Anda di halaman 1dari 21

I .

GAMBAR SISTEM REPRODUKSI WANITA

A.Reproduksi wanita Eksternal.

Peran struktur eksternal :

1. Jalan masuk sperma kedalam tubuh wanita


2. Melindungi organ genitalia interna dari serangan infeksi mikiro organisme

Struktur Eksternal Sistem Reproduksi Wanita :

1. Labia mayora mengacu pada dua lipatan luar yang besar yang meliputi labia minora
wanita. Di luar, mereka umumnya ditutupi dengan rambut kasar, dan lipatan dalam
mereka terdiri dari kulit halus yang biasanya berwarna merah muda atau warna cokelat.
Labia mayora dapat berbagai ukuran dan bentuk dari panjang dan tipis untuk pendek
dan tebal. Ini biasanya bervariasi dari wanita ke wanita, dan banyak variasi dianggap
normal. Labia mayora terutama terdiri dari jaringan lemak dengan persentase lebih
besar dari lemak di depan daripada di belakang. Mereka dibuat dari jaringan yang sama
selama perkembangan janin. Pada laki-laki, jaringan turun ke bawah dan menutupi
organ seksual, atau testis. Pada wanita, mereka tetap eksternal untuk melindungi
pembukaan yang mengarah ke ovarium internal dan uterus. Dalam teori rambut yang
menutupi alat kelamin yang ada untuk membantu mencegah kuman dan bakteri dari
memasuki labia minora, vagina, dan urethra. Labia majora itu sendiri, bagaimanapun,
adalah bentuk pertahanan baris pertama untuk vulva dalam. Pewarnaan dari labia
1
mayora dapat bervariasi dari wanita ke wanita. Bagian luar dari lipatan umumnya
pigmen yang sama sebagai sisa tubuh wanita, sedangkan bagian dalam bisa berwarna
coklat, merah muda, atau bahkan berwarna ungu dengan warna. Semua ini dianggap
normal, meskipun variasi dari warna normal wanita harus dilaporkan ke dokter,
terutama jika disertai dengan rasa gatal, keputihan, atau iritasi.Beberapa infeksi vagina
dapat menyebabkan labia mayora menjadi meradang, gatal, dan iritasi. Ini umumnya
kurang mungkin dibandingkan gejala yang dialami dalam labia minora tetapi dapat
terjadi. Infeksi umum yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan termasuk yang
disebabkan oleh ragi, bakteri, dan penyakit menular seksual. Labia mayora juga
wilayah utama terpengaruh dengan crabs, atau kutu genital.
2. Labia minora adalah dua lipatan kulit sebelah dalam, yang juga disebut bibir dalam
vagina. Labia minora letaknya di sebelah dalam dari labia mayora dan merupakan
lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut, yang memanjang ke arah bawah
dari bawah klitoris dab menyatu dengan fourchette, . Sementara bagian lateral dan
anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minor sama
dengan mukosa vagina merah muda dan basah. Pembuluh darah yang banyak membuat
labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan labia minor membengkak, bila
ada stimulus emosional dan stimulus fisik. Kelenjar di labia minor juga melumasi
vulva. Suplai saraf yang banyak membuat labia minor menjadi sensitif. Ruangan antara
kedua labia minor disebut vestibulum, yang dapat menegang bila ada rangsangan
seksual. Area yang ditutup oleh labia minora termasuk vagina, saluran urin,
pembukaan kelenjar Bartholin dan Skene.
3. Vestibule adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak antara labia minora,
klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari dua muara uretra, kelenjar parauretra
(vetibulum minus atau Skene), vagina, dan kelenjar paravagina (vestibulum mayus,
vulvovagina, atau Bartholin). Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir
mudah teritasi oleh bahan kimia (deodorant semprot, garam-garaman, busa sabun),
panas, rabas, friksi (celana jins yang ketat).
4. Hymen merupakan lipatan yang tertutup mukosa sebaigan, bersifat elastic, tetapi kuat,
dan terletak di sekitar introitus vagina. Pada wanita yang perawan, hymen dapat
menjadi penghalang pada pemeriksaan dalam, pada insersi tampon menstruasi atau
koitus. Hymen ini bersifat elastic sehingga memungkinkan distensi dan dapat mudah
robek. Terkadang hymen menutupi seluruh orifisum yang menyebabkan hymen tertutup
secara abnormal dan menghalangi pasase aliran cairan menstruasi, pemasangan alat
(spekulum), atau koitus. Setelah pemasangan alat, pemakaian tampon, atau melahirkan
pervaginam, dapat terlihat sisa robekan hymen (karunkulae hymen atau karunkula
mirtiformis).

2
5. Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan berbentuk bulat
yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat di atas simfisis pubis. Mons pubis
banyak mengandung kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam,
kasar, dan ikal pada masa pubertas, yaitu sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan
haid. Rata-rata menarche (awitan haid) terjadi pada usia 13 tahun. Mons berperan
dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus (hubungan seksual).
Semakin bertambahnya usia, jumlah jaringan lemak di tubuh wanita berkurang dan
rambut pubis menipis.
6. Glans of clitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak di
bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat sekitar 6×6
mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamakan glans dan lebih sensitive daripada
badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glands dan badan klitoris membesar.
Kelenjar sebasea klitoris mensekresi smegma, suatu substansi lemak seperti keju yang
memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organic yang
memfasilitasi komunikasi olfaktorius) dan anggota lain pada spesies yang sama untuk
membangkitkan respon tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria).
Klitoris bearasal dari kata dalam bahasa Yunani, yang berarti “kunci” karena klitoris
dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan
yang banyak membuat klitoris sangat sensitive terhadap suhu, sentuhan, dan sensasi
tekanan. Fungsi utama klitoris yaitu untuk menstimulasi dan meningkatkan ketegangan
seksual.
7. Prepuce of clitoris dekat sambungan anterior, labia minor kanan dankiri terpisah
menjadi bagian medial dan lateral. Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan
membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian medial menyatu di
bagian bawah klitoris untuk membentuk frenulum. Terkadang prepusium menutupi
klitoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti sebagai suatu muara, yaitu sebagai meatus
uretra. Bila memasukkan kateter ke daerah yang sensitive ini, maka dapat menimbulkan
rasa yang sangat tidak nyaman.
8. Urethral opening Atau dikenal sebagai  lubang urethra. Merupakan saluran tempat
keluarnya air kencing dari kandung kemih. letak sekitar 2 – 2.5 cm dibagian posterior
basis klitoris.

3
B. Reproduksi wanita internal.

Struktur Internal Sistem Reproduksi Wanita :

1. Vagina: Vagina adalah saluran yang menghubungkan servik ( bagian terbawah uterus )
dengan bagian luar tubuh dan dikenal pula sebagai jalan lahir.
2. Uterus (womb):  Uterus (rahim) merupakan suatu rongga pertemuan dari dua
saluran tuba fallopii bagian kiri dan kanan. Uterus berbentuk seperti buah pir. Uterus
mempunyai ukuran panjang sekitar 7 cm dan lebar sekitar 4–5 cm, tetapi akan mampu
menampung bayi dengan panjang 45 cm dan berat hingga 4 kg. Uterus diikat oleh 6
ligamen. Uterus merupakan saluran berongga yang lebih besar dengan bagian ujungnya
bersatu membentuk saluran sempit, yaitu vagina. Uterus mempunyai beberapa lapisan
penyusun, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan tengah yang berotot
(miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium). Lapisan
endometrium mengandung banyak pembuluh darah dan lendir. Ketika terjadi ovulasi,
lapisan endometrium akan menebal, tetapi ketika menstruasi lapisan endometrium akan
meluruh. Jika di dalam tuba fallopii terjadi pembuahan dan terbentuk zigot, zigot akan
didorong menuju uterus untuk kemudian mengalami implantasi dan berkembang
menjadi bayi. Fungsi uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin. Di
sinilah janin akan tumbuh besar yang kemudian kehidupannya ditopang oleh plasenta.

  

 Uterus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

4
1. Fundus, adalah bagain uterus proksimal di ats muara tuba uterina yang mirip
dengan kubah , di bagian ini tuba fallopii masuk ke uterus. Fundus uteri ini
biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan
2. Korpus (badan uterus). Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa
reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus
merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin.
Selama proses persalinan, dinding ototnya mengerut sehingga bayi terdorong
keluar melalui serviks dan vagina. Lapisan dalam dari korpus disebut
endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan
menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan
terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Telur yang
terbuahi di saluran telur akan melekat sendiri dan menanamkan diri (nidasi)
dalam selaput lendir di sisi dalam atau rongga rahim.Telur yang tertanam ini
tidak mudah lepas atau rontok, karena lapisan dinding rahim cukup tebal. Telur
ini akan tumbuh menjadi janin. Selanjutnya, uterus akan melindunginya dan
memelihara kehidupan baru sampai pada saat kelahiran bayi. Selama
kehamilan, uterus sedikit demi sedikit tumbuh menjadi pegangan bagi
pertumbuhan bayi, dengan kantung cairan di sekelilingnya dan dihubungkan
oleh plasenta (ari-ari). Berbeda dengan sebelum kehamilan, pada saat kelahiran
bayi, berat uterus sendiri mendekati satu kilogram. Sedangkan berat bayi,
plasenta, dan cairan yang mengelilinginya, semuanya sekitar lima kilogram.
3. Serviks (leher uterus). Serviks terletak di puncak vagina. Serviks merupakan
uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Sebuah saluran yang
melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah
menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi
bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel
telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga
selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan
saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks
dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus
oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi,
konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah
pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi kelenjar penghasil lendir di
serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2 – 3 hari. Sperma
ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopii
untuk membuahi sel telur. Oleh karena itu, hubungan seksual yang dilakukan
dalam waktu 1 -2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

5
3. Ovariums:Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen,
menggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Ovarium terletak di sebelah
kiri dan kanan rahim. Bentuk ovarium lonjong dengan panjang 2 – 2,5 cm, lebar 1 – 1,5
cm, tebal 0,5 – 1,5 cm dan berat 15 gram. Sepasang ovarium ini secara bergantian
memiliki tugas memproduksi telur setiap bulan. Dalam ovarium terdapat folikel de
Graaf yang akan berkembang menjadi sel telur (ovum). Peristiwa pelepasan sel telur
(ovum) dari ovarium setelah folikel masak disebut ovulasi. Indung telur mengandung
sekitar 400 ribu bakal sel telur. Umumnya sel telur diproduksi setiap 28 hari. Pada saat
folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan hormon estrogen, dan setelah ovulasi
menghasilkan hormon progesteron. Setelah telur mengalami pematangan, selanjutnya
akan disalurkan melewati tuba fallopii.
4. Tuba Falopii: berjumlah sepasang dengan panjang sekitar 10 cm, berfungsi
menyalurkan sel telur dari ovarium menuju uterus dan menyediakan lingkungan yang
cocok untuk pembuahan dan perkembangan sel telur sebelum pembuahan. Tuba fallopii
merupakan struktur saluran bilateral yang melekat ke uterus pada setiap kornu (ujung)-
nya. Tuba fallopii dibagi berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu kornu, ismus,
ampula, dan infundibulum. Kornu merupakan bagian perbatasan antara dinding otot
uterus dan tuba fallopii yang berperan dalam menjamin hubungan yang stabil dan kuat.
Bagian yang panjang, sempit, dan menyerupai pensil disebut ismus yang berperan
dalam menyeleksi sperma. Bagian setelah ismus disebut ampula merupakan tempat
terjadinya fertilisasi. Ujung tuba bagian paling distal yang bergalur disebut
infundibulum.  Infundibulum memiliki fimbria yang menyerupai jari-jari. Fimbria ini
berperan dalam aktivitas menyerupai gerakan menyapu secara terus menerus untuk
menangkap telur matang yang jatuh di belakang uterus. Bagian dalam (lumen) dari tuba
falopi dilapisi sel-sel epitel bersilia untuk mendorong ovum bergerak ke dalam tuba
falopi ketika terjadi ovulasi.

II . PERTUMBUHAN SEL SPERMA

        Proses reproduksi diawali dengan pertumbuhan sel sperma dan sel telur dalam masing-
masing gonad (kelenjar kelamin). Pada pria gonad diwakili oleh testis, sedangkan pada
wanita diwakili oleh indung telur (ovarium). Secara rinci, proses pertumbuhan yang terjadi
di dalam alat reproduksi, adalah sebagai berikut :

 Perjalanan Sel Sperma

6
        Spermatozoa adalah nama yang diberikan pada sel reproduksi pria. Fungsinya
melakukan pembuahan melalui penyatuan dengan sel telur.

Penampang Sistem Reproduksi Pria.

          Pria memproduksi sekitar 400 juta sel sperma dalam setiap ejakulasi. Sperma ini
dikelilingi oleh cairan mani, yang melindunginya dari keasaman vagina. Produksi sperma
yang mencapai 10-30 biliun setiap bulan terjadi di saluran air mani dalam testis. Kemudian
sperma yang baru terbentuk berjalan melalui saluran air mani menuju ke epididimis yang
terletak di belakang testis. Epididimis ini bertindak sebagai tempat penyimpanan dan
perkembangan. Di sini, sperma perlu waktu 60-75 jam untuk mencapai kematangan penuh.
Sperma matang ini akan menunggu selama 4 minggu. Bila selama kurun waktu itu tidak
digunakan, maka sperma akan diserap kembali oleh tubuh. Sebaliknya dengan tiga atau
empat kali ejakulasi dalam tempo 12 jam, epididimis dapat dikosongkan. Dalam waktu dua
hari, epididimis akan berisi kembali.

Setelah sperma terbentuk di testis, bergerak menuju epididimis. Di sini,


sperma disimpan sampai mencapai kematangan penuh. Selanjutnya sperma
menuju vas deferent, dan ke dasar kandung kencing untuk menerima cairan
mani. Pada saat ejakulasi, sperma keluar melalui saluran kencing.

Di tubulus seminiferous dalam testis, sperma di produksi. Sperma dibuat


dengan melakukan beberapa kali pembelahan sampai menjadi sperma matang.

         Di bawah mikroskop, panjang sperma yang matang kira-kira 0,005


mm dan bentuknya seperti kecebong (anak katak). Ia memiliki tiga bagian
utama yang terdiri atas kepala, bagian tengah dan ekor. Bagian kepala, yaitu akrosom berisi
enzim-enzim khusus yang memungkinkan sperma menembus ke dalam sel telur dan
melakukan pembuahan. Bagian tengah berisi struktur-struktur yang di sebut mitokondria,
yang menyimpan sumber energi yang diperlukan oleh sperma dalam perjalanannya menuju
ke sel telur. Sedangkan fungsi ekor adalah mendorong sperma, dengan gerakan seperti
cambuk dan dengan kecepatan kira-kira 3-3,5 mm permenit.

Sperma matang mempunyai kepala, badan, dan ekor dengan panjang 0,05 mm

7
 

 Struktur Sperma

 Macam-macam sel sperma

1.      Oligozoospermia (jumlah spermatozoa yang dihasilkan kurang dari 15 juta)


2.      Astenozoospermia (gerakan spermatozoa tidak normal, zigzag atau bahkan
melengkung),
3.      Teratozoospermia (jumlah spermatozoa yang normal jauh di bawah 30 persen),
4.    Banyak Azoospermia (sperma yang dikeluarkan hanya berupa cairan saja sehingga
tidak mengandung spermatozoa), dan aspermia (tidak ada sperma yang dikeluarkan).

III . Hormon yang berhubungan dengan reproduksi wanita

8
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1.FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2.LH –RH (Luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisi mengeluarkan LH
3.PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.
a. Estrogen
Estrogen atau hormone seks wanita bertanggung jawab atas pertumbuhan dan
perkembangan tuba falopi, ovarium, uterus dan alat kelamin eksternal serta karakteristik
seksual sekunder wanita. Hormone tersebut terutama berkaitan dengan perubahan-
perubahan siklus normal yang terjadi pada endometrium dan rahim selama siklus.
Estradiol merupakan estrogen alam utama yang diproduksi oleh ovarium disamping
beberapa estrogen yang diproduksi secara metabolic dalam hati.
Berbagai sediaan estrogen alam atau sintetik dikembangkan untuk pemakaian oral,
parenteral maupun topical. Absorpsi oleh membrane mukosa saluran kelamin dan
pencernaan biasanya baik dan absorpsi melalui kulit juga bisa menimbulkan efek
sitemik.
Estrogen digunakan untuk terapi pada beberapa kondisi wanita termasuk control
konsepsi, endometriosis, hipogonadisme, menopause dan perdarahan abnormal,
sedangkan pada pria untuk penatalaksanaan paliatif kanker prostat yang tidak bisa
dioperasi.
b.      Progestin
Merupakan hormone yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus luteum dan
plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk
implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammary. Di
samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolic,
andragonik atau estrogenic (biasanya lemah). Progesterone merupakan progestin alam
yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormone juga berfungsi sebagai prazat
untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.

IV . SIKLUS MENSTRUASI
9
Wanita pada usia reproduksi akan mengalami aktivitas hormonal siklis yang berulang setiap
bulan. Pada setiap siklus, tubuh wanita yang berada pada masa reproduksi mempersiapkan
diri menghadapi kemungkinan terjadinya kehamilan. Istilah menstruasi.merujuk pada
peristiwa peluruhan berkala dari endometrium ( Menstru artinya “ setiap bulan” dan dari
sinilah awal munculnya istilah siklus menstruasi )

Siklus menstruasi rata rata berlangsung setiap 28 hari dan berlangsung dalam fase folikuler,
ovulasi dan fase luteal.

Terdapat 4 hormon utama yang secara langsung mempengaruhi jalannya siklus menstruasi :

1. FSH – Follicle Stimulating Hormone


2. LH – Luteinizing Hormone
3. Estrogen
4. Progesteron

GnRH – Gonadotropin Releasing Hormone adalah hormon hipotalamus yang berperan


memicu pengeluaran FSH dan LH dari hipofisis.

 Fase Folikuler
10
Fase ini dimulai sejak hari pertama siklus haid. Selama fase folikuler siklus haid terjadi
serangkaian peristiwa sebagai berikut :

 FSH dan LH dilepaskan dari hipofisis dan menuju ke ovarium melalui aliran darah
 FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan 15 – 20 sel folikel primer dalam
ovarium
 FSH dan LH berperan pula dalam memicu pelepasan estrogen dari ovarium
 Dengan peningkatan kadar estrogen dalam darah maka produksi FSH akan menurun,
mekanisme ini berfungsi untuk membatasi agar tidak terjadi pertumbuhan dan
perkambangan folikel primer lebih lanjut.
 Dengan berlanjutnya fase folikuler, satu diantara sejumlah folikel yang tumbuh dan
berkembang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dominan sampai
tahap matur. Pertumbuhan folikel yang dominan ini akan menekan pertumbuhan dan
perkembangan folikel lainnya sehingga berhenti dan mati. Sel telur dominan ini akan
terus memproduksi estrogen.
 Pada saat ini, endometrium akan tumbuh dan disebut stadium proliferasi

 Ovulasi

Dalam siklus menstruasi 28 hari, fase ovulasi atau ovulasi terjadi 14 hari setelah awal fase
folikuler. Fase ovulasi kurang lebih berada pada pertengahan siklus menstruasi dsan fase
menstruasi akan terjadi sekitar 14 hari pasca ovulasi.

Selama fase ini terjadi serangkaian kejadian sebagai berikut :

 Meningkatnya estrogen dari folikel yang dominan merupakan pemicu keluarnya


sejumlah hormon LH
 Hormon LH akan menyebabkan terjadinya ovulasi
 Setelah ovulasi, sel telur akan ditangkap oleh fimbriae dan dibawa kedalam tuba falopii
11
 Pada fase ini, lendir servik semakin banyak dan kental yang berguna untuk menangkap
sperma dan memberi makan sperma sehingga mampu bergerak kedepan agar terjadi
fertilisasi

 Fase Luteal

Fase luteal dimulai sejak ovulasi dan meliputi sejumlah proses bagai berikut :

 Setelah melepaskan sel telur, folikel kosong akan menjadi struktur baru yang disebut
corpus luteum
 Corpus luteum akan menghasilkan progesteron yang berperan lebih lanjut dalam
mempersiapkan uterus agar hasil fertilisasi dapat mengalami proses implatasi
 Pada stadium ini, endometrium akan terus tumbuh dan disebut stadium sekresi
 Bila terjadi fertilisasi sperma atas sel telur maka embrio akan berjalan dalam tuba
falopii menuju ke uterus dan mengadakan implantasi
 Bila tidak terjadi fertilsasi, sel telur akan terus berjalan menuju uterus . Oleh karena
tidak diperlukan untuk mendukung kehamilan maka endometrium akan luruh dan
terjadilah haid.

 Berapa jumlah sel telur yang dimiliki oleh wanita?

Sebagian besar sel telur dalam ovarium akan mengalami kematian dan hilang saat seorang
wanita mengalami menopause. Pada saat lahir, neonatus diperkirakan memiliki 1 juta sel
telur , jumlah tersebut terus menurun dan saat pubertas hanya tersisa sekitar 300.000.

12
Sepanjang masa reproduksi, terdapat sekitar 300 – 400 sel telur yang tumbuh matang dan
mengalami ovulasi.

V . FISIOLOGI KEHAMILAN

1. Proses Kehamilan
Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi
pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan
zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm :
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang
kompleks.

b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium
berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit
kedua, menjadi spermatid, akhirnya menjadi spermatozoa. Pada setiap hubungan seks
ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta spermatozoa tiap milliliter.
Bentuk spermatozoa seperti cabang yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng
mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10x
kepala, mengandung energy sehingga dapat bergerak). Sebagian kematian dan hanya
beberapa ratus yang mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam genetalia
wanita dapat hidup selama 3 hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Fertilisasi/ konsepsi
Fertilisasi atau konsepsi adalah pertemuan antara spermatozoa dengan ovum untuk
membentuk zigot. Proses konsepsi / fertilisasi berlansung sebagi berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang
mengandung persediaan nutrisi
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang dibentuk
vitelus
3) Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang dalam zona pelucida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pellucid
4) Konsepsi terjadi pada pars ampuylaris tuba, tempat yang paling luas dan dindingnya
penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum yang mempunyai waktu
terlama di dalam ampula tuba
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam
6) Spermatozoa dilimpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan sebagian dari lipoprotein
13
sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju
tuba. Spermatozoa hidup selama 3 hari di dalam genetalia interna. Spermatozoa
mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radioata dan zona
pelucida dengan proses enzimatik (hialurodinase). Melalui stomata spermatozoa
memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya terlepas
dan tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk
zigot.

d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya dan tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Bagian-
bagian nidasi meliputi :
1) Pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk zigot
2) Dalam beberapa jam zigot membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.
3) Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan ke uterus
4) Hasil pembelahan sel memenuhio seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya
100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula
5) Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian luar
morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel
trofoblas
6) Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormone korionik
gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum
7) Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang
mengandung cairan yang disebut blastula
8) Perkembangan dan pertumbuhan terus berjalan, blastula dengan vili korialis
yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi
9) Sementara itu, fase sekresi endometrium telah makin gembur dan makin banyak
mengandung glikogen yang disebut desidua
10) Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korialis” melakukan destruksi enzimatik
Dan proteotik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium
11) Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi
12) Proses nidasi tersebut terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi
13) Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi
perdarahan yang disebut tanda Hartman.

14
VI .PERUBAHAN DALAM FISIOLOGI KEHAMILAN.

Dibutuhkan kemampuan mengenal tanda (signs) dan gejala (symptoms) kehamilan ditambah
dengan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium.
Secara klinis tanda-tanda kehamilan dibagi dalam dua kategori, yaitu :
1.      Tanda kehamilan yang tidak pasti (uncertain signs)
Walaupun ada, tidak berarti pasti hamil, namun pada orang hamil tanda ini pasti ada.
Untuk tanda kehamilan tidak pasti ini, dikenal juga dengan istilah probable signs dan
presumptive signs. Probable signs merupakan gejala yang bersifat subjektif dan hanya
dapat dirasakan pasien, sedangkan presumptive signs merupakan tanda yang bersifat
objektif yakni dapat diukur, diperiksa, dan dilihat oleh pemeriksa. Adapun yang termasuk
uncertain signs adalah :

a.      Amenorrhea
Tidak ada haid/terlambat haid pada wanita usia subur. Terlambat haid juga dapat terjadi
pada kondisi stress, pemakaian obat-obatan, penyakit kronis atau gangguan kelenjar
hipofisis-hipotalamus.
b.      Mual (nausea) dan muntah (vomitus)
Mual dan muntah disebabkan karena adanya peningkatan kadar hormon hCG dari plasenta
dan karena motilitas lambung menurun akibat meningkatnya kadar hormon progesterone
dalam darah.
c.       Mastodinia
Rasa kencang dan nyeri pada payudara yang disebabkan oleh payudara membesar.
Pembesaran payudara disebabkan oleh stimulasi hormon estrogen, progesterone, hormon
plasenta laktogen (HPL), dan sedikit prolaktin. Mastodinia dapat pula terjadi pada masa
pra-menstruasi.
d.      Quickening
Persepsi gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu. 18 minggu pada
multigravida, 20 minggu pada primigravida. Ada yang disebut dengan pseudocysis yaitu
keadaan dimana seorang wanita mengalami hamil palsu.
e.      Poliuria
Frekuensi miksi bertambah terutama pada waktu malam hari. Keluhan ini disebabkan
karena uterus yang membesar mendesak vesica urinaria sehingga daya tampung vesica
urinaria berkurang.
f.        Konstipasi
Ini terjadi karena pengaruh progesteron yang menyebabkan relaksasi otot polos usus,
menyebabkan tonus otot polos berkurang, sukar kontraksi sehingga sukar BAB.
g.      Perubahan Berat Badan

15
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena mual dan muntah
dan nafsu makan berkurang. Setelah lebih dari 3 bulan berat badan mulai meningkat
karena nafsu makan makin baik.
h.      Suhu Basal Meningkat
Suhu basal adalah suhu yang diukur pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas. Pada
orang normal suhu basal berada pada kisaran 36,5-370C, pada saat ovulasi terjadi kenaikan
sebesar 0,50C. Jika terjadi kehamilan, sesudah ovulasi suhu tetap tinggi terus antara 37,2-
37,80C (selama lebih dari 3 minggu). Kenaikan suhu basal ini disebabkan karena efek
thermogenik progesteron.
i.        Pigmentasi
Muncul pada minggu ke-16 kehamilan. Terjadinya pigmentasi disebabkan karena
stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone). Pigmentasi ditandai dengan :
         Cloasma Gravidarum : deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan
dahi
         Pada areola dan papilla mamae warna kulit menjadi lebih hitam
         Striae gravidarum : perubahan warna seperti jaringan parut pada kulit daerah
abdomen , garis-garis hitam (linea nigra). Kadang-kadang terjadi teleangiektasia
karena pengaruh estrogen yang tinggi.
j.        Perubahan Mammae
Akibat stimulasi hormon Prolaktin dan HPL, sehingga dengan pemijatan ringan dapat
mengeluarkan kolostrum pada usia kehamilan > 16 minggu.
k.       Perubahan pada Organ Pelvis
         Livide (kebiruan) pada cerviks uteri dan dinding vagina. Karena sirkulasi
bertambah tetapi aliran balik berkurang sehingga terjadi bendungan vena pada bulbus
vestibule vagina (Chadwick sign : dinding vagina kebiru-biruan), demikian halnya
dengan dinding vagina bagian dalam juga mengalami hal serupa (Jacquimier’s sign).
         Munculnya Heggar’s sign yaitu perlunakan daerah isthmus uteri atau segmen
bawah rahim sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis
dan uterus mudah difleksikan.Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi
nyata pada minggu ke-7 sampai dengan minggu ke-8.
         Munculnya Ladin’s sign yaitu suatu pelembutan atau perlunakan yang terjadi
pada daerah cervicouterine junction atau bagian tengah dinding uterus bagian dalam.
         McDonald’s sign yaitu fundus uteri menjadi lebih mudah untuk difleksikan dari
bagian cervix yang biasanya terjadi pada minggu ke-7 sampai 8 kehamilan.
         Goodell’s sign yaitu pelembutan atau perlunakan pada bagian cerviks uteri .
         Terjadinya pelembutan atau perlunakan yang tidak merata pada tempat terjadinya
implantasi (Vorn Fernwald’s sign) atau jika tempat implantasinya di daerah cornu

16
uteri maka akan terjadi pembesaran asimetris pada tempat implantasinya dan
kemudian menimbulkan perlunakan dengan pemeriksaan toucher (Piscasek’s sign)
l.        Pembesaran perut
Nyata setelah minggu ke-6 karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan
menjadi organ rongga perut.
m.    Epulis
Di bawah pengaruh estrogen dan progesteron, gusi mengalami pembengkakan sehingga
mudah berdarah.
2.      Tanda kehamilan pasti (certain signs)
Kalau ada tanda ini dipastikan hamil, sedangkan kalau tidak ada pasti tidak hamil. Adapun
tanda kehamilan pasti antara lain :
a.    Adanya denyut jantung janin (DJJ)
Adanya DJJ dapat diketahui sebagai berikut :
         Stetoskop Laennec pada minggu ke-17 sampai 18
         Stetoskop ultrasonik/Doppler pada minggu ke-12
         USG pada minggu ke-7 sampai ke-8
         Fetal EKG, dapat direkam pada minggu ke-12
b.    Pemeriksaan USG (ultrasonografi)
Pada minggu ke-6 sampai ke-7 dapat dilihat gestasional sac, minggu ke-7 sampai 8 dilihat
dan didengar DJJ, minggu ke-8 sampai 9 dilihat gerakan janin, minggu ke-9 sampai 10
dilihat plasenta, dan pada minggu ke-12 sudah dapat diukur diameter biparietal kepala
janin untuk menentukan HPL
c.    Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outlet janin , biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22.
d.    Rontgenografi
Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai minggu ke-14.
Pemeriksaan ini dilakukan hanya atas indikasi yang mendesak sekali janin sangat peka
terhadap sinar X.
e.    Tes Laboratorium
Yang paling popular adalah tes inhibisi koagulasi yaitu mendeteksi adanya hCG yang
dibentuk oleh sinsitiotrofoblas dalam urin. Tes deteksi hCG yang terkenal adalah PP test.
     

3. Perubahan Endokrin Pada Kehamilan.


Perubahan fisiologi pada kehamilan dikendalikan oleh perubahan sekresi hormon.
a.      Progesteron
Corpus Luteum pada ovarium menyediakan progesteron sampai usia kehamilan 10
minggu. Setelah itu produksi progesteron plasenta mendominasi sistem ibu. Progesteron

17
aktif di dalam uterus, dimana progesteron memelihara bagian desidua uterus dan
merelaksasi otot polos miometrium. Progesteron juga memiliki efek perifer pada otot
polos vaskuler dan organ lain harus beradaptasi terhadap kebutuhan saat kehamilan
b.      Estrogen
Estrogen utama dalam kehamilan adalah estriol. Pada awal kehamilan, kadar estron dan
estradiol meningkat, tetapi kadar estriol belum meningkat sampai minggu ke-9. Estrogen
memiliki efek merangsang pertumbuhan, dan secara mencolok mendorong pertumbuhan
endometrium. Estrogen juga merangsang retensi cairan dan meningkatkan kemampuan
jaringan ikat menahan air dengan mempengaruhi komposisi jaringan tersebut.
c.       Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
hCG mula-mula diproduksi oleh sel lapisan luar blastokista yang kemudian sel ini
berdiferensiasi menjadi trofoblas, dan kemudian menjadi plasenta. Sinsitiotrofoblas yang
berkembang dari trofoblas terus menghasilkan hCG. Biasanya hCG didalam sirkulasi
darah ibu pada usia kehamilan 8-10 minggu pasca fertilisasi. Pembentukan hCG maksimal
pada 60-90 hari, kemudian turun ke kadar rendah yang menetap selama kehamilan.
hCG memiliki sifat dapat merangsang hormon tiroksin dari kelenjar tiroid, mempengaruhi
nafsu makan dan pengendapan lemak, dan juga memepengaruhi rasa haus dan pengeluaran
antidiuretik hormon (ADH). Selain itu hCG juga dapat meningkatkan pertumbuhan
miometrium dan menghambat kontraktilitas otot polos termasuk otot polos miometrium.
d.      Human Placental Lactogen (hPL)
hPL merupakan hormon protein yang diproduksi secara eksklusif oleh plasenta. Seiring
dengan penurunan kadar hCG, terjadi peningkatan sekresi hPL. hPL bersifat antagonistik
terhadap insulin dan menyebabkan peningkatan glukosa darah (hiperglikemik). Efek
diabetogenik hPL menyebabkan perubahan metabolisme glukosa dan lemak yang
menguntungkan bagi janin.
e.      Relaksin
Hormon ini mungkin disintesis di ovarium dan disimpan dalam plasenta. Kadar relaksin
paling tinggi pada trimester I kehamilan. Relaksin memiliki peran dalam pelunakan
ligamentum elastik tulang-tulang pelvis dan telah digunakan secara klinis pada
pematangan serviks selama induksi kehamilan. Peran pasti relaksin pada kehamilan belum
jelas, tetapi zat ini nampaknya dapat menghambat aktivitas uterus pada awal kehamilan.
f.        Hormon adrenal dan hipofisis
Ukuran dan aktivitas kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan. Estrogen merangsang
pembentukan kortisol oleh adrenal dengan menghambat metabolisme kortisol.
Peningkatan kadar kortisol dalam darah dapat menimbulkan efek positif pada penyakit
tertentu seperti artitis reumatoid dan ekzema. Produksi prolaktin hipofisis juga meningkat
secara cepat sebagai akibat rangsangan estrogen pada wanita hamil.

18
g.      Hormon Tiroksin
Estrogen, hCG dan perubahan fungsi hepar dan ginjal menyebabkan kadar T 3 dan T4 dan
globulin pengikat tiroksin (tiroksin binding globulin) berubah. Keadaan hamil menjadi
mirip dengan kondisi hipertiroidisme pada beberapa aspek misalnya terjadi peningkatan
suhu tubuh, peningkatan nafsu makan, dan peningkatan rasa lelah.

    4. Perubahan Anatomis Dan Fisiologi Sistem Reproduksi.           


a.      Uterus
Intinya uterus mengalami peningkatan ukuran dan perubahan bentuk. Uterus akan
membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang
kadarnya meningkat. Endometrium menebal menjadi desidua. Estrogen menyebabkan
hiperplasi jaringan dan progesteron berperan untuk elastisitas atau kelenturan uterus
sehingga menyebabkan relaksasi.
Taksiran kasar pembesaran uterus pada palpasi tinggi fundus uteri (TFU) adalah sebagai
berikut :

Tidak hamil/normal sebesar telur ayam


Kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek
Kehamilan 12 minggu 3 jari diatas sympisis
Kehamilan 16 minggu pertengahan sympisis-pusat
Kehamilan 20 minggu 3 jari dibawah pusat
Kehamilan 24 minggu Setinggi pusat
Kehamilan 28 minggu 3 jari diatas pusat
Kehamilan 32 minggu pertengahan pusat-processus xyphoideus
Kehamilan 36 minggu Setinggi processus xyphoideus
Kehamilan 40 minggu 1-2 jari dibawah processus xyphoideus

Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan


akibat progesteron sehingga menimbulkan tanda Hegar (Hegar’s sign), warna menjadi
livid kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala
keputihan.
b.      Decidua
Decidua adalah nama yang diberikan kepada endometrium selama kehamilan. Progesteron
dan estrogen pada awalnya diproduksi oleh corpus luteum yang menyebabkan decidua
menjadi lebih tebal, lebih vaskuler, dan lebih kaya di fundus. Saat placenta telah terbentuk,
maka plasenta dapat menghasilkan hormon sendiri dan corpus luteum tidak lagi
dipertahankan oleh hCG yang dihasilkan sel sinsitiotrofoblas. Corpus luteum mengecil dan
akan berubah menjadi corpus albicans.
c.       Miometrium
Estrogen berperan penting dalam pertumbuhan otot di dalam uterus. Pada usia kehamilan
8 minggu, uterus mulai menghasilkan gelombang kecil dari kontraksi yang dikenal sebagai
19
kontraksi Braxton Hicks. Pada umumnya kontraksi ini tanpa rasa sakit walaupun beberapa
wanita mengeluhkan nyeri dengan intensitas rendah.
d.      Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika
korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks mengandung lebih
banyak jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Dibawah pengaruh hormon progesteron,
sel epitel kelenjar yang terdapat di sepanjang canalis cervisis uteri menghasilkan secret
sehingga membentuk suatu penyumbatan serviks yang disebut operculum atau mucous
plug sehingga melindungi cavum uteri dari infeksi.

e.      Vagina
Estrogen menyebabkan perubahan di dalam lapisan otot dan epitel vagina, lapisan otot-
otot sekitar vagina juga hipertrofi, sehingga beberapa ligamentum sekitar vagina menjadi
lebih elastis. Dibawah pengaruh estrogen, epitel kelenjar sepanjang vagina aktif
mengeluarkan sekret sehingga memberi gambaran seperti keputihan (leucorrhoea). Sel
lapisan epithelium juga mengalami peningkatan glikogen. Sel itu berinteraksi dengan
baksil Doderlein’s (Lactobacillus sp), suatu bakteri yang hidup normal bersama organisme
lain pada vagina, dan menghasilkan suatu lingkungan yang lebih asam sebagai proteksi
ekstra terhadap beberapa organisme seperti Candida albicans. Selain itu vagina juga lebih
vaskuler, sehingga muncul warna merah kebiruan (livid) terutama pada bulbus vestibule
yang menimbulkan tanda chadwick’s sign). Warna porsio pun tampak livid (Jacquimier’s
sign). Peningkatan aliran darah berarti denyut arteri uterus dapat dirasakan melalui forniks
lateralis (Oslander’s sign).
f.        Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuk
plasenta pada kira-kira 16 minggu kehamilan.
g.      Mammae
Payudara akan membesar dan tegang akibat stimulasi hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran (ductus dan ductulus), sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus (alveolus) pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel,
sehingga terjadi perubahan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Papilla mammae
(putting susu) akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola
mammae karena hiperpigmentasi dibawah stimulasi MSH.
   

DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm. 111-116
20
Hanifa, Prawirodihardjo. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Mochtar,Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetric Fisiologi, Obstetric Patologi. Jakarta:EGC.

Varney H., Kriebs J.M., Gregor C.L. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 2.
Jakarta: EGC.

Varney, H., Krebs J.M., Carolyn, L.G. 2007. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Edisi 4. Editor
Esty Wahyuningsih, et al. Jakarta: EGC.

Dhiana Setyorini. Asuhan Ibu Hamil Fisiologi dan Hamil Dengan Komplikasi.

21

Anda mungkin juga menyukai