DISUSUN OLEH :
DWI CAHYO
DWIJO SAPUTRO
MUHAMMAD FIKRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
1.Tujuan praktikum
2.Teori dasar
Pipa atau tabung adalah suatu saluran yang tertutup, umumnya mempunyai penampang
sirkular dan digunakan untuk mengalirkan fluida melalui tekanan pompa atau kipas angin. Bila
pipa mengalir dengan terisi penuh maka itu disebabkan oleh adanya tekanan yang
menyebabkan mengalir. Dalam bab ini akan dibahas aliran dalam pipa yang terkena tekanan.
Fluida yg mengalir dalam pipa akan mengalami hambatan berupa gesekan dengan dinding
pipa : hal ini megakibatkan berkurangnya laju aliran dan penurunan tekanan. Walaupun dapat
terjadi berbagai jenis kehilangan energy gerak, umunnya hambatan yang paling utama adalah
akibat gesekan tadi.
Besarnya hambatan aliran karena gesekan sangat tergantung dari kekasaran dinding pipa. Dari
hasil berbagai percobaan diketahui bahwa makin kasar dinding pipa makin besar terjadinya
penurunan /kehilangan tekanan aliran. Jenis gesekan ini dikenal dengan dengan gesekan aliran
dan besarnya tahanan itu sendiri di ukur dengan koefisien gesekan,f.
Pada awalnya percobaab mengenai gesekan aliran dilakukan oleh Froude yang menyimpulkan
bahwa :
1) Besarnya gesekan berbanding lurus dengan pangkat dua dari laju aliran
Bila aliran mengalir secara merata dalam suatu pipa panjang dengan diameter tertentu (sama di
sepanjang pipa) maka besaranya penurunan tekanan karena gesekan dapat dinyatakan dengan
persamaam Darcy berikut.(Bird et al,1970,khurmim)
2
hf = f L v ¿ ¿/(2g D) (5.1)
Atau
2 5
hf = f L Q ¿ ¿/12 g D¿ ¿ (5.2)
dimana
Bilangan Reynolds
Re = VD/v
Aliran akan berada dalam keadaan laminar, sampai Re=2000 dan untuk Re>4000, aliran akan
mengalir secara turbulen .
Untuk aliran laminar nilai koefisien gesekan f di dapat dengan menggunakan persamaan
berikut:
f = 64/Re (5.3)
melalui pengukuran penurunan tekanan dalam pipa debit (Q) dan laju aliran , V dapat di hitung
2
Q = 3 hfgv D
√85,3 L
(5.5)
Dan
4Q
V= (5.6)
π D2
Dalam kenyataannya, selain karna gesekan sepanjang bagian lurus pipa, kehilangan energy
berupa penurunan tekanan aliran dapat di sebabkan oleh beberapa hal.
hf = 0,5 v 2 /2g……………………………(5.3)
hf = v 2/2g………………………………….(5.4)
Spesifikasi Blower :
Model : CZ – 250
Volume : 540 m3/h
Power : 250 Hp
Voltage : 220 V
Pressure : 1.200 Pa
Rotation : 2.800 rpm
Frequency : 50 Hz
HASIL PERHITUNGAN ALIRAN FLUIDA KOMPRESIBEL
Bukaan 3/4
f ∙ L ∙ Q2
hf =
12 ∙ g ∙ D 5
f ∙1,5 ∙(0,15)2
0,002375=
12 ∙ 9,8∙( 0,0635)5
0,002375 ∙12 ∙9,8 ∙( 0,0635)5
f=
1,5 ∙(0,15)2
2,88 x 10−7
f=
0,03375
f =85,33 x 10−7
Bukaan 1/2
f ∙ L ∙ Q2
hf =
12 ∙ g ∙ D 5
f ∙1,5 ∙(0,15)2
0,001625=
12 ∙ 9,8∙( 0,0635)5
0,001625 ∙12 ∙9,8 ∙( 0,0635)5
f=
1,5 ∙(0,15)2
1,97 x 10−7
f=
0,03375
f =58,37 x 10−7
Bukaan 1/4
f ∙ L ∙ Q2
hf =
12 ∙ g ∙ D 5
f ∙1,5 ∙(0,15)2
0,0005=
12 ∙ 9,8∙( 0,0635)5
0,0005 ∙12 ∙ 9,8∙(0,0635)5
f=
1,5 ∙(0,15)2
6,07 x 10−7
f=
0,03375
f =179,85 x 10−7
Bukaan 1/2
f ∙ L ∙ Q2
hf =
12 ∙ g ∙ D 5
f ∙3 ∙(0,15)2
0,001275=
12 ∙ 9,8∙( 0,0635)5
0,001275 ∙12 ∙9,8 ∙( 0,0635)5
f=
3 ∙(0,15¿¿ 2)¿
1,54 x 10−7
f=
0,0675
f =2,29 x 10−6
Bukaan 1/4
f ∙ L ∙ Q2
hf =
12 ∙ g ∙ D 5
f ∙3 ∙( 0,15)2
0,00035=
12 ∙ 9,8∙( 0,0635)5
0,00035 ∙12 ∙ 9,8∙(0,0635)5
f=
3 ∙(0,15¿¿ 2)¿
4,24 x 10−8
f=
0,0675
f =6,29 x 10−7
V ∙D
ℜ=
ν
0,822∙ 0,0635
ℜ=
16 x 10−6
ℜ=3,26 x 103 ( laminer )
Bukaan 3/4
1,75 hf ∙2 g ∙ D 0,75
V =
0,316 ∙ ν 0,25 ∙ L
0,002375 ∙2 ∙ 9,8 ∙ ( 0,0635 )0,75
V 1,75= 0,25
0,316 ∙ ( 16 x 10−6 ) ∙ 0,5
1,75 5,88 x 10−3
V =
0,009
V 1,75=0,653
m
V =0,474
det
V ∙D
ℜ=
ν
0,474 ∙0,0635
ℜ=
16 x 10−6
ℜ=1,88 x 103 ( laminer )
Bukaan 1/2
1,75 hf ∙2 g ∙ D 0,75
V =
0,316 ∙ ν 0,25 ∙ L
0,001625 ∙2 ∙ 9,8 ∙ ( 0,0635 )0,75
V 1,75= 0,25
0,316 ∙ ( 16 x 10−6 ) ∙ 0,5
1,75 4,02 x 10−3
V =
0,009
V 1,75=0,446
m
V =0,243
det
V ∙D
ℜ=
ν
0,243∙ 0,0635
ℜ=
16 x 10−6
ℜ=9,64 x 102 ( laminer )
Bukaan 1/4
1,75 hf ∙2 g ∙ D 0,75
V =
0,316 ∙ ν 0,25 ∙ L
1,75 0,0005 ∙2 ∙ 9,8 ∙ ( 0,0635 )0,75
V = 0,25
0,316 ∙ ( 16 x 10−6 ) ∙ 0,5
1,75 1,23 x 10−3
V =
0,009
V 1,75=0,136
m
V =0,030
det
V ∙D
ℜ=
ν
0,030∙ 0,0635
ℜ=
16 x 10−6
ℜ=1,19 x 102 (laminer )
V ∙D
ℜ=
ν
0,199∙ 0,0635
ℜ=
16 x 10−6
ℜ=7,89 x 102 (laminer )
Bukaan 3/4
1,75 hf ∙2 g ∙ D 0,75
V =
0,316 ∙ ν 0,25 ∙ L
0,002975 ∙2 ∙ 9,8 ∙ ( 0,0635 )0,75
V 1,75= 0,25
0,316 ∙ ( 16 x 10−6 ) ∙1
1,75 7,37 x 10−3
V =
0,019
V 1,75=0,387
m
V =0,190
det
V ∙D
ℜ=
ν
0,190∙ 0,0635
ℜ=
16 x 10−6
ℜ=7,54 x 102 ( laminer )
Bukaan 1/2
1,75 hf ∙2 g ∙ D 0,75
V =
0,316 ∙ ν 0,25 ∙ L
0,001275 ∙2 ∙ 9,8 ∙ ( 0,0635 )0,75
V 1,75= 0,25
0,316 ∙ ( 16 x 10−6 ) ∙1
−3
1,75 3,16 x 10
V =
0,019
V 1,75=0,166
m
V =0,043
det
V ∙D
ℜ=
ν
0,043∙ 0,0635
ℜ=
16 x 10−6
ℜ=1,70 x 102 ( laminer )
Bukaan 1/4
1,75 hf ∙2 g ∙ D 0,75
V =
0,316 ∙ ν 0,25 ∙ L
1,75 0,00035 ∙2 ∙ 9,8 ∙ ( 0,0635 )0,75
V = 0,25
0,316 ∙ ( 16 x 10−6 ) ∙1
1,75 8,63 x 10−4
V =
0,019
V 1,75=0,045
m
V =4,39 x 10−3
det
V ∙D
ℜ=
ν
(4,39 x 10−3) ∙ 0,0635
ℜ=
16 x 10−6
ℜ=17,4 ( laminer )