Anda di halaman 1dari 5

Gaes

CHAPTER 9
EXPRESSING OBLIGATION
DEFINITION
An Obligation is a course of action that someone is required to take, whether legal
or moral. There are also obligations in other normative contexts, such
as obligations of etiquette, social obligations, and possibly in terms of politics,
where obligations are requirements which must be fulfilled. These are
generally legal obligations, which can incur a penalty for non-fulfilment, although
certain people are obliged to carry out certain actions for other reasons as well,
whether as a tradition or for social reasons.
Pengertian Expressing Obligation adalah sebuah Ekspresi atau Ungkapan dalam Bahasa
Inggris yang digunakan untuk menyatakan sebuah Kewajiban. Kewajiban adalah tindakan
seseorang diperlukan untuk mengambil, baik legal maupun moral. Ada
juga kewajiban dalam konteks normatif lainnya, seperti kewajiban etiket, kewajiban
sosial, dan mungkin dari segi politik, di mana kewajiban persyaratan yang harus
dipenuhi. Ini umumnya kewajiban hukum, yang dapat dikenakan hukuman untuk non-
pemenuhan, meskipun orang-orang tertentu diwajibkan untuk melaksanakan tindakan
tertentu untuk alasan lain juga, apakah sebagai tradisi atau untuk alasan social.
Expression of Obligation:
Ada modals dan frasa yang bisa digunakan sebagai pengungkap kewajiban atau
keharusan. Beberapa modals dan frasa tersebut di antaranya:
Must
Have to
Need to
It is necessary that…
It is obligatory that…

1. Must
Must adalah modal verb dalam bahasa Inggris yang salah satu fungsinya adalah untuk
menyatakan kewajiban. Must pada umumnya dipakai untuk menyatakan kewajiban yang
datang dari diri si pembicara. Kewajiban atau keharusan tersebut tidak datang dari
luar atau dari orang lain. Contoh:
I must talk to my mother before I leave. (Saya harus berbicara pada ibu saya
sebelum saya berangkat) –> penting bagi si pembicara untuk berbicara pada ibunya.
Keharusan datang dari si pembicara dan tidak ada orang lain atau aturan luar yang
menyuruhnya untuk melakukannya.
You must leave now. (Anda harus berangkat sekarang) –> si pembicara ingin Anda
untuk berangkat sekarang. Si pembicaralah yang menciptakan keharusan tersebut.
Untuk menyatakan kewajiban dalam bentuk tulisan formal (formal writing), must lebih
umum digunakan dibandingkan dengan modal lainnya dengan fungsi yang sama. Contoh:
Guests must report to staff before using facilities. (Tamu wajib melapor pada staf
sebelum menggunakan fasilitas)
All students must participate in extracurricular activities. (Semua siswa
diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler)
Kita juga bisa menggunakan must dalam bentuk negatif (must not/ mustn’t) untuk
menyatakan kewajiban. Contoh:
Visitors must not eat and drink inside the museum. (Pengunjung tidak boleh makan
dan minum di dalam museum) –> pengunjung harus tidak makan dan minum di dalam
museum.
I mustn’t call her. (Saya tidak boleh meneleponnya) –> si pembicara harus tidak
meneleponnya.
2. Have to
Modal kedua yang bisa digunakan untuk menyatakan keharusan adalah have to. Jika
dalam must keharusan datang dari si pembicara, dalam have to keharusan datang dari
luar. Dengan kata lain, situasi tertentu, orang lain, atau aturan luarlah yang
menciptakan keharusannya. Contoh:
I have to wear uniform at work. (Saya harus mengenakan seragam di tempat kerja) –>
aturan di tempat kerja si pembicaralah yang mengharuskannya mengenakan seragam.
Keharusan datang dari aturan luar.
Rita has to finish her work before Friday. (Rita harus menyelesaikan pekerjaannya
sebelum hari Jumat) –> Rita harus melakukannya karena atasannya menyuruhnya.
Keharusan datang dari orang lain.
Have to juga bisa digunakan untuk menyatakan kewajiban di masa depan dan di masa
lampau. Berikut adalah pola yang bisa diikuti:
Masa depan: Subject + will have to + verb
Masa lampau: Subject + had to + verb
Contoh:
I will have to wake up early tomorrow. (Saya harus bangun pagi besok)
They had to present their ID cards to borrow books. (Dulu mereka harus menunjukkan
kartu tanda pengenal mereka untuk meminjam buku)
Jangan menggunakan have to dalam bentuk negatif (do not have to/ don’t have
to) untuk menyatakan keharusan. Itu karena do not have to/ don’t have to bukan
untuk menyatakan keharusan. Lihat contoh berikut untuk lebih jelasnya:
I don’t have to bring food. (Saya tidak harus membawa makanan) –> si pembicara
tidak perlu membawa makanan, tetapi ia boleh membawanya jika ia mau. Tidak ada
keharusan yang dinyatakan dalam kalimat ini.
Keterangan: Terlepas dari konteks, have to lebih umum digunakan dalam bentuk
lisan (spoken) dibandingkan dengan must untuk menyatakan keharusan. Untuk itu,
lebih baik gunakan have to untuk mengungkapkan keharusan saat kita berbicara dalam
bahasa Inggris agar kita terdengar lebih natural.
3. Need to
Need to adalah modal lainnya yang bisa dipakai untuk mengutarakan keharusan.
Gunakanlah need to untuk menyatakan bahwa sesuatu itu penting untuk dilakukan.
Contoh:
We need to buy groceries. (Kita harus membeli bahan makanan)
He needs to practice more often. (Dia harus berlatih lebih sering lagi)
I need to clean my room. (Saya harus membersihkan kamar saya)
Sama seperti have to dalam bentuk negatif, need to dalam bentuk negatif (do not
need to/ don’t need to) juga tidak bisa digunakan untuk menyatakan kewajiban.
4. It is necessary that…
Selanjutnya, kita bisa memakai frasa “it is necessary that…” untuk menyatakan
keharusan. Ikuti pola di bawah ini untuk menyusun kalimat keharusan dengan
menggunakan frasa ini:
It is necessary that + subject + verb
Contoh:
It is necessary that we bring umbrella. It is raining outside. (Kita harus membawa
payung. Di luar hujan)
It’s necessary that she buys the ticket now before it’s sold out. (Dia harus
membeli tiketnya sekarang sebelum tiketnya habis)
It is necessary that I see a doctor now. I am not feeling well. (Saya harus pergi
ke dokter sekarang. Saya merasa tidak enak badan)
5. It is obligatory that…
Frasa lainnya yang dapat dipakai untuk mengungkapkan keharusan atau kewajiban dalam
bahasa Inggris adalah “it is obligatory that…”. Kita bisa mengikuti pola di bawah
ini untuk membentuk kalimat yang menyatakan keharusan dengan menggunakan frasa ini:
It is obligatory that + subject + verb
Contoh:
It is obligatory that we stop at red lights. (Kita wajib berhenti di lampu merah)
It is obligatory that we wear helmet while riding bicycle or motorcycle. (Kita
wajib mengenakan helm ketika naik sepeda atau sepeda motor)
It is obligatory that all drivers have driving license. (Pengemudi wajib memiliki
SIM)
Selain kata yang di atas kalian dapat menggunakan “‘be supposed to” untuk
memberikan Obligations/ Kewajiban.
Present/ Future Form
Singular
I’m supposed to….
She’s supposed to….
He’s supposed to….
It’s supposed to….

Plural
We’re supposed to…
You’re supposed to…
They’re supposed to…

Past Form
Singular
I was supposed to….
She was supposed to….
He was supposed to….
It was supposed to….
Plural
We were supposed to….
You were supposed to….
They were supposed to….
Catatan:
Jika kalian menggunakan “supposed to” maka diikuti sebuah “verb 1/ kata kerja”
Jika kalian menggunakan “supposed to be” maka diikuti sebuah “Adjective/ kata sifat
atau Noun/ kata benda”

Penggunaan ini dalam Bahasa Inggris yang diucapkan menunjukkan kewajiban kurang


kuat.
Contoh:
I have an appointment with Mr. Hens at 10 a.m. tomorrow. So I’m supposed to be at
the office by 9:30 a.m. at the earliest.
You’re supposed to turn off the light when you are not working in the room.
2. “be supposed to” sering digunakan untuk menceritakan tentang sesuatu yang
dianggap benar oleh banyak orang atau yang secara luas diyakini.
Contoh:
It’s supposed to be bad luck to spill salt.
Milk is supposed to be good for our bones.
You’re not supposed to open an umbrella indoors. It’s unlucky.
3. “Be supposed to” dapat diartikan “be required” atau “be expected to” jika
kenyataan tidak sama dengan pernyataan.
Contoh:
You were supposed to submit your assignment a week ago. (You were required to
submit your homework a week ago, but you didn’t do it.)
Miss Corrine is supposed to give a conference in Denpasar tomorrow, but she has the
flu now. (Miss Corrine will probably not be able to give the conference in Denpasar
tomorrow.)
The test was supposed to start at 10 sharp, but the teacher was late. (The test
started after 10.)
4. “Be not supposed to” digunakan untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak
diperbolehkan atau dilarang.
Contoh:
You’re not supposed to smoke in this room. This is an air-conditioned room. (It is
forbidden to smoke in the air-conditioned room.)
I’m not supposed to tell you this secret. (I am not allowed to tell you this
secret.)
Example dialogue of obligation:
James: Excuse me, Mr. Rudolph. May I come in?
(Permisi, Pak Rudolph. Bolehkah saya masuk?)
Mr. Rudolph: Yes, James. Come in, please. Well, how can I help you?
(Ya, James. Silahkan masuk. Nah, bagaimana saya bisa membantu kamu?)
James: I want to submit my math assignment. I know it’s already very late.
(Saya ingin menyerahkan tugas matematika saya. Saya tahu itu sudah sangat
terlambat.)
Mr. Rudolph: James, you were supposed to submit this assignment a week ago. But you
failed. Sorry, I can’t accept it.
(James, kamu seharusnya menyerahkan tugas ini seminggu yang lalu. Tapi kamu gagal.
Maaf, saya tidak bisa menerimanya.)
James: But please, Mr. Rudolph. Give me a second! Let me explain my situation.
Please, I beg you, Mr. Rudolph.
(Tapi tolong, Pak Rudolph. Beri saya kesempatan! Biarkan saya jelaskan situasi
saya. Tolong, saya mohon, Pak Rudolph.)
Mr. Rudolph: Alright. What’s your reason?
(Baiklah. Apa alasan kamu?)
James: Mr. Rudolph, I was supposed to submit this assignment a week ago, but then
my mother was ill in hospital and I had to stay with her during that time.
(Pak Rudolph, saya harus menyerahkan tugas ini seminggu yang lalu, tapi kemudian
ibu saya sakit di rumah sakit dan saya harus tinggal bersamanya selama waktu itu.)
Mr. Rudolph: In that case, you’re supposed to ask your friend to submit it.
(Dalam hal ini, kamu seharusnya meminta temanmu untuk menyerahkannya.)
James: I did, Mr. Rudolph. Unfortunately, she missed the paper and this morning she
found it tucked in her algebra book. She was supposed to be careful with my paper.
I just learned that she had been so careless. Please, give me a chance.
(Sudah, Pak Rudolph. Sayangnya, dia melewatkan kertas dan pagi ini dia menemukan
terselip dalam buku aljabar. Dia seharusnya berhati-hati dengan kertas saya. Saya
hanya tahu bahwa dia telah begitu ceroboh. Tolong, beri saya kesempatan.)
Mr. Rudolph: What if I turn down your assignment?
(Bagaimana jika saya menolak tugas kamu?)
James: Oh, please don’t, Mr. Rudolph. It will break my heart. I promise I won’t be
late again.
(Oh, jangan, Pak Rudolph. Ini akan menghancurkan hati saya. Saya berjanji tidak
akan terlambat lagi.)
Mr. Rudolph: Okay, but just this time. Next time, there will be no excuse at all.
(Oke, tapi kali ini saja. Lain kali, tidak akan ada alasan sama sekali.)
James: Thanks, Mr. Rudolph. You’re a good teacher.
(Terima kasih, Pak Rudolph. Anda seorang guru yang baik.)

Example of obligation in a text


You’re Supposed to be on Time
Do you understand the meaning of punctuality? Punctuality means “the state of
completing a certain task before or at a previously designated time.” Being
punctual is also called “being on time.” Being punctual is seen differently in some
cultures, especially between Eastern and Western. For Americans, time is money.
Time is a precious matter. A small degree of lateness, about ten or fifteen
minutes, is still tolerable. But in the case of school lessons or examinations,
lateness is intolerable. You’re to come in time or on time. Germans are definitely
punctual about time. If you have an appointment with a German at 8, you’re supposed
to come at 8 o’clock sharp. Time is also a strict matter for Japanese. Being late
is considered as disrespectful and it’s supposed to be insulting.
Countries in Latin America, Italy, and Greece are regarded as living at a slower
pace. If guests are invited to a dinner party at 6 p.m., they will show up two or
three hours later. In some cultures, there is an unspoken understanding. For
example, when a person is supposed to come at 9, but he shows up an hour later, no
one will be surprised.
What about punctuality in your country? Is punctuality one of the values in your
culture?

Anda mungkin juga menyukai