PENDAHULUAN
Dalam perumusan suatu ilmu ataupun pengetahuan sebelum secara konkrit disebut
sebagai ilmu dan pengetahuan tentunya ada rumusan yang dianggap mampu memberikan
nilai-nilai yang mendekati suatu kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya sesuatu itu
dikatakan sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam kajian itupula ternyata harus melalui suatu
proses yang oleh parah ahli disebut berfilsafat.
Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, secara khusus terdapat banyak perbedaan
pendapat dapat dilihat dari berbagai segi yaitu menggunakan rationalisme atau
mengagungkan akal, materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan
ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan tabiat saleh.
Filsafat ilmu dan filsafat tidak dapat dipisahkan bahkan jikalau diibaratkan keduanya
seperti mata uang logam atau dua sisi yang saling terkait. Untuk memahami secara umum
kedua sisi tersebut maka perlu pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu sisi sebagai
disiplin ilmu dan disisi lain sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang
membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan karakteristik
tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya dan filsafat ilmu sebagai landasan
filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri.
Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan
bebas dan sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar suatu persoalan, yakni berfikir yang
mempunyai ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif, interpretatif
dan spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah berfikir
bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalang-
halangi kerja pikiran. Radikal artinya berfikir sampai ke akar-akar masalah (mendalam)
bahkan sampai melewati batas-batas fisik atau yang disebut metafisis. Sedang berfikir dalam
tahap makna berarti menemukan makna terdalam dan suatu yang terkandung didalamnya.
Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan ataupun kebaikan.
Sedangkan Ilmu dapat disimpulkan sebagai sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri,
tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, obyektif, dapat diukur,
terbuka dan komulatif (tersusun timbun).
Maka dari itu, sudah selayaknya manusia untuk belajar berfilsafat dan mengetahui makna
dari berfilsafat itu sendiri.Sehingga permasalahan yang sulit terpecahkan di dunia ini bisa
diatasi dengan mudah oleh orang-orang baru yang mengeluarkan ide-ide cemerlang mereka
sesudah belajar berfilsafat.
Filsafat mempunyai tujuan yang sangat besar yaitu memahami hakikat dari suatu obyek
(apa yang dikajinya) yang hingga kini masih tetap dipertahankan. Dan oleh karena informasi
dan pengetahuan yang menunjangnya harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara
rasional (logis) ataupun secara factual (dialami langsung dalam kehidupan manusia) maka
filsafat harus melakukan kontak atau menghubungi ilmu pengetahuan guna mengambil
informasi atau teori-teori terbaru darinya yang akhirnya dapatlah dikembangkan secara
filsafati.
Tujuan filsafat dalam mempersoalkan nilai dari suatu obyek (aksiologi) masih tetap
dipertahankannya. Hal ini pun dilakukan filsafat terhadap ilmu pengetahuan akibatnya
temuan-temuan ilmiah yang dinilai tidak sesuai degan nilai-nilai kemanusiaan serta
ketuhanan diberi kritik atau dikoreksi.
Filsafat dan ilmu mempunyai hubungan yang saling melengkapi satu sama lainnya.
Perbedaan tersebut bukan untuk dipertentangkan melainkan untuk dapat saling mengisi,
melengkapi harena hakikat perbedaannya hanya terletak pada pendekatan yang berbeda
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan, Realitas menunjukan bahwa hampir
tidak ada satu cabang ilmu yang lepas dari filsafat atau serendahnya tidak terkait dengan
persoalan filsafat. Bahkan untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri, lahir suatu
disiplin filsafat untuk mengkaji ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai filsafat
pengetahuan, yang kemudian berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang
disebut sebagai filsafat ilmu.
Filsafat adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui kebenaran atau kebijakan
tentang alam semesta dan isinya melalui pemikiran yang mendalam dan tidak terbatas
terhadap suatu kajian atau objek yang diteliti. Sedangkan ilmu adalah serangkaian
pengetahuan yang sistematis, dapat diuji, dan dan hanya sampai pada tahap tahu yang
diperoleh melalui beberapa proses untuk mendapatkannya.
Filsafat dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam suatu pembelajaran. Filsafat dan ilmu
merupakan suatu pengetahuan yang hampir sama. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mencari kebenaran, tetapi memilki metode-metode yang berbeda dalam menemukan
suatu kebenaran tersebut. Ilmu membutuhkan pemikiran yang mendalam agar bisa dipahami
dengan sangat baik.Maka dari itu filsafat dan ilmu sangat berhubungan erat karena saling
berkaitan dalam menemukan kebenaran.Meskipun kebenaran keduanya hanya sementara atau
sewaktu-waktu dapat berubah dikarenakan perkembangan zaman yang semakin maju dan
perubahan kondisi alam.Filsafat mencoba menjawab petanyaan-pertanyaan yang tidak bisa
dijawab oleh ilmu, maka dari itu bisang kajian filsafat lebih luas daripada ilmu.
Dalam mempelajari filsafat kita mendapatkan banyak manfaat yang salah satu
adalah bisa mengembangkan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai rasa
keingintahuan yang dalam terhadap sesuatu yang dianggap baru.Filsafat juga bisa membuat
pemikiran-pemikran menjadi tidak terbatas pada satu objek kajian saja, tetapi pada banyak
objek lain