Kanker payudara saat ini menjadi perhatian dunia kesehatan karena memiliki angka
kejadian tertinggi diantara penyakit kanker pada wanita di dunia maupun di Indonesia.
Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah kanker mulut rahim.
Permasalahan utama yang dihadapi sekarang adalah umumnya pasien baru datang berobat
saat berada dalam stadium lanjut yang menyebabkan pengobatan yang dilakukan tidak
memberikan hasil yang optimal. Payudara merupakan organ yang terdiri dari berbagai
struktur seperti kelenjar payudara, lemak, pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot
yang menjadi fungsional saat pubertas dan akan memberikan respons terhadap hormon
estrogen pada perempuan.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengambil pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Penyebab pasti dari kanker payudara tidak diketahui, namun ada beberapa faktor
risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara
seperti usia diatas 60 tahun, pernah menderita penyakit payudara baik kanker dan non kanker,
riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, faktor genetik dan hormonal, menstruasi
pertama sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah
usia 30 tahun, atau belum pernah hamil, pemakaian pil KB atau terapi sulih hormon, obesitas,
mengkonsumsi alkohol. Gejala yang paling sering ditemui adalah adanya perubahan pada
payudara atau daerah puting susu berupa perubahan ukuran dan bentuk payudara seperti
benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara dan puting susu, puting susu terasa
mengeras dan tertarik ke dalam payudara, kulit payudara dan puting susu tampak bengkak
merah dan berkerut seperti kulit jeruk, keluar cairan baik nanah ataupun darah dari puting
susu.
Pencegahan kanker payudara adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara yang
terdiri dari pencegahan primer berupa mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko,
pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara, dan pencegahan tersier
adalah melakukan pengobatan yang tepat sehingga mencegah komplikasi penyakit.
Rekomendasi skrining menurut American Cancer Society seperti SADARI dapat dilakukan
setiap bulan dimulai usia 20 tahun, usia 20 – 30 tahun melakukan pemeriksaan klinis
payudara ke dokter detiap 3 tahun dan mulai 40 tahun pemeriksaan klinis dilakukan setiap 1
tahun, wanita usia > 40 tahun diharapkan melakukan pemeriksaan awal mammografi dan atau
USG 1 kali dan selanjutnya setiap tahun, pada wanita usia < 40 tahun dengan riwayat
keluarga kanker payudara dan faktor risiko tinggi, skrining dapat dimulai lebih awal, untuk
risiko tinggi melakukan mammografi dan MRI setiap tahun.
Daftar Pustaka
2. Ramli, Muchlis. Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah: Kanker Payudara. Tangerang:Binarupa
Aksara, 1995.