PERIBADATAN
SELAMA MASA
PANDEMI
PENGANTAR
Sosialisasi tata cara peribadatan ini dibuat berdasarkan “Panduan
Peribadatan dan Pelayanan Sakramen dalam Masa Pandemi” yang
disampaikan oleh Mgr. Pius Riana Prabdi, Uskup Keuskupan Ketapang
dalam kesempatan pertemuan para Romo Keuskupan Ketapang pada
tanggal 12 Juni 2020 yang lalu. Panduan Peribadatan dan Pelayanan
Sakramen dalam Masa Pandemi ini merupakan penjabaran dari Surat
Edaran Kementrian Agama Republik Indonesia Nomor SE. 15 Tahun
2020 tentang “Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di
Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman di
Masa Pandemi.”
Sosialisasi tata cara peribadatan ini kami sampaikan kepada umat
Paroki St. Maria Assumpta Tanjung dengan memperhatikan berbagai
tahapan yang harus dilalui, mulai dari persiapan dan pelaksanaan tata
cara peribadatan, khususnya untuk Perayaan Ekaristi hari Minggu,
hingga evaluasi pelaksanaan peribadatan selama “New Normal” ini.
Oleh karena itu, kami Panitia Pelaksanaan Peribadatan Paroki St. Maria
Assumpta Tanjung hendak membagi sosialisasi dalam dua bagian
besar: 1) UMAT BERIMAN dan 2) TIM COVID-19.
2
UMAT BERIMAN
A. Persiapan di Rumah
1) Pastikan semua orang dalam kondisi sehat.
2) Umat wajib memakai masker.
3) Membawa sapu tangan atau tissue sendiri.
4) Umat harap datang ke gereja 1 jam sebelum perayaan ekaristi
dimulai.
5) Jadwal Misa:
a. Sabtu Sore (Pkl. 17. 00)
b. Minggu Pagi (Pkl. 08.00)
c. Minggu Sore (Pkl. 17.00)
C. Memasuki Gereja
1) Petugas mengecek suhu tubuh umat yang datang.
2) Umat yang suhu tubuhnya di atas 370 C harus melakukan
pemeriksaan sebanyak dua kali dengan jarak 5 menit setelah
pemeriksaan pertama. Apabila pengecekan kedua hasilnya tetap
diatas 370 C, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan
memasuki gereja. Umat diminta kembali ke rumah dan
mengikuti ibadat secara online.
3) Petugas mengarahkan umat ke tempat kolekte.
4) Cara Cuci tangan:lihat hlm. 15
3
a. Membasuh tangan dengan air bersih.
b. Menggunakan sabun dengan 6 langkah cuci tangan yang
benar.
c. Mengeringkan tangan dengan sapu tangan atau tissue yang
dibawa sendiri.
5) Sesudah cuci tangan, umat tidak diperbolehkan mengobrol atau
berkontak fisik dengan umat lain di lingkungan gereja.
6) Umat harus segera memasuki gedung gereja dengan dipandu
petugas.
7) Petugas mengatur tempat duduk umat yang sudah ditandai.
4
Selama perayaan ekaristi tidak ada kontak fisik dengan
umat lainnya, misalnyasalam damai.
Umat tidak diperkenankan masuk ke dalam sakristi atau
ke altar saat Perayaan Ekaristi mau dimulai untuk
memberikan intensi/ujud misa. Intensi/ujud misa dapat
diberikan kepada sekretariat (Ibu Mery) paling lambat
Sabtu pukul 12.00 atau diletakkan ke dalam kotak yang
sudah disediakan oleh petugas pada saat kedatangan umat.
5
c) Salam damai dilakukan dengan cara mengatupkan tangan
dan membungkukan badan di temat duduk masing-masing.
d) Pada saat penerimaan komuni:
Umat maju untuk menyambut komuni kudus dengan
mengikuti arahan petugas.
Petugas akan mengarahkan umat berdiri dan maju satu
persatu dengan menjaga jarak.
Saat maju menerima komuni umat tetap memakai masker.
Saat menyambut Tubuh Kristus umat baru membuka
masker.
Komuni hanya diterimakan melalui tangan, tidak dengan
lidah.
Umat tetap menjaga jarak dengan Romo dan berdiri pada
batas tanda garis.
Karena Romo memakai masker, ucapan “Tubuh Kristus”
mungkin tidak selalu terdengar jelas. Umat bisa langsung
mengatakan “Amin” setelah menerima Tubuh Kristus.
6
1) Yang dimaksud dengan “anak-anak” adalah mereka yang belum
menginjak bangku SMP atau mereka yang masih SD atau di
bawahnya.
2) Yang dimaksud dengan “warga lanjut usia” adalah mereka yang
mulai menginjak usia 60 tahun ke atas.
3) Yang dimaksud dengan “orang dengan sakit bawaan yang
beresiko tinggi terhadap Covid-19” adalah semua orang dari
segala tingkat umur yang karena sakitnya bisa menjadi lebih
parah jika tertular virus Corona. (Contohnya: jantung, sesak
nafas, TBC, hepatitis).
7
TIM COVID-19
TIM COVID
A. Dasar
Berdasarkan SE. 15 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan
Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan
Masyarakat Produktif dan Aman di Masa Pandemi, pada point 4.a
dikatakan bahwa “Pengurus atau penanggungjawab rumah ibadah
berkewajiban menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi
penerapan protokol kesehatan di area rumah ibadah.” Maka atas
dasar itulah, Paroki membentuk Tim Covid-19 untuk mengawasi
jalannya peribadatan yang sesuai dengan protokol kesehatan.
B. Pengantar
1) Tim Liturgi yang di tunjuk sebagai berikut:
Kelompok 1: Pak Lie John, Ibu Mery, Ibu Klemetina D, dan Ibu
Paulina
Kelompok 2: Pak Yason, Ibu Agnes, Ibu Klementina K, Ibu
Suri
Kelompok 3: Ibu Rita Rina, Br. Juadi, Ibu Ling Ling
2) Tim Covid-19 yang ditunjuk sebagai berikut: Sr. Elis, Pak
Hamzah, pak Dony, Pak Wardi, Pak Ebet, Pak Mulin, Pak Ego,
Pak Jeno, Pak Ujang, Pak Marsel, Pak Jeto, Pak Alexius, Pak
Adrianus Medi, Pak Kenny, Pak Donatus, Ibu Rina, Pak Momo,
Pak Mimi, Pak, Makom, Sandro, Pede, Pak Aseng Makmur, Ibu
Asih, Nanda, Bimbi, Trijan, Herman Jupri, Ibu Gema, Pak
Beny, Pak Dwi, Pak Kendro, Pak Asen, Raju, Pak Hadi Yunus,
Rusmanto, Sulis, Riky, dan Pak Nuki.
3) Para petugas harus benar-benar sehat dan usianya tidak lebih
dari 60 tahun dan tidak kurang dari 15 tahun.
8
4) Tim covid-19 dibagi dalam tiga kelompok. Pembagian tugas
untuk para petugas adalah sebagai berikut:
2 orang mendampingi OMK untuk bertugas di tempat
parkir.
4 orang bertugas untuk cek suhu umat yang datang.
4 orang menjelaskan 6 langkah cuci tangan yang benar
2 orang bertugas untuk mencatat atau mendata umat yang
datang.
2 orang sebagai tatib yang bertugas di luar gereja untuk
mengarahkan umat untuk mengecek suhu tubuh, menuju
tempat kolekte, dan mencuci tangan.
4 orang sebagai tatib yang bertugas di dalam gereja yang
mengarahkan dan menghantar umat menuju tempat duduk
yang sudah disiapkan sesuai dengan protokoler Kesehatan,
memberikan hand sanitizer kepada umat yang hendak
menerima komuni, dan mengatur barisan saat umat hendak
menerima komuni
5) Oleh karena itu, idealnya setiap kelompok Covid-19 terdiri dari
paling kurang 14 orang.
Kelompok I: Yohana, Sr. Elis, Pak Hamzah, Pak Dony,
Pak Wardi, Pak Ebet, Pak Mulin, Pak Ego, Pak Jeno, Pak
Ujang, Pak Marsel, Pak Jeto, Pak Alexius, Pak Adrianus
Medi,
Kelompok II: Pak Kenny, Pak Donatus, Ibu Rina, Pak
Momo, Pak Mimi, Makom, Sandro, Pede, Pak Aseng
Makmur, Nanda, Pak Bimbi, Ibu Asih.
Kelompok III: Trijan, Herman Jupri, Ibu Gema, Pak Beny,
Pak Dwi, Pak Kendro, Pak Asen, Raju, Pak Hadi Yunus,
Rusmanto, Sulis, Riky, Pak Nuki, Pak Asin.
9
C. Program Kerja Tim Covid-19
1) Ketika bertugas, tim Covid datang ke Gereja paling lambat 30
menit sebelum umat datang ke gereja. Artinya bahwa jika misa
dimulai pukul 08.00 dan umat diperbolehkan datang pukul 07.00
maka tim Covid harus datang paling lambat pukul 06.30.
2) Sebelum menjalankan tugasnya, setiap petugas wajib mengecek
suhu tubuhnya, mencuci tangan, dan memakai masker.
3) Tim mempunyai tugas untuk menyemprot bagian dalam gereja
dengan disinfektan sesudah perayaan ekaristi, yakni hari Sabtu
sore setelah perayaan Ekaristi, hari minggu pagi setelah perayaan
ekaristi, dan hari minggu sore setelah perayaan ekaristi.
11
Apabila umat yang datang, namanya tidak tertera pada data
yang ada, petugas mempunyai hak untuk meminta umat itu
untuk pulang ke rumahnya.
12
GAMBAR TEMPAT DUDUK
13
14
15
16
17