BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan merupakan sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha selesai. Karena
instruksi atau pengajaran merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-
tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan dari pendidikan
bukanlah suatu benda yang berbentuk dan statis. Tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari
kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
Kalau kita melihat kembali pengertian instruksi atau pengajaran, akan terlihat dengan jelas
sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pengajaran secara keseluruhan,
yaitu ”sesuatu yang harus dicapai oleh siswa setelah mereka diberikan pengajaran oleh guru.
Tujuan ini kelihatannya terlalu ideal, sehingga sukar dicapai. Namun apabila kita melakukannya
dengan kerja keras dan berencana dengan kerangka-kerangka kerja yang konsepsional
mendasar, pencapaian tujuan itu bukanlah sesuatu hal yang mustahil. Untuk lebih jelasnya
akan dipaparkan dalam makalah ini tentang “Desain Tujuan Intruksional”.
Dan untuk mengetahui implementasi pencapaian tujuan intruksional, tim pemakalah tertarik
untuk melakukan observasi di SD Negeri 001 Sangatta Utara yang memiliki visi “Terwujudnya
Insan Taqwa, Cerdas, Kompetitif dan Berbudaya Lingkungan”.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN TUJUAN INTRUKSIONAL
Beberapa definisi tujuan intruksional yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh, antara lain
sebagai berikut:[2]
1. Robert F. Magner (1962), tujuan instruksional sebagai tujuan perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa sesuai kompetensi;
Dalam proses belajar mengajar tujuan instruksional dapat di bagi menjadi 2 yaitu tujuan
instruksional umum (TIU) yang menggariskan hasil- hasil di aneka bidang studi yang harus
dicapai siswa dan tujuan instruksional khusus (TIK) yang merupakan penjabaran dari tujuan
instruksional umum yang menyangkut suatu pokok bahasan sebagai tujuan pengajaran yang
konkrit dan spesifik. Menurut Grounlund dalam Harjanto (2008) tujuan instruksional umum
(TIU) adalah hasil belajar yang diharapkan yang dinyatakan secara umum dan berpedoman
pada perubahan tingkah laku dalam kelas. Tujuan instruksional umum (TIU) merupakan
serangkaian hasil belajar yang bersifat khusus.sedangkan tujuan instruksional khusus (TIK)
adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam istilah perubahan tingkah laku khusus. Tingkah laku
khusus adalah kata kerja yang dapat diamati dan diukur.[3]
8. Setiap guru mempunyai batas-batas tugas dan wewenangnya dalam mengajarkan suatu
bahan;
Adapun taksonomi atau klasifikasi tujuan intruksional menurut Bloom adalah sebagai berikut:[5]
g. Kreativitas (creativity), mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak gerik
yang baru.
INFO PENDIDIKAN
×
type to search
Home › Makalah
Makalah Tujuan Intruksional
Sunday, December 7, 2014 Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan merupakan sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha selesai. Karena
instruksi atau pengajaran merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-
tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan dari pendidikan
bukanlah suatu benda yang berbentuk dan statis. Tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari
kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
Kalau kita melihat kembali pengertian instruksi atau pengajaran, akan terlihat dengan jelas
sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pengajaran secara keseluruhan,
yaitu ”sesuatu yang harus dicapai oleh siswa setelah mereka diberikan pengajaran oleh guru.
Tujuan ini kelihatannya terlalu ideal, sehingga sukar dicapai. Namun apabila kita melakukannya
dengan kerja keras dan berencana dengan kerangka-kerangka kerja yang konsepsional
mendasar, pencapaian tujuan itu bukanlah sesuatu hal yang mustahil. Untuk lebih jelasnya
akan dipaparkan dalam makalah ini tentang “Desain Tujuan Intruksional”.
Dan untuk mengetahui implementasi pencapaian tujuan intruksional, tim pemakalah tertarik
untuk melakukan observasi di SD Negeri 001 Sangatta Utara yang memiliki visi “Terwujudnya
Insan Taqwa, Cerdas, Kompetitif dan Berbudaya Lingkungan”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan manfaat tujuan intruksional?
2. Apa saja klasifikasi dari tujuan intruksional menurut Bloom?
3. Bagaimana format penulisan dalam merumuskan tujuan intruksional?
4. Bagaimana penerapan tujuan intruksional di SD Negeri 001 Sangatta Utara?
BAB II
LANDASAN TEORI
8. Setiap guru mempunyai batas-batas tugas dan wewenangnya dalam mengajarkan suatu
bahan;
BAB III
PAPARAN DATA
A. LOKASI
Observasi yang kami lakukan bertempat di SD Negeri 001 Sangatta Utara Kabupaten Kutai
Timur.
C. HASIL WAWANCARA
Untuk mengetahui tentang desain(rumusan) tujuan intruksional di SD Negeri 001 Sangatta
Utara, tim pemakalah melakukan wawancara langsung terhadap Ibu Mince(wali kelas III
sekaligus sebagai waka kurikulum SD Negeri 001 Sangatta Utara).
Adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
1. Dalam mendesain tujuan intruksional ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai ke-tiga aspek tersebut, apa yang ibu berikan kepada
siswa/atau bagaimana penerapannya di kelas dalam proses pembelajaran? Bagaimana hasil
pencapaiannya dalam ranah/aspek kognitif? Bagaimana hasil pencapaiannya dalam
ranah/aspek afektif? Dan bagaimana hasil pencapaiannya dalam ranah/aspek psikomotorik?
Jawab:
Pertama-tama sebelum memasuki kelas, guru harus memiliki cara bagaimana menguasai
kelas, bagaimana karakter serta pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang akan
disampaikan. Dalam hal pencapaian dari tujuan intruksional, anak didik kami arahkan ke
karakter/dalam proses pembelajaran diutamakan pada pendekatan karakter anak didik dengan
pendidikan akhlak (imtak), dan memotivasi mereka untuk menjadi anak-anak yang mandiri,
serta dalam mendidik anak tidak pandang bulu (tidak boleh pilih kasih).
2. Bagaimana penulisan tujuan intruksional, misalnya pada mata pelajaran PAI, PKN atau
Matematika?
Jawab:
Dalam penulisannya ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, contoh dalam mata
pelajaran PKN, kita tidak bisa menggunakan semua bahasa yang ada pada mata pelajaran
tersebut kepada siswa, karena pasti sulit untuk dipahami oleh siswa, terutama untuk anak kelas
III, jadi bahasanya harus divariasikan (menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
mereka).Begitu juga dalam mata pelajaran lainnya.
D. DOKUMENTASI
Hasil foto/dokumentasi kegiatan observasi di SD Negeri 001 Sangatta Utara sebagaimana
terlampir.
BAB IV
PEMBAHASAN/ANALISA
Dari hasil observasi atau wawancara, tim pemakalah menyimpulkan bahwa dalam mendesain
tujuan intruksional di SD Negeri 001 Sangatta Utara, sudah sesuai dengan teori walaupun
penerapannya belum maksimal.
Adapun mengenai penerapan atau hasil dari desain tujuan intruksional yang dikeluhkan oleh tim
pengajar atau yang menjadi faktor penghambat adalah pergantian kurikulum, walaupun
sebenarnya kurikulum 2013 bertujuan untuk melengkapi kurikulum sebelumnya, tapi tetap saja
butuh proses untuk menyesuaikannya.Terutama pada kesiapan dan kematangan penguasaan
kurikulum 2013 oleh para tenaga pendidik atau bagi sebagian orang-orang yang berkecimpung
di dalam dunia pendidikan, sehingga hasil yang didapat juga belum seratus persen seperti apa
yang diharapkan, sebagaimana yang terrjadi di SD Negeri 001 Sangat Utara.
Dalam setiap tujuan intruksional terutama yang khusus hendak dicapai menuntut prasyaratan
kemampuan internal yang harus dimiliki yang berupa salah satu dari lima hasil belajar
(informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan sikap dan
motorik).
Unsur pemahaman menunjukkan pada konsep / dasar dan unsur pengetahuan menunjukkan
pada informasi verbal.Kedua unsur kiranya mutlak diperlukan karena tanpa pemahaman dan
pengetahuan yang memadai sulit memperoleh sikap yang mantap. Hasil penyelidikan terhadap
tujuan instruksional baik dalam aspek jenis perilaku maupun dalam aspek isi yang menemukan
komponen konsep, informasi verbal dan subsikap nantinya akan sangat berguna dalam
perencanaan dan pengelolaan proses belajar mengajar yang membawa siswa ke hasil yang
dituju.
Jadi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penerapan tujuan intruksional, seorang
pendidik harus mengetahui atau memahami bagaimana posisi dari tujuan intruksional dalam
proses pembelajaran terutama terhadap kurikulum 2013, agar rumusan yang dibuat sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu peningkatan kompetensi tenaga pendidik
harus terus dilakukan dan dikembangkan dengan berbagai pelatihan, seminar-seminar dan lain-
lain.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasarnya tujuan intruksional adalah membantu orang atau memberikan kemudahan pada
orang untuk belajar. Tujuan instruksional dapat di bagi menjadi 2 yaitu tujuan instruksional
umum (TIU) yang menggariskan hasil hasil di aneka bidang studi yang harus dicapai siswa dan
tujuan instruksional khusus (TIK) yang merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum
yang menyangkut suatu pokok bahasan sebagai tujuan pengajaran yang konkrit dan spesifik.
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari perumusan tujuan intruksional, diantaranya
guru mempunyai arahan untuk memilih bahan pembelajaran dan memilih prosedur (metode)
mengajar, guru mempunyai batas-batas tugas dan wewenangnya dalam mengajarkan suatu
bahan, guru mempunyai patokan dalam menilai kemajuan belajar siswa, dan lain sebagainya.
Taksonomi atau klasifikasi tujuan intruksional menurut Bloom, yaitu pengetahuan (kognitif),
apresiasi (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Dan dalam penulisan tujuan intruksional
digunakan format ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
DAFTAR PUSTAKA
[3]Ibid., hlm. 6.