Tentang
Supriyanto ,S.Pd.M.Pd
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada allah SWT atas berka rahmat dan hidayahnya lah
makalah yang berjudul “Pancasila sebagai solusi problem bangsa” ini dapat selesai
tepat waktu. Adapun tujuan pembuatan makalah ini selain menambah wawasan
pengetahuan adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusun data-data sekunder yang diperoleh dari buku-
buku panduan dan informasi media massa yang berhubungan dengan judul makalah
ini. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada dosen atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini. Juga pada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah
wawasan kita. Memang ini jauh dari sempurna, maka diharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Makalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Pancasila........................................................................... 2
B. Masalah Indonesia...............................................................................4
A. Kesimpulan........................................................................................ 12
B. Saran.......................................................................................,,,......... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada Hakikatnya sila-sila Pancasila adalah suatu system nilai-nilai etika yang
merupakan sumber norma baik norma moral maupun norma hukum. Lalu norma-
norma tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Etika adalah sifat atau
perilaku yang dilakukan seseorang dimana baik atau buruknya, susila atau tidak
susilanya itu tergantung dari penilaian orang lain.
Di era zaman modern ini angka kejahatan dan masalah di Indonesia dibilang tidak ada
habisnya. Tuntas satu tumbuh seribu. Nilai-nilai Pancasila sudah semakin terkikis
terutama di kalangan generasi muda. Jika generasi muda didiri mereka sudah
tercemin lagi nilai-nilai Pancasila, bagaimana generasi selanjutnya?? Contohnya
kasus KKN, narkoba, Kenakalan Remaja, Kekerasan kepada anak, Asusila dan
Tindak Kriminal. Ada salah satu kasus yang baru-baru ini jadi topik perbincangan
yaitu kasus korupsi e-KTP yang dilakukan Setia Novanto yang merugikan Negara 2,3
M. bagaimana bangsa akan maju jika contoh bagi penerus Negara seperti ini terus.
Berangkat dari masalah-masalah tersebut, kami membuat makalah ini agar para
remaja, kami membuat makalah ini agar para remaja bisa berfikir kritis serta berperan
aktif dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila serta bisa merevolusi mental.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. NILAI-NILAI PANCASILA
Jika Pancasila adalah ideology bangsa Negara Indonesia maka nilai-nilai Pancasila
dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggara Negara
Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar
yang fundamental. Sebagai suatu sistem nilai, maka lima dasar Pnacasila tersebut
pada hakikatnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Meskipun dalam setiap sila
terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu kesatuan yang sistematis
dan tak terpisahkan sehingga saling terkait antara satu sila dengan sila yang lain.
1. Nilai Ketuhanan
- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Nilai Kemanusiaan
2
- Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
3. Nilai Persatuan
- Sanggup dan rela bekorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila
diperlukan.
4. Nilai Kerakyatan
- Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
3
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
5. Nilai Keadilan
- Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bangsa.
B. MASALAH INDONESIA
Seperti yang kita ketahui di Indonesia erat dengan kasus korupsi, kerusakan
lingkungan dan dekadensi moral. Korupsi sendiri berarti setiap orang yang dengan
sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan
kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. Contoh kasus korupsi yang
dilansir di laman www.berita.suaramerdeka.com, “Pengusaha asal Karangmojo
Gunungkidul, Mardi Mulyo divonis satu tahun pernjara dan denda Rp 50 juta
subsider satu bulan kurungan. Direktur PT Kurnia Jaya Mardi Mulyo (KJMM) itu
dinyatakan terbukti melakukan korupsi sewa-menyewa bantuan ekskavator di Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul. Akibat tindakannya, sesuai hasil audit
BPKP, negara dirugikan sebesar Rp 74,1 juta.“Majelis menyatakan terdakwa terbukti
melanggar pasal 3, pasal 18 UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP,” kata Humas PN Yogyakarta, Ikhwan
4
Hendrato, Minggu (29/11). Ikhwan yang juga ditunjuk menjadi ketua majelis hakim
dalam penanganan perkara ini mengungkapkan, perbuatan terdakwa tidak dilakukan
seorang diri. Namun bersama mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Gunungkidul, Bambang Sudaryanto yang sebelumnya telah divonis 1 tahun 2 bulan
penjara. Kasus ini bermula dari pengadaan satu unit ekskavator dari Dirjen Budidaya
Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2012. Alat ini diperuntukkan
pengembangan perikanan dan minapolitan kelompok pembudidaya ikan di
Gunungkidul. Alat berat itu bukannya dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok
pembudidaya ikan, namun justru disewakan. Dalam perjanjian yang ditandatangani
Bambang dan terdakwa Mardi Mulyo disebutkan bahwa biaya sewa alat Rp 600 ribu
per hari. Ekskavator itu disewakan selama periode delapan bulan sehingga totalnya
mencapai Rp 102 juta.Atas putusan itu, penasihat hukum terdakwa, Teguh Sri
Rahardjo menyatakan masih pikir-pikir. “Kami menyayangkan majelis yang tidak
mempertimbangkan materi pledoi bahwa persewaan ekskavator itu diperbolehkan. Itu
sesuai surat dari Dirjen,” kata Teguh.Pihaknya juga menilai perkara ini lebih
mengarah ke tindak perdata karena ada perjanjian sewa-menyewa. Selain itu,
kliennya telah membayar uang rental sesuai perjanjian.”
Kasus selanjutnya adalah kasus kerusakan lingkungan yang belum lama terjadi di
Kalimantan Barat, kebakaran hutan di wilayah Kalimantan menyebabkan kabut asap
menyebar tidak hanya di Kalimantan. Hal ini menyebabkan kabut asap sudah masuk
kategori darurat. Kabut asap menimbulkan dampak negatif diantara lain, yaitu
gangguan kesehatan, terganggunya jadwal penerbangan dan kerusakan lingkungan.
1. Kemiskinan
Hampir di setiap sudut ditemukan pemukiman kumuh. Ada sekitar 30 juta rakyat
Indonesia yang hidup sangat miskin. Penyebab utama kemiskinan adalah ledakan
penduduk yang tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut
ditambah lag i dengan kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.
2. Korupsi
Negara kita pada dasarnya memiliki kekayaan atau dana yang cukup untuk
mensejahterkan rakyatnya namun dikarenakan negara ini dikerumuni oleh para
5
koruptor sehingga uang negara terbuang sia-sia dan mengakibatkan kesengsaraan
bagi rakyat. Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama korupsi ini.
Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa hanya rakyat kecil yang
dihukum? Penyebabnya karena hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan.
Orang kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Jangan dulu melihat kasus-
kasus hukum yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita. Terutama saat
ditilang polisi. Apa yang biasanya dilakukan? Tentu sajmenyuap polisi tersebut.
Jika terus saja dibiarkan begini, hancurlah Indonesia.
Sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan sangat buruk. Biaya sekolah yang
semakin mahal tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Memang siswa selalu
lulus dengan nilai sangat baik, tetapi angka tersebut hanya di atas kertas.
Buktinya kualitas penduduk Indonesia masih sangat rendah dibandingkan di negara
lain. Tak heran kita selalu mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri sementara
kita selalu mengirim tenaga kerja ke luar negeri sebagai buruh atau pembantu.
Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan agama yang beragam.
Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman sudah rukun. Tetapi di
beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut SARA seperti perusakan
tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, dan saling ejek antar agama di dunia
maya. Jika masalah ini dibiarkan terjadi, maka akan terjadi disintegrasi bangsa dan
sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa
7. Kesenjangan Sosial
6
Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya akan tetap kaya, sedangkan
orang miskin tetaplah miskin walau sekeras apapun dia bekerja. Tidak hanya itu
mereka yang kaya tidak merasa puas apalagi bersyukur akan harta yang mereka
miliki. Begitu pula dengan orang-orang yang berada di kalangan bawah merasa
susah menjalankan hidup akhirnya mereka melakukan hal-hal yang seharusnya
mereka tidak lakukan yang mengakibatkan marak kriminalitas di Indonesia
8. Kemacetan
Di beberapa kota besar di Indonesia, kemacetan sudah menjadi hal yang lumrah.
Kemacetan disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor yang
meningkat dan banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan
bermotor ketimbang bersepeda walaupun jarak tempuhnya cukup dekat.
9. Pengangguran
Banyak sekali terdapat daerah tertinggal di negara ini terutama di kawasan dekat
perbatasan negara dan bagian timur Indonesia. Pembangunan cenderung berpusat
di sekitar pulau Jawa, Sumatera, dan Bali saja. Mungkin karena hanya daerah
tersebut yang paling potensial. Tetapi sebaiknya pemerintah memperhatikan daerah
lain. Siapa tahu daerah yang kurang diperhatikan tersebut sebenarnya sangat
berpotensi bagi pembangunan negara.
Begitu banyak masalah menimpa bangsa ini seperti yang telah diuraikan di atas.
Korupsi, kerusakan lingkunan sebenarnya berhulu pada dekadensi moral. Dekadensi
moral sendiri berarti krisi moral. Tragisnya, sumber masalah justru berasal dari
badan-badan yang ada di negara ini, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif,
badan-badan inilah yang seharusnya mengemban amanat rakyat. Setiap hari kita
disuguhi berita-berita miring yang dilakukan oleh orang-orang yang dipercaya rakyat
untuk menjalankan mesin pembangunan ini. Sebagaimana telah dikatakan bahwa
7
moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi krisis. Jika krisis moral
sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi.
Sesungguhnya yang namanya politik bagi-bagi kekuasaan itu adalah tidak ada.
Ini sama saja dengan kebiasaan bagi-bagi jatah sumber daya yang sudah
tersedia. Inilah yang terjadi ketika kekuasaan berada di tangan manusia alhasil
akan termakan oleh sifat keserakahan yang sesat dan tidak terkendali. Karena itu,
ada baiknya jikalau kekuasaan dikembalikan kepada masyarakat luas sehingga
sekiranya ada ancaman yang datang maka semuanya akan pasang badan
membela NKRI.
2. Pemerataan pendapatan
Merupakan solusi jangka pendek atas situasi yang terjadi saat ini. Jika perolehan
uang tidak disetarakan maka masing-masing orang akan berusaha lebih gesit
untuk menerjang lalu mendahului sesamanya agar bisa merebut lebih banyak uang
dari tangan pelanggan. Lagi pula pembagian keuangan yang tidak adil akan memicu
ledakan pergerakan masyarakat pada profesi terntentu dimana semuanya itu
terjadi demi hidup yang lebih kaya raya.
3. Pemerataan pendidikan
Perolehan pendidikan tidak hanya terpusat di kota- kota melainkan juga di daerah-
daerah terpencil. Ini tidak hanya fokus pada sarana dan prasarana yang
tersedia melainkan lebih kepada kemampuan intelektual dan emosional
tenaga pengajar yang ada. Sehingga para guru tidak hanya mengajar dengan
kata-katanya di depan kelas melainkan juga menjadi contoh yang baik
bagi para siswa-siswinya. Pemerataan skill tenaga pengajar adalah jalan cepat
demi kesetaraan pendidikan di seluruh negeri.
Merupakan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia yang
sifatnya jangka panjang. Perolehan ini berhubungan erat dengan keterbukaan
informasi dari pihak pemerintah dan swasta. Tanpa keterbukaan informasi
8
mustahil terjadi pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan dibidang ilmu
pengetahuan juga wawasan. Oleh karena itu, ada baiknya jikalau semua pihak
disuguhkan dengan informasi yang benar. Bukan sesuatu yang merupakan hasil
rekayasa untuk mendatangkan keuntungan bagi pihak tertentu.
5. Pemerataan kesehatan
Salah satu syarat pertama agar seseorang menjadi bahagia adalah memiliki fisik
yang sehat dan prima. Tanpa tubuh yang sehat maka tidak ada pula hari-hari yang
menyenangkan dengan aktivitas yang padat bersama keluarga, sahabat, handai
tolan, rekan kerja dan lain sebagainya. Kesetaraan di bidang kesehatan dapat dicapai
dengan memberikan informasi yang benar tentang cara hidup sehat dan panjang
umur.
6. Pemerataan pekerjaan
7. Pemerataan keamanan
Ketika semua orang sudah sejahtera, tidak ada lagi silat lidah dan pasang badan
untuk mengambil sesuatu dari orang lain secara tidak sah, sebab semua sudah
dapat jatah yang mensejahterakan. Orang-orang yang telah sejahtera akan
berpikir dua kali untuk meninggalkan keadaan seperti itu hanya demi sesuap
nasi atau sekedar cara anak bersikap dengan sesamanya.
9
Secara garis besar mengandung makna bahwa Negara melindungi setiap
pemeluk agama untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya.
Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Dan bertoleransi
dalam beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Mengandung makna bahwa seluruh penduduk yang mendiami seluruh pulau yang
ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah membedakan suku, agama
ras bahkan adat istiadat atau kebudayaan. Penduduk Indonesia adalah satu yakni
satu bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
10
menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat.
Seluruh kekayaan alam dan isinya dipergunakan bagi kepentingan bersama
menurut potensi masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat,
memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan
tercapai secara merata.
BAB III
11
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nilai Pnacasila terdiri dari : Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan,
Nilai Kerakyatan, Nilai Keadilan. Permasalahan yang di ibaratkan sudah membudaya
dan pohon besar, yang tumbuh ratusan tahun, serta memiliki akar yang sangat kokoh
adalah KKN dan Narkotika. Badan yang di bentuk pemerintah adalah BNN dan KPK.
Negara kita adalah negara yang memiliki Pancasila dengan kelima silanya yang
mengandung makna-makna dari setiap cerminan kehidupan rakyat Indonesia. Namun
seiring dengan pertumbuhan bangsa ini muncul berbagai masalah didalamnya.
Kesepuluh masalah ini tidak mencakup seluruh problem dalam negara Indonesia
sebab masih banyak lagi masalah selain kemiskinan, korupsi, penegakan hukum yang
lemah, kualitas pendidikan yang lemah, pengelolaan sumber daya alam yang buruk,
kasus SARA yang merajalela, kesenjangan sosial, kemacetan, pengangguran, dan
banyak daerah yang kurang diperhatikan
B. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut, kami menyarankan agar pembaca lebih memahami
tentang pentingnya memahami tentang etika Pancasila dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Kami
mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Munir, dkk,. 2016. Pendidikan Pancasila. Jatim: Madani Media.
13