Meningitis Bakterial
Meningitis Tuberkulosis
Ensefalitis Virus
Ensefalitis HSV
Abses Otak
Pendahuluan
Mortalitas dan morbiditas tinggi →angka kematian
0,8% untuk semua umur, kecacatan 30-50%
Infeksi SSP :
Proses di luar SSP Proses di SSP
• Ensefalopati • Meningitis
• Kejang demam • Ensefalitis
• Abses otak
https://www.physiciansweekly.com/
- Kolonisasi kuman dari saluran napas
Hematogenik atas
- Pneumonia, sepsis
Unknown
Sarrazin JL. Brain infections, 2012
Swaiman’s Pediatric Neurology, 2018
Pendekatan Diagnosis
Anamnesis
➢ Demam
➢ Tanda peningkatan TIK
Nyeri kepala, muntah, high pitch cry, kejang (fokal/umum),
kesadaran menurun
➢ Gejala Neurologi lain
Mata juling, wajah mencong, kelemahan ekstremitas,
perubahan perilaku
Anamnesis
➢ Gejala non neurologis
Otitis, sinusitis, nyeri tenggorokan, batuk-pilek, diare,
ruam kulit
➢ Penurunan berat badan
➢ Riwayat kontak dengan penderita TB
Pemeriksaan fisis – neurologis
▪ Kesadaran : GCS
▪ Suhu dan tanda vital lain
▪ Ubun-ubun besar
membonjol → peningkatan TIK
▪ Pantau Lingkar kepala
▪ Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
Kaku kuduk, Brudzinski, kernig, lasegue
Pemeriksaan fisis – neurologis
▪ Funduskopi
Papil edema
▪ Saraf kranialis
N III, IV dan VI → Gerakan bola mata, doll’s eye movement
N VII → muka asimetris
▪ Kekuatan dan tonus otot
▪ Pemeriksaan Refleks
Refleks fisiologis
Refleks patologis → Babinski, klonus
▪ Evaluasi sumber infeksi lain
THT ( otitis/mastoiditis/sinusitis), gigi (karies dentis)
Pemeriksaan Penunjang
➢ Pemeriksaan laboratorium
- Darah perifer lengkap :
Anemia ( indeks eritrosit), leukosit (leukositosis),
trombosit ( trombositopeni)
- Kimia darah, Elektrolit → sesuai indikasi
- Kultur darah
➢ Pungsi Lumbal → Bila tidak dicurigai suatu massa
Pemeriksaan Penunjang
➢ Pencitraan Otak
➢ EEG
- Tidak rutin dilakukan
- Tidak dapat dipakai untuk diagnosis infeksi SSP kecuali
pada ensefalitis HSV
Meningitis Bakterialis
Batuk, pilek,
demam
Tanda rangsang
Meningeal
Defisit
neurologis
8.
Komplikasi
Dalam perawatan :
▪ Ventrikulitis
▪ Efusi subdural
▪ Empiema subdural
▪ Abses otak
▪ Hidrosefalus
Jangka Panjang :
▪ Gangguan pendengaran
▪ Hidrosefalus
▪ Problem motorik/ belajar/bicara/ perilaku
▪ Kejang
Sarrazin JL. Brain infections, 2012.
Swaiman’s Pediatric Neurology, 2018
Komplikasi Meningitis bakterial
Meningitis Tuberkulosis
https://www.aic.cuhk.edu.hk/web8/TB-meningitis.htm
Etiologi Klinis LCS
Mycobacterium Stadium I (prodroma) • Warna : Xantokrom
tuberculosis Demam, mual-muntah, nyeri kepala, apatis, • Sel 50-500/ mm3
iritabel, defisit neurologis (-) • Dominasi MN (> 50%)
Stadium 2 (transisi/meningitis) • Protein 50-200 mg/dl
Samnolen-disorientasi, kejang, tanda • Glukosa < 40 mg/dl
rangsang meningeal (+), defisit neurologis (sering < 30 mg/dl)
fokal, parese nervus kranial ( III, IV, VI, VII), • Pewarnaan BTA
gerakan involunter
Stadium 3 ( terminal)
Sopor-koma, pupil non reaktif, pola
pernapasan irregular, hipertermia, spastis
• Suportif
- Atasi kejang
- Peningkatan TIK : mannitol/ salin hipertonik, furosemid
- Hidrosefalus dapat dilakukan pemasangan VP-Shunt
- Fisioterapi untuk mengurangi spastisitas
• Suportif
Perbaiki airway, breathing, circulation
Nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
Atasi kejang
Atasi peningkatan TIK
Miranda . Brain abscess: 2013. Sonneville R, Brain abscess, 2017. Swaiman’s Pediatric Neurology, 2018
Klinis Pem. Penunjang
• Suportif
- Kortikosteroid → jangka pendek jika disertai edema
(efikasi antibiotik berkurang)
- Atasi kejang
- Atasi peningkatan TIK
- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik, Neurologis - Usia
- Nervus kranialis - Faktor risiko
- Rangsang meningeal - Sumber infeksi
39
Swaiman’s Pediatric Neurology, 2018..UKK Neurologi IDAI. Kejang Demam, 2016
Cairan serebrospinal pada infeksi SSP
Bact.men Viral men TBC men Encephalitis Encephalo
pathy
Tekanan Normal/
Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih
Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10
PMN (%) +++ + + + +
MN (%) + +++ +++ ++ -
Protein Normal/ Normal Normal
Glukosa Normal Normal Normal