Anda di halaman 1dari 46

AEROBICS EXERCISE THERAPY PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN JIWA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase
Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Gelombang I

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
ridho dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugasmakalahini. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas akhir pada stase Keperawatan Jiwa di
Program Studi Profesi Ners.
Makalah ini berjudul ”Aerobics Exercise Therapy Pada Pasien Dengan
Gangguan Jiwa”. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik maupun
saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak merupakan sesuatu yang akan
penulis terima.
Selama penyelesaian makalah ini, penulis melakukanliterature jurnal dan
mendapat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari dalam penulisan ,makalah ini banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu penulis miliki. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk hasil
yang lebih baik. Penulis berharap semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi
semua pihak yang membutuhkan. Semoga ketulusan doa dan seluruh bantuan
yang telah diberikan untuk terselesaikannya makalah ini kepada penulis akan
mendapat balasan dari Allah SWT, Amin Ya Rabbal’alamin.

Bandung, 12 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................Ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................4
1.3 Manfaat............................................................................................................5

BAB II METODOLOGI
2.1 Jenis Penuliasan...............................................................................................6
2.2 Metode Penulisan............................................................................................6
2.3 Lokasi dan Waktu............................................................................................6
2.4 Etika Literature Review...................................................................................6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Teknik Aerobics Exercise Therapy...............................................................10
3.2 Keefektifan Aerobics Exercise Terapy.........................................................11

BAB IVPENUTUP
4.1 Simpulan.......................................................................................................13
4.2 Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

World Health Organization pada tahun 1948 mendefinisikan “kesehatan”


sebagai “a complete state of physical, mental, and social well-being and not
merely the absence of disease and infirmity” (Taylor, 2006:15). Kesehatan bukan
hanya berarti suatu kondisi dengan ketiadaan penyakit dan kelemahan tubuh,
melainkan juga suatu kondisi dalam kesejahteraan yang lengkap, mencakup
kesejahteraan fisik, sosial yang seimbang dan jiwa. Kesehatan jiwa menurut WHO
(World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan
bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima orang lain
sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyad ari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi
perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa (UU No.18
tahun 2014).
Gangguan jiwa menurut American Psychiatric Association (APA) adalah
sindrom atau pola psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis, yang
terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress
(misalnya, gejala nyeri, menyakitkan) atau disabilitas (ketidakmampuan pada
salah satu bagian atau beberapa fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko
secara bermagna untuk mati, sakit, ketidakmampuan, atau kehilangan kebebasan
(APA, 1994 dalam Prabowo, 2014).
Data statistik yang dikemukakan oleh (WHO) (2012) menyebutkan bahwa
sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa.
Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yang ditemukan oleh 2
peneliti di Harvard University dan University College London, mengatakan
penyakit kejiwaan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di

STIKes Rajawali Bandung| 1


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

seluruh dunia. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya (VOA Indonesia,
2016).
Menurut WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60
juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
terkena dimensia. Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah
236 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan
0,17% menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung.
Tercatat sebanyak 6% penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa.
Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke 9 dengan
jumlah gangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia
pada urutan ke-2 sebanyak 1,9 permil. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi
saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita (Riskesdas 2013). Jumlah penderita
gangguan jiwa di Jawa Barat naik sekitar 63%. Data Riskesdas 2013
menyebutkan, pasien gangguan jiwa ringan hingga berat di Jabar mencapai
465.975 orang naik signifikan dari 2012 sebesar 296.943 orang. Konferensi
Nasional Psikiatri Komunitas ke-3 mengungkap fakta penting. Ternyata, jumlah
penderita gangguan jiwa di Jawa Barat naik sekitar 63% (pusdalisbang, 2014).

Seiring dengan perkembangan jaman jumlah penderita gangguan jiwa


mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal ini dipicu oleh beberapa hal yang
dapat memunculkan seperti konflik, dan lilitan ekonomi yang berkepanjangan.
Bagi beberapa orang yang tidak mampu mengendalikan stresor dengan baik, dari
stresor internal maupun eksternal mereka akan kehilangan kontrol pikirannya,
salah satunya adalah perilaku kekerasan dan amuk, jika individu mengalami
kegagalan maka gangguan yang sering muncul adalah gangguan konsep diri,
harga diri rendah, yang mana harga diri rendah akan digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri, serta merasa gagal dalam mencapai
keinginannya. Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu, gangguan
hubungan sosial, kurang percaya diri, kadang sampai mencederai diri sendiri
merupakan beberapa tanda-tanda dari harga diri rendah.

STIKes Rajawali Bandung| 2


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

Sebagai rumah sakit yang mengutamakan pelayanan kesehatan jiwa tidak


hanya memberikan obat-obatan untuk kesembuhan pasien, namun juga
memberikan terapi berupa kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas gerak bagi
pasien sakit jiwa sebagai aktivitas pendamping guna menunjang pemberian obat.
Dilakukannya Aktivitas gerak dilatarbelakangi adanya kebutuhan gerak bagi
pasien yang mengalami gangguan jiwa. Kebanyakan dari pasien yang mengalami
gangguan jiwa cenderung pasif dan murung serta kurang dalam bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya. Mengingat peserta adalah orang-orang dengan latar
belakang gangguan jiwa dan mental, pemberian aktivitas gerak olahraga tersebut
tentunya tidak menggunakan aturan resmi berdasarkan peraturan dari organisasi
cabang olahraga tersebut. Tentunya tidak semua pasien dengan gangguan jiwa
diperbolehkan mengikuti aktivitas gerak tersebut. Berbagai aktivitas gerak dapat
dilakukan seperti jalan sehat, lari, bola voly, sepak bola, serta aktivitas senam.
Aktivitas olahraga senam dipilih karena pasien hanya tinggal mengikuti
gerakan instruktur, hal ini akan memudahkan pasien dalam melakukan gerakan
senam sehingga tujuan sebenarnya dari pemberian senam, yaitu memberikan rasa
segar dan bugar pada diri pasien dapat didapatkan dengan maksimal. Disamping
itu iringan musik pada saat pelaksaan senam akan menambah rasa riang dan suka
cita di dalam diri pasien sakit jiwa.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Joseph Frith, dkk (2017) tentang
Aerobic Exercise Improves Cognitive Functioning in People With Schizophrenia:
A Systematic Review and Meta-Analysis membuktikan bahwa olahraga dapat
meningkatkan fungsi kognitif diantara orang orang dengan skizofrenia, terutama
dari intervensi yang menggunakan dosis latihan yang lebih tinggi, namun pada
kegiatan ini diperlukan pengawasan yang lebih pada penderita skizofrenia. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Dwi Heppy Rochmatika dkk (2014) tentang
Pengaruh Terapi Senam Aerobik Terhadap Keterbukaan Diri Pada Pasien Isolasi
social Di RSJD dr. Aminogondohutomo Semaran didapatkan hasil terdapat
pengaruh ketebukaan diri pada pasien isolasi sosial sebelum dan sesudah
dilakukan terapi senam aerobik, hal ini terlihat dari hasil uji chi-square (p –value
= 0,000 < 0,05). Pada penelitian yang dilakukan oleh Harki Isnuur Akhmad dkk

STIKes Rajawali Bandung| 3


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

(2011) tentang Pengaruh Terapi Senam Aerobic Low Impact Terhadap Skor
Agression Self-Control Pada Pasien Dengan Risiko Perilaku Kekerasan Di Ruang
Sakura RSUD Banyumas didapatkan hasil bahwa dengan melakukan terapi
Senam Aerobic Low Impact dapat mengurangi Reduce Agression Self-Control
score, pada pasien dengan risiko perlaku kekerasan di Indonesia ruang Sakura
RSUD Banyumas. Selain dari penelitian tersebut terdapat penelitian lain yang
dilakukan oleh David Kimhy, dkk (2015) tentang The Impact of Aerobic Exercise
on Brain-Derived Neurotrophic Factor and Neurocognition in Individuals With
Schizophrenia: A Single Blind, Randomized Clinical Trial didapatkan hasil bahwa
Aerobic Exercise efektif dalam meningkatkan neurokognitif yang berfungsi pada
penderita skizofrenia, intervensi Aerobic Exercise aman dilakuan, nonstigmatisasi,
dan bebas efek samping.
Dari analisis jurnal yang telah dipaparkan menunjukan bahwa senam
Aerobics Exercise Therapy ini efektif dalam meningkatkan neurokognitif terutama
dari intervensi yang menggunakan dosis latihan yang lebih tinggi, selain itu juga
dengan Aerobics Exercise Therapy dapat membuat keterbukaan diri dan
mengurangi risiko kekerasan pada pasien dengan gangguan jiwa.

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


1. Mendeskripsikan Aerobics Exercise Therapy untuk penerapan asuhan
keperawatan jiwa.
2. Mendeskripsikan Aerobics Exercise Therapy sebagai salah satu bagian
dari program kebugaran tubuh.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep Aerobics Exercise Therapy
2. Mengetahui teknik Aerobics Exercise Therapy
3. Mengetahui keefektifan Aerobics Exercise Therapy

STIKes Rajawali Bandung| 4


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis

Bagi Program Studi Profesi Ners, diharapkan literatur ini dapat


dijadikan sebagai perkembangan teori yang dapat diterapkan dalam teori
tambahan, aplikasi dalam asuhan keperawatan jiwa, sebagai tahap
kebugaran bagi klien, meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas bagi klien,
meningatkan kesenangan bagi klien dengan gangguan jiwa.

1.3.2 Manfaat Praktis Bagi Perawat di RSJ Provinsi Jawa Barat


Diharapkan dapat dijadikan sebagai teori yang bisa dikembangkan
lagi luas bagi perawat dalam memodifikasi aplikasi asuhan keperawatan
jiwa dengan tehnik-tehnik baru sebagai bagian yang membantu dalam proses
pemulihan klien dan sebagai program untuk kebugaran tubuh.

STIKes Rajawali Bandung| 5


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

BAB II
METODOLOGI

2.1 Jenis Penulisan

Jenis penulisan yang digunakan adalah literature review. Literature Review


merupakan uraian analisa kritis mengenai teori, temuan, dan bahan penelitian
lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan
penelitian dalam menyusun kerangka pikir yang jelas dari perumusan masalah
yang akan diteliti.

2.2 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah literature


review berbasis journal, dengan beberapa tahap yakni; penentuan topik besar,
screenning journal, coding journal, dan menentukan tema dari referensi jurnal
yang didapatkan.

2.3 Lokasi dan Waktu

Lokasi yang digunakan untuk melakukan literature review bertempat di


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Adapun waktu yang digunakan selama 10
hari, dimulai dari tanggal 05 Maret 2018 sampai dengan 17 Maret 2017.

2.4 Etika Literature Review

Dalam melakukan penulisan ini, struktur penulisan yang harus diperhatikan


meliputi: formulasi permasalahan, pencarian literatur, evaluasi data, analisis dan
interpretasi.

2.4.1 Formulasikan Permasalahan


Merumuskan atau menyusun sesuai topik yang akan diambil dalam
bentuk yang tepat. Dalam pemformulasian masalah yang dibahas, ditulis
dalam bentuk tinjauan pustaka yang mengacu pada jurnal atau hasil studi

STIKes Rajawali Bandung| 6


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

pustaka. Penulisan dilakukan secara kronologis dari penelitian–penelitian


sebelumnya.

2.4.2 Pencarian Literatur


Proses ini berawal dari pengumpulan jurnal yang berjumlah 15
jurnal. Literatur dari jurnal yang dikumpulkan harus relevan dengan topik.
Screenning dilakukan untuk memudahkan proses codding yang bertujuan
untuk mengevaluasi data yang muncul sebagai kelolaan sub topik.

2.4.3 Evaluasi Data


Proses ini lebih mengarahkan penulis kepada pengelompokan sub-
sub topik yang dikontribusikan dari hasil codding. Data yang didapatkan
dari journal codding dapat berupa data kualitatif, data
kuantitatif maupun data yang berasal dari kombinasi keduanya. Data yang
telah dikelompokan akan dilihat kembali compare (kesamaan) dan contrast
(ketidaksamaan) baik dari segi kelebihan dan kelemahan untuk
mengidentifikasi level of significance yang terdiri dari literatur utama
(significant literature) dan literature penunjang (collateral literature).

2.4.4 Analisis dan Interpretasi


Proses akhir dari penulisan literature review adalah menganalisis
dan menginterpretasikan data dalam sub topik. Pandangan yang kritis
diperlukan untuk memparafrasekan isi sub topik (literature of journal).

2.4.5 Metode Pencarian


Literature Review ini menggunakan 3 (tiga) media atau metode
pencarian jurnal, yaitu sebagai berikut :
Literature Review ini menggunakan media atau metode pencarian
jurnal:
1. www.google.com
2. Proquest.com
3. Ebscohost.com

STIKes Rajawali Bandung| 7


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

TAHUN
NO JUDUL
PENERBITAN
1 Survey Aktivitas Gerak Olahraga Pasien Sakit Jiwa Di
2015
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr . Soeroyo Magelang
2 Efektivitas Terapi Gerak Terhadap Perubahan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa 2010

Daerah Surakarta
3 Pengaruh Terapi Senam Aerobic Low Impact Terhadap
Skor Agression Self-Control Pada Pasien Dengan Risiko 2011

Perilaku Kekerasan Di Ruang Sakura RSUD Banyumas


4 Effects Of High-Intensity Aerobic Exercise On Psychotic
Symptoms And Neurocognition In Outpatients With
2015
Schizophrenia: Study Protocol For A Randomized
Controlled Trial
5 Pengaruh Terapi Senam Aerobik Terhadap keterbukaan Diri
Pada Pasien Isolasi Sosial Di Rsj dr. Amino gondohutomo 2014

Semarang
6 Exercise And Severe Major Depression: Effect On
Symptom Severity And Quality Of Life At Discharge In An 2014

Inpatient Cohort
7 Aerobic Exercise Improves Cognitive Functioning in People
With Schizophrenia: A Systematic Review and Meta- 2017
Analysis
8 The Impact of Aerobic Exercise on Brain-Derived
Neurotrophic Factor and Neurocognition in Individuals
2015
With Schizophrenia: A Single-Blind, Randomized
Clinical Trial
9 Exercise therapy improves mental and physical health in 2013
schizophrenia: a randomised controlled trial
10 A Systematic Review And Meta-Analysis Of Exercise
2015
Interventions In Schizophrenia Patients
11 Exercise As Treatment For Mental Illness: A Quantitative
2016
Study
12 Pengaruh Olahraga Jogging Sebagai Tambahan Terapi
2015
Terhadap Perbaikan Gejala Klinis Pasien Skizofrenia
13 Pengaruh Senam Aerobic Low Impact Terhadap 2017

STIKes Rajawali Bandung| 8


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

Kemampuan
Interaksi Sosial Pada Pasien Gangguan Jiwa
Di Puskesmas Kalitidu Bojonegoro
14 Effects Of Exercise Therapy On Cardiorespiratory Fitness
2014
In Patients With Schizophrenia.
15 Effects of Aerobics Exercise On Cognitive Perfomance And
Indvidual Psychopath In Depressive And Schizophrenia 2014

patients.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

STIKes Rajawali Bandung| 9


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

Pada bab ini menggambarkan tentang literature review dengan aerobics


exercise therapy. Berdasarkan literature review aerobics exercise therapy sangat
efektif digunakan untuk pasien dengan gangguan jiwa.

3.1 Teknik Aerobics Exercise Therapy


Daley (2002), terapi dalam mengatasi gangguan jiwa dengan depresi yang
telah banyak dikembangkan adalah terapi senam. Salah satu manfaat dari senam
aerobik adalah untuk melawan depresi, dan jika kegiatan tersebut dilakukan secara
teratur dapat meningkatkan mood seseorang. Kegiatan tersebut tidak hanya
meningkatkan denyut jantung dan memperbaiki mood seseorang saja, tetapi
aerobik juga dapat membuat seseorang merasa senang dan menjadi ramah.
Menurut Yulistanti (2003), olahraga aerobik dapat berhasil dalam mengatasi
stres emosi kekhawatiran, depressi, keletihan dan kebingungan yang merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya perilaku kekerasan pada pasien derngan
gangguan jiwa. Senam aerobik dengan mengandalkan penyaluran energi dan
penyerapan oksigen yang berimbang dapat meningkatkan endorphin yang
memiliki efek relaksan sehingga dapat mengurangi risiko kekerasan secara efektif.
Menurut Jennifer Govea (2016), aktivitas olahraga senam dipilih karena
pasien hanya tinggal mengikuti gerakan instruktur, hal ini akan memudahkan
pasien dalam melakukan gerakan senam sehingga tujuan sebenarnya dari
pemberian senam, yaitu memberikan rasa segar dan bugar pada diri pasien dapat
didapatkan dengan maksimal.
Menurut Amrulloh (2015), aktivitas gerak olahraga diberikan karena adanya
kebutuhan gerak bagi pasien sakit jiwa yang cenderung selalu murung dan pasif.
Pertimbangan lain pemberian aktivitas gerak olahraga adalah untuk melatih pasien
dapat berinteraksi, berkomunikasi, serta bekerja sama dengan lingkungan tempat
pasien berada, baik itu dengan pasien lainnya, dokter, maupun perawat yang
senantiasa mendampingi pasien.
Terapi senam aerobik dapat dilakukan dengan 2 kali dalam satu minggu.
Keteraturan gerakan menjadi salah satu faktor penting peningkatan skor
Agression Self-Control, selain itu pemberian terapi senam yang efektif adalah

STIKes Rajawali Bandung| 10


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

sebanyak 2-3 kali pertemuan tiap minggu, dan idealnya adalah dilakukan tidak
kurang dari 4 minggu dengan durasi selama 20-30 menit terapi senam aerobic.
Latihan aerobics terdiri dari tiga tahap yang dimulai dengan pemanasan (10 menit)
diikuti dengan latihan kardio (25 menit dan pendinginan (10 menit). Pemanasan
dimulai dari stretching, latihan kardio ini berfokus pada lengan, kaki, dada,
punggung dan perut bermula gerakan-gerakan ringan dan di ulang-ulang untuk
memastikan bahwa peserta dapat mengikuti lalu bisa juga di masukan gerakan
boxing.

3.2 Kefektifan Aerobics Exercise Therapy


Menurut Jennifer Govea (2016), manfaat psikis yang didapatkan oleh pasien
melalui aktivitas gerak olahraga yang pertama adalah kondisi kejiwaan. Kondisi
kejiwaan pasien yang sebelumnya terganggu secara perlahan membaik, pasien
dapat mengontrol emosi dan perilakunya lebih baik dari sebelum pasien mengikuti
aktivitas gerak olahraga. Manfaat psikis yang kedua adalah kesadaran terhadap
perbuatan apa yang akan dan telah pasien lakukan, seperti misalnya pasien mulai
dapat makan sendiri, mengganti pakaian sendiri, serta mengurus hidupnya sendiri.
Menurut John (2015), kesegaran tubuh pasien meningkat, pasien yang
mengikuti aktivitas gerak secara rutin tentunya akan merasakan manfaat positif
dari pemberian program tersebut, salah satunya yaitu meningkatnya kondisi
kesegaran tubuh pasien setelah melakukan aktivitas gerak. Program penyembuhan
menjadi lebih efektif dalam mengembalikan kesembuhan jiwa pasien. Hasil
tersebut dapat terlihat dengan membandingkan pasien yang telah mengikuti
aktivitas gerak secara rutin dengan pasien sakit jiwa yang tidak melakukan
aktivitas gerak.
Menurut Amrulloh (2015), pasien yang mengikuti aktivitas gerak olahraga
akan memperoleh manfaat bagi kondisi fisik serta kondisi psikis pasien. Manfaat
fisik yaitu, reaksi pasien untuk beraktivitas membaik, menjaga kondisi tubuh,
memberikan kesegaran bagi tubuh pasien, melatih keterampilan pasien, serta
melatih kerja sama dan membantu pasien bersosialisasi. Manfaat psikis yang
didapatkan pasien adalah kondisi kejiwaannya yang semakin membaik sehingga

STIKes Rajawali Bandung| 11


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

pasien mulai mampu bersikap normal serta dapat melakukan komunikasi dengan
orang-orang disekitarnya.
Senam aerobik dengan mengandalkan penyaluran energi dan penyerapan
oksigen yang berimbang dapat meningkatkan endorphin yang memiliki efek
relaksan sehingga dapat mengurangi risiko kekerasan secara efektif (Yulistanti,
2003). senam Aerobic memberikan gerakan senam yang lebih terstruktur dan
ritmik untuk mencapai hal tersebut. Terapi senam aerobik secara ritmik dapat
meningkatkan sebesar 50 % dari heart rate maksimal pada pasien dengan
gangguan jiwa Item dalam skor Agression Self-Control menilai perilaku pasien
dari segi komunikasi dan hubungan dengan lingkungan dan orang lain. Hasil
penelitian Ahmad, Handoyo dan Setiono (2011) menunjukkan bahwa terapi
olahraga -Aerobic bisa mengurangi Skor Self Control pasien dengan risiko
perilaku kekerasan di Indonesia Ruang Sakura RSUD Banyumas.
Aerobics Exercise juga meningkatkan vaskularisasi otak,meningkatkan faktor
neutropik yang berperan sebagai neuroprotektif dan meningkatkan level dopamin
dan serotonin. Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari medial
batang otak dan berproyeksi di sebagian besar area otak khusus menuju radiks
dorsalis medulla spinalis dan menuju hipotalamus (Guyton, 2008). Pelepasan
serotonin diarea nuclei anterior dan nuclei ventromedial hipotalamus akan
menimbulkan perasaan senang, rasa puas dan suasana hati
orang yang melakukan olahraga ini menjadi baik, dan tubuh semakin berenergi,
serta jumlah sel darah merah juga akan meningkat sehingga sistem pengangkutan
oksigen ke seluruh tubuh menjadi lebih efektif (Heryati, 2008).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

STIKes Rajawali Bandung| 12


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

4.1. Kesimpulan

Dari berbagai Jurnal yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa:


4.1.1. Tahap-tahapan Aerobics Exercise Therapy:
1. Pemanasan seperti stretching dengan waktu kurang lebih 10
menit.
2. Diikuti dengan latihan kardio selama 20 menit dan pastikan
bahwa peserta mengikuti.
3. Dan pendinginan selama 10 menit.
4.1.2. Aerobics Exercise Therapy sangat efektif untuk mengatasi pasien
gangguan jiwa.

4.2. Saran

4.2.1. Bagi Program Studi Profesi Ners

Diharapkan laporan jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan


bahan bacaan tentang keperawatan jiwa khususnya dalam melaksanakan
Aerobics Exercise Therapy.

4.2.2. Bagi Perawat

Diharapkan laporan jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan


masukan bagi perawat dalam melaksanakan Aerobics Exercise Therapy
pada pasien gangguan jiwa, dan juga dapat digunakan sebagai panutan
untuk hal positive bagi pasien gangguan jiwa.

4.2.3. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan laporan jurnal ini dapat menjadi masukan bagi


Rumah Sakit dalam melaksanakan penatalaksanaan Aerobics Exercise
Therapy pada pasien gangguan jiwa dan juga dapat dilakukan sebagai
tahapan untuk rehabilitasi pasien gangguan jiwa.

STIKes Rajawali Bandung| 13


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

DAFTAR PUSTAKA

Andersen at al. Effects Of High Intensity Aerobics Exercise On Psychotic


Symptoms and Neerogenic in out Patients with Schizophrenia Study
Protocol For A Randomized.2014
Astuti, Heppy. Pengaruh Terapi Senam Aerobik Terhadap Keterbukaan Diri Pasien
Isolasi Sosial Di RSUD dr. Amino Gondohutomo Semarang.
D. Ramhy et al. The Impact of Aerobics Exercise on Brain-Demed Neurotrophic
Factor and Neurogenic in Individuals With Schizophrenia A Single-Bild.
2015

Guyton, A. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta: EGC. 2008.

Harki Isnuur Akhmad, Handoyo, Tulus Setiono.Pengaruh Terapi Senam Aerobics


Terhadap Skor Agression Self-Control Pada Pasien dengan Resiko Perilaku
Kekerasan Di Ruang Sakura RSUD Banyumas

Heryati. Patologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. 2008.

Joseph et al. Aerobics Exercise Impproves Fuctioning in Schizophrenia A


Systematic Review. 2014
Setyanto, Maliya. Efektivitas Terapi Gerak Terhadap Perubahan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Skizofenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
2002
Scheewee. Effects Of Exercise Therapy On Cardiorespyratory FitnessIn Patients In
Patients With Schizophrenia.2014.
Scheewee. Exercise Therapy Improves Mental and Pgyysical Health In
Randomized Controlled Trial. 2013.
Sorowaky.Exercise and Severe Major De Resign: Effect on Symptom Severity
Annuality. 2014
Tegar dkk. Survey Aktivitas Gerak Olahraga Pasien Jiwa Di Rumah Sakit PROF.
DR. SOEROYO MAGELANG. 2015

Viola et al. Effects of Aerobics Cognitive Performance And Individual Psycopath


In Dpressive And Schizophrenia patients. 2014

STIKes Rajawali Bandung| 14


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

Wemp, Jayalengkara. Pengaruh Olahraga Jogging Sebagai Tambahan Terapi


Terhadap Perbaikan Gejala Klinis Pasien Skizoprenia. 2015.

STIKes Rajawali Bandung| 15


[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review

STIKes Rajawali Bandung| 16


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

Lampiran

JURNAL/ TEKNIK CARA


RESEARCH
NO Judul VOLUME/ PENULIS VARIABEL ANALISIS PENGAMBILAN PENGUKURAN PENEMUAN
TAHUN QUESTIONS
SAMPEL VARIABEL
1. Effects of 2014 Viola Apakah Variabel Analisis data n = 22 Gangguan Wawancara Berdasarkan hasil
Aerobics
Exercise On oertel- terapat Independen : menggunakan Depresi Berat, n = temuan pada
Cognitive
Perfomance Knochel, pengaruh dari Senam menggunakan 29 pasien penelitian ini Studi
And Individual
Psychopath In
Pia Mehler, senam Aerobics analisis Skizofrenia menunjukkan
Depressive Christian aeorobics Variabel univariat, uji Dengan sample bahwa terapi
And
Schizophrenia Thiel, terhadap Dependen : pair t test, dan yang disamakan Aerobics Exercise
patients.
Kristina kinerja Cognitive uji t test 2n dengan usia, jenis lebih kuat
Steinbreche kognitif dan Perfomance independen kelamin, durasi peningkatan dalam
r dkk psikopatologi penyakit dan latar kinerja kognitif
individu pada belakang pelatihan pada pasien
pasien depresi kognitif. Skizofrenia
dan dibandingkan pada
skizofrenia pasien MDD.
Sedangkan, pada
pasien MDD lebih
kuat dalam nilai

STIKes Rajawali Bandung| 17


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

psikopatologi
individu. Pasien
MDD juga
menunjukan
penurunan gejala
depresi dan nilai
kecemasan.
2 Pengaruh Terapi Jurnal Ilmiah Harki Isnuur Bagaimana Karakteristik Analisis data Metode penelitian Alat yang Berdasarkan hasil
Senam Aerobic Kesehatan
Akhmad,
Low Impact Keperawatan, pengaruh yang akan menggunakan yang digunakan digunakan adalah temuan pada
Terhadap Skor Volume 7, Handoyo,
Agression Self- No. 3, senam diteliti menggunakan adalah Quasy- Lembar Obsevasi penelitian ini Studi
Tulus Setiono
Control Pada Oktober 2011
Pasien Dengan
areobic low meliputi: analisis Experiment Five-point rating menunjukkan
Risiko Perilaku impact Pasien dengan univariat, dengan rancangan scale Aggression bahwa terapi
Kekerasan Di
Ruang Sakura terhadap skor risiko perilaku Self- Control olahraga Low
Rsud Banyumas uji pair t test, penelitian pre-test
agression kekerasan adalah salah satu Impact-Aerobic
dan uji t test post-test with
self-control yang dirawat skala outcome bisa
2n control group yang
pada pasien di Ruang kesehatan mengurangiSkor
mengungkapkan
dengan risiko Sakura RSUD independen psikososisal yang Self Control Self-
hubungan sebab
perilaku Banyumas. terdapat di Control pasien
akibat dengan cara
kekerasan? Nursing Outcomes dengan risiko

STIKes Rajawali Bandung| 18


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

b. Usia 16-55 melibatkan kontrol Classification, perilaku kekerasan


tahun. disamping Skor Agression di IndonesiaRuang
kelompok Self-Control Sakura RSUD
c. Diagnosa
eksperimental. digunakan untuk Banyumas.
medis
mengukur
skizofrenia.
kemampuan
d. Skor kontrol diri
Kategori terhadap adanya
Pasien kemungkinan
Gangguan tindakan untuk
Jiwa < 119 melakukan

e. Persentasi penyerangan,

gerakan lebih perlawanan, dan


perusakan secara
dari 60 %.
fisik.Dengan
f. Pasien memberikan terapi
dengan terapi senam aerobik
kejang dengan 2
kalidalam satu

STIKes Rajawali Bandung| 19


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

listrik. minggu adalah


dilakukan tidak
g. Pasien
kurang dari 4
dengan
minggu dengan
Psikofarmaka. durasi selama 20-

h. Keluarga 30 menit.

pasien

memberikan
izin agar
pasien
menjadi
responden
penelitian.

3 Effects of high- ClinicalTrials John A. Bagaimana Karakteristik Analisis Teknik Semua peserta Hasil pada
intensity aerobic .gov Engh1*, efek potensi variabel pada statistik utama pengambilan diperiksa dengan penelitian ini
exercise on NCT0220568
psychotic 4. Registered
Eivind interval penelitian ini akan varian sampel pada menunjukan
Andersen2, elektrokardiografi
symptoms and 29 July 2014. intensitas adalah pasien analisis varians penelitiaj ini bahwa latihan
neurocognition Tom L. (EKG). Parameter
tinggi latihan rawat jalan seperti adalah randomized aerobik
in outpatients Holmen1, kesehatan umum
with
Aerobicpada dipsikiatri multivariat controlled, parallel berpengaruh pada

STIKes Rajawali Bandung| 20


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

schizophrenia: Egil W. fungsi rehabilitasi ANOVA group, observer- seperti berat, gejala psikotik dan
study protocol Martinsen3 neurokognitif Klinik, pasien (MANOVA) blinded clinical lingkar pinggang neurokognitf pada
for a randomized
controlled trial
, Jon dan gejala rawat jalan untuk trial dan tekanan darah, pasien rawaj jalan
Mordal1, mental dalam yang mengujin serta fungsi paru dengan skizofrenia
Gunnar pasien rawat memenuhi perbedaan dan komposisi
Morken4,5 jalan dengan Manual kelompok tubuh dinilai.Sesi
and Jens skizofrenia? Diagnostik secara latihan terdiri dari
Egeland1
dan Statistik keseluruhan, diawasi berjalan /
Mental berlari di treadmill
Gangguan dua kali per
(DSM-V) minggu selama 12
kriteria minggu. Setiap
untukspektru sesi akan memiliki
m skizofrenia struktur sebagai
berikut; 8 menit
.
pemanasan, diikuti
oleh menit interval
4x4 dengan 85-
95% dari denyut
jantung maksimal,
dengan jeda aktif 3
menit berjalan /
berjalan pada
sekitar 70%
darimaksimal.
4 Survey Tahun 2015 Tegar Apakah Variabel Analisis yang Pada penelitian ini Instrumen yang Hasil penelitian

STIKes Rajawali Bandung| 21


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

Aktivitas Setiadi efektivitas dependen digunakan apabila data telah digunakan menunjukkan
Gerak Dwi (terikat) : dalam yaitulembar angket bahwa aktivitas
Olahraga pasien jiwa terkumpul maka
Pasien Jiwa Di
Amrulloh, pasien jiwa penelitian ini gerak memberi
Rumah Sakit Ipang setelah adalah analisis diklasifikasikan untuk pasien, efek positif pada
PROF. DR. Setiawan, Variabel
mendapatkan deskriptif menjadi 2 lembar pertanyaan pemulihan pasien.
SOEROYO S.Pd., independen:
persentase (%) Efektivitas
MAGELANG M.Pd kegiatan aktivitas gerak kelompok data, untuk perawat
olahraga. atau disebut kegiatan gerak
gerak prosentages yaitu data serta dokter. olahraga dapat
correction. dilihat dari
olahraga kualitatif dan data Angket yang
perbedaan antara
kuantitatif. digunakan adalah pasien yang
Pengambilan angket langsung mengikuti kegiatan
gerak olehraga
sampel dengan tipe pilihan. Telah dengan pasien
teknik sampling dilakukan uji yang tidak
mengikuti kegiatan
purposif atau validitas dan
gerak olahraga.
sampling reliabilitas
petimbangan. intrument.
Sampel yang
didapatkan 30
pasien rehabilitas
yang telah
mengikuti program

STIKes Rajawali Bandung| 22


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

aktivitas gerak
dalam waktu
minimal satu
bulan.
5 Efektivitas Volume 45, Indy Indy Apakah ada Analisis pada Proporsional - Hasil penelitian
Terapi Gerak maret 2002 Setyanto, pengaruh random sampling
penelitian ini menunjukkan
Terhadap Setyanto,
Perubahan
Arina teknik terapi adalah bivariat dengan sampel 50 terdapat pengaruh
Tingkat Maliya Arina Maliya gerak terhadap untuk dapat pasien terapi gerak
Kecemasan tingkat menguji dan terhadap tingkat
Pada Pasien kecemasan menganalisa kecemasan pasien
Skizofrenia Di pada pasien
Rumah Sakit ujit-test skizofrenia di RSJ
skizofrenia.
Jiwa Daerah Surakarta.
Surakarta
6 Effects Of Jurnal Thomas W Apakah Variabel Analisis yang Teknik Sample Pasien yang Hasil penelitian
Exercise Therapy Keperawatan Scheewe. dependen : yang digunakan
pengaruh digunakan dipilih adalah menunjukan
On tahun 2014
Cardiorespyrator
Tim terapi latihan Pasien adalah bivariat adalah Random pasien yang terdapat pengaruh
y Fitness in Tekken. fitness Skizofrenia untuk dapat Sampling yang menderita Terapi Latihan
Patients In Rene S. kardiorespiras Variabel menguji dan disamakan latar Skizofrenia. dalam
Patients With Kahn, dkk i terhadap Independen : menganalisan belakang usia, CRF ini dinilai Cardiorespiratory
Schizoprenia Cardiorespirat jenis kelamin
penderita uji test, dengan fitness pada pasien
ory fitness
Skizofrenia) Cardiopulmona Skizofrenia.
ry exercise test
(CPET).

7 Exercise and Journal of F.B. Apakah Exercise, Data disajikan Lima puluh peserta The exercise data, Sebuah interaksi

STIKes Rajawali Bandung| 23


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

severe major Psychiatric Schuch latihan treatment sebagai sarana secara ac klatihan including the total kelompok waktu
depression: Research xxx M.P. (pengobatan biasa time of exercise,
dan standar yang signifikan
Effect on (2014) 1e8 merupakan
symptom
Vasconcelo deviasi (SD) latihan þ) atau average intensity, ditemukan untuk
severity s-Moreno pengobatan atau sarana dan kontrol (perawatan and energetic gejala depresi dan
andquality of Borowsky standard error biasa) kelompok. expenditure, were domain fisik dan
yang
life at Zimmerma (SE). Data Dua puluh lima collected by the psikologis dari
discharge in an n berpotensial pasien secara acak research staff.
inpatient cohort kategori kualitas hidup.
N.S. Rocha di lokasikan
untuk disajikan Perbedaan antara
M.P. Fleck untukmasing-
sebagai kelompok terjadi
a menurunkan masing kelompok.
frekuensi. Para peserta dalam pada minggu
depresi? Karakteristik kedua dan debit
kelompok latihan
peserta pada yang dilakukan sehubungan
awal tigasesi per dengan gejala
dibandingkan minggu selama depresi dan
antara latihan periode rawat inap domain fisik dan
dan kelompok psikologis dari
perawatan kualitas hidup.
biasa Tidak ada
menggunakan perbedaan dalam
oneway tingkat remisi pada
ANOVA atau discharge (48%
X2 tes. dan 32% untuk
latihan dan
kelompok kontrol,
masing-masing).
Sebuah NNT 6,25

STIKes Rajawali Bandung| 24


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

ditemukan. Tidak
ada karakteristik
awal yang
signifikan
memprediksi
remisi di debit.
Kesimpulan: Add-
on latihan adalah
pengobatan yang
berkhasiat untuk
pasien rawat inap
mengalami depresi
berat,
meningkatkan
gejala depresi dan
kualitas hidup.
Penerimaan awal
latihan tetap
tantangan.
8 Exercise therapy Tahun 2013 Scheewe Apakah terapi Variabel Analisis yang Enam puluh tiga Analisis intention- Terapi olahraga,
improves mental dependen : digunakan
and physical TW, Backx pengaruh pasien dengan to-treat bila dilakukan satu
health in
Pasien adalah Uji-T
schizophrenia: a FJG, latihan versus Skizofrenia skizofrenia secara menunjukkan kali dua kali
randomized
Takken T, terapi okupasi acak ditugaskan bahwa terapi seminggu,
controlled trial Variabel
Jorg F, van pada Independen : untuk 2 jam olahraga memiliki meningkatkan

STIKes Rajawali Bandung| 25


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

Strater kesehatan Latihan latihan terstruktur efek tingkat tren kesehatan mental
Versus terapi
ACP, mental dan (n = 31) atau terapi pada gejala depresi dan kebugaran
okupasi
Kroes AG, fisik pada okupasi (n = 32) (P = 0,07) dan efek kardiovaskular dan
Kahn RS, pasien mingguan selama signifikan pada mengurangi
Cahn W skizofrenia 6 bulan. Gejala kebugaran kebutuhan
(Skala Positif dan kardiovaskular, perawatan pada
Negatif Syndrome) diukur dengan penderita
dan tingkat Wpeak (P <0,01), skizofrenia
kebugaran dibandingkan
kardiovaskular, dengan terapi
seperti yang dinilai okupasi. Analisis
dengan tes latihan per protokol
kardiopulmoner, menunjukkan
merupakan ukuran bahwa terapi
hasil olahraga
utama. Ukuran mengurangi gejala
hasil sekunder skizofrenia (P =
adalah Skala 0,001), depresi (P
Peringkat Depresi = 0,012),

STIKes Rajawali Bandung| 26


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

Montgomery dan kebutuhan


Åsberg, Penilaian perawatan (P =
Kebutuhan 0,050), dan
Camberwell, peningkatan
indeks massa kebugaran
tubuh, persentase kardiovaskular (P
lemak tubuh, dan <0,001)
sindrom metabolik dibandingkan
(MetS). dengan terapi
okupasi. Tidak ada
efek untuk MetS
(faktor) ditemukan
kecuali penurunan
kecenderungan
trigliserida (P =
0,08).

9. Pengaruh Terapi Jurnal Retno Apakah ada Pada Desain Populasi dalam Sebelum dan Keterbukaan diri
Senam Aerobik Keperawatan Widy penelitian ini penelitian ini penelitian ini sesudah dilakukan sebelum dilakukan
Terhadap Tahun 2014 pengaruh
Keterbukaan Diri
Astuti, Dwi variabel ada pre adalah pasien senam aerobik terapi senam

STIKes Rajawali Bandung| 27


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

Pada Pasien Heppy terapu senam dianalisis eksperiment dengan isolasi aerobik, yaitu 46
Isolasi Sosial di Rochmawa sosial yang berada
secara tanpa (76,7%).
RSJD dr. Amino aerobik
Gondohutomo
ti, Eko univariat kelompok di ruang rawat
Purnomo terhadap inap RSJD dr. Terdapat
Semarang adalah pembimbing
Amino keterbukaan diri
keterbukaan karakteristik rancangan
Gondohutomo yang baik sesudah
depresi pasien penelitian yang
diri pada Semarang dilakukan terapi
isolasi sosial. digunakan
sebanyak 60 senam aerobik..
pasien isolasi Data numerik adalah pre-post
pasien. Teknik Ada pengaruh
pada one grup
sosial di pengambilan keterbukaan diri
penelitian ini design sampel dilakukan
Rumah Sakit sebelum dan
adalah usia, dengan cara total sesudah dilakukan
Jiwa Daerah data kategorik sampling terapi senam
pada
dr. Amino aerobik dengan ρ
penelitian ini
value (0,000) < α
Gondohutom adalah jenis
(0,05), dan X2=
kelamin,
o Semarang? 2,20428
pendidikan
dan status
perkawinan.
Analisis
bivariat
menggunakan
chi-square
untuk
membuktikan
ada pengaruh

STIKes Rajawali Bandung| 28


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

sebelum dan
sesudah
dilakukan
senam aerobik

10 Aerobic Exercise Schizophreni Joseph Bagaimana Kriteria Meta- Metode/desain 1. Hasil primer- Analisis meta ini
Improves a Bulletin
Firth et al evaluasi variabel dalam analisisdigunak penelitian ini kognisi global: Ini memberikan bukti
Cognitive vol. 43 no. 3
Functioning in pp. 546–556, menyeluruh memasukkan anuntuk metaanalisis didefinisikan bahwa Olahraga
People With 2017, pada semua studi hitungukuranef dengan strateri sebagai perubahan dapat
Schizophrenia: A https://acade beberapa yang ekgabungan pencarian dua rata-rata dalam meningkatkan
Systematic mic.oup.com/
Review and schizophrenia
penelitian dipublikasikan (Hedges g) dan penulis semua tindakan fungsi kognitif di
Meta-Analysis bulletin/articl yang telah yang CI 95%. Kita independen yang divalidasi antara orang-orang
e- ada dalam memeriksa mengidentifika melakukan sebuah secara klinis dengan
abstract/43/3/ peningkatan si 10 ujicoba pencarian skizofrenia,
546/2503725, Hasil fungsi kognitif
27 february minat akan yang Cochrane Central terutama dari
neurokognitif setelah intervensi
2018 manfaat memenuhisyar Register of intervensi yang
dari intervensi latihan
neurokognitif atdengan data Controlled Trials, menggunakan
olahraga untuk
dari hasilkognitif Health Technology (atau kondisi dosis latihan yang
penderita
olahraga ? untuk 385 Assessment kontrol). Dimana lebihtinggi.
skizofrenia,
penderitaskizof Database, AMED perubahan dalam Mengingat
dibandingkan
renia. Analisis (Allied and banyak tantangan dalam
dengan
Statistik. Complementary memperbaiki
kontrol tugas kognitif /
Semua analisis Medicine), HMIC kognisi, dan
kondisi. domain
dilakukan di Health manfaat olahraga
Populasi yang dilaporkan,
Comprehensiv Management yang lebihluas, a
memenuhi

STIKes Rajawali Bandung| 29


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

syarat e Meta- Information komposit fokus yang lebih


termasuk Analisis 2,0,28 Consortium, Ovid besar dalam
Perubahan skor
sampel di dengan model MEDLINE, memberikan
dihitung dari rata-
mana sebagian efek acak yang PsycINFO, latihan yang
rata perubahan
besar pasien diterapkan Embase Sejak diawasi kepada
dirawat seluruh untuk awal sampai tahun di masing-masing orang-orang
skizofrenia memperhitung 2016. Istilah tugas individu / dengan skizofrenia
atau gangguan kan yang pencarian yang domain kognitif. sangat dibutuhkan.
schizoafektif. diharapkan dia. digunakan
Secara khusus, adalah :”schizo” 2. Hasil sekunder -
studi yang atau “psychosis” domain kognitif
mencakup atau “psychotic” individual:
spektrum luas atau “exercise” Efek olahraga di
psikiatri atau “physical ranah kognitif
Gangguan activity” atau individual
hanya “fitness” atau
disertakan “aerobic”atau diperiksa
jika> 80% “resistance sehubungan
sampel training” dan dengan kategori
memiliki “neuro*” atau yang ditetapkan
gangguan “cogniti*” oleh Neurokognisi
psikotik randomized NIMH-MATRICS
nonaffektif controlled trial
yang dengan dilakukan Komite,
didiagnosis perawatan primer, berdasarkan
secara 102 pasien dengan analisis faktor

STIKes Rajawali Bandung| 30


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

klinis.Data obstruksi saluran penelitian terhadap


dari penelitian nafas dengan
struktur kognisi
di mana <80% ringan sampai
dalam skizofrenia,
sampel sedang. Dibagi
26 dan selanjutnya
memiliki kedalam kelompok
digunakan untuk
Kelainan intervensi dan
memandu struktur
psikotik kelompok kontrol.
MATRICS
nonaffektif Kelompok
Consensus
hanya intervensi
Cognitive Battery
memenuhi menerima program
(MCCB). Ini
syarat jika. pelatihan latihan
menentukan
Data hasil fisik selama 4
khusus untuk bulan di sebuah 7 domain individu
skizofrenia / prakter fisioterapi kognisi yaitu:
nonaffektif lokal, yang kecepatan
sub kelompok meliputi latihan pengolahan,
psikosis bisa olahraga, pelatihan perhatian /
ditentukan resistensi, latihan kewaspadaan,
secara akurat. pernafasan dan memori kerja,
Untuk tujuan memberikan verbal
peninjauan ini, nasihat tentang pembelajaran dan
latihan bagaimana untuk ingatan,
didefinisikan meningkatkan pembelajaran
sebagai tingkat aktifitas visual dan ingatan,
aktivitas fisik fisik dan penalaran dan
terstruktur dan pengobatan untuk pemecahan

STIKes Rajawali Bandung| 31


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

berulang yang merangsang masalah, dan


memiliki stimulus fisiologis kognisi sosial.
tujuan yang diharapka. Dimana penelitian
memperbaiki tidak
atau menggunakan
mempertahank standar emas
an kebugaran MCCB sendiri,
fisik tugas yang
digunakan
dikategorikan ke
dalam bahasa
mereka masing
domain, 26 seperti
pada meta-analisis
sebelumnya.5,2
bahan pelengkap 1
menampilkan
kategorisasi dari
semua tugas
kognitif yang
digunakan dalam
meta-analisis.
3. Moderator
potensial: Data
tentang faktor-
faktor yang

STIKes Rajawali Bandung| 32


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

mungkin
mempengaruhi
Ukuran efek
intervensi olahraga
juga diekstraksi
dari masing-
masing studi,
termasuk
karakteristik
sampel (usia,
distribusi jenis
kelamin, lama
penyakit),
Karakteristik
intervensi latihan
(menit
latihan per
minggu, lama
intervensi dalam
minggu, perbaikan
kebugaran /
penyerapan
oksigen maksimal,
profesional latar
belakang
instruktur), dan

STIKes Rajawali Bandung| 33


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

desain belajar
(kondisi kontrol
yang digunakan
dan kualitas uji
coba). Dimana
data penelitian
yang tidak
dilaporkan diminta
untuk menentukan
kelayakan atau
meta-analisis, yang
sesuai Penulis
penelitian masing-
masing dihubungi
hingga 2 kali
untuk meminta
variabel yang
diminati.

11. The Impact of Schizophreni D. Kimhy Bagaimanaka Kriteria Analisis data Metode penelitian Peserta melakukan Hasil
Aerobic Exercise a Bulletin et al h Dampak inklusi DSM- dilakukan yang digunakan pemanasan 3 menunjukkan AE
on Brain- vol. 41 no. 4
Derived pp. 859–868, Latihan IV skizofrenia dengan adalah menit, dengan efektif dalam
Neurotrophic 2015 Aerobik pada atau gangguan menggunakan target latihan 8-12 meningkatkan
Factor and Quasy- menit dan istirahat
https://acade Brain- terkait; usia IBM SPSS ver. neurokognitif
Experiment 5 menit. Alat yang
Neurocognition mic.oup.com/ Derived 18-55 tahun; 22. Semua Tes berfungsi pada
dengan rancangan digunakan adalah
in Individuals schizophrenia Neurotrophic Berbahasa 2-tailed dan penderita

STIKes Rajawali Bandung| 34


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

With bulletin/articl Factordanm Inggris; tingkat penelitian pre-


dengan Brain- skizofrenia dan
Schizophrenia: A e- Derived
Neurokognisi minum obat signifikansiada test–post-test with memberi
Single-Blind, abstract/41/4/
Randomized 859/2338141 pada Individu antipsikotik lah α = 0,05 . control group yang Neurotrophic
Factordengan Dukungan awal
Dengan paling sedikit Tes Shapiro- mengungkapkan
Clinical Trial pada 27 menggunakan untuk dampak
February Skizofrenia: 8 minggu dan Wilk hubungan sebab
ELISA kit yang BDNF terkait AE
2018 Single-Blind, pada dosis ditunjukkan akibat dengan cara
tersedia secara up-regulasi tentang
Randomized saat ini selama bahwa variabel
melibatkan kontrol komersial dan neuro kognisi pada
4 minggu dependen
Uji klinis disamping sesuai dengan populasi ini.
dan / atau utama biasanya
kelompok protokol yang ada.
depot injeksi didistribusikan. Neurokognisi
antipsikotik Kelompok eksperimental. dinilai dengan
tanpa intervensi AE menggunakan
perubahan dan TAU MATRICS
dalam 3 bulan dibandingkan Konsensus
terakhir; dan dengan Kognitif Baterai
dibersihkan menggunakan (MCCB). Yang
secara medis analisis utama Variabel
oleh dokter multivariat minat adalah skor
untuk varians dengan komposit MCCB,
mengikuti desain dengan T-skor
pelatihan AE. berulang- disesuaikan
dengan usia, jenis
Kriteria ulang, dengan
kelamin, dan
eksklusi waktu dan
demografi yang
adalah kelompok digunakan dalam
diagnosis ditunjuk semua analisis
DSM-IV sebagai subjek

STIKes Rajawali Bandung| 35


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

penyalahguna dalam dan


an alkohol / antara faktor
zat dalam subjek,
sebulan masing-
terakhir atau masing. Kami
ketergantunga memfokuskan
n alkohol / zat analisis kami
dalam 6 bulan pada
terakhir; pelengkap
penggunaan studi, Tapi
obat-obatan juga
jalanan baru- menyajikan
baru inihasil dengan
(dikonfirmasi menggunakan
oleh niat-untuk-
toksikologi mengobati
urin uji);
Pendekatan
riwayat kejang dengan
/ trauma observasi dasar
kepala dengan dilakukan.
kehilangan Penentuan
prediktor
kesadaran
perubahan
menghasilkan
neurokognisi
sekuele
diperiksa
kognitif /
dengan
rehabilitasi;

STIKes Rajawali Bandung| 36


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

kelainan klinis menggunakan


yang 2 regresi step-
signifikan wise hierarkis
dalam analisis. Untuk
pemeriksaan evaluasi
fisik, dampak
pemeriksaan perubahan AF,
elektrokardiog skor komposit
ram, atau MCCB secara
laboratorium; keseluruhan
tidak diobati dimasukkan
hiper atau sebagai
hipotiroidisme variabel tak
; obesitas bebas; variabel
ekstrim (BMI demografis dan
≥ 40); sedang klinis
hamil / dimasukkan di
menyusui; blok 1; dan
memiliki perubahan AF
bunuh diri dimasukkan di
yang serius / blok 2.
pembunuhan Analisis serupa
risiko; adanya mengevaluasi
disorganisasi dampak dari
moderat atau perubahan
lebih parah BDNF

STIKes Rajawali Bandung| 37


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

(SAPS global Variabel


positive demografis
formal thought termasuk usia
disorder≥3); dan seks.
lebih dari Variabel klinis
sekedar gejala mencakup
depresi ringan sejumlah
(BDI> 18); potensi
dan partisipasi
kovariat yang
dalam
telah dikaitkan
penelitian
dengan
yang
neurokognisi
melibatkan
atau BDNF
neurokognitif
termasuk
penilaian
perubahan
dalam 3 bulan
antipsikotik,
sebelumnya.
antidepresan,
atau obat
SSRI, serta
perubahan fasa
siklus haid.
Perubahan dari
awal untuk
menindaklanjut
i dalam
penggunaan

STIKes Rajawali Bandung| 38


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

obat
antipsikotik
diindeks oleh
perubahan
dalam
persamaan
chlorpromazin
e.48 Perubahan
penggunaan
antidepresan
atau SSRI
diindeks oleh
variabel
dummy yang
menunjukkan
penurunan
penggunaan
antidepresan
yang sama (-
1), tidak ada
perubahan
dosis
antidepresan
yang sama (0),
atau
peningkatan

STIKes Rajawali Bandung| 39


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

antidepresan /
perubahan
antidepresan
yang sama (1).
Asosiasi antar
variabel
diperiksa
menggunakan
korelasi parsial
yang
mengendalikan
depresi dan
obat
antipsikotik.
12. Pengaruh JST Myra, Adakah Variablel Analisis yang Data diperoleh Menggunakan Hasil penelitian
Olahraga Joggng Kesehatan,
Wempy pengaruh kualitatif digunakan dengan anamnesa penilaian skor menunjukkan
Sebagai April 2015,
Tambahan Vol 5 No 2: adalah Uji T
Terapi Terhadap 163-168 Thiortz, A. olahraga serta rekam medis, PANSS pada bahwa terdapat
Perbaikan Gejala ISSN 2252-
Klinis Pasien 5416
Jayalangka jogging kemudian kelompok control pengaruh olahraga
Skizofrenia ra Tanra sebagai dilakukan dan kelompok jogging sebagai
tambahan penilaian skor perlakuan tambahan terapi
terapi PANSS pada bagi pasien
terhadap kelompok kontrol skizofrenia dan
perbaikan dan kelompok besarnya pengaruh

STIKes Rajawali Bandung| 40


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

gejala klinis perlakuan pada tersebut bermakna


pasien awal jogging, pada kelompok
skizofrenia ? minggu keenam, perlakuan setelah
dan minggu empat minggu
kedelapan setelah melakukan
jogging. Analisis olahraga joggimg.
data untuk Disarankan perlu
mengetahui penelitian lebih
pengaruh olahraga lanjut mengenai
jogging sebagai olahraga jogging
tambahan terapi dengan
terhadap perbaikan neurotransmitter
gejala klinis pasien dan olahraga
skizofrenia. jogging dapat
dilakukan pada
pasien yang
dirawat inap
minimal dua kali
dalam seminggu

STIKes Rajawali Bandung| 41


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

selama 30 menit.
13. Exercise MICHAEL Jurnal Apakah Variabel: Analisa data Sample: 156 Wawancara Setelah 4 bulan
Treatment for BABYAK,
Major PHD, Keperawat terdapat independen, menggunakan dengan gangguan pasien pada ketiga
Depression: JAMES A.
Maintenance of BLUMENTH an Tahun manfaat exercise analisis depresi mayor kelompok
Therapeutic AL, PHD,
Benefit at STEVE
2012 latihan terapi treatment. univariat, uji menunjukkan
10 Months HERMAN, pada Dependen, pair t test dan perbaikan yang
PHD,
PARINDA pengobatan major uji t test 2n signifikan;
KHATRI,
PHD, depresi depression idependen proporsi disetorkan
MURALI
DORAISWA selama 10 celana partici-
MY, MD,
KATHLEEN
bulan ? (yaitu, mereka
MOORE, yang tidak lagi
PHD, W.
EDWARD memenuhi kriteria
CRAIGHEA
D, PHD, diagnostik untuk
TERI T.
BALDEWIC PDK dan memiliki
Z, PHD,
HRSD mencetak
AND K.
RANGA 8) adalah
KRISHNAN,
MD sebanding di tiga
kondisi perawatan.

STIKes Rajawali Bandung| 42


[Aerobics Exercise Therapy] Literature Review

STIKes Rajawali Bandung| 43

Anda mungkin juga menyukai