Anda di halaman 1dari 2

Apa itu kelenjar prostat?

Oleh dr. Lystiani Puspita Dewi

Kelenjar prostat adalah salah satu organ yang terdapat pada pria. Kelenjar prostat
terletak tepat dibawah kandung kemih laki-laki dan mengelilingi uretra (saluran yang
membawa urin dari kandung kemih ke penis). Fungsi utama kelenjar prostat adalah untuk
memproduksi semen (air mani) yang berisi nutrisi sekaligus alat transpor bagi sperma keluar
dari tubuh. Kelenjar prostat ini pada beberapa pria dengan kelompok usia 50 tahun keatas
mengalami pembesaran yang kemudian kita sebut sebagai Benign Prostate Hyperplasia
(BPH). Pembesaran prostat ini dapat menyebabkan gangguan saat berkemih karna prostat
yang membesar ini akan menekan uretra sehingga aliran urin dari kandung kemih menjadi
terhambat atau bahkan tertutup. Jika keadaan ini tidak ditangani dengan baik maka hambatan
aliran urin ini akan berdampak pada gangguan fungsi ginjal penderita.

Penyebab pembesaran prostat ini disebabkan oleh sel-sel kelenjarnya bertambah


ukuran (hyperplasia). Namun penyebab pastinya masih belum diketahui meskipun terdapat
faktor – faktor risiko yang mempengaruhi seperti merokok, kadar lemak berlebih, obesitas,
tekanan darah tinggi, kurang aktivitas fisik, tidak menikah. Gejala pembesaran prostat ini
tidak selalu berbanding lurus dengan ukuran pembesaran prostat. Pada awal pembesaran
prostat terjadi penyempitan uretra, otot kandung kemih menebal karena harus berkontraksi
lebih kuat untuk mendorong urin keluar. Sehingga otot kandung kemih menjadi lebih sensitif
membuat pasien buang air kecil lebih sering dan mendadak. Hal ini lah yang menyebabkan
terjadinya infeksi saluran kemih dan tidak dapat berkemih (retensi urin akut).

Pada tahap awal pembesaran prostat tidak bergejala sampai uretra tersumbat sehingga pasien
sering terjaga pada malam hari untuk buang air kecil lebih dari 3 kali. Kemudian timbul
berbagai gejala lainnya seperti pancaran kencing lemah, sulit untuk memulai kencing atau
pasien harus mengedan saat ingin berkemih, buang air kecil menjadi tidak lampias dan lebih
sering, urin sering menetes, dan ada darah di urin.

Bila mendapatkan hal-hal seperti yang disebutkan diatas maka perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut seperti colok dubur (rectal toucher) untuk mengetahui adanya
pembesaran prostat, pemeriksaan urin, pemeriksaan tumor marker PSA (Prostate Specific
Antigen) untuk menyingkirkan kemungkinan kanker prostat.

Penanganan pembesaran prostat meliputi dua hal yaitu dengan obat-obatan dan
operasi. Obat-obatan yang digunakan adalah golongan alpha-blockers yang berguna untuk
merelaksasi otot kandung kemih dan prostat dan finasteride yang berguna untuk mengecilkan
kelenjar prostat. Obat-obatan itu digunakan pada kasus-kasus BPH yang ringan serta
membutuhkan jangka waktu yang lama. Namun untuk kasus BPH yang lebih berat dan sudah
menimbulkan komplikasi maka penanganan yang dapat dilakukan adalah operasi. Operasi
BPH juga terdiri dari beberapa pilihan yaitu prostatektomi terbuka dan TURP (Trans
Urethral Resection Prostatectomy).
Maka untuk pencegahan pembesaran prostat dapat memperhatikan beberapa hal
berikut : berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik sepert berolahraga, menjaga berat
badan ideal, menghindari makanan dengan kadar lemak yang tinggi. Perkembangan
pembesaran prostat tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung
meningkat. Segera periksakan diri bila mengalami gangguan berkemih sejak awal sehingga
dapat dilakukan penanganan lebih dini dan mendapatkan hasil yang optimal.

Daftar Pustaka

1. Purnoma, B.Dasar-dasar Urologi. Ed.3rd : Onkologi Urogenitalia. Jakarta : Sagung


Seto. 2011. hal: 261-68.

2. Sjamsuhidayat, R, De Jong,W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3rd. 2010. Jakarta: EGC.
hal: 890-9.

3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem : sistem reproduksi. Jakarta: EGC;
2011. hal: 827.

4. Boedi-Darmojo R, Martono H H. Karsinoma Prostat dalam : Buku Ajar Geriatri (Ilmu


Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 3rd. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. hal 411-413.

Anda mungkin juga menyukai