana baik atau buruknya, susila atau tidak susilanya itu tergantung

dari penilaian orang lain.

Di era zaman modern ini angka kejahatan dan masalah di Indonesia dibilang tidak ada

habisnya. Tuntas satu tumbuh seribu. Nilai-nilai Pancasila sudah semakin terkikis terutama di

kalangan generasi muda. Jika generasi muda didiri mereka sudah tercemin lagi nilai-nilai

Pancasila, bagaimana generasi selanjutnya?? Contohnya kasus KKN, narkoba, Kenakalan

Remaja, Kekerasan kepada anak, Asusila dan Tindak Kriminal. Ada salah satu kasus yang

baru-baru ini jadi topik perbincangan yaitu kasus korupsi e-KTP yang dilakukan Setia

Novanto yang merugikan Negara 2,3 M. bagaimana bangsa akan maju jika contoh bagi

penerus Negara seperti ini terus. Belum lagi globasasi yang semakin hari semakin merajalela

seakan-akan Negara Indonesia dijajah secara halus oleh kemajuan teknologi. Contoh: HP

yang terkadang membuat seseorang acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan film-film

dewasa banyak ditiru oleh anak-anak. Itulah kenapa kesadaran diri masing-masing serta

perbaikan akhlak sangat diperlukan dengan menghayati dan menerapkan apa yang

terkandung dalam nilai Pancasila itu sendiri.

Berangkat dari masalah-masalah tersebut, kami membuat makalah ini agar para remaja,

kami membuat makalah ini agar para remaja bisa berfikir kritis serta berperan aktif dalam

melaksanakan nilai-nilai Pancasila serta bisa merevolusi mental.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :

1. Nilai apa yang terkandung dalam pancasila??

2. Pemasalahan apa yang sering ada di Indonesia?

3. Lembaga apa yang didirikan pemerintah untuk mengani masalah yang ada di

Indonesia?

4. Permasalahan apa yang menyimpang dari nilai-nilai pancasila?

5. Upaya pencegahan saja yang dilakukan agar tidak terlibat dalam perbuatan tercela

tersebut??

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mengetahui nilai-nilai Pancasila.

2. Mengetahui masalah-masalah Indonesia serta penyelesaiannya berdasarkan Pancasila.

3. Meningkatkan pola fikir agar bisa menjadi generasi yang maju.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Pancasila

Jika Pancasila adalah ideology bangsa Negara Indonesia maka nilai-nilai Pancasila dijadikan

landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggara Negara Indonesia. Pancasila berisi lima

sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Sebagai suatu sistem nilai, maka

lima dasar Pnacasila tersebut pada hakikatnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Meskipun dalam

setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu kesatuan yang sistematis dan

tak terpisahkan sehingga saling terkait antara satu sila dengan sila yang lain.

Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa

menjabarkan kelima sila Pancasila tersebut menjadi 45 butir pengalaman sebagai pedoman praktis

bagi pelaksanaan Pancasila :

1. Nilai Ketuhanan

a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan

agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan

beradab.

c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasam antara pemeluk agama

dengan menganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

d. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang

menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Nilai Kemanusiaan

a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

3
c. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira.

d. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

g. Berani membela kebenaran dan keadilan.

3. Nilai Persatuan

a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa

dan Negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.

b. Sanggup dan rela bekorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila diperlukan.

c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

e. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

4. Nilai Kerakyatan

a. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

b. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

c. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

d. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil

musyawarah.

e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil

keputusan musyawarah.

f. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan

golongan.

g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan

Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran

dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

5. Nilai Keadilan

a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotongroyongan.

4
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama manusia.

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

d. Menghormati hak orang lain.

e. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan

umum.

f. Suka bekerja keras.

g. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan

kesejahteraan bangsa.

B. Permasalahan Di Indoneisa

Permasalahan di Indonesia tidak pernah usai. Patah satu, tumbh seribu. Mungkin itu

pepatah yang tepat untuk masalah yang tak pernah usai. Berikut permasalahan di Indonesia

yang kami rangkum:

1. KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)

a. Pengertian

Korupsi berasal dari bahasa Latin corrupti atau corruptus yang secara

harfiah berarti kebusukan, kebejatan, tidak jujur, dapat disuap, tidak bermoral,

penyimpangan dari kesucian. Selanjutnya kata itu disadur kebanyak bahasa Eropa

seperti Inggris: corruptio, corrupt; Prancis: corruption; dan Belanda: corruptive

(korruptie).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah perbuatan busuk

seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok. Kolusi atau collusion menurut

Osborn’s Laur Dictionary (1983) ditulis “The arragement of two ferson,

apparently in a hostile positions or having conflicting interests, to some act in

order to injure a third ferson, or deceive a court ”, sedangkan menurut canadian

law dictionary, Kolusi adalah “The making of an agreement with another for the

5
purpose of perpetrating a fraud, or engaging in illegal activity while having an

illegal end in mind”. Dari kedua pengertian tersebut di atas dapat dikemukakan

bahwa kolusi atau collusion ini adalah suatu kesepakatan atau persetujuan dengan

tujuan yang bersifat melawan hukum atau melakukan suatu tindakan penipuan.

Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat

kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang

diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala

urusannya menjadi lancar.

Nepotisme berasal dari istilah bahasa Inggris “Nepotism” yang secara

umum mengandung pengertian “mendahulukan atau memprioritaskan

keluarganya/kelompok/golongan untuk diangkat dan atau diberikan jalan menjadi

pejabat negara atau sejenisnya. Dengan demikian nepotisme merupakan suatau

perbuatan/tindakan atau pengambilan keputusan secara subyektif dengan terlebih

dahulu mengangkat atau memberikan jalan dalam bentuk apapun bagi

keluarga/kelompok/golongannya untuk suatu kedudukan atau jabatan tertentu.

KKN menurut standart yang digunakan untuk memberikan pengertian

tindak pidana korupsi secara konstitusional diatur dalam UU No. 28 Tahun 1999

Pasal 1 ayat 3,4,5 dengan penjabaran:

1) Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

peraturan perundang - undangan yang mengatur tindak pidana korupsi.

2) Kolusi adalah pemufakatan atau kerjasama secara melawan hukum atau

penyelenggara negara atau antara penyelenggara negara dan pihak lain yang

merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.

6
3) Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara melawan

hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kronnya

diatas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Pak Darmawan, salah satu dosen mata kuliah Pancasila UIN

Raden Fatah Palembang, pengertian KKN itu dilihat dari sudut pandang

subyektifnya. Korupsi apabila salah satu yang di untungkan dan yang lain

dirugikan. Korupsi pun bukan hanya materill atau uang saja tapi waktu pun bisa

kita korupsikan. Kolusi apabila kedua-dua pihak di untungkan baik penyogok

maupun yang disogok. Nepotisme itu mementingkan suatu ras, suku, dan agama

dengan rasa kekeluargaan. Misalnya, perusahaan PT.Maju dipimpin oleh Anjab. Ia

berasal dari Lahat. Lalu memilih pegawainya dengan cukup bertanya “asal kamu

darimana?”. Kalau sedaerah langsung di terimanya tanpa memandang keahlian

masing-masing yang mereka miliki.

b. Sebab KKN di Indonesia

KKN di Indonesia ibaratkan pohon besar, yang berumur ratusan tahun

hingga akar pun begitu kokoh. Dari perumpamaan tersebut, kita ketahui bahwa

KKN di Indonesia kita ini sudah membudaya dan menjadi kebiasaan. Jadi, sangat

susah menghilangkannya. Karena akar yang tua tidak bisa dicabut secara langsung.

Lalu apa penyebab KKN di Indonesia?

Sebab-sebab KKN di Indonesia:

1) Lunturnya Norma Agama atau kurangnya iman dalam diri sendiri.

2) Sudah membudaya atau menjadi kebiasaan sejak dulu. Sejak tonggak

bangsa Indonesia berdiri yaitu Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.

3) Peraturan perundang-undangan yang banyak. Namun penegaknya yang

lemah akan hukum.

7
4) Budaya “menyenangkan” Hati Pemimpin. Contoh: memberikan using

sogok kepada kepala sekolah agar anak yang tinggal kelas dinaikkan.

5) Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman

lama”.

c. Contoh Kasus Korupsi Di Indonesia

Kasus Korupsi Wisma Atlet KPK Periksa Angelina Sondakh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK), Kamis (11/12/2014) hari ini menjadwalkan pemeriksaan terhadap terpidana

Angelina Patricia Pingkan Sondakh pada kasus dugaan korupsi pembangunan

wisma atlet dan gedung serbaguna sumatera selatan 2010-2011. Angelina

Sondakh diperiksa untuk tersangka Ketua Komite Pembangunan Wisma Atlet SEA

Games, Rizal Abdullah.

"Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka RA (Rizal

Abdullah)," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa

Nugraha, saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis (11/12/2014).

Awal bulan lalu sebenarnya KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap

wanita yang akrab disapa Angie itu. Namun Angie tidak datang karena alasan

masih berkabung berhubung sang kakak Frank Nicholas Sondakh meninggal dunia.

Angie adalah anggota DPR Republik Indonesia periode 2004–2009 dan

2009–2014 dari Partai Demokrat. Angie dulunya menjabat sebagai anggota Badan

Anggaran (Banggar) yang mengesahkan dana wisma atlet. Pada 3 Februari 2012,

dia ditetapkan sebagai tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games yang

melibatkan beberapa nama politikus lainnya.

Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan

vonis hukuman 4,5 penjara ditambah denda Rp 250 juta subsider kurungan enam

8
bulan. Hakim menilai, Angie terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara

berlanjut dengan menerima pemberian berupa uang senilai total Rp 2,5 miliar dan

1.200.000 dolar Amerika dari Grup Permai.

Angie kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Namun

hukuman Angie malah diperberat menjadi 12 tahun penjara dan menjatuhkan

pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti setara dengan Rp 40 miliar.

2. Narkoba

a. Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain

"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan

Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adiktif.

Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia

baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain

sebagainya (Kurniawan, 2008).

Narkoba adalah singkatan dari “Narkotika, Psikotropika, dan Bahan adiktif

lainnya.”Istilah NARKOBA sesuai dengan  Surat Edaran Badan Narkotika

Nasional(BNN) No.SE/03/IV/2002, merupakan zat-zat alami maupun kimiawi

yang jika dimasukan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati,

perasaan maupun perilaku seseorang.

Narkoba di bagi menjadi 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan

adiktiftif lainya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa golongan.

9
1) Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman , baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan

penuruna atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan ketagihan yang sangat berat (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 22 tahun 1997).

Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan :

- Narkotika golongan  I  adalah yang paling berbahaya

,memiliki  daya adiktif sangat tinggi sehingga tidak boleh di

gunakan untuk kepentingan apa pun,kecuali penelitian atau ilmu

pengetahuan. Contohnya adalah ganja, heroin, kokain, morfin,

opium,dll.

- Narkotika golongan  II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif

kuat,tetapi bermanfaat  untuk pengobatan dan penelitian.Contohnya

adalah petidin  dan turunannya , benzeditin, betametadol,dll.

- Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif

ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian .

Contohnya adalah kodein dan turunannya.

2) Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis

(bukan narkotika) yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas

mental dan tingkah laku.

10
Berdasarkan ilmu farmakologi ,psikotropika di kelompokkan ke dalam 3

golongan, yaitu :

a) Kelompok depresan /penekan saraf pusat/penenang/obat

tidur,contohnya: valium,Bk,megadon,dll.jika di minum akan

memberikan rasa tenang,mengantuk,tentram,damai,juga

menghilangkan rasa takut dan gelisah.

b) Kelompok stimulant /perangsang saraf pusat anti tidur,contihnya :

amfetamin,ekstasi,dan shabu. Jika di minum akan mendatangkan

rasa dan tidak merasa lapar

c) Kelompok halusinogen ,adalah obat  atau zat yang dapat

menimbulkan khayalan ,contohnya : LCD

Contoh psikotropika:

 Ekstasi atau Inex atau  Sabu-sabu (Shabu/Syabu/ BK, Lexo, MG, Rohip,

Metamphetamines ICE) Dum

 Demerol  Sedatif-Hipnotik  Megadon

 Speed (Benzodiazepin/BDZ),  Nipam

  Angel Dust

3)  Zat Adiktif.

Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila

dikonsumsi olehorganisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi

serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan

berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat

memberi efek lelah luar biasa atau rasasakit luar biasa. Contohnya:

 Alkohol  Nikotin

11
 Kafein  Zat Desainer

Cara pemakaian narkoba dapat di bedakan atas :

1. Melalui saluran pernapasan ; dihirup melalui hidung(shabu),di hisap

sebagai rokok (ganja).

2. Melalui saluran pernapasan ; di makan atau di minum

(ekstasi,psiktropika).

3. Melalui aliran darah ; di suntikkan melalui pembuluh darah (putaw) di

taburkan ke sayatan di kulit (morfin).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba, yaitu:

1) Tersedianya Narkoba

Permasalahan penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba tidak akan

terjadi bila tidak ada narkobanya itu sendiri. Dalam pengamatan ternyata

banyak tersedianya narkoba dan mudah diperoleh. Hawari (1990) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa urutan mudahnya narkoba diperoleh

(secara terang-terangan, diam-diam atau sembunyi-sembunyi) adalah

alkohol (88%), sedatif (44%), ganja, opiot dan amphetamine (31%).

Menurut Gunawan  (2009) faktor tersedianya narkoba adalah ketersediaan

dan kemudahan memperoleh narkoba juga menjadi faktor penyabab

banyaknya pemakai narkoba. Indonesia bukan lagi sebagai transit seperti

awal tahun 80-an, tetapi sudah menjadi tujuan pasar narkotika. Para penjual

narkotika berkeliaran dimana-mana, termasuk di sekolah, lorong jalan,

gang-gang sempit, warung-warung kecil yang dekat dengan pemukiman

masyarakat. 

12
2) Lingkungan

Terjadinya penyebab penyalahgunaan narkoba  yang sebagian besar

dilakukan oleh usia produktif  dikarenakan beberapa hal, antara lain :

a) Keluarga

Penyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

- Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua)

pengguna narkoba.

- Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada

jalan keluar yang memuaskan semua pihak dalam keluarga.

Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu

dan anak, maupun antar saudara.

- Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut

anaknya harus menuruti apapun kata orang tua, dengan

alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan dan

masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan

untuk berdialog dan menyatakan ketidak setujuan. 

b) Masyarakat

Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat

menjadi  faktor terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku

yang menyimpang yang pada gilirannya terlibat

penyalahgunaan/ketergantungan narkoba. 

Lingkungan sosial yang rawan tersebut antara lain :

- Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan

anak jalan.

13
- Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam

bahkan hingga dini hari dimana sering digunakan sebagai

tempat transaksi  narkoba. 

- Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang

bersifat pornografi dan kekerasan. 

- Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan. 

- Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat

umum.

- Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-

terangan maupun sembunyi-sembunyi.

3) Individu

a) Harga Diri

Menurut Coopersmith dalam Eka, harga diri adalah Aspek

kepribadian yang penting  sebagai penilaian yang dibuat individu

terhadap dirinya sendiri. Harga diri yang tinggi akan mempengaruhi

kepribadian seseorang. Harga diri merupakan evaluasi diri yang

ditegakkan dan dipertahankan oleh individu, yang berasal dari

interaksi individu dengan orang–orang  yang terdekat dengan

lingkungannya, dan dari jumlah penghargaan, penerimaan, dan

perlakuan orang lain yang diterima individu.

Menurut  Sellet dan Littlefield dalam Sulistiyowati (2008),

harga diri merupakan aspek kepribadian yang pada dasarnya dapat

berkembang. Kurangnya harga diri pada seseorang dapat

14
mengakibatkan masalah baik akademik, olahraga, pekerjaan dan

hubungan sosial . Harga diri dapat dibedakan atas 3, yaitu :         

- Harga diri tinggi, yaitu memiliki sifat aktif, sukes dalam

kehidupan sosial,  mampu mengontrol diri, menghargai

orang lain, dan percaya diri.

- Harga diri sedang yaitu memiliki sifat hampir sama dengan

harga diri tinggi hanya ia bimbang menilai diri perlu

dukungan sosial dan percaya diri.

- Harga diri rendah yaitu memiliki sifat kurang aktif, sebagai

pendengar dan pengikut, minder, gugup, sering salah dalam

mengambil keputusan dan rendah diri. Teori yang digunakan

adalah dengan menggunakan teori Dr.  Florence

Rosenberg yang dinamakan dengan teori  Self-Esteem Scale,

yang  menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian

individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan

melalui sikap terhadap dirinya  yang dikembangkan secara

luas dalam riset ilmu sosial.

 Contoh Kasus Narkoba di Indonesia

Ello Ditangkap, Daftar Artis Terlibat Kasus Narkoba Semakin

Panjang

KOMPAS.com/YULIANUS FEBRIARKO Vokalis Marcello

Tahitoe atau Ello dijumpai para wartawan di Empirica, SCBD, Jakarta

Selatan, Kamis (21/1/2016).

15
JAKARTA, KOMPAS.com - Penangkapan pengguna narkobabelakangan ini

banyak menyasar kalangan artis di Indonesia. Setelah dihebohkan

penangkapan aktor Tora Sudiro dan istrinya, Mieke Amalia, polisi kembali

mengungkap kasus narkoba yang melibatkan kalangan selebriti. Kali ini

penyanyi Marcello Tahitoe alias Ello yang ditangkap karena kedapatan

memiliki satu paket ganja di Jagakarsa.

C. Lembaga BNN dan KPK

1. KPK (Komisi Pemberantasan Narkoba)

Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasa

disingkat KPK) adalah lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan

daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK

bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya. Komisi ini didirikan berdasarkan kepadaUndang-Undang

Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi.  Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas,

yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan

proporsionalitas. KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan

laporannya secara terbuka dan berkala kepadaPresiden, DPR, dan BPK.

KPK dipimpin oleh Pimpinan KPK yang terdiri atas lima orang, seorang

ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua merangkap anggota. Pimpinan

KPK memegang jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk

sekali masa jabatan. Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif

kolegial. Pada periode 2011-2015 KPK dipimpin oleh Ketua KPK Abraham Samad,

bersama 4 orang wakil ketuanya, yakni Zulkarnaen, Bambang Widjojanto, Busyro

Muqoddas, dan Adnan Pandu Praja.

16
Pada tanggal 17 Desember 2015, Komisi Hukum DPR RI yang diketuai oleh

Azis Syamsuddin, menetapkan Agus Rahardjo sebagai Ketua KPK terpilih periode

2015-2019 setelah sebelumnya melakukan dua kali voting. Agus berhasil mendapatkan

53 suara. Sedangkan calon pimpinan KPK lainnya, Basaria Panjaitan mendapatkan 51

suara, Alexander Marwata 46 suara, Saut Situmorang 37 suara, dan Laode Muhammad

Syarif 37 suara.

Tugas dan Fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:

1) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi;

2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi;

3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana

korupsi;

4) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan

5) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

6) Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi

berwenang:

7) Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana

korupsi;

8) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana

korupsi;

9) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada

instansi yang terkait;

17
10) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan

11) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

2. BNN (Badan Narkotika Nasional)

Badan Narkotika Nasional (disingkat BNN) adalah sebuah Lembaga

Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelappsikotropika, prekursor, dan bahan

adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. BNN dipimpin

oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden melalui

koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dasar hukum BNN adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika. Sebelumnya, BNN merupakan lembaga nonstruktural yang dibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002, yang kemudian diganti

dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007.

a. Sejarah

Sejarah penanggulangan bahaya Narkotika dan kelembagaannya di

Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya Instruksi Presiden

Republik Indonesia (Inpres) Nomor 6 Tahun 1971 kepada Kepala Badan

Koordinasi Intelijen Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam)

permasalahan nasional yang menonjol, yaitu pemberantasan uang palsu,

penanggulangan penyalahgunaan narkoba, penanggulangan penyelundupan,

penanggulangan kenakalan remaja, penanggulangan subversi, pengawasan

orang asing.

18
Berdasarkan Inpres tersebut Kepala BAKIN membentuk Bakolak

Inpres Tahun 1971 yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menanggulangi

bahaya narkoba. Bakolak Inpres adalah sebuah badan koordinasi kecil yang

beranggotakan wakil-wakil dari Departemen Kesehatan, Departemen Sosial,

Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, dan lain-lain, yang berada di

bawah komando dan bertanggung jawab kepada Kepala BAKIN. Badan ini

tidak mempunyai wewenang operasional dan tidak mendapat alokasi anggaran

sendiri dari ABPN melainkan disediakan berdasarkan kebijakan internal

BAKIN. Pada masa itu, permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan

permasalahan kecil dan Pemerintah Orde Baru terus memandang dan

berkeyakinan bahwa permasalahan narkoba di Indonesia tidak akan

berkembang karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Pancasila dan

agamis. Pandangan ini ternyata membuat pemerintah dan seluruh bangsa

Indonesia lengah terhadap ancaman bahaya narkoba, sehingga pada saat

permasalahan narkoba meledak dengan dibarengi krisis mata uang regional

pada pertengahan tahun 1997, pemerintah dan bangsa Indonesia seakan tidak

siap untuk menghadapinya, berbeda dengan Singapura, Malaysia dan Thailand

yang sejak tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus memerangi bahaya

narkoba.

Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan terus

meningkat, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

(DPR-RI) mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang

Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.

Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pemerintah (Presiden

Abdurahman Wahid) membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional

19
(BKNN), dengan Keputusan Presiden Nomor 116 Tahun 1999. BKNN adalah

suatu Badan Koordinasi penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25

Instansi Pemerintah terkait. BKNN diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik

Indonesia (Kapolri) secara ex-officio. Sampai tahun 2002 BKNN tidak

mempunyai personel dan alokasi anggaran sendiri. Anggaran BKNN diperoleh

dan dialokasikan dari Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia

(Mabes Polri), sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara

maksimal.BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai lagi

untuk menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin serius. Oleh

karenanya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang

Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti dengan Badan Narkotika Nasional

(BNN). BNN, sebagai sebuah lembaga forum dengan tugas mengoordinasikan

25 instansi pemerintah terkait dan ditambah dengan kewenangan operasional,

mempunyai tugas dan fungsi: 1. mengoordinasikan instansi pemerintah terkait

dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan

narkoba; dan 2. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional

penanggulangan narkoba.

Mulai tahun 2003 BNN baru mendapatkan alokasi anggaran dari

APBN. Dengan alokasi anggaran APBN tersebut, BNN terus berupaya

meningkatkan kinerjanya bersama-sama dengan BNP dan BNK. Namun

karena tanpa struktur kelembagaan yang memilki jalur komando yang tegas

dan hanya bersifat koordinatif (kesamaan fungsional semata), maka BNN

dinilai tidak dapat bekerja optimal dan tidak akan mampu menghadapi

permasalahan narkoba yang terus meningkat dan makin serius. Oleh karena itu

pemegang otoritas dalam hal ini segera menerbitkan Peraturan Presiden

20
Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika

Provinsi (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK), yang memiliki

kewenangan operasional melalui kewenangan Anggota BNN terkait dalam

satuan tugas, yang mana BNN-BNP-BNKab/Kota merupakan mitra kerja pada

tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota yang masing-masing

bertanggung jawab kepada Presiden, Gubernur dan Bupati/Walikota, dan yang

masing-masing (BNP dan BN Kab/Kota) tidak mempunyai hubungan

struktural-vertikal dengan BNN. Merespon perkembangan permasalahan

narkoba yang terus meningkat dan makin serius, maka Ketetapan MPR-RI

Nomor VI/MPR/2002 melalui Sidang Umum Majelis Permusyawaratan

Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Tahun 2002 telah merekomendasikan

kepada DPR-RI dan Presiden RI untuk melakukan perubahan atas Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Oleh karena itu,

Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor

22 Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN

diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika

dan prekursor narkotika. Yang diperjuangkan BNN saat ini adalah cara untuk

MEMISKINKAN para bandar atau pengedar narkoba, karena disinyalir dan

terbukti pada beberapa kasus penjualan narkoba sudah digunakan untuk

pendanaan teroris (Narco Terrorism) dan juga untuk menghindari kegiatan

penjualan narkoba untuk biaya politik (Narco for Politic).

21
b. Tugas dan Fungsi

Tugas :

1) Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan

dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika;

2) Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika;

3) Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

4) Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi

sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

maupun masyarakat;

5) Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

6) Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam

pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Psikotropika Narkotika;

7) Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun

internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika;

8) Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;

9) Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap

perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor

Narkotika; dan

22
10) Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.

Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas menyusun dan

melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor dan bahan

adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.

D. Nilai Pancasila dan Permasalahan di Indonesia

Menurut kami permasalahan tersebut sangat bertentangan dengan nilai Pnacasila :

1. KKN (korupsi,kolusi,nepotisme), Perbuatan korupsi sangat bertentangan dengan sila

kesatu(Ketuhanan Yang Maha Esa). Dimana dalam praktek pencurian uang tersebut,

mereka tidak percaya lagi bahwa Allah selalu memperhatikan hamba-hambanya dan

malaikat raqib dan atid yang senantiasa selalu mencatat amal mereka.

Karena melanggar sila pertama, KKN tersebut pun melanggar sila yang lain. Karena sila

pertama adalah pokok dari sila-sila yang lain. Seperti korupsi yang dilakukan para

pejabat, yang juga bertentangan dengan sila ke-2 dan sila ke-5.

2. Narkotika. Contoh penggunaan sabu-sabu. Karena sabu-sabu adalah barang yang agak

murah, maka para remaja banyak menggunakannya. Kecanduan akan sabu-sabu tersebut,

membuat si pengguna akan berpikir bagaimana caranya mereka mendapatkan barang

tersebut, yang mendorong mereka untuk mencuri ketika tidak ada penghasilan uang lagi

yang bertentangan dengan sila ke-1. Perasaan mereka yang mudah tersinggung, akan

membuat mereka melakukan kekerasan kepada orang lain dan berakibat membuat

keresahan pada masyarakat. Perbuatannya ini sangat bertentangan dengan nilai

kerakyatan dan kemanusiaan.

23
E. Cara pencegahan dan mengatasi masalah KKN dan Narkotika

1. Diri sendiri

Kita mau memulai hal yang baik, harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Kita

mulai mengerti, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi

kita. Terutama sila pertama, kita harus membentingi dan meningkatkan iman serta

taqwa kita secara terus menerus.

2. Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga sangat besar perannya bagi tingkah laku anak-anak. Sosok ayah

yang jadi pemimpin keluarga dan ibu sebagai pemimpin anak-anak. Akan selalu

menjadi sarana anak-anak untuk belajar.

3. Lingkungan pergaulan

Ketika anak sudah mulai remaja, maka lingkungan pergaulan lah yang sangat

mempengaruhi mereka. Terkadang keluarga sudah mendidik dengan baik, namun

karena pergaulan yang bebas dan anak merasa ini loh sahabat gue. Membuat mereka

terjerumus pada lingkungan yang salah.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nilai Pnacasila terdiri dari : Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai

Kerakyatan, Nilai Keadilan. Permasalahan yang di ibaratkan sudah membudaya dan pohon

besar, yang tumbuh ratusan tahun, serta memiliki akar yang sangat kokoh adalah KKN dan

Narkotika. Badan yang di bentuk pemerintah adalah BNN dan KPK.

KKN dan Narkotika sangan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila terutama yang ke-

satu. Jika melanggar nilai ke-satu maka melanggar sila-sila yang lain.

Cara mengatasi dan mencegah akan perbuatan tersebut, kita harus memulai dengan diri dan

kesadaran diri kita. Namun bagi anak-anak, lingkungan keluarga yang menentukan peran

sang anak di masyarakat.

B. Saran

Makalah kami masih banyak kekurangan dan pengetahuannya pun masih terbatas. Saran

dan kritik anda sangat diperlukan untuk perbaikan makalah yang lebih bermanfaat lagi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Munir, dkk,. 2016. Pendidikan Pancasila. Jatim: Madani Media.

Kattsoff, Louis O. 1986. Pengantar Filsafat. Dialihbahasakan oleh Soejono Soemargono.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Nurdjana. BAB II. Tinjauan Pustaka. http://ejournal.uajy.ac.id/. diakses pada tanggal 3

Oktober 2017.

Al-Rasyid, Harun. 2016. Fikih Korupsi. Jakarta: Penerbit Kencana.

Lopulalan, Henry. Kasus Korupsi Wisma Atlet KPK Periksa Angelina Sondak.

http://www.tribunnews.com/. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2017.

Movanita, Ambaranie Nadia Kemala. Ello ditangkap Daftar Artis terlibat Kasus Narkoba

semakin Panjang. http://megapolitan.kompas.com/. Diakses pada tanggal 5 Oktober

2017.

26

Anda mungkin juga menyukai