Anda di halaman 1dari 2

Kenali Kanker Payudara Sebelum Terlambat

Oleh dr. Lystiani Puspita Dewi

Kanker payudara saat ini menjadi perhatian dunia kesehatan karena memiliki angka
kejadian tertinggi diantara penyakit kanker pada wanita di dunia maupun di Indonesia.
Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah kanker mulut rahim.
Permasalahan utama yang dihadapi sekarang adalah umumnya pasien baru datang berobat
saat berada dalam stadium lanjut yang menyebabkan pengobatan yang dilakukan tidak
memberikan hasil yang optimal. Payudara merupakan organ yang terdiri dari berbagai
struktur seperti kelenjar payudara, lemak, pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot
yang menjadi fungsional saat pubertas dan akan memberikan respons terhadap hormon
estrogen pada perempuan.

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengambil pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Penyebab pasti dari kanker payudara tidak diketahui, namun ada beberapa faktor
risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara
seperti usia diatas 60 tahun, pernah menderita penyakit payudara baik kanker dan non kanker,
riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, faktor genetik dan hormonal, menstruasi
pertama sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah
usia 30 tahun, atau belum pernah hamil, pemakaian pil KB atau terapi sulih hormon, obesitas,
mengkonsumsi alkohol. Gejala yang paling sering ditemui adalah adanya perubahan pada
payudara atau daerah puting susu berupa perubahan ukuran dan bentuk payudara seperti
benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara dan puting susu, puting susu terasa
mengeras dan tertarik ke dalam payudara, kulit payudara dan puting susu tampak bengkak
merah dan berkerut seperti kulit jeruk, keluar cairan baik nanah ataupun darah dari puting
susu.

Pencegahan kanker payudara adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara yang
terdiri dari pencegahan primer berupa mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko,
pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara, dan pencegahan tersier
adalah melakukan pengobatan yang tepat sehingga mencegah komplikasi penyakit.
Rekomendasi skrining menurut American Cancer Society seperti SADARI dapat dilakukan
setiap bulan dimulai usia 20 tahun, usia 20 – 30 tahun melakukan pemeriksaan klinis
payudara ke dokter detiap 3 tahun dan mulai 40 tahun pemeriksaan klinis dilakukan setiap 1
tahun, wanita usia > 40 tahun diharapkan melakukan pemeriksaan awal mammografi dan atau
USG 1 kali dan selanjutnya setiap tahun, pada wanita usia < 40 tahun dengan riwayat
keluarga kanker payudara dan faktor risiko tinggi, skrining dapat dimulai lebih awal, untuk
risiko tinggi melakukan mammografi dan MRI setiap tahun.

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk menemukan kemungkinan


kanker payudara. Pemeriksaan dilakukan setiap bulan pada hari ke 7 – 10 setelah hari
pertama haid atau pada tanggal yang sama setiap bulan pada wanita yang telah menopause.
Sasaran SADARI ini adalah semua wanita berusia 15 tahun keatas (lebih diatas usia 35
tahun), lebih diutamakan bila wanita tersebut mempunyai riwayat keluarga yang menderita
kanker payudara atau kanker lainnya. SADARI dapat dilakukan secara sistematis melalui
lima komponen yaitu pertama dimulai dengan melihat kedua payudara didepan cermin
dengan posisi berdiri dan menanggalkan baju, melakukan dengan lengan terjuntai ke bawah
dan selanjutnya lengan berkacak pinggang, lihat dan bandingkan kedua payudara dalam
bentuk, ukuran dan warna kulitnya seperti pembengkakan kulit, posisi dan bentuk puting susu
(masuk ke dalam atau bengkak), kulit kemerahan, keriput, luka, bengkak. Kedua lakukan hal
yang sama saat mengangkat kedua lengan. Ketiga perhatikan juga tanda-tanda adanya
pengeluaran cairan dari puting susu. Keempat pada posisi berbaring raba dengan
menggunakan bagian dalam jari II sampai dengan V secara teratur payudara kiri diraba
dengan tangan kanan begitu juga sebaliknya; payudara kanan diraba dengan tangan kiri, raba
seluruh payudara dengan cara melingkar dari luar ke dalam. Perabaan daerah ketiak juga
perlu dilakukan untuk menilai apakah ada pembesaran kelenjar getah bening sekitar payudara
dan ketiak. Kelima meraba payudara dalam keadaan basah dan licin dengan menggunakan
sabun, rabalah pada posisi berdiri dan nilai payudara seperti yang disebutkan sebelumnya.
Bila ditemukan adanya kelainan saat SADARI dianjurkan untuk tetap tenang, berilah tanda
adanya kelainan agar dapat dievaluasi bulan berikutnya, bila pada pemeriksaan bulan
berikutnya tetap ditemukan kelainan di tempat yang sama maka segera periksakanlah diri ke
dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti usg, mammografi ataupun MRI.

Daftar Pustaka

1. Sjamsuhidayat, R, De Jong,W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2: Payudara.


2005.Jakarta: EGC. Hal: 387-402.

2. Ramli, Muchlis. Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah: Kanker Payudara. Tangerang:Binarupa
Aksara, 1995.

3. American Breast Cancer Society. Breast Cancer. Accessed at


: http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003037-pdf.pdf on
July 22th, 2016.

4. Medscape References. Breast Cancer. Accessed at


th
http://emedicine.medscape.com/article/1947145-overview#showall on July 22 , 2016.

5. Guidelines for management of Breast Cancer. Accessed at


st
http://applications.emro.who.int/dsaf/dsa967.pdf on August 1 , 2016.

Anda mungkin juga menyukai