PENDAHULUAN
SDN Sumber Sari terletak di desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya.
Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Sekolah dasar ini telah
berdiri sejak tahun 1987. Penulis diangkat menjadi Kepala Sekolah pada sekolah
ini pada tahun 2019. Sebelum menjadi Kepala Sekolah pada SDN Sumber Sari,
penulis sebelumnya telah menjalankan tugas sebagai PLT Kepala Sekolah selama
dua tahun pada SDN 2 Kaliberau, Kecamatan Bayung Lencir. Selama
menjalankan tugas sebagai kepala sekolah pada sekolah tersebut, penulis banyak
mendapatkan kendala yang berarti karena dari segi fasilitas dan sarana prasarana
mencukupi serta pasifnya adalah minimnya kegiatan. Saat penulis menjalankan
tugas Kepala Sekolah pada SDN Sumber Sari penulis menemukan keadaan yang
hampir sama dengan keadaan sekolah yang sebelumnya penulis pimpin. Penulis
menghadapi kendala serius yang muncul dari dalam sekolah maupun di luar
sekolah. Kendala internal datang dari keadaan sekolah yang kurang mamadai dari
segi sarana dan prasarana, kemampuan mengajar guru yang kurang termotivasi,
movitasi guru dalam mengajar yang sangat rendah dan resistensi guru terhadap
perubahan sehingga kurangnya kegiatan kegiatan disekolah. Permasalahan ini
telah ada sejak lama, bahkan sebelum penulis ditunjuk untuk memimpin sekolah
ini. Melalui observasi, penulis menemukan bahwa hampir semua guru yang
melaksanakan proses pembelajaran kurang termotivasi dikarenakan keadaan
lingkungan sekolah yang tidak mendukung dalam berbagai macam aspek,
sehingga proses belajar mengajar terkesan seadanya. Berbagai macam kegiatan
sekolah yang tidak terlaksana dengan semestinya baik kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan ekstrakurikuler. Keadaan ini semakin diperparah dengan keadaan sekolah
yang gersang sering terjadi genangan jika terjadi hujan serta tempat pembuangan
sampah yang tidak terkontrol. Selain kendala internal, penulis juga menghadapi
kendala eksternal yaitu berupa tingkat pastisipasi orang tua terhadap kemajuan
pendidikan anak yang sangat rendah. Mereka sangat jarang hadir dalam kegiatan
pertemuan yang diadakan oleh pihak sekolah. Orang tua siswa seolah apatis dan
1
tidak mau tahu dengan kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah. Mereka juga
kurang menyadari bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama yang
harus dijalankan secara kolaboratif untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih
baik.
1.2. Permasalahan
1. Lingkungan sekolah gersang, sering ada genangan jika hujan serta tempat
pembuangan sampah yang tidak terkontrol membuat lingkungan sekolah
tidak tertata dengan baik.
2. Motivasi guru sangat rendah dalam meningkatkan kualitas dan prestasi
sekolah.
3. Partispasi wali murid sangat rendah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Melalui pelaksanaan best practice ini penulis berharap dapat memberikan manfaat
pedagogik dan praktis sebagai berikut :
2
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia khususnya mengenai penerapan
managemen berbasis inovasi dan kolaborasi.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan
karena itusering juga dipakai kata Thaharah yang artinya bersuci dan lepas dari
kotoran. Ajaran kebersihan dalam Islam merupakan konsekuensi daripada iman
(ketaqwaan) kepada Allah,berupaya menjadikan dirinya suci (bersih) supaya ia
berpeluang mendekat kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda dalam hadist
yang artinya kebersihan itu sebagian dari pada iman.
4
1. Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, sumber-
sumber belajar dan media belajar.
5
Sistem manajemen lingkungan adalah praktik internasional terbaik dan cocok
digunakan sebagai kriteria inti dalam penerapan bisnis di Indonesia secara
berkelanjutan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kolaborasi seragam antara
perusahaan-perusahaan yang berada di pusat dan daerah agar penerapan ISO
14001 sistem manajemen lingkungan dapat makin banyak dan merata. SNI ISO
14001:2015 adalah standar terkini yang telah terintegrasi lingkungan di dalam
proses bisnis yang juga mempertimbangkan masalah kesempatan dan risiko dari
produk, jasa, dan kegiatan perusahaan.
6
BAB. III
METODE
B. Perencanaan Tindakan
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Sosialisasi/Rapat
Sekolah melakukan sosialisasi kepada seluruh stekholder atau pihak terkait
tentang program Sekolah untuk melaksanakan penerapan managemen
berbasis inovasi dan kolaborasi antar guru dalam mewujudkan merdeka
7
belajar di SDN Sumber Sari dengan membuat daftar hadir serta membuat
notulen kegiatan dalam menampung seluruh saran dan pendapat dalam
acara sosialisasi/rapat
11 Trisnani, S.Pd SD 10
ARIF KURNIAWAN,S.Pd.SD
NIP. 19811114 200801 1 003
8
NOTULEN RAPAT KEPALA SEKOLAH DAN GURU
BESERTA KOMITE SDN SUMBER SARI
Hari / Tanggal : Selasa, 02 januari 2022
Waktu : 09.00 - selesai
Tempat : SDN Sumber Sari
Sumber Sari,
Notulen Rapat Kepala sekolah
9
2. Perencanaan Kegiatan
3. Pelaksanaan kegiatan
10
BAB IV
11
Yasin/ surat- surat pendek. Dengan senam pagi dan pembacaan yasin/ surat
pendek diharapkan anak sehat secara Jasmani dan rohani. Rangkaian kegiatan ini
setelah anak senam sehat dilanjutkan dengan Gerakan Kerja Bakti, Sehingga
untuk hari Sabtu diharapkan warga sekolah ikut senam sehat dengan lingkungan
sekolah yang bersih, sedangkan kegiatan membaca yasin/ surat-surat pendek
dilaksanakan pada Jum’at pagi dilanjutkan dengan kegiatan Jum’at bersedekah.
Kegiatan Kerja Bakti dilakukan secara rutin dan berkesinambungan untuk
membersihkan lingkungan sekolah. Karena sifatnya yang rutin dan
berkesinambungan inilah yang memotivasi penulis yakin akan keberhasilannya.
Memang untuk mendapatkan hasil yang diharapkan membutuhkan waktu,
perencanaan yang matang dan proses yang panjang. Dan melalui proses inilah
yang akhirnya menjadi sebuah pembelajaran yang sangat berarti dan bermakna
bagi semua warga sekolah. Dan akhirnya hasil yang diharapkan akan bersifat
lestari, dan kegiatan Kerja Bakti ini merupakan gerakan yang inovatif, artinya
langkah yang penulis lakukan tidak seperti kegiatan biasanya yang hanya sekedar
bersih-bersih saja. Namun gerakan Kerja Bakti ini melalui perencanaan yang
terprogram, terarah dan ada tindak lanjutnya berupa pemberian reward. Dalam
kegiatan gerakan Kerja Bakti ini, yang menjadi aspek penilaian adalah: 1)
Kebersihan kelas, 2) Kerapian kelas, 3) Keindahan kelas, 4) Kebersihan halaman,
5) Kerapian halaman, 6) Keindahan halaman, dan 7) Kebersihan dan kerapian
siswa
12
bersama-sama dan dengan rasa penuh tanggung jawab. Melalui gerakan Kerja
Baktiini diharapkan anak-anak bisa peduli dan mencintai lingkungan mereka,
terutama menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Dewan
guru juga selalu berkolaborasi untuk melakukan berbagai kegiatan lainnya.
Selain kegiatan yang rutin dilakukan guru dan siswa melalui kegiatan kerja
bakti setiap hari Sabtu, sekolah juga aktif dalam program Sekolah Adiwiyata dan
telah menjadi sekolah adiwiyata Kabupaten dan menuju sekolah Adiwiyata
Provinsi, menjadi Sekolah Sehat. Selain itu kepala sekolah terus membangun
sarana dan prasarana lain yang sampai dengan saat ini sekolah sudah membangun
Saat ini seluruh kegiatan sekolah sudah berjalan dengan lancar tanpa
terhalang lapangan becek dan suasana gersang, kegiatan itu seperti :
13
3. Membaca Yasin/ surat-surat pendek setiap hari Jum’at
4. Kegiatan ekstrakurikuler Seni, Pramuka, Karate dan pembelajaran
olahraga serta kegiatan lainnya yang menggunakan lapangan sekolah ,serta
anak-anak lebih ceria karna ada tempat terbuka hijau untuk sarana
bermain.
Pada awal-awal program ini dilaksanakan para guru dan siswa banyak
yang mengeluh, dikarenakan pembangunan lapangan yang cukup memakan
waktu. Pada musim penghujan kondisi lapangan sekolah yang rusak dan
berlumpur merupakan kendala juga, setelah tiba di sekolah kotoran lumpur akan
terbawa masuk ke kelas sehingga untuk menjaga kebersihan kelas sepatu siswa
harus dilepas.
Selama dua tahun penulis menjadi kepala sekolah di SDN Sumber Sari ini
sudah berupaya meningkatkan prestasi sekolah melalui beberapa stategi. Ternyata
yang hasilnya memuaskan adalah penerapan managemen berbasis inovasi dan
kolaborasi. Pada awal tugas, semester kedua penulis menerapkan peraturan
14
berupa tata tertib tentang kebersihan lingkungan, juga melalui teguran dan nasihat
guru hasilnya tidak ada peningkatan. Siswa masih belum memiliki kesadaran
dalam kebersihan lingkungan. Langkah ini berlangsung 3 bulan. Cara kedua
penulis bersama guru menerapkan sangsi berupa hukuman dan denda, hasinya pun
hanya sesaat, siswa patuh pada aturan kalau di depan guru saja. Bahkan anak yang
mendapat sangsi hukuman misalnya mereka malah bangga seakan akan tidak
bersalah. Ini berlangsung hingga semester pertama tahun pelajaran 2021/2022
15
memudahkan siswa menangkap pelajaran. Selain itu kondisi fisik yang sehat dan
bersih akan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat selaku pemangku
kepentingan. Setelah program ini berjalan selama satu tahun sebagai kegiatan
rutin, ternyata upaya penulis bersama guru yang lain tidak sia-sia. Tindakan yang
selama ini kurang memuaskan, untuk program ini benar-benar terjadi perubahan
yang cukup signifikan. Selain berhasil menanamkan pembiasaan peduli
lingkungan, sehingga lingkungan sekolah bersih, siswa berperilaku hidup bersih
dan sehat, siswa terbiasa membuang sampah pada tempatnya tanpa harus disuruh
guru, siswa rapi dalam berpakaian, dan mereka tidak beranggapan lagi kalau
kebersihan lingkungan sekolah itu merupakan tanggung jawab penjaga melainkan
tanggung jawab bersama.
16
8. Terbentuknya SSB Sumber Sari dan Pelaksana turnamen sepak bola U-12
9. Pelaksana Pesta Siaga dan Pelantikan Mabiran, Kwaran dan DKR tahun
2022
17
BAB V
A. Simpulan
1. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat merupakan salah satu unsur yang
harus ada, dibina dan dikembangkan terus agar dalam proses pendidikan
yang berjalan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
2. Sekolah dapat berfungsi sebagai wadah untuk mendidik anak agar mereka
memiliki kesadaran peduli lingkungan dan berkemauan berbuat sesuatu yang
positif bagi kebersihan lingkungan sekolah khususnya dan lingkungan hidup
pada umumnya.
3. Sekolah memberikan wadah untuk minat bakat siswa salah satunya sepak
bola melalui SSB Sumber Sari.
4. Program penerapan managemen berbasis inovasi dan kolaborasi sangat
berdampak keseluruh aspek dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
sekolah.
5. Mendukung guru untuk mengembangkan kompetensi, salah satunya yaitu
memberi dukungan guru mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak.
6. Melalui kolaborasi dapat melaksanakan IKM mandiri berubah.
B. Saran
1. Agar penerapan program managemen berbasis inovasi dan kolaborasi
berhasil maka diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, seperti warga
sekolah (guru, siswa dan penjaga) dan masyarakat sekitar. Pelaksanaan
program ini telah memberi hasil dan dampak yang positif. Selain terciptanya
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat Sejalan dengan itu, juga
terbentuknya karakter peduli lingkungan pada diri siswa yang akan
memberikan peningkatan kualitas pada proses pembelajaran yang bermuara
kepada peningkatan kualitas siswa atau prestasi sekolah. Untuk itu program
ini perlu dikembangkan dan dilaksanakan sehingga menjadi kegiatan pada
sekolah sekolah yang mengalami permasalahan di sekolahnya.
2. Program managemen berbasis inovasi dan kolaborasi ini dalam rangka
upaya meningkatkan prestasi sekolah dan program ini hanya salah satu dari
18
program unggulan pengembangan sekolah yang telah dicoba dilakukan oleh
penulis, walaupun masih jauh dari sempurna namun tidak ada salahnya bila
penulis berharap Best practices ini dapat diterapkan pada program sekolah
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Internet, diambil hari Senin, 24 Oktober 2022, jam 15.05 WIB, dengan alamat
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kebersihanlingkungansekolah.
Internet, diambil hari Selasa, 25 Oktober 2022, jam 19.30 WIB, dengan alamat
https://environment-indonesia.com
Internet, diambil hari Rabu, 26 Oktober 2022, jam 15.30 WIB, dengan alamat
https://books.google.co.id
19
Lampiran-lampiran
20
Foto Kondisi sekolah dalam tahap pengembangan 2020-2022
21
Kondisi Sekolah Saat ini di tahun 2022
22
Kondisi Saat sekarang 2022
23
Foto-foto kegiatan yang ditunjang lingkungan sekolah yang mendukung
24