PENDAHULUAN
sinus paranasal dan mukosa hidung yang mengalami perubahan baik reversible
RSK menyangkut kualitas hidup sangat penting dan alat ukur yang tervalidasi
populasi, di Amerika terjadi pada 16% populasi (Harowi et al., 2011). Data
532 kasus RSK (Rekam medik URJ THT-KL RSUD Dr. Soetomo Surabaya).
instrumen ini telah diakui dan digunakan secara luas untuk penelitian bidang
rinologi (Psaltis et al., 2014). Penilaian juga dilakukan secara objektif dengan
radiologi maupun endoskopi, tahun 1995 Lund dan Kennedy mengusulkan sistem
1
2
berdasar dari derajat jaringan parut, udim, polip, krusta dan sekret (Psaltis et al.,
2014).
pemeriksaan yang bersifat subjektif berdasar keluhan penderita dan objektif pada
dari sinonasal namun penelitian oleh Ryan et al. (2011) menyebutkan bahwa
pada penderita RSK baik sebelum atau sesudah dilakukan tindakan BSEF (Psaltis
et al., 2014).
kualitas hidup dari penderita RSK. SNOT-22 merupakan bentuk terbaru dari
SNOT-20, dimana penilaian tentang kualitas hidup pada penderita RSK dengan
SNOT-22 lebih sederhana dan akurat (Bezerra et al., 2012). Pada beberapa
penelitian disebutkan bahwa sistem SLK diketahui memiliki korelasi yang lemah
dengan SNOT-22. Sampai saat ini di Unit Rawat Jalan (URJ) Telinga Hidung
Tenggorok - Bedah Kepala dan Leher (THT-KL) RSUD Dr. Soetomo Surabaya
belum diketahui dengan jelas korelasi SNOT-22 dengan proses inflamasi rongga
Etiologi RSK meliputi faktor host, faktor lingkungan dan faktor mikroba.
Satu atau lebih dari tiga faktor penyebab utama tersebut akan memicu reaksi
inflamasi yang menyebabkan udim pada mukosa hidung dan sinus paranasal
adanya retensi sekret hidung sehingga terjadi obstruksi nasal atau buntu hidung
(Ferguson & Johnson, 2005; Zara & Peter, 2014). Temuan patologi di rongga
hidung akan tampak pada endoskopi rongga hidung (Ferguson & Johnson, 2005;
pasien RSK baik dengan polip maupun tanpa polip. SNOT-22 merupakan
Tambahan 2 parameter yang diukur pada SNOT-22 adalah buntu hidung dan
gangguan dalam rasa pengecap dan menghidu. Parameter ini ditambahkan karena
RSK yang tidak terdapat pada SNOT-20. Beberapa ahli bedah sinus di Inggris
merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh pasien RSK sehingga mencari
pengobatan, terutama bila juga didapatkan polip nasi. Ahli bedah Inggris dari
Royal College pertama kali menggunakan SNOT-22 dalam sebuah studi multi-
center tentang pembedahan sinonasal yang dimulai pada tahun 2000. Sejak hasil
hasil endoskopi rongga hidung berdasarkan SLKM pada penderita RSK pra-
operatif.
dengan hasil endoskopi rongga hidung berdasarkan SLKM pada penderita RSK
pra operatif.
RSK pra-operatif.
5
maka SNOT-22 dan SLKM dapat dijadikan prosedur rutin penentuan derajat