Nim :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PEDAHULUAN 4
a. Latar Belakang 4
b. Rumusan Masalah 4
c. Tujuan 4
BAB II PEMABAHASAN 5
BAB III PENUTUP 9
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui Peran Pancasila sebagai Sumber Hukun Tata Negara Indonesia
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber
Hukum di Indonesia
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
c. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
e. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
f. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
2) Sila kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
b. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
d. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
i. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3) Sila Persatuan Indonesia
a. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
b. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
c. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
d. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
e. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
f. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
a. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
b. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
c. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
d. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
6
f. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
g. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
h. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
i. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
5) Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
a. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
b. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c. Menghormati hak orang lain.
d. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
e. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
h. Suka bekerja keras.
i. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
j. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
2. Dasar Hukum Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber Hukum di Indonesia
Sejarah Pancasila sebagai dasar negara secara yuridis (hukum) tercantum dalam
Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 menjelaskan Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama bangsa Indonesia
menjadi dasar negara Republik Indonesia.Memorandum DPR-GR disyahkan pula oleh
MPRS melalui Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ( jo Ketetapan MPR No.
V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978 ).Dijelaskan bahwa pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum Indonesia yang hakikatnya adalah sebuah pandangan
hidup.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga diatur dalam pasal 2 UU
No.10 tahun 2004 tentang pembentukan perundang-undangan yang menyatakan
“Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara”.
7
Dalam ilmu pengetahuan hukum,pengertian sumber dari segala sumber hukum
dapat diartikan sebagai sumber pengenal ( kenbron van het recht ) dan diartikan sebagai
sumber asal,sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum ( welbron
van recht ).Maka pengertian Pancasila sebagai sumber bukanlah dalam pengertian sumber
hukum kenbron sumber tempat ditemukannya,tempat melihat dan mengetahui norma
hukum positif,akan tetapi dalam arti welbron sebagai asal-usul nilai,sumber nilai yang
menjadi sumber dari hukum positif.Jadi,Pancasila merupakan sumber nilai dan nilai-nilai
yang terkandung didalamnya dibentuklah norma-norma hukum oleh negara.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peranan Pancasila sebagai sumber hukum tata negara, antara lain, pertama, sebagai
perekat kesatuan hukum nasional, dalam arti Setiap aturan hukum yang mengatur segi-segi
kehidupan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat,
pandangan hidup dan dasar negara. Dan, kedua, sebagai cita-cita hukum nasional, bermakna
bahwa seluruh peraturan yang timbul dan mengatur kehidupan masyarakat dibentuk untuk
mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila
secara utuh.
9
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, Jimly. 2009. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta:Raja Grafindo
Persada
Kurnisar. 2012. Jurnal:Pancasila Sumber dari segala Sumber Hukum di
Indonesia,Palembang:Universitas Sriwijaya Palembang
10