Anda di halaman 1dari 4

Nama : Simplisius Yopi Sabatudung

NIM : 226312015 (Konsentrasi Dogmatik)


Rancangan Awal Proposal Tesis

Allah Yang Bersosial

Sebuah Tinjauan Ortodoksi Trinitaris Menuju Ortopraksis Trinitaris oleh Hans Urs von Balthasar
dan Catherine Mowry LaCugna Serta Relevansinya pada Kehidupan Bersama Dalam Terang
Dokumen Ensiklik Fratelli Tuti

a. Latar Belakang
Dogma trinitas merupakan dasar dari iman kristiani. Dogma ini dapat dikatakan sebagai
salah satu doktrin yang paling mendalam dan tidak akan pernah tuntas untuk dipahami. Dalam
sejarah pembentukannya, dogma ini pun telah melibatkan berbagai aspek hingga pada sebuah
forma yang disepakati bersama; Allah yang kita sembah adalah satu kodrat tiga pribadi.
Namun ternyata dogma ini terasa begitu sulit dipahami dan tidak terlalu banyak dibahas
dalam khazanah intelektual, dibandingkan dengan tema-tema teologi lainnya. Oleh karen itu,
pertanyaan mendasarnya adalah masih relefankah dogma trinitas bagi kehidupan beriman
umat kristiani?
Beberapa tanggapan dari para teolog menunjukkan irelefansi dari dogma tersebut yang
sebenarnya telah direfleksikan sejak dulu. Beberapa diantaranya adalah Immanuel Kant (1724
– 1804). Dalam buku Religion and Rational Theology, yang diterjemahkan oleh A.W. Wood
dan G. di Giovanni, disebutkan bahwa Immanuel Kant memiliki kekuatiran akan dogma
trinitas yang seakan-akan tidak memiliki relefansinya. Ia menyebutkan “Doktrin Trinitas,
secara literal, tidak memiliki relevansi praktis sama sekali, bahkan jika kita memahaminya ...
Entah kita menyembah tiga atau 10 pribadi ilahi itu tidak membuat perbedaan apa pun.
Adalah tidak mungkin untuk merangkum perbedaan ini aturan-aturan yang berbeda untuk
kehidupan praktis.”1
Atau teolog terkemuka lainnya yaitu Karl Rahner (1904 – 1984). Dalam buku The Trinity
yang diterjemahkan oleh Joseph Donceel, disebutkan bahwa “Di samping pengakuan iman

1
A.W. Wood dan G. di Giovanni, ‘Religion and Rational Theology’, The Cambridge Edition of the Works of
Immanuel Kant (Cambridge, 1996), 264.

1
ortodoks mereka mengenai Trinitas, Orang-orang Kristen, dalam kehidupan praktis mereka,
hampir semata-mata ‘Monotheis’.”2
Tantangan lainnya adalah bagaimana implikasi dari iman akan trinitas tersebut, dihayati
dalam kehidupan real umat beriman kristiani? Dengan kata lain, apakah mungkin Ortodoksi
ajaran trinitas dapat menjadi ortopraksis untuk kehidupan bersama umat kristiani? Tantangan-
tantangan tersebut menjadi dasar tesis ini dengan tujuan untuk memahami kembali makna
trinitas, tidak hanya sebagai konsep yang abtrak namun juga terlibat dan berdampak dalam
hidup sosial umat kristiani.
Secara garis besar, komponen penting dari tesis ini adalah pandangan trinitas dari teolog
Catherine Mowry Lacugna dan Hans Urs von Balthasar. Menurut penulis, pandangan trinitas
dari kedua teolog tersebut memilik dampak ortopraksis yang besar bagi hidup beriman dan
hidup sosial umat kristiani di tengah dunia sekarang ini. Untuk melengkapi kedua gagasan
tersebut, penulis juga merefleksikannya melalui dokumen Ensiklik Paus Fransiskus tentang
Persaudaraan dan Persahabatan Sosial atau Fratelli Tuti.

b. Metode Penelitian
Dalam proses penulisan tesis, penulis menggunakan metode penelitian literatur. Sumber
utama yang digunakan penulis adalah tulisan dari Catherine Mowry LaCugna yakni God for
Us: The Trinity and Christian Life, dan buku-bukunya yang relevan dengan tema tesis ini.
Sedangkan untuk Hans Urs von Balthasar, penulis menggunakan buku Mysterium Paschale:
The Mystery of Easter, dan buku-bukunya yang relevan dengan tesis ini. Selain itu penulis
akan menggunakaan dokumen ensiklik Fratelli Tuti terjemahan Komisi Wali Gereja
Indonesia.
Gambaran garis besar isi penulisan tesis ini adalah penulis akan mendeskripsikan konsep
trinitas dalam ortodoksi ajaran Gereja, kemudian menganalisis pemikiran kedua tokoh
tersebut sebagai langkah menuju ortopraksis untuk kehidupan umat beriman serta melihat
kaitannya dalam dokumen Fratelli Tuti.

C. Hipotesa

2
Joseph Donceel, The Trinity, (New York: Crossroad, 1998), 10-11.

2
Kedua tokoh teolog tersebut memiliki cara pendektan dengan masing-masing
kekhasannya. Sebagai seorang teolog feminis, Catherine Mowry Lacugna, menekankan
trinitas sebagai misteri yang terungkap dalam sejarah keselamatan atau disebutnya sebagai
oikonomia. Menurutnya, teologi trinitas dapat digambarkan sebagai suatu relasi yang luar
biasa, yang mengeksplorasikan misteri cinta, relasi, kepribadian Allah dan persekutuan dalam
kerangka pewahyuan diri Allah dalam pribadi Kristus dan karya Roh.3 LaCugna mengkritik
gagasan trinitas tradisional karena doktrin tersebut telah menjadi abstrak dan esoteris,
berfokus pada kehidupan batin Allah, yaitu, pada keterkaitan diri Bapa, Putra, dan Roh, atau
pada apa yang disebut sebagai ‘Tritunggal imanen.’ Secara lebih positif, dia berpendapat
bahwa jika doktrin tritunggal mengandung inti pemahaman Kristiani tentang Tuhan, maka
iman dan kepercayaan kita pada Tuhan yang tritunggal harus memiliki implikasi penting bagi
cara kita memandang diri kita sendiri, hubungan kita, Gereja, masyarakat, dan lingkungan
kita.
Sedangkan Hans Urs von Balthasar, memahami trinitas melalui misteri paskah sebagai
cinta yang fundamental dan takterbayangkan bagi umat manusia. Balthasar menggambarkan
relasi trinitas berciri estetik-dramatis yang sungguh bermuatan afektif dalam memahami
misteri trinitas. Menurutnya kita tidak akan dapat memahami keindahan Kristus tanpa
mengacu pada keindahan atau cinta inter-trinitas (drama inner-trinitarian love). Tidak
berhenti pada keindahan atau cinta Allah semata, tetapi Allah juga terlibat dalam sejarah umat
manusia.4
Secara sederhana dari dua pandangan teolog tersebut maka hipotesa yang saya miliki
adalah doktrin tritunggal bukanlah tentang sifat abstrak Allah atau tentang Allah yang terpisah
dari segala sesuatu (kehidupan manusia) tetapi merupakan ajaran tentang kehidupan Allah
bersama kita umat manusia. Maka segala relasi sosial-persahabatan umat kristen di dunia ini,
sejatinya berasal dari relasi tritunggal; Bapa, Putra dan Roh Kudus. Relasi Allah yang
bersosial dalam trinitas itu mendasari relasi setiap aspek sosial, hidup bersama umat kristiani
yang juga ada di dalam ensiklik Fratelli Tuti tentang persaudaraan dan persahabatan sosial.

D. Usulan Pembimbing Tesis


Usulan dosen pembimbing tesis adalah Dr. Ag. Agus Widodo, Pr, Lic.Theo. Patr.
3
Catherine Mowry LaCugna, God for Us: The Trinity and Christian Life (San Francisco: HarperCollins, 1991), 1
4
Balthasar, Mysterium Paschale: The Mystery of Easter, terj, Aidan Nichols (Edinburgh: T. & T. Clark, 1990), 262

3
4

Anda mungkin juga menyukai