Disusun oleh :
Ery Chusnul Aldi
1232100029
Kelas :
Pendidikan Pancasila (SV)
Dosen Pengampu :
Drs. Donatus Manang, M.Si
Dengan menyebut nama Allah Swt Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-nya kepada kami, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah mengenai Nilai- Nilai Pancasila ini sudah selesai saya susun dengan maksimal.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya terbuka untuk
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga saya
bisa melakukan perbaikan makalah mengenai Nilai- Nilai Pancasila sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar.
Akhir kata saya meminta semoga makalah tentang Nilai-Nilai Pancasila ini dapat
memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.
Penulis
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………. ……………...ii
B. ANALISIS……………………………………………………………………………… 4-5
C. KESIMPULAN………………………………………………………………………… 6
D. SARAN…………………………………………………………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………7
ii
A. Kajian dan analisis materi Butir – Butir Setiap Sila Pancasila
Pancasila adalah Dasar negara Republik Indosesia. Konsep dasar Pancasila ini
terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD 1945). Kata Pancasila diambil dari bahasa Sansekerta, Panca atinya lima dan
sila artinya dasar, jadi Pancasila artinya lima dasar. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
lima dasar negara.
Sila – sila dalam Pancasila terdiri dari kalimat pernyataan. Bunyi kelima sila
tersebut adalah sebagai berikut :
Agar pancasila lebih mudah dipahami dan diamalkan oleh masyarakat, maka
pemerintah pada masa Orde Baru menyusun Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
pancasila (P4) yang ditetapkan dengan TAP MPR No. II/MPR/1978. Dalam Ketetapan
MPR tersebut disusun 36 butir penghayatan dan pengamalan Pancasila. Pada masa
Reformasi, butir-butir pedoman tersebut diperbarui dengan diterbitkannya TAP MPR
No. I/MPR/2003 sehingga jumlah butir bertambah menjadi 45 butir pengamalan
Pancasila yang merupakan penjabaran rinci dari kelima sila dalam Pancasila.
1
Butir – butir pedoman pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila yang
berjumlah 45 dirincikan sebagai berikut :
b) Butir – Butir Sila Ke-2 Pancasila : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umatmanusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama denganbangsa lain.
2
c) Butir – Butir Sila Ke-3 Pancasila : Persatuan Indonesia
d) Butir – Butir Sila Ke-4 Pancasila : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untukkepentingan Bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
Bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
3
e) Butir – Butir Sila Ke-5 Pancasila : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
B. Analisis
4
Setelah Rezim Orde Baru digantikan oleh Era Reformasi pada bulan Mei 1998, hampir
semua produk Orde Baru dianggap tidak bagus dan dianggap sarat dengan Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN). Semua warisan di masa Soeharto dianggap buruk tanpa dipilah terlebih
dahulu dan banyak yang dihapuskan begitu saja.
Salah satu yang menjadi korban adalah dihapuskannya Mata Pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) dari sekolah SD, SMP dan SMA. Padahal Mata Pelajaran ini mengajarkan nilai-
nilai moral kepada anak-anak sejak dini, bagaimana saling menghormati satu sama lain,
menghargai perbedaan agama, suku, bahasa, adat istiadat, dsb.
Demikian juga Penataran Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dengan
polanya, yang menjadi syarat mutlak untuk masuk SD, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi.
Dihapuskan begitu saja tanpa dilakukan pengkajian terlebih dahulu. Dan jadilah seperti
sekarang ini, banyak yang tidak tahu dan tidakpeduli lagi dengan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam Pancasila.
Tidak heran jika moral anak-anak bangsa semakin merosot dan semakin tidak karuan.
Ditengah-tengah gempuran era globalisasi, dari segi ideologi dan budaya asing yang begitu
gencar, kita melihat generasi masa kini rentan untuk diombang- ambingkan karena tidak
memiliki dasar berpijak yang kuat pada Dasar Negara Pancasila.
Bahaya radikalisme yang ingin menggantikan Dasar Negara Pancasila menjadiKhilafah
misalnya, bahkan sudah menyusup masuk hingga ke sekolah-sekolahdan kampus-kampus.
Demikian juga beberapa guru dan dosen yang diharapkan menjadi penyambung lidah pendiri
negara ini untuk menyampaikan ideologi Pancasila kepada siswa dan mahasiswa ternyata sudah
berubah menjadi pengkhianat bangsa.
Sekarang kita telah mengerti bahwa Pancasila tidak berasal dan tidak berakar dari sejarah,
peradaban, agama, dan budaya luar tetapi Pancasila menjiwai kehidupan berbangsa dan
bernegara NKRI. Mari kita tangkal dan kita lawansemua pengaruh dari luar yang ingin
merongrong NKRI, yang ingin melihatNKRI hancur porak-poranda dalam perpecahan. Dan
semoga NKRI kekal abadi.
Untuk itu sangat perlu mengajarkan, dan mensosialisasikan kembali nilai-nilaiPancasila
kepada anak-anak di sekolah sejak dini, seperti yang telah dijabarkan dalam butir-butir. Inilah
hal yang sangat penting namun sudah jarang dibaca oleh anak-anak saat di sekolah atau saat
upacara.
Pada masa kini, penghayatan dan pengamalan Pancasila memanglah terasa tidak sekental
dahulu. Meskipun banyak generasi penerus bangsa yang tidak mengetahui butir-butir Pancasila,
tetapi secara tidak sadar mereka sudahmengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
5
C. Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan
cakupan dari nilai, norma, dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat
Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka
degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga
akan mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa
Indonesia.
D. Saran
Sudah Sepatutnya Seluruh Masyarakat Indonesia Mengubah Pikiran Yang Berpikir Pancasila
Hanya Untuk Para Pelajar Dan Mahasiswa, Dan Mula Memahami Nilai-Nilai Serta Butir-Butir
Pancasila Tersebut Dan Mengamalkannya Untuk Mencapai Satu Tujuan Bersama Yakni, Menjadi
Bangsa Yang Makmur Aman Sejahtera , Dengan Seribu Pulau, Budaya, Dan Berbagai Agama.
Bhineka Tunggal Ika.
6
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan Idayu.
Darmodiharjo. 1991. Pancasila Suatu Orientasi Singkat. Jakarta: Aries Lima Kansil.