Anda di halaman 1dari 30

TEMA WEBINAR VOL.1.

KESELAMATAN LALU LINTAS ANGKUTAN BARANG TRUK

SIKAT ODOL : AMPUH BERSIHKAN JALAN

MENG-ODOL ODOL 50 TAHUN ODOL :


AMBIGU SOLUSI DAN EKSEKUSI

PROF. DR. IR. AGUS TAUFIK MULYONO (ATM), ST., MT., IPU., ASEAN.ENG.
PEMERHATI “ODOL” MASYARAKAT TRANSPORTASI INDONESIA (MTI)

Zoom-Meeting. Pukul 16.00-17.30. Selasa. 19 Januari 2021


ODOL – ODOL - ODOL : adakah solusi?

ANGKUTAN BARANG CONTOH SOLUSI ODOL REKOMENDASI

1 2 3 4 5
PERBUATAN ODOL INDIKASI SOLUSI ODOL
ANGKUTAN BARANG
Modal Share Angkutan Barang/Logistik di Indonesia
Belum Mencerminkan Negara Maritim - Kepulauan

Potensi
ODOL

Current Modal Share of


Indonesia Freight Transportation

Sumber : Agus Taufik Mulyono (2020)


Ketimpangan Jumlah Perjalanan Angkutan Barang pada Tiap Moda

▪ Data moda share nasional : 75,3%


100%
jumlah perjalanan barang
90%
bertumpu di jaringan jalan.
80% ▪ Data moda share Pulau Jawa :
70% 99,7% jumlah perjalanan barang
60% bertumpu di jaringan jalan.
50% ▪ Data moda share Pulau Sumatera
40% : 95,2% jumlah perjalanan barang
30% bertumpu di jaringan jalan.
20% ▪ Jumlah perjalanan angkutan
10% barang tertinggi di jaringan jalan,
0% karena :
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali NT Maluku-Papua Rata-rata ✓ door to door service
✓ door to node service
Udara 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 1,1% 0,2%
✓ node to node service
Laut 2,7% 0,2% 58,8% 3,6% 0,2% 79,7% 24,2% ▪ Selain moda jalan, hanya dapat
node to node service, dengan
KA 2,1% 0,1% 1,1% kondisi terminal antarmoda yang
belum memadai.
Jalan 95,2% 99,7% 41,2% 96,4% 99,8% 10,2% 75,3% ▪ Jaringan jalan dapat mengakses
node angkutan udara, laut, KA
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2018)
5
Ketimpangan Produksi Angkutan Tiap Moda Transportasi Penumpang/Barang
(Studi Kasus di P. Jawa)
▪ Data moda share produksi
Produksi Angkutan Produksi Angkutan angkutan barang Pulau Jawa :
Moda Transportasi Barang Penumpang 23,5 Miliar ton.km/tahun (74,7%)
(juta ton.km/tahun) (juta seat.km/tahun) bertumpu di Lintas Utara
(Pantura), berdampak kemacetan
dan kerusakan abadi struktur
JALAN :
perkerasan jalan.
▪ Data moda share produksi
• Lintas Utara (Pantura) 23.517,8 (74,7%) 6.285,6 (64,8%) angkutan penumpang Pulau Jawa
: 6,3 Miliar seat.km/tahun (64,8%)
• Lintas Tengah 4.439,1 (14,1%) 2.066,1 (21,3%) bertumpu di Lintas Utara
(Pantura), berdampak kemacetan
• Lintas Selatan 1.479,8 (4,7%) 632,4 (6,5%) abadi/peningkatan travel time.
▪ Hanya 10% produksi angkutan
KERETA API (KA) 346,3 (1,1%) 628,6 (6,5%) barang dan 20% produksi
angkutan penumpang yang
LAUT 1.637,1 (5,2%) 29,1 (0,3%) pindah/migrasi ke jalan tol
▪ Jalan provinsi belum berfungsi
UDARA 62,9 (0,2%) 67,9 (0,7%) sebagai feeder road antara lintas
utara-lintas tengah-lintas selatan.
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2018)
6
Pergerakan Komoditi dari Pulau Jawa
Aliran Komoditi: dari JAWA ke Wilayah Barat Aliran Komoditi: dari JAWA ke Wilayah Timur

Sumber: Hadi dan Prasetyo, 2013


Isu Penyelenggaraan Angkutan Barang di Indonesia
Biaya angkutan barang di Indonesia USD 34 Peraturan mengenai jembatan timbang yang
sen/km, lebih tinggi dr rata-rata Asia USD 22 semestinya menyangkut kepentingan publik
sen/km selalu diabaikan, ada kesan pembiaran
ODOL
Topografi Indonesia dan rendahnya kualitas
jalan secara signifikan meningkatkan biaya Pemerintah daerah juga menyebabkan
operasional kendaraan untuk sektor terjadinya peningkatan biaya dengan
angkutan barang dengan truk. Angkutan mengeluarkan berbagai perizinan dan
memberlakukan berbagai retribusi
Barang
Pemberlakuan retribusi jalan dan
pembayaran berbagai bentuk perizinan
di Indonesia Di negara-negara lain, peraturan tentang
bukan untuk meningkatkan kesejahteraan retribusi dan perizinan yang melanggar
rakyat secara umum hukum telah dilarang, misal di China dan EU

Premanisme memperburuk situasi ini dan


meningkatkan rasa tidak aman terhadap
sektor angkutan barang, Polisi sangat
persuasive?

Sumber: Biaya Transportasi Barang; Angkutan, Regulasi, dan Pungutan Jalan di Indonesia. Asia Foundation, 2018
Kelancaran Aliran Barang Terhambat Infrastruktur Transportasi Logistik
di sepanjang Koridor Angkutan Barang
ORIGIN DESTINATION
production sites
raw material &

consumption
trucking railway trucking

sites
trucking shipping lines trucking

Kendala infrastruktur transportasi Kendala proses transfer barang di SIMPUL angkutan barang
di sisi HINTERLAND:
(stasiun, pelabuhan, bandara):
• Kualitas infrastruktur jalan buruk
• aksesibilitas rendah yang
• Keterbatasan fasilitas bongkar muat barang, pergudangan
didukung rendahnya partisipasi • Pengurusan administrasi barang masih cukup lama.
Pemda
Sumber : Pustral UGM (2020) dan MTI (2020)
Jumlah Tabrakan Menurut Jenis Kendaraan
NO JENIS KENDARAAN JUMLAH
1 2 3

1 TIDAK BERMOTOR 3.669

2 SEPEDA MOTOR (R2 + R3) 149.065

3 MOBIL PENUMPANG 10.360

4 ANGKUTAN ORANG (BUS) 13.261

5 ANGKUTAN BARANG 21.422

6 RANSUS 48

7 DATA TIDAK DIKETAHUI 4.683

8 KERETA API 115


JUMLAH 202.623
Sumber : Korps Lalu Lintas POLRI (2019)
Jumlah Angkutan Barang yang Terlibat Tabrakan

JENIS KENDARAAN JUMLAH


MOBIL BAK (PICK UP) 5.934
VAN /BOX HANTARAN 880
MOBIL TANGKI 632
TANGKI GANDENG 44
MINI TRUK 1.847
MEDIUM TRUK 8.086
TRUK BERAT / TRONTON 3.158
TRUK GANDENG 286
TRAILER 20 FEET 302
TRAILER 40 FEET 253
KENDARAAN ALAT BERAT 48

JUMLAH 21.470
Sumber : Korps Lalu Lintas POLRI (2019)
Kasus Pelanggaran ODOL
Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas 2019
• 2019 terjadi 1.376.956 pelanggaran lalu lintas, hanya
Lainnya; 20% Surat
Menyurat; 136.470 (10%) melakukan pelanggaran ODOL.
28%
• Tiap hari rata-rata 378 angkutan barang melanggar ODOL.
ODOL;
10%
• Pelanggaran ODOL menduduki peringkat ke-4 dari 11 jenis
pelanggaran lalu lintas.
• Kementerian PUPR menyebutkan kerugian negara
mencapai Rp 43 Triliun untuk perbaikan jalan nasional
Sabuk
Keselamatan; Marka; 26%
akibat dilewati truk-truk ODOL.
16%

Kinerja Jembatan Timbang 2019


• 2019: sebanyak 1.246 kendaraan truk (40%) paling
banyak melanggar over dimensi.
• Jumlah Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan
Bermotor (UPUBKB) di Indonesia sebanyak 468 (dari
514 kab/kota) dan yang terakreditasi 186 unit, 267
tidak ODOL;
melanggar;
UPUBKB dalam proses kalibrasi alat.
40%
60%
12
Dampak ODOL

Sumber: Direktorat Preservasi, Direktorat Jenderal Bina Marga, 2018


Pengaruh ODOL terhadap Anggaran

Besar beban gandar kendaraan berpengaruh terhadap tebal perkerasan yang dibutuhkan,
makin besar beban gandar kendaraan berdampak makin besar kebutuhan anggaran untuk
penanganan jalan.
Sumber: Direktorat Preservasi, Direktorat Jenderal Bina Marga (2019)
AKAR MASALAH PERBUATAN ODOL
Problematika Angkutan Barang Berbasis Transportasi Jalan

Delivery barang Terminal barang Peran jalan tol “ODOL”: upaya


volume kecil lebih banyak untuk memperpendek memaksimalkan
berjalan secara fungsi parkir waktu tempuh efisiensi di sisi
parsial, belum armada truck, namun menambah pengangkutan
terkonsolidasi dan karena kondisi biaya operasional. barang tanpa
terkoordinir lintas muatan secara Fenomena diimbangi
operator, lapangan
umum masih LCL kesiapan kapasitas
menunjukkan
membebani ruang dan sangat tidak infrastruktur jalan
hanya 10%
transportasi jalan efektif di daerah
angkutan barang
pindah ke jalan tol
antar kota
Sumber : Pustral UGM (2020) dan MTI (2020)
16
50 Tahun ODOL : Tanpa Solusi, Tanpa Eksekusi
50 Th ▪ 3 Pihak Penyelenggara Angkutan Barang memiliki
ODOL harapan bisnis TIDAK SAMA (Pemilik Barang,Pemilik
Angkutan, Penerima Barang).
▪ Pandangan Masyarakat Pengguna Jalan lebih
Fatalitas Jalan menyoroti dampak ODOL terhadap Berkendaraan
>>>> Rusak yang Tidak Selamat dan Tidak Nyaman.
▪ Pandangan dari Pengemudi Angkutan Barang, lebih
Berkendaraan menganggap ODOL “kebiasaan” yang dipraktekkan.
▪ PPNS LLAJ dan Polisi belum ada sinergi dalam
Tidak Selamat
menindak ODOL.
Tidak Nyaman ▪ PPNS LLAJ “jaga gawang” Jembatan Timbang (JB)
Travel Time Biaya dan Polisi masih menganggap ODOL belum prioritas.
dan BOK Preservasi ▪ ODOL yang berdampak terjadinya kerusakan jalan
>>>> dan penurunan kecepatan, masih dianggap Tipiring
>>>>
sehingga hanya dikenakan sanksi denda (tilang) yang
nominalnya rendah, tidak berdampak efek jera bagi
Kecepatan operator (pemilik angkutan) dan pengemudi.
▪ ODOL yang berpotensi menyebabkan tabrakan (rem
<<<<
blong, tidak kuat menanjak, berjalan lambat) masih
dianggap Tipiring, belum dianggap tindak pidana.
Sumber : Agus Taufik Mulyono (17 Januari, 2021)
AKAR MASALAH PROBLEM YANG PALING MENDASAR YANG DIHADAPI OLEH PPNS-LLAJ HANYA 2
(DUA) HAL POKOK : “KEBERADABAN” DAN “KEBIADABAN” PARA PELAKU USAHA SEKTOR
TRANSPORTASI JALAN (OPERATOR, KAROSERI, SUKU CADANG) MAUPUN KARAKTER PENGEMUDI.

Efisiensi Jam Kerja Pengemudi, Minimalisasi Biaya Perawatan dan


OPERATOR Operasional, dan Lemahnya Monitoring Laik Jalan Kendaraan

Tidak Dapat Menolak Pesanan Over Dimensi dari Operator, masih


KAROSERI banyak Jasa Penyedia Bak Truk yang tidak bersertifikat/lisensi

OPERATOR
OPERATOR
INDUSTRI Ketidakpatuhan Pemenuhan SNI, Contoh Ban Truk yang Mampu
SUKU CADANG Mendukung Overload, Kampas Rem yang Tidak Ramah Lingkungan

Tidak Patuh Trayek, Tidak Patuh Masuk Terminal, Tidak Patuh SOP
PENGEMUDI Naik Turun Penumpang dan Bongkar Muat Barang pada Tempat yang
Aman, Moral Hazard Jual Suku Cadang, Tidak Berani Melaporkan Diri
jika Ada Problem.
Sumber : Agus Taufik Mulyono (17 Januari, 2021)
KOMPETISI Kompleksitas Faktor Pendorong ODOL
antar
Sumber : Agus Taufik Mulyono (Januari, 2021)
Jasa Angkutan

TUNTUTAN TUNTUTAN
Tidak
Pemilik Barang Pembeli Barang
Kerusakan SELAMAT
Jalan
FAKTOR
GAKKUM KEBIJAKAN Tidak
Denda Murah EKSTERNAL Relaksasi Aturan Tabrakan SEHAT
Tidak Adil Stabilitas Harga Tinggi

Tidak
Polusi BAHAGIA
Pemilik Angkutan Truk Berbuat ODOL Tinggi

TEKNOLOGI TRUK MANAJERIAL Tidak


Tuntutan Balik
Travel Time SEJAHTERA
Daya Angkut
Tinggi
Mampu Overload FAKTOR Modal

INTERNAL Tidak
ARMADA TRUK SDM PENGEMUDI BOK
DAMAI
Optimalisasi Optimalisasi Tinggi
Jumlah Jumlah/Kompetensi
TIDAK
KEUNTUNGAN Preservasi HUMANISTIS
Penghematan Jalan Mahal
Biaya Operasional
Tuntutan Penjual-Pembeli “Mendorong” Pengangkut “Berbuat” ODOL
PENJUAL → PEMBELI PENGANGKUT→ PEMBELI PEMBELI → PENJUAL
▪ Mutu : kesepakatan ▪ Mutu : berharap risiko kecil ▪ Mutu : pasti terjamin
▪ Muatan : sebanyak mungkin ▪ Muatan : optimal ▪ Muatan : harus maksimal
▪ Waktu : berharap realistis ▪ Waktu : harus realistis ▪ Waktu : harus tepat
▪ Biaya angkut : oleh pembeli ▪ Biaya angkut : untung ▪ Biaya angkut : oleh penjual
▪ Risiko : pengankutan ▪ Risiko : aman-legal ▪ Risiko : pengangkutan
▪ Tracking : tidak perlu ▪ Tracking : sederhana-murah ▪ Tracking : diperlukan

PEMILIK BARANG PEMILIK ANGKUTAN PENERIMA BARANG


(PENJUAL) (PENGANGKUT) (PEMBELI)
PENJUAL → PENGANGKUT PENGANGKUT→ PENJUAL PEMBELI → PENGANGKUT
▪ Mutu : pasti terjamin ▪ Mutu : berharap risiko kecil ▪ Mutu : pasti terjamin
▪ Muatan : harus maksimal ▪ Muatan : optimal ▪ Muatan : harus maksimal
▪ Waktu : harus tepat ▪ Waktu : harus realistis ▪ Waktu : harus tepat
▪ Biaya angkut : murah ▪ Biaya angkut : “untung” ▪ Biaya angkut : murah
▪ Risiko : aman-lancar ▪ Risiko : aman-legal ▪ Risiko : aman-lancar
▪ Tracking : sangat mudah ▪ Tracking : sederhana-murah ▪ Tracking : sangat mudah

Sumber : Agus Taufik Mulyono (17 Januari, 2021)


ODOL – ODOL - ODOL
Kelompok Komoditas pada Angkutan ODOL
No Kelompok Komoditi Jenis Komoditi OD OL Relaksasi ODOL

1. OLAHAN PANGAN • Gula   


• Kopi -  -
• Margarin -  -
• Minuman Kesehatan   -
• Garam -  -
• Susu   
• Tepung -  
• Sagu -  -
• Minyak goreng   
2. PERTANIAN • Pupuk   
• Pakan Ternak -  -
• Ayam Potong hidup -  
• Beras   
• Padi/Gabah   -
• Kacang/Kedelai/Lada -  
Sumber: Laporan Uji Petik 2017 dan Info Dit.Jend.Hub Darat, Edisi Triwulan III/2018
Kelompok Komoditas pada Angkutan ODOL
No Kelompok Komoditi Jenis Komoditi OD OL Relaksasi ODOL

3. INDUSTRI • Keramik   
• Benang/Kain -  -
• Asbes   -
• Plastik   -
• Bahan Bakar Minyak -  
• Semen   
• Bata Putih   
• Besi Konstruksi -  
• Karet -  -
• Baja -  
• Kaca -  
4. GALIAN DAN TAMBANG • Tanah urug -  -
• Batu Bara -  -
• Batu Ringan -  -

Sumber: Laporan Uji Petik 2017 dan Info Dit.Jend.Hub Darat, Edisi Triwulan III/2018
CONTOH SOLUSI ODOL
Penegakan Aturan ODOL di Thailand
Melakukan Pengecekan Lapangan koordinasi antar Lembaga (Land Transport
Inspector, Highway Police dan Pemda)

Pemeriksaan rutin kendaraan, penegakan aturan di 70 Jembatan Timbang

Penindakan uji kir sanksi berat, denda maksimal 10 ribu Baht (Rp 4,68 juta)
atau kurungan 6 bulan.
Spot Check Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20180904/98/834908/aptrindo-ayo-tiru-konsep-manajemen-angkutan-barang-di-Thailand

Jumlah Jembatan Timbang meningkat dan pelanggaran


berkurang

Tahun 2014 dari 29.020.216 kendaraan, 12.337 dilakukan


pengecekan di jalan ditemukan 286 overload (2,31%)

Tahun 2015 dari 30.156.745 kendaraan, 10.588 dilakukan


pengecekan di jalan ditemukan 195 overload (1,84%)
sumber: http://mddb.apec.org/Documents/2017/TPTWG/WKSP1/17_%20tptwg_wksp1_019.pdf
Penegakan Aturan ODOL di Vietnam
Tahun 1993, Vietnam membangun 27 Jembatan Timbang pada 13 Jalan
Nasional untuk mengontrol kendaraan overload, namun tahun 2000
Jembatan Timbang tidak beroperasi karena teknologi sudah outdated dan
tidak ada dana pemeliharaan.

Tahun 2000 – 2013 sekitar 90% kendaraan overload, beberapa mencapai


500% dari desain sehingga dampaknya merusak jalan dan jembatan.

Vietnam membentuk Task Force (Transport Inspector dan Police officer) tiap
Provinsi untuk melakukan pengecekan di Jalan Nasional

1 April 2014 sampai 1 August 2016 melakukan pengecekan 1,521,328


kendaraan dan menemukan 121,677 pelanggaran (12.5%), estimasi denda
sekitar $US 30 juta; ditahan 4,535 kendaraan, ditilang 74,085 SIM.

Outcomes: sekitar 80% pengurangan kendaraan bermuatan lebih


Sumber: Vietnam: Heavy Vehicle Overloading Measures 25
Penegakkan Aturan ODOL di Negara-negara Afrika
Biaya transportasi 3-5 kali lebih tinggi dibanding Asian dan Amerika Latin ; Biaya transportasi
sebesar 40,0% dari harga barang, rata-rata di dunia hanya 5,0 %
Sebelum Sesudah
▪ Denda rendah dan sering tidak dapat diproses ke ▪ Menerapkan sanksi administratif dengan konsep mengganti
pengadilan karena bukan merupakan kasus serius kerugian ekonomi, penahanan kendaraan
▪ Pengoperasian jembatan timbang oleh sektor swasta atau
▪ Infrastruktur jembatan timbang yang sudah tua dan tidak
pengoperasian dibiayai melalui road fund dan denda dimasukan ke
akurat dalam road fund
▪ Implementasi self-regulatory system, titik berat kepatuhan terhadap
▪ Dioperasikan sendiri oleh staff instansi terkait yang bergaji
peraturan perundangan ada pada operator transportasi dan freight
rendah forwarder
▪ Peraturan perundangan yang tidak memadai sehingga ▪ Rasionalisasi jumlah, lokasi dan kelas jembatan timbang sehingga
memungkinkan pelanggar hukum terhindar dari sanksi membentuk suatu jaringan pengawasan

▪ Otoritas jalan hanya bertanggung jawab dalam hal


▪ Jaringan data dan informasi antar jembatan timbang, serta dengan
preservasi jalan, tetapi punya peran terbatas dalam pusat jaringan jembatan timbang
peraturan perundangan
▪ Terbatasnya jumlah staff yang mempunyai kemampuan ▪ Konsultasi dan Koordinasi dengan semua stakeholders terutama
mengoperasikan jembatan timbang yang lebih modern penegak hukum, dan peningkatan pendidikan dan pelatihan
▪ Mendorong persaingan moda angkutan barang yang sehat
Sumber : Mike Pinard ( 2013)
INDIKASI SOLUSI ODOL
▪ Keberanian menetapkan Moda Share transportasi angkutan barang secara
bertahap untuk mengurangi beban produksi angkutan pada jaringan jalan.
POLICY ▪ Political Will penerapan Zero-ODOL dengan dukungan komitmen K/L dan
(KEBIJAKAN/ stakeholder terkait
▪ Political Will penerapan Relaksasi-ODOL dengan dukungan data nilai
STRATEGI)
nominal ekonomi yang dapat dipertanggunjawabkan.
▪ Kepastian pemetaan pola distribusi logistik dan rantai pasok industri dan
perdagangan

▪ Penegakkan hukum ODOL : kepastian sinergitas PPNS LLAJ dan Polisi


dalam meningkatkan status Tipiring (Tilang) menjadi Tindak Pidana Berat
OPERATION ditinjau dari aspek kerugian negara dan fatalitas tabrakan di jalan.
(OPERASIONAL) ▪ Perlu diusulkan PPNS Bidang Jalan untuk menindak ODOL yang
menyebabkan kerusakan jalan dan berkolaborasi dgn PPNS LLAJ dan Polisi.
▪ Sanksi Pidana pelanggaran ODOL diterapkan kepada pemilik barang,
karoseri, pemilik angkutan, dan pengemudi.

▪ Menambah jembatan timbang dilengkapi SDM mumpuni, fasilitas ruang dan


IT yang memadai terintegrasi dgn sistem informasi terpadu dgn kepolisian.
TACTICAL ▪ Optimalisasi UPPKB (Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor),
(TAKTIS/TEKNIS) dapat Bekerjasama dgn Badan Usaha.
▪ Rekayasa kend angkutan barang (penggunaan multiaxle, ban tapak lebar)
▪ Perbaikan geometrik jalan substandar pada jalur logistik angkutan barang.
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2021)
SOLUSI ODOL MEMERLUKAN POLITICAL WILL KEJUJURAN DAN KETERBUKAAN DATA DAN INFORMASI

ODOL berdampak meningkatkan Nilai Ekonomi dan


Pemilik Barang Kesejahteraan Masyarakat Penerima Barang
▪ Menurunkan biaya logistik dan Menekan Inflasi
(Penjual) (Pembeli)
▪ Harga bahan pokok dan barang penting murah

Rp-1 (Nilai Nominal Manfaat ODOL) (????)

Ya Tidak
Rp-1 > (Rp-2 + Rp-3)

Rp-2 (Nilai Nominal Kerusakan Jalan) : 43T


Rp-3 (Nilai Nominal Kerugian akibat Trabakan) : 15T

ODOL berdampak Kerusakan Struktural Jalan dan Peningkatan Fatalitas Tabrakan


▪ Kerugian negara 43 T untuk biaya preservasi dan rekonstruksi jalan
▪ Kerugian masyarakat 15 T akibat tabrakan di jalan

Kebijakan Relaksasi Political will keterbukaan data dan informasi di antara para pihak.
▪ Pemerintah : PUPR, Perhubungan, Perdagangan, Perindustrian, Tidak boleh ada
ODOL Bahan Pokok Kebijakan Relaksasi
Pangan dan Barang Bappenas, Polisi, Pemda
▪ Swasta : Pemilik Barang, Penerima Barang, Pemilik Angkutan, ODOL; Penegakan
Penting sampai Zero ODOL
batas waktu tertentu Perusahaan Karoseri, Asosiasi Badan Usaha/Profesi
▪ Legislatif : DPR, DPRD
TERIMA KASIH
SALAM SEHAT ODOL – ODOL - ODOL

Anda mungkin juga menyukai