Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR-DASAR PENILAIAN PENDIDIKAN

”Bentuk-bentuk Soal ”
(Materi 9)

Kelompok 2 :
Christinemon Kiding Allo (20170111054020)
Febilia Marstuti ( 2017011054004)
Fridolin N Yokhu (20170111054006)

Dosen Pengampuh:
1. Drs. Alex A. Lepa, M.Si
2. Catur Watona Jarwo, S.Pd,. M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA

2018

Page 1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar kita mengetahui lebih dalam mengenai bentuk-bentuk
soal dalam pembelajaran.

Tidak lupa juga kami mengucapkan “terima kasih”, kepada dosen pengampu mata kuliah
dasar-dasar penilaian pendidikan Bapak Alex A. Lepa, M.Si, dan Ibu Catur F. Djarwo, S.Pd.,M.Pd
yang dengan kerelaannya menyempatkan dan meluangkan waktu untuk mengajar dan
membimbing kami mahasiswa/i pendidikan kimia.

Demikian makalah ini, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua,
kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan dalam makalah kami.

Jayapura, Oktober 2018

Penulis

Page 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas.
Bentuk tes yang digunakan di sekolah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes
objektif dan tes non-objektif. Tes objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, yaitu
siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes
non-objektif adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes objektif adalah tes yang sistem
penskorannya objektif, sedang tes non-objektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh
subjektivitas pemberi skor.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud bentuk soal objektif?
2. Apakah yang dimaksud bentuk soal semi objektif ?
3. Apakah yang dimaksud bentuk soal uraian ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengertian dari bentuk soal objektif


2. Untuk mengetahui pengertian dari bentuk soal semi objektif
3. Untuk mengetahui pengertian dari bentuk soal uraian

Page 3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Soal
Bentuk tes yang digunakan di sekolah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif
dan tes non-objektif. Tes objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, yaitu siapa saja yang
memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes non-objektif adalah tes
yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya objektif, sedang tes non-objektif
sistem penskorannya dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi skor.
Tes hasil belajar adalah merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur
perkembangan atau kemajuan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.
Sebagai alat pengukur kemajuan belajar peserta didik, ditinjau dari bentuk soalnya, dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu tes hasil belajar bentuk uraian, dan tes hasil belajar
bentuk objektif dan semi objektif.

1. Tes hasil belajar bentuk Objektif


Tes obyektif (objective test) yang juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek,
adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat
dijawab dengan jalan memilih salah satu atau lebih di antara beberapa kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masin item atau dengan jalan menuliskan
(mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simmbol tertentu pada tempat
atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.

Tes objketif digunakan apabila :


a. kelompok yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan lagi berkali-kali
b. skor yang diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya (mempunyai reabilitas yang tinggi)
c. guru lebih mampu menyusun tes bentuk objektif dari pada tes bentuk esai (uraian)
d. hanya mempunyai waktu sedikit untuk koreksi dibandingkan dengan waktu yang digunakan
untuk menyusun tes.

Page 4
Tes obyektif ini terdiri dari berbagai macam bentuk soal, yaitu :
a) Soal Benar-Salah
Soal benar-salah adalah salah satu dari tes bentuk objektif dimana butir-butir soal
yang diajukan dalam tes prestasi belajar tersebut berupa pernyataan (statement),
dimana dalam tes itu ada pernyataan yang benar dan ada pula pernyataan yang
salah. Tugas peserta tes adalah membubuhkan tanda tertentu (simbol) atau
mencoret huruf B, jika peserta tes yakin bahwa pernyataan yang diberikan tersebut
benar. Sebaliknya mencoret huruf S jika peserta tes yakin bahwa pernyataan itu
salah.
 Kelebihan Soal Benar-Salah :
 Pembuatan soal relative mudah, karena hanya mengarah pada dua option
jawaban.
 Tidak perlu membuat jawaban pengecoh.
 Tuntutan kurang ditekan pada kemampuan baca.
 Materi belajar atau sampling yang cukup luas dapat dicakup.
 Kekurangan Soal benar-salah :
 Kurang cocok untuk soal hitungan.
 Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik.
 Jenis hasil belajar yang dapat diukur umumnya yang diukur terbatas pada
aspek pengetahuan umum saja.
 Mudah ditebak

b) Menjodohkan.
Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang fakta dan
konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat
cenderung rendah. Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan
yang paralel dan berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan
bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk yang paling
sederhana, jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya, tetapi sebaiknya jumlah

Page 5
jawaban yang disediakan dibuat lebih banyak daripada soalnya karena hal ini akan
mengurangi kemungkinan siswa menjawab bentuk dengan hanya menebak.
 Kelebihan soal Menjodohkan:
 Mudah dalam penyusunan soal, sehingga guru dalam waktu yang tidak terlalu
lama dapat menyusun sejumlah butir soal, yang cukup untuk menguji satu pokok
bahasan tertentu.
 Dapat digunakan untuk seluruh mata pelajaran yang diuji. Dengan demikian
perangkat soal yang menggunakan tipe ini lebih merata dan keseluruhan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dapat terwakili secara baik.
 Penilaiannya dapat dilakukan dengan cepat dan objektif.
 Tepat digunakan untuk mengukur kemampuan bagaimana mengidentifikasi antara
dua hal yang berhubungan.
 Dapat mencakup aspek yang luas khususnya materi factual yang ada kaitannya dan
dalam waktu yang relatif singkat.
 Kelemahan soal menjodohkan:
 Hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan.
 Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mengukur hal-hal yang
berhubungan.
 Pertanyaan-pertanyaanyna terbatas, hanya untuk mengenali pemahaman yang
sederhana atau umum.

c) Melengkapi
Soal bentuk melengkapi adalah salah satu bentuk tes obyektif dengan ciri-ciri yaitu:
 tes tersebut terdiri dari susunan kalimat yang bagian-bagiannya sudah dihilangkan
(sudah dihapuskan);
 bagian yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik (....);
 tugas peserta tes adalah mengisi titik-titik tersebut dengan jawaban yang sesuai
(benar).

Page 6
d) Jawaban Singkat atau Isian Singkat
Bentuk soal jawaban singkat adalah soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk
kata, bilangan, kalimat atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau
salah. Bentuk ini cocok digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
pemahaman peserta didik jumlah materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat
berpikir yang diukur cenderung rendah.
 Kelebihan soal jawaban singkat:
 Menyusun soalnya relatif mudah
 Kemungkinan kecil siswa memberi jawaban dengan menebak
 Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat
 Hasil penilaiannya cukup obyektif
 Dapat mencakup aspek yang luas khususnya materi faktual yang ada kaitannya dan
dalam waktu yang relatif singkat.
 Kelemahan soal jawaban singkat:
 Kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi
 Memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya sekalipun tidak selama bentuk
uraian
 Tidak cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks Lebih banyak mengungkap
atau mengukur informasi faktual dan untuk materi pelajaran yang berhubungan
 Sulit menemukan materi pelajaran yang homogen

e) Pilihan ganda
Soal Pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar
atau paling tepat. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya
obyektif, dan bisa dikoreksi dengan komputer. Namun, membuat butir soal pilihan
ganda yang berkualitas baik, cukup sulit. Kelemahan lain dari soal pilihan ganda adalah
peluang kerja sama antar peserta tes sangat besar. Oleh karena itu, bentuk soal ini
dipakai untuk ujian yang melibatkan banyak peserta didik dan waktu untuk koreksi
relatif singkat. Penggunaan bentuk soal ini menuntut agar pengawas ujian teliti dalam

Page 7
melakukan pengawasan saat ujian berlangsung. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi
tergantung pada kemampuan pembuat soal. Struktur bentuk soal pilihan ganda terdiri
atas:
 Stem : pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan
dinyatakan.
 Option : Sejumlah pilihan atau alternatif jawaban.
 Kunci : berisi jawaban yang benar
 Distractor : jawaban –jawaban lain selain kunci jawaban yang membingungkan
atau mengacaukan pikiran saat memilih jawaban.
 Keuntungan tes pilihan ganda antara lain:
 Siswa tidak mudah menemukan pernyataan (jawaban ) yang
 salah , siswa juga harus mengetahui mana yang benar.
 Reliabilitas butir tinggi
 Homogenitas materi pelajaran terhindarkan

 Keterbatasan tes pilihan ganda antara lain:


 Terbatas pada hasil belajar tingkat verbal.
 Karena yang diminta hanya memilih jawaban yang benar saja, maka kurang baik
digunakan untuk mengukur keterampilan memecahkan masalah dalam
matematik, pengetahuan alam, mengukur kemampuan mengemukakan ide.
 Harus memperhatikan option, misalnya distraktor.

2. Tes hasil belajar bentuk semi obyektif atau semi karangan


Tes semi obyektif adalah tes yang didalamnya termasuk tipe melengkapi dan tipe
jawaban singkat. Pada dasarnya kedua jenis tipe ini hampir sama, hanya berbeda dalam
bentuk penyajiannya. Apabila disajikan dalam bentuk pertanyaan, maka disebut tipe
jawaban singkat, dan apabila disajikan dalam bentuk pernyataan yang belum lengkap,
maka disebut tipe melengkapi. Oleh karena itu, dalam pembahasan selanjutnya kedua
jenis tipe ini tidak dipisahkan.
 Kelebihan tes semi obyektif antara lain:
 Item-item tes semi obyektif relatif mudah disusun dan cocok untuk mengukur
hasil belajar yang sederhana yakni informasi faktual seperti definisi, nama, istilah,
kosa kata, peristiwa dan sebagainya.

Page 8
 Karena siswa harus menghasilkan jawaban sendiri dalam tes semi obyektif, maka
kemungkinan menebak jawaban sedikit.

 Kelemahan tes semi objektif antara lain:


 Item-item tes semi obyektif sukar dipakai untuk mengukur hasil belajar yang
kompleks, seperti analisis, sintesis dan evaluasi dalam ranah kognitif;
 Terhadap jawaban yang berbeda-beda sukar bagi seorang guru untuk
menghindari pengaruh subjektivitasnya.

3. Tes hasil belajar bentuk Soal Uraian


Soal tes uraian adalah pertanyaan yang membuat peserta didik harus menjawab
dengan cara menguraikan, menyebutkan menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, atau dalam bentuk lain yang sejenisnya. Hal itu
disesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Peserta didik harus bisa
menggunakan kata-kata dan bahasanya sendiri terpenting bisa mempunyai arti yang
sama dengan jawaban yang benar. Dalam tes seperti ini, peserta didik dapat mengasah
kemampuannya untuk mengingat, memahami dan mengungkapkan apa yang dipikirkan
dan diingatnya dalam proses belajar.

Tes uraian (essay test), yang juga dikenal dengan istilah subjektif tes (subjective
test) adalah tes hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban
berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang
2. Kedua bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah yang menuntut jawaban berupa
penjelasan, komentar, penafsiran, bandingan perbedaan dan sebagainya
3. Ketiga jumlah butir soalnya umumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima sampai
dengan sepuluh butir
4. Keempat pada umumnya butir-butir soal tes uraian itu diawali dengan kata-kata:
”Jelaskan….”, “Terangkan …..”, “Uraikan….”, “Mengapa..”, “Bagaimana…..”, atau
kata-kata lain yang serupa dengan itu.

Page 9
Tes uraian dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Tes uraian dengan pertanyaan bebas


Tes uraian dengan pertanyaan bebas ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang
memiliki jawaban tes yang tidak dibatasi, tergantung pada pandangan peserta didik
itu sendiri.
Contoh :
1) Apakah yang kamu lakukan sepulang sekolah?
2) Apakah hobi kamu di rumah?
Maka jawaban siswa bisa beraneka ragam :
Soal nomer satu bisa dijawab : Makan, belajar, tidur atau bermain.
Soal nomer dua bisa dijawab : Belajar, bernyanyi, berenang atau sepak bola.
2. Tes uraian dengan pertanyaan terbatas
Tes uraian dengan pertanyaan terbatas ini berupa pertanyaan-pertnyaan pada suatu
materi tertentu dengan jawaban yang dibatasi.
Contoh :
1) Benda yang bersinar di langit pada siang hari adalah ....
2) Benda jatuh ke bawah karena adanya gaya ....
Maka jawabannnya terbatas yaitu :
1) Matahari
2) Gaya gravitasi

3. Tes uraian dengan pertanyaan terstruktur


Tes uraian dengan pertanyaan terstruktur ini adalah bentuk antara soal-soal uraian
dan soal obyektif. Soal pertanyaan dalam bentuk tes ini nantinya membuat jawaban
yang diperoleh adalah berupa jawaban-jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka
dan bebas jawabannya.
Contoh :
1) Sebutkan hewan yang memakan rumput!
2) Sebutkan benda yang berbentuk lingkaran!

Maka jawabannya bebas namun tetap terbatas :


Soal nomor 1 jawabannya bebas namun tetap harus merupakan hewan pemakan
rumput seperti kambing, sapi, kelinci, marmut dll
Soal nomor 2 jawabannya bebas namun tetap. harus merupakan benda berbentuk
lingkaran seperti jam, uang logam, roda dll.

Page
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tes obyektif (objective test) yang juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek, adalah
salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab
dengan jalan memilih salah satu atau lebih di antara beberapa kemungkinan jawaban
yang telah dipasangkan pada masing-masin item atau dengan jalan menuliskan
(mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simmbol tertentu pada tempat
atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.
2. Tes semi obyektif adalah tes yang didalamnya termasuk tipe melengkapi dan tipe
jawaban singkat. Pada dasarnya kedua jenis tipe ini hampir sama, hanya berbeda dalam
bentuk penyajiannya. Apabila disajikan dalam bentuk pertanyaan, maka disebut tipe
jawaban singkat, dan apabila disajikan dalam bentuk pernyataan yang belum lengkap,
maka disebut tipe melengkapi. Oleh karena itu, dalam pembahasan selanjutnya kedua
jenis tipe ini tidak dipisahkan.
3. Soal tes uraian adalah pertanyaan yang membuat peserta didik harus menjawab dengan
cara menguraikan, menyebutkan menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, atau dalam bentuk lain yang sejenisnya.

Page
11
Daftar Pustaka

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto Ngalim M. 2008. Prinsip-Prinsip Tenik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sudijono Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

http://www.academia.edu/9424223/BENTUK-BENTUK_SOAL_PADA_EVALUASI_PEMBELAJARAN

http://www.bimbelbrilian.com/2017/04/jenis-jenis-soal-untuk-evaluasi.html

Keterangan :

Warna hijau : perbaikan

Warna biru : tambahan

Page
12

Anda mungkin juga menyukai