GANGGUAN JIWA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase
Keperawatan Jiwa
Disusun Oleh:
Segala puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
ridho dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugasmakalahini. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas akhir pada stase Keperawatan Jiwa di
Program Studi Profesi Ners.
Makalah ini berjudul ”Aerobics Exercise Therapy Pada Pasien Dengan
Gangguan Jiwa”. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik maupun
saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak merupakan sesuatu yang akan
penulis terima.
Selama penyelesaian makalah ini, penulis melakukanliterature jurnal dan
mendapat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari dalam penulisan ,makalah ini banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu penulis miliki. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk hasil
yang lebih baik. Penulis berharap semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi
semua pihak yang membutuhkan. Semoga ketulusan doa dan seluruh bantuan
yang telah diberikan untuk terselesaikannya makalah ini kepada penulis akan
mendapat balasan dari Allah SWT, Amin Ya Rabbal’alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................Ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................4
1.3 Manfaat............................................................................................................5
BAB II METODOLOGI
2.1 Jenis Penuliasan...............................................................................................6
2.2 Metode Penulisan............................................................................................6
2.3 Lokasi dan Waktu............................................................................................6
2.4 Etika Literature Review...................................................................................6
BAB IVPENUTUP
4.1 Simpulan.......................................................................................................13
4.2 Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
[Aerobics Exercise
Therapy] Literature Review
BAB I
PENDAHULUAN
seluruh dunia. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya (VOA Indonesia,
2016).
Menurut WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60
juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
terkena dimensia. Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah
236 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan
0,17% menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung.
Tercatat sebanyak 6% penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa.
Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke 9 dengan
jumlah gangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia
pada urutan ke-2 sebanyak 1,9 permil. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi
saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita (Riskesdas 2013). Jumlah penderita
gangguan jiwa di Jawa Barat naik sekitar 63%. Data Riskesdas 2013
menyebutkan, pasien gangguan jiwa ringan hingga berat di Jabar mencapai
465.975 orang naik signifikan dari 2012 sebesar 296.943 orang. Konferensi
Nasional Psikiatri Komunitas ke-3 mengungkap fakta penting. Ternyata, jumlah
penderita gangguan jiwa di Jawa Barat naik sekitar 63% (pusdalisbang, 2014).
(2011) tentang Pengaruh Terapi Senam Aerobic Low Impact Terhadap Skor
Agression Self-Control Pada Pasien Dengan Risiko Perilaku Kekerasan Di Ruang
Sakura RSUD Banyumas didapatkan hasil bahwa dengan melakukan terapi
Senam Aerobic Low Impact dapat mengurangi Reduce Agression Self-Control
score, pada pasien dengan risiko perlaku kekerasan di Indonesia ruang Sakura
RSUD Banyumas. Selain dari penelitian tersebut terdapat penelitian lain yang
dilakukan oleh David Kimhy, dkk (2015) tentang The Impact of Aerobic Exercise
on Brain-Derived Neurotrophic Factor and Neurocognition in Individuals With
Schizophrenia: A Single Blind, Randomized Clinical Trial didapatkan hasil bahwa
Aerobic Exercise efektif dalam meningkatkan neurokognitif yang berfungsi pada
penderita skizofrenia, intervensi Aerobic Exercise aman dilakuan, nonstigmatisasi,
dan bebas efek samping.
Dari analisis jurnal yang telah dipaparkan menunjukan bahwa senam
Aerobics Exercise Therapy ini efektif dalam meningkatkan neurokognitif terutama
dari intervensi yang menggunakan dosis latihan yang lebih tinggi, selain itu juga
dengan Aerobics Exercise Therapy dapat membuat keterbukaan diri dan
mengurangi risiko kekerasan pada pasien dengan gangguan jiwa.
1.2. Tujuan
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
BAB II
METODOLOGI
TAHUN
NO JUDUL
PENERBITAN
1 Survey Aktivitas Gerak Olahraga Pasien Sakit Jiwa Di
2015
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr . Soeroyo Magelang
2 Efektivitas Terapi Gerak Terhadap Perubahan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa 2010
Daerah Surakarta
3 Pengaruh Terapi Senam Aerobic Low Impact Terhadap
Skor Agression Self-Control Pada Pasien Dengan Risiko 2011
Semarang
6 Exercise And Severe Major Depression: Effect On
Symptom Severity And Quality Of Life At Discharge In An 2014
Inpatient Cohort
7 Aerobic Exercise Improves Cognitive Functioning in People
With Schizophrenia: A Systematic Review and Meta- 2017
Analysis
8 The Impact of Aerobic Exercise on Brain-Derived
Neurotrophic Factor and Neurocognition in Individuals
2015
With Schizophrenia: A Single-Blind, Randomized
Clinical Trial
9 Exercise therapy improves mental and physical health in 2013
schizophrenia: a randomised controlled trial
10 A Systematic Review And Meta-Analysis Of Exercise
2015
Interventions In Schizophrenia Patients
11 Exercise As Treatment For Mental Illness: A Quantitative
2016
Study
12 Pengaruh Olahraga Jogging Sebagai Tambahan Terapi
2015
Terhadap Perbaikan Gejala Klinis Pasien Skizofrenia
13 Pengaruh Senam Aerobic Low Impact Terhadap 2017
Kemampuan
Interaksi Sosial Pada Pasien Gangguan Jiwa
Di Puskesmas Kalitidu Bojonegoro
14 Effects Of Exercise Therapy On Cardiorespiratory Fitness
2014
In Patients With Schizophrenia.
15 Effects of Aerobics Exercise On Cognitive Perfomance And
Indvidual Psychopath In Depressive And Schizophrenia 2014
patients.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 2-3 kali pertemuan tiap minggu, dan idealnya adalah dilakukan tidak
kurang dari 4 minggu dengan durasi selama 20-30 menit terapi senam aerobic.
Latihan aerobics terdiri dari tiga tahap yang dimulai dengan pemanasan (10 menit)
diikuti dengan latihan kardio (25 menit dan pendinginan (10 menit). Pemanasan
dimulai dari stretching, latihan kardio ini berfokus pada lengan, kaki, dada,
punggung dan perut bermula gerakan-gerakan ringan dan di ulang-ulang untuk
memastikan bahwa peserta dapat mengikuti lalu bisa juga di masukan gerakan
boxing.
pasien mulai mampu bersikap normal serta dapat melakukan komunikasi dengan
orang-orang disekitarnya.
Senam aerobik dengan mengandalkan penyaluran energi dan penyerapan
oksigen yang berimbang dapat meningkatkan endorphin yang memiliki efek
relaksan sehingga dapat mengurangi risiko kekerasan secara efektif (Yulistanti,
2003). senam Aerobic memberikan gerakan senam yang lebih terstruktur dan
ritmik untuk mencapai hal tersebut. Terapi senam aerobik secara ritmik dapat
meningkatkan sebesar 50 % dari heart rate maksimal pada pasien dengan
gangguan jiwa Item dalam skor Agression Self-Control menilai perilaku pasien
dari segi komunikasi dan hubungan dengan lingkungan dan orang lain. Hasil
penelitian Ahmad, Handoyo dan Setiono (2011) menunjukkan bahwa terapi
olahraga -Aerobic bisa mengurangi Skor Self Control pasien dengan risiko
perilaku kekerasan di Indonesia Ruang Sakura RSUD Banyumas.
Aerobics Exercise juga meningkatkan vaskularisasi otak,meningkatkan faktor
neutropik yang berperan sebagai neuroprotektif dan meningkatkan level dopamin
dan serotonin. Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari medial
batang otak dan berproyeksi di sebagian besar area otak khusus menuju radiks
dorsalis medulla spinalis dan menuju hipotalamus (Guyton, 2008). Pelepasan
serotonin diarea nuclei anterior dan nuclei ventromedial hipotalamus akan
menimbulkan perasaan senang, rasa puas dan suasana hati
orang yang melakukan olahraga ini menjadi baik, dan tubuh semakin berenergi,
serta jumlah sel darah merah juga akan meningkat sehingga sistem pengangkutan
oksigen ke seluruh tubuh menjadi lebih efektif (Heryati, 2008).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Heryati. Patologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. 2008.
Lampiran
psikopatologi
individu. Pasien
MDD juga
menunjukan
penurunan gejala
depresi dan nilai
kecemasan.
2 Pengaruh Terapi Jurnal Ilmiah Harki Isnuur Bagaimana Karakteristik Analisis data Metode penelitian Alat yang Berdasarkan hasil
Senam Aerobic Kesehatan
Akhmad,
Low Impact Keperawatan, pengaruh yang akan menggunakan yang digunakan digunakan adalah temuan pada
Terhadap Skor Volume 7, Handoyo,
Agression Self- No. 3, senam diteliti menggunakan adalah Quasy- Lembar Obsevasi penelitian ini Studi
Tulus Setiono
Control Pada Oktober 2011
Pasien Dengan
areobic low meliputi: analisis Experiment Five-point rating menunjukkan
Risiko Perilaku impact Pasien dengan univariat, dengan rancangan scale Aggression bahwa terapi
Kekerasan Di
Ruang Sakura terhadap skor risiko perilaku Self- Control olahraga Low
Rsud Banyumas uji pair t test, penelitian pre-test
agression kekerasan adalah salah satu Impact-Aerobic
dan uji t test post-test with
self-control yang dirawat skala outcome bisa
2n control group yang
pada pasien di Ruang kesehatan mengurangiSkor
mengungkapkan
dengan risiko Sakura RSUD independen psikososisal yang Self Control Self-
hubungan sebab
perilaku Banyumas. terdapat di Control pasien
akibat dengan cara
kekerasan? Nursing Outcomes dengan risiko
e. Persentasi penyerangan,
h. Keluarga 30 menit.
pasien
memberikan
izin agar
pasien
menjadi
responden
penelitian.
3 Effects of high- ClinicalTrials John A. Bagaimana Karakteristik Analisis Teknik Semua peserta Hasil pada
intensity aerobic .gov Engh1*, efek potensi variabel pada statistik utama pengambilan diperiksa dengan penelitian ini
exercise on NCT0220568
psychotic 4. Registered
Eivind interval penelitian ini akan varian sampel pada menunjukan
Andersen2, elektrokardiografi
symptoms and 29 July 2014. intensitas adalah pasien analisis varians penelitiaj ini bahwa latihan
neurocognition Tom L. (EKG). Parameter
tinggi latihan rawat jalan seperti adalah randomized aerobik
in outpatients Holmen1, kesehatan umum
with
Aerobicpada dipsikiatri multivariat controlled, parallel berpengaruh pada
schizophrenia: Egil W. fungsi rehabilitasi ANOVA group, observer- seperti berat, gejala psikotik dan
study protocol Martinsen3 neurokognitif Klinik, pasien (MANOVA) blinded clinical lingkar pinggang neurokognitf pada
for a randomized
controlled trial
, Jon dan gejala rawat jalan untuk trial dan tekanan darah, pasien rawaj jalan
Mordal1, mental dalam yang mengujin serta fungsi paru dengan skizofrenia
Gunnar pasien rawat memenuhi perbedaan dan komposisi
Morken4,5 jalan dengan Manual kelompok tubuh dinilai.Sesi
and Jens skizofrenia? Diagnostik secara latihan terdiri dari
Egeland1
dan Statistik keseluruhan, diawasi berjalan /
Mental berlari di treadmill
Gangguan dua kali per
(DSM-V) minggu selama 12
kriteria minggu. Setiap
untukspektru sesi akan memiliki
m skizofrenia struktur sebagai
berikut; 8 menit
.
pemanasan, diikuti
oleh menit interval
4x4 dengan 85-
95% dari denyut
jantung maksimal,
dengan jeda aktif 3
menit berjalan /
berjalan pada
sekitar 70%
darimaksimal.
4 Survey Tahun 2015 Tegar Apakah Variabel Analisis yang Pada penelitian ini Instrumen yang Hasil penelitian
Aktivitas Setiadi efektivitas dependen digunakan apabila data telah digunakan menunjukkan
Gerak Dwi (terikat) : dalam yaitulembar angket bahwa aktivitas
Olahraga pasien jiwa terkumpul maka
Pasien Jiwa Di
Amrulloh, pasien jiwa penelitian ini gerak memberi
Rumah Sakit Ipang setelah adalah analisis diklasifikasikan untuk pasien, efek positif pada
PROF. DR. Setiawan, Variabel
mendapatkan deskriptif menjadi 2 lembar pertanyaan pemulihan pasien.
SOEROYO S.Pd., independen:
persentase (%) Efektivitas
MAGELANG M.Pd kegiatan aktivitas gerak kelompok data, untuk perawat
olahraga. atau disebut kegiatan gerak
gerak prosentages yaitu data serta dokter. olahraga dapat
correction. dilihat dari
olahraga kualitatif dan data Angket yang
perbedaan antara
kuantitatif. digunakan adalah pasien yang
Pengambilan angket langsung mengikuti kegiatan
gerak olehraga
sampel dengan tipe pilihan. Telah dengan pasien
teknik sampling dilakukan uji yang tidak
mengikuti kegiatan
purposif atau validitas dan
gerak olahraga.
sampling reliabilitas
petimbangan. intrument.
Sampel yang
didapatkan 30
pasien rehabilitas
yang telah
mengikuti program
aktivitas gerak
dalam waktu
minimal satu
bulan.
5 Efektivitas Volume 45, Indy Indy Apakah ada Analisis pada Proporsional - Hasil penelitian
Terapi Gerak maret 2002 Setyanto, pengaruh random sampling
penelitian ini menunjukkan
Terhadap Setyanto,
Perubahan
Arina teknik terapi adalah bivariat dengan sampel 50 terdapat pengaruh
Tingkat Maliya Arina Maliya gerak terhadap untuk dapat pasien terapi gerak
Kecemasan tingkat menguji dan terhadap tingkat
Pada Pasien kecemasan menganalisa kecemasan pasien
Skizofrenia Di pada pasien
Rumah Sakit ujit-test skizofrenia di RSJ
skizofrenia.
Jiwa Daerah Surakarta.
Surakarta
6 Effects Of Jurnal Thomas W Apakah Variabel Analisis yang Teknik Sample Pasien yang Hasil penelitian
Exercise Therapy Keperawatan Scheewe. dependen : yang digunakan
pengaruh digunakan dipilih adalah menunjukan
On tahun 2014
Cardiorespyrator
Tim terapi latihan Pasien adalah bivariat adalah Random pasien yang terdapat pengaruh
y Fitness in Tekken. fitness Skizofrenia untuk dapat Sampling yang menderita Terapi Latihan
Patients In Rene S. kardiorespiras Variabel menguji dan disamakan latar Skizofrenia. dalam
Patients With Kahn, dkk i terhadap Independen : menganalisan belakang usia, CRF ini dinilai Cardiorespiratory
Schizoprenia Cardiorespirat jenis kelamin
penderita uji test, dengan fitness pada pasien
ory fitness
Skizofrenia) Cardiopulmona Skizofrenia.
ry exercise test
(CPET).
7 Exercise and Journal of F.B. Apakah Exercise, Data disajikan Lima puluh peserta The exercise data, Sebuah interaksi
severe major Psychiatric Schuch latihan treatment sebagai sarana secara ac klatihan including the total kelompok waktu
depression: Research xxx M.P. (pengobatan biasa time of exercise,
dan standar yang signifikan
Effect on (2014) 1e8 merupakan
symptom
Vasconcelo deviasi (SD) latihan þ) atau average intensity, ditemukan untuk
severity s-Moreno pengobatan atau sarana dan kontrol (perawatan and energetic gejala depresi dan
andquality of Borowsky standard error biasa) kelompok. expenditure, were domain fisik dan
yang
life at Zimmerma (SE). Data Dua puluh lima collected by the psikologis dari
discharge in an n berpotensial pasien secara acak research staff.
inpatient cohort kategori kualitas hidup.
N.S. Rocha di lokasikan
untuk disajikan Perbedaan antara
M.P. Fleck untukmasing-
sebagai kelompok terjadi
a menurunkan masing kelompok.
frekuensi. Para peserta dalam pada minggu
depresi? Karakteristik kedua dan debit
kelompok latihan
peserta pada yang dilakukan sehubungan
awal tigasesi per dengan gejala
dibandingkan minggu selama depresi dan
antara latihan periode rawat inap domain fisik dan
dan kelompok psikologis dari
perawatan kualitas hidup.
biasa Tidak ada
menggunakan perbedaan dalam
oneway tingkat remisi pada
ANOVA atau discharge (48%
X2 tes. dan 32% untuk
latihan dan
kelompok kontrol,
masing-masing).
Sebuah NNT 6,25
ditemukan. Tidak
ada karakteristik
awal yang
signifikan
memprediksi
remisi di debit.
Kesimpulan: Add-
on latihan adalah
pengobatan yang
berkhasiat untuk
pasien rawat inap
mengalami depresi
berat,
meningkatkan
gejala depresi dan
kualitas hidup.
Penerimaan awal
latihan tetap
tantangan.
8 Exercise therapy Tahun 2013 Scheewe Apakah terapi Variabel Analisis yang Enam puluh tiga Analisis intention- Terapi olahraga,
improves mental dependen : digunakan
and physical TW, Backx pengaruh pasien dengan to-treat bila dilakukan satu
health in
Pasien adalah Uji-T
schizophrenia: a FJG, latihan versus Skizofrenia skizofrenia secara menunjukkan kali dua kali
randomized
Takken T, terapi okupasi acak ditugaskan bahwa terapi seminggu,
controlled trial Variabel
Jorg F, van pada Independen : untuk 2 jam olahraga memiliki meningkatkan
Strater kesehatan Latihan latihan terstruktur efek tingkat tren kesehatan mental
Versus terapi
ACP, mental dan (n = 31) atau terapi pada gejala depresi dan kebugaran
okupasi
Kroes AG, fisik pada okupasi (n = 32) (P = 0,07) dan efek kardiovaskular dan
Kahn RS, pasien mingguan selama signifikan pada mengurangi
Cahn W skizofrenia 6 bulan. Gejala kebugaran kebutuhan
(Skala Positif dan kardiovaskular, perawatan pada
Negatif Syndrome) diukur dengan penderita
dan tingkat Wpeak (P <0,01), skizofrenia
kebugaran dibandingkan
kardiovaskular, dengan terapi
seperti yang dinilai okupasi. Analisis
dengan tes latihan per protokol
kardiopulmoner, menunjukkan
merupakan ukuran bahwa terapi
hasil olahraga
utama. Ukuran mengurangi gejala
hasil sekunder skizofrenia (P =
adalah Skala 0,001), depresi (P
Peringkat Depresi = 0,012),
9. Pengaruh Terapi Jurnal Retno Apakah ada Pada Desain Populasi dalam Sebelum dan Keterbukaan diri
Senam Aerobik Keperawatan Widy penelitian ini penelitian ini penelitian ini sesudah dilakukan sebelum dilakukan
Terhadap Tahun 2014 pengaruh
Keterbukaan Diri
Astuti, Dwi variabel ada pre adalah pasien senam aerobik terapi senam
Pada Pasien Heppy terapu senam dianalisis eksperiment dengan isolasi aerobik, yaitu 46
Isolasi Sosial di Rochmawa sosial yang berada
secara tanpa (76,7%).
RSJD dr. Amino aerobik
Gondohutomo
ti, Eko univariat kelompok di ruang rawat
Purnomo terhadap inap RSJD dr. Terdapat
Semarang adalah pembimbing
Amino keterbukaan diri
keterbukaan karakteristik rancangan
Gondohutomo yang baik sesudah
depresi pasien penelitian yang
diri pada Semarang dilakukan terapi
isolasi sosial. digunakan
sebanyak 60 senam aerobik..
pasien isolasi Data numerik adalah pre-post
pasien. Teknik Ada pengaruh
pada one grup
sosial di pengambilan keterbukaan diri
penelitian ini design sampel dilakukan
Rumah Sakit sebelum dan
adalah usia, dengan cara total sesudah dilakukan
Jiwa Daerah data kategorik sampling terapi senam
pada
dr. Amino aerobik dengan ρ
penelitian ini
value (0,000) < α
Gondohutom adalah jenis
(0,05), dan X2=
kelamin,
o Semarang? 2,20428
pendidikan
dan status
perkawinan.
Analisis
bivariat
menggunakan
chi-square
untuk
membuktikan
ada pengaruh
sebelum dan
sesudah
dilakukan
senam aerobik
10 Aerobic Exercise Schizophreni Joseph Bagaimana Kriteria Meta- Metode/desain 1. Hasil primer- Analisis meta ini
Improves a Bulletin
Firth et al evaluasi variabel dalam analisisdigunak penelitian ini kognisi global: Ini memberikan bukti
Cognitive vol. 43 no. 3
Functioning in pp. 546–556, menyeluruh memasukkan anuntuk metaanalisis didefinisikan bahwa Olahraga
People With 2017, pada semua studi hitungukuranef dengan strateri sebagai perubahan dapat
Schizophrenia: A https://acade beberapa yang ekgabungan pencarian dua rata-rata dalam meningkatkan
Systematic mic.oup.com/
Review and schizophrenia
penelitian dipublikasikan (Hedges g) dan penulis semua tindakan fungsi kognitif di
Meta-Analysis bulletin/articl yang telah yang CI 95%. Kita independen yang divalidasi antara orang-orang
e- ada dalam memeriksa mengidentifika melakukan sebuah secara klinis dengan
abstract/43/3/ peningkatan si 10 ujicoba pencarian skizofrenia,
546/2503725, Hasil fungsi kognitif
27 february minat akan yang Cochrane Central terutama dari
neurokognitif setelah intervensi
2018 manfaat memenuhisyar Register of intervensi yang
dari intervensi latihan
neurokognitif atdengan data Controlled Trials, menggunakan
olahraga untuk
dari hasilkognitif Health Technology (atau kondisi dosis latihan yang
penderita
olahraga ? untuk 385 Assessment kontrol). Dimana lebihtinggi.
skizofrenia,
penderitaskizof Database, AMED perubahan dalam Mengingat
dibandingkan
renia. Analisis (Allied and banyak tantangan dalam
dengan
Statistik. Complementary memperbaiki
kontrol tugas kognitif /
Semua analisis Medicine), HMIC kognisi, dan
kondisi. domain
dilakukan di Health manfaat olahraga
Populasi yang dilaporkan,
Comprehensiv Management yang lebihluas, a
memenuhi
mungkin
mempengaruhi
Ukuran efek
intervensi olahraga
juga diekstraksi
dari masing-
masing studi,
termasuk
karakteristik
sampel (usia,
distribusi jenis
kelamin, lama
penyakit),
Karakteristik
intervensi latihan
(menit
latihan per
minggu, lama
intervensi dalam
minggu, perbaikan
kebugaran /
penyerapan
oksigen maksimal,
profesional latar
belakang
instruktur), dan
desain belajar
(kondisi kontrol
yang digunakan
dan kualitas uji
coba). Dimana
data penelitian
yang tidak
dilaporkan diminta
untuk menentukan
kelayakan atau
meta-analisis, yang
sesuai Penulis
penelitian masing-
masing dihubungi
hingga 2 kali
untuk meminta
variabel yang
diminati.
11. The Impact of Schizophreni D. Kimhy Bagaimanaka Kriteria Analisis data Metode penelitian Peserta melakukan Hasil
Aerobic Exercise a Bulletin et al h Dampak inklusi DSM- dilakukan yang digunakan pemanasan 3 menunjukkan AE
on Brain- vol. 41 no. 4
Derived pp. 859–868, Latihan IV skizofrenia dengan adalah menit, dengan efektif dalam
Neurotrophic 2015 Aerobik pada atau gangguan menggunakan target latihan 8-12 meningkatkan
Factor and Quasy- menit dan istirahat
https://acade Brain- terkait; usia IBM SPSS ver. neurokognitif
Experiment 5 menit. Alat yang
Neurocognition mic.oup.com/ Derived 18-55 tahun; 22. Semua Tes berfungsi pada
dengan rancangan digunakan adalah
in Individuals schizophrenia Neurotrophic Berbahasa 2-tailed dan penderita
obat
antipsikotik
diindeks oleh
perubahan
dalam
persamaan
chlorpromazin
e.48 Perubahan
penggunaan
antidepresan
atau SSRI
diindeks oleh
variabel
dummy yang
menunjukkan
penurunan
penggunaan
antidepresan
yang sama (-
1), tidak ada
perubahan
dosis
antidepresan
yang sama (0),
atau
peningkatan
antidepresan /
perubahan
antidepresan
yang sama (1).
Asosiasi antar
variabel
diperiksa
menggunakan
korelasi parsial
yang
mengendalikan
depresi dan
obat
antipsikotik.
12. Pengaruh JST Myra, Adakah Variablel Analisis yang Data diperoleh Menggunakan Hasil penelitian
Olahraga Joggng Kesehatan,
Wempy pengaruh kualitatif digunakan dengan anamnesa penilaian skor menunjukkan
Sebagai April 2015,
Tambahan Vol 5 No 2: adalah Uji T
Terapi Terhadap 163-168 Thiortz, A. olahraga serta rekam medis, PANSS pada bahwa terdapat
Perbaikan Gejala ISSN 2252-
Klinis Pasien 5416
Jayalangka jogging kemudian kelompok control pengaruh olahraga
Skizofrenia ra Tanra sebagai dilakukan dan kelompok jogging sebagai
tambahan penilaian skor perlakuan tambahan terapi
terapi PANSS pada bagi pasien
terhadap kelompok kontrol skizofrenia dan
perbaikan dan kelompok besarnya pengaruh
selama 30 menit.
13. Exercise MICHAEL Jurnal Apakah Variabel: Analisa data Sample: 156 Wawancara Setelah 4 bulan
Treatment for BABYAK,
Major PHD, Keperawat terdapat independen, menggunakan dengan gangguan pasien pada ketiga
Depression: JAMES A.
Maintenance of BLUMENTH an Tahun manfaat exercise analisis depresi mayor kelompok
Therapeutic AL, PHD,
Benefit at STEVE
2012 latihan terapi treatment. univariat, uji menunjukkan
10 Months HERMAN, pada Dependen, pair t test dan perbaikan yang
PHD,
PARINDA pengobatan major uji t test 2n signifikan;
KHATRI,
PHD, depresi depression idependen proporsi disetorkan
MURALI
DORAISWA selama 10 celana partici-
MY, MD,
KATHLEEN
bulan ? (yaitu, mereka
MOORE, yang tidak lagi
PHD, W.
EDWARD memenuhi kriteria
CRAIGHEA
D, PHD, diagnostik untuk
TERI T.
BALDEWIC PDK dan memiliki
Z, PHD,
HRSD mencetak
AND K.
RANGA 8) adalah
KRISHNAN,
MD sebanding di tiga
kondisi perawatan.