Anda di halaman 1dari 4

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta

dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis


/pembicara. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap,
dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,
maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang
terdapat pada kalimat efektif.
Berikut ini 13 Sebab Ketidakefektifan Kalimat :
1. Kalimat Berstruktur Kompak.
Setiap kalimat minimal terdiri atas unsur pokok dan sebutan (yang menerangkan pokok)
atau unsur subjek dan predikat. Kalimat yang baik adalah kalimat yang menggunakan
subjek dan predikat secara benar dan kompak. Kekurangkompakan dan ketidakjelasan
subjek dapat terjadi jika digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan
dalam, untuk, bagi, di, pada, sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek kalimat
tersebut.

Contoh kalimat tidak efektif:

Bagi semua siswa harus memahami uraian berikut ini.


Dalam pembahasan ini menyajikan contoh nyata.
Sebagai contoh dari uraian di atas adalah perkalian di bawah ini.

Kalimat di atas menjadi tidak efektif karena unsurnya tidak lengkap.


2. Kalimat Paralel.
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tersusun secara paralel. Keparalelan itu tampak
pada jenis kata yang digunakan sebagai suatu yang paralel dengan memiliki unsur atau
jenis kata yang sama. Kesalahan dalam menggunakan paralelis kata akan menjadikan
kalimat tersebut menjadi tidak efektif.

Contoh kalimat tidak efektif:


Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun laporan, kelengkapan materi yang
harus dilampirkan, penggambaran tahap-tahap kegiatan, dan simpulan hasil pengujian.

Ketidakefektifan kalimat tersebut, karena memfaralelkan jenis kata menyusun, dengan


kelengkapan, penggambaran, dan simpulan. Kalimat tersebut memfaralelkan “kegiatan”
sebagai verba, maka kata lainnya seharusnya menggunakan verba. Misalnya, kata
menyusun seharusnya berfaralel dengan melampirkan (materi secara lengkap),
menggambarkan (tahap-tahap kegiatan), dan menyimpulkan (hasil pengujian).
Bandingkanlah dengan kalimat di bawah ini!
Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun laporan, melampirkan materi secara
lengkap, menggambarkan tahap-tahap kegiatan, dan menyimpulkan hasil pengujian.
3. Kalimat Hemat.
Kalimat yang efektif harus hemat. Kalimat hemat memiliki ciri kalimat yang menghindari
pengulangan subjek, pleonasme, hiponimi, dan penjamakan kata yang sudah bermakna
jamak.

Contoh kalimat tidak efektif:

Para menteri serentak berdiri, setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang ke acara
itu.

Waktu tempuh yang digunakan hanya selama 45 menit saja untuk sampai ke daerah itu.

Air raksa ini harus dicampur dengan kain warna merah.

Banyak orang-orang yang tidak hadir pada pertemuan yang menghadirkan beberapa
tokoh-tokoh terkemuka.

Kalimat pertama kurang efektif karena menggunakan subjek (kata para menteri) dengan
subjek kedua (kata mereka). Kalimat kedua menggunakan kata bermakna sama, yaitu
kata hanya dan saja. Kalimat ketiga kurang efektif karena menggunakan kata bermakna
hiponimi, yaitu kata warna dan merah (merah merupakan salah satu warna, sehingga
tidak perlu menggunakan kata warna). Kalimat keempat, menggunakan kata bermakna
jamak secara berulang, yaitu kata banyak dan beberapa dengan pengulangan kata yang
mengikutinya.
4. Kalimat Berpadu.
Kalimat yang berpadu adalah kalimat yang berisi kepaduan pernyataan. Kalimat yang
tidak berpadu biasanya terjadi karena salah dalam menggunakan verba (kata kerja) atau
preposisi (kata depan) secara tidak tepat.

Contoh kalimat tidak efektif:


Segala usulan yang disampaikan itu kami akan pertimbangkan.

Uraian pada bagian ini akan menyajikan tentang perkembangbiakan pohon aren.

Materi yang sudah diungkapkan daripada pembicara awal akan dibahas kembali pada
pertemuan yang akan datang.
Penggunaan kata akan yang menyelip di antara subjek dengan predikat pada kalimat
pertama menjadikan kalimat tersebut kurang padu. Demikian pula penggunaan kata
tentang dan daripada setelah verba menjadikan kalimat tersebut kurang padu
5. Kalimat Logis.
Kalimat yang logis adalah kalimat yang dapat diterima oleh akal atau pikiran sehat.
Biasanya ketidaklogisan kalimat terjadi karena pemilihan kata atau ejaan yang salah.

Contoh kalimat tidak efektif:


Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kelancaran acara ini.
Untuk mempersingkat waktu, marilah kita bersama-sama mulai mengerjakan tugas
tersebut.

Mayat wanita yang ditemukan di sungai itu sebelumnya sering mondar- mandir di daerah
tersebut.

Pada kalimat pertama terkadung makna bahwa yang berbahagia adalah kesempatan,
kecuali verbanya diganti dengan membahagiakan. Kalimat kedua memiliki makna yang
tidak mungkin waktu dipersingkat, kecuali acara yang dipersingkat atau waktu yang
dihemat. Kalimat ketiga menggunakan konstruksi kalimat yang kurang benar sehingga
memunculkan makna yang kurang logis dan menakutkan.
6. Kontaminasi ==> merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
Contoh :
* diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)
* memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)
* sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
* saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul (salah)
* Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni Sekolah
mengadakan pentas seni (salah)
7. Pleonasme ==> berlebihan, tumpang tindih
Contoh :
* para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
* para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
* banyak siswa-siswa (banyak siswa)
* saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
* agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
* disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
8. Tidak Memiliki Subjek.
Contoh :
* Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
* Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
* Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
9. Adanya kata depan tidak perlu.
Contoh :
* Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.
* Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
* Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
10. Salah Nalar.
Contoh :
* waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
* Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
* Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
* Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
* Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
* Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
* Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek
bernyawa)
11. Kesalahan Pembentukan kata.
Contoh :
* mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
* menyetop seharusnya menstop
* mensoal seharusnya menyoal
* ilmiawan seharusnya ilmuwan
* sejarawan seharusnya ahli sejarah
12. Pengaruh bahasa asing.
Contoh :
* Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
* Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
* Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya
katakan)
13. Pengaruh bahasa daerah.
Contoh :
* … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
* … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
* Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

Anda mungkin juga menyukai