A. Data Subjektif
1) Biodata Pasien
Hal-hal yang ditanyakan meliputi :
a) Nama pasien dan suami, untuk mempermudah dalam mengetahui pasien, sehinga
dapat diberikan asuhan yang sesuai dengan kondisi pasien, selain itu juga dapat
mempererat hubungan antara perawat dan pasien sehingga dapat meningkatkan rasa
percaya pasien terhadap perawat.
b) Umur, untuk mengetahui apakan pasien memiliki kehamilan yang berisiko atau
tidak, sehingga jika pasien berisiko dapat diantisipasi sedini mungkin.
c) Suku dan Bangsa, untuk mengetahui kebudayaan dan perilaku/kebiasaan pasien,
apakah sesuai atau tidak dengan pola hidup sehat.
d) Agama, untuk memotivasi pasien dengan kata-kata yang bersifat religius, terutama
pada pasien dengan gangguan pskologis.
e) Pendidikan, untuk mengetahui jenjang pendidikan pasien maupun suami sehingga
perawat dapat menggunakan kata-kata yang sesuai dengan jenjang pendidikan
pasien/suami. Misalnya, penggunaan bahasa pada pasien yang pendidikan
terakhirnya hanya Sekolah Dasar tentu saja berbeda dengan pasien yang pendidikan
terakhirnya S1 Kimia.
f) Pekerjaan, untuk mengetahui keadaan ekonomi pasien, sehingga saat diberikan
asuhan dapat disesuaikan dengan kondisi ekonominya.
g) Nomor telepon dan alamat, untuk mempermudah perawat dalam memberikan
asuhan dan menghubungi pasien dan suami.
h) Keluarga dekat yang mudah dihubungi, untuk mempermudah perawat dalam
memberikan asuhan jika terjadi keadaan gawat darurat dan jika pasien dan suami
sulit dihubungi.
3) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui apakah kondisis menstruasi pasien normal atau abnormal. Hal-
hal yang ditanyakan, yaitu :
a) Menarche, yaitu menstruasi pasien pertama kali, pada umur berapa,
b) Siklus,
c) Banyaknya darah menstruasi,
1
d) Lamanya menstruasi, berapa hari, dan
e) Ada atau tidaknya dismenorrhoe (nyeri saat menstruasi).
5) Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah ibu pernah/sedang menggunakan kontrasepsi dan jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan ibu. Secara tidak langsung dapat diketahui apakah
kehamilan ibu saat ini diterima atau tidak, baik oleh ibu maupun oleh suami dan
keluarganya. Indikasinya yaitu jika ibu sedang menggunakan kontrasepsi dan ibu hamil,
kemungkinan besar ibu tidak menerima kehamilannya, jika ibu tidak sedang
menggunakan kontrasepsi, maka ibu menerima kehamilannya. Hal-hal yang ditanyakan,
meliputi :
a) Jenis kontrasepsi,
b) Lama pemakaiannya
c) Keluhan-keluhan yang ada setelah menggunakan kontrasepsi.
6) Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui kondisi dan perkembangan kehamilan ibu saat ini. Adapun hal-
hal yang perlu dikaji, adalah :
a) Hari pertama haid terakhir (HPHT) dan taksiran persalinan (TP), untuk mengethui
usia kehamilan ibu saat berkunjung, kesesuaian perbesaran perut dengan usia
kehamilan, dapat mengklasifikasi kehamilan ibu sesuai dengan trimesternya dan
keluhan-keluhan yang mungkin muncul.
b) Keluhan pada trimester I, trimester II, dan trimester III, untuk mengetahui apakah
keluhan-keluhan tersebut fisiologis atau patologis.
c) Pergerakan janin pertama kali, secara tidak langsung dapat mengetahui apakah ibu
pertama kali hamil (primigravida) atau sudah pernah hamil sebelumnya
(multigravida) dan mengetahui kesesuaian pergerakan janin dengan usia kehamilan,
dan untuk memantau perkembangan janin.
d) Pergerakan janin 24 jam terakhir, biasanya terasa pada usia kehamilan 16 minggu ke
atas (pada multigravida) dan 20 minggu ke atas (primigravida), tujuannya adalah
untuk memantau perkembangan janin.
e) Keluhan yang dirasakan ibu, seperti :
(1) 5 L
(2) Mual dan muntah terus menerus
2
(3) Nyeri perut
(4) Sakit kepala berat
(5) Penglihatan kabur
(6) Rasa panas/nyeri BAK
(7) Gatal pada vulva
(8) Pengeluaran pervaginam
(9) Nyeri dan kemerahan pada tungkai
(10) Bengkak pada wajah, tangan dan kaki
7) Obat yang Dikonsumsi, untuk mengetahui obat/suplemen yang dikonsumsi ibu selama
hamil dan pengaruhnya terhadap kehamilan dan kondisi ibu.
9) Riwayat Kesehatan Ibu, untuk mengetahui penyakit yang sedang diderita ibu, riwayat
alergi, dan riwayat penyakit jiwa.
10) Riwayat Kesehatan Keluarga, untuk mengetahui apakah ada keluarga ibu yang
menderita penyakit keturunan (diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya), jika ada
besar kemungkinan ibu dan/atau janin juga mengalaminya, serta riwayat kehamilan
kembar.
11) Riwayat Psikososial, untuk mengetahui keadaan emosional ibu. Hal-hal yang dikaji,
yaitu :
a) Kehamilan ini direncanakan atau tidak,
b) Respon ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan,
c) Keadaan hubungan ibu dengan suami, keluarga, dan tetangga, dan
d) Ada atau tidaknya kekhawatiran-kekhawatiran khusus.
12) Riwayat Perkawinan, untuk mengetahui status/kondisi perkawinan ibu. Hal-hal yang
dikaji, yaitu :
a) Kawin pertama umur berapa, dan
b) Setelah kawin berapa lama baru hamil.
13) Keadaan Ekonomi, untuk mengetahui kondisi perekonomian ibu dan keluarga-nya,
sehingga bisa diberikan asuhan yang sesuai dan tidak membebani ibu dan keluarganya.
Hal-hal yang dikaji, yaitu :
3
a) Penghasilan per bulan,
b) Jumlah anggota keluarga yang ditanggung, dan
c) Penghasilan per kapita.
14) Kebiasaan Sehari-hari, untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari ibu, meliputi :
a) Persnal Hygiene,
b) Pola makan dan minum,
c) Pola eliminasi,
d) Pola istirahat,
e) Aktivitas sehari-hari
f) Hubungan seksual, dan
g) Ada/tidaknya kebiasaan yang merugikan kesehatan.
15) Persiapan Kegawatdaruratan, untuk mempersiapkan penolong, ibu dan keluarga jika
terjadi keadaan gawat darurat, sehingga bisa diatasi dengan cepat. Hal-hal yang dikaji,
meliputi :
a) Pengambilan keputusan oleh siapa,
b) Tempat bersalin yang diinginkan,
c) Penolong yang diinginkan,
d) Persiapan donor darah,
e) Persiapan biaya, dan
f) Transportasi.
B. Data Objektif
Adapun hal-hal yang harus diperiksa oleh bidan adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan Umum, meliputi :
a) Kesadaran ibu,
b) Berat bada sebelum hamil,
c) Berat badan sekarang, untuk mengetahui apakah ibu mengalami obesitas atau
kekurangan gizi,
d) Tinggi badan, dan
e) Lingkar Lengan Atas (LILA), untuk mengetahui apakah ibu kekurangan gizi,
normal, atau obesitas.
2) Tanda-tanda Vital (TTV), untuk mengetahui kondisi ibu apakah sedang sakit atau baik-
baik saja. Pemeriksaan TTV meliputi :
a) Tekanan darah,
b) Nadi,
c) Pernapasan, dan
d) Suhu.
4
3) Pemeriksaan Fisik, untuk mengetahui ada/tidaknya keabnormalan secara fisik pada
bagian tubuh ibu, dilakukan secara sistematis dari kepala hingga ujung kaki (head to
toe). Pemeriksaan fisik, meliputi :
Kepala
1) Inspeksi
o Rambut, lihat kebersihan kulit kepala dan rambut.
o Telinga, lihat kesimetrisan, kelengkapan, dan kebersihan telinga,
o Mata, lihat kesimetrisan, kelengkapan, conjungtiva pucat/tidak, dan
kebersihan mata,
o Bibir, nilai keadaan bibir (stomatitis), kering/tidak,
o Mulut, nilai kebersihan mulut, pucat/tidak.
o Lidah, nilai kebersihan lidah,
o Gigi, nilai kebersihan gigi, ada/tidak karies dentis.
o Muka, nilai ada/tidaknya udem.
2) Palpasi
o Muka, nilai muka ada udem/tidak, tepatnya pada palpebra.
Leher
1) Inspeksi, ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
2) Palpasi, ada atau tidaknya pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
Dada
1) Inspeksi
o Mamae, nilai kesimetrisannya, hiperpigmentasi pada papilla dan areolla, nilai
papilla menonjol atau tidak,
o Areolla, nilai hiperpigmentasinya.
o Kelenjar Montgomery, ada atau tidak.
2) Palpasi
o Benjolan, ada atau tidaknya benjolan pada mamae, apakah ada noul-nodul
pada mamae dan areolla,
o Apakah ada rasa nyeri saat dipalpasi, dan
o Nilai pengeluaran colostrum, dengan memencet areolla.
Abdomen
1) Inspeksi
o Ada atau tidaknya bekas jahitan atau operasi,
o Nilai kesesuaian antara pembesaran perut dengan usia kehamilan, dan
o Lihat ada atau tidaknya striae dan linea.
2) Palpasi
o Leopold :
5
Leopold I, untuk mengetahui bagian apa yang ada pada fundus dan
menilai tinggi fundus uteri.
Leopold II, untuk mengetahui bagian janin terhadap dinding perut
ibu.
Leopold III, untuk mengetahui apakah bagian terbawah jannin
(kepala/bokong) masih bisa digerakkan/tidak.
Leopod IV, untuk mengetahui sejauh mana kepala janin telah
turun/masuk ke panggul.
o Tinggi Fundus Uteri (TFU), untuk mengetahui apakah perbesaran rahim
sesuai/tidak dengan usia kehamilan atau ada kemungkinan kehmilan kembar.
o Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ), untuk mengetahui perkiraan berat badan
janin.
3) Auskultasi
o Detak Jantung Janin (DJJ), untuk memantau kesejahteraan janin.
o Frekuensi
o Irama
o Intensitas
o Punctum Maximum, untuk mengetahui posisi terjelas terdengarnya DJJ.
Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
o Inspeksi, lihat apakah ada tanda-tanda udem, varises, dan sebagainya.
o Palpasi, raba apakah ada udem, varises, dan sebagainya.
2) Ekstremitas Bawah
o Inspeksi, lihat apakah ada tanda-tanda udem, varises, dan sebagainya.
o Palpasi, raba apakah ada udem, varises, dan sebagainya.
o Perkusi, untuk menilai refleks patella kiri dan kanan.
Genitalia
1) Inspeksi
o Vulva dan vagina, apakah ada udem, varises, hipervaskularisasi, dan
sebagainya.
o Pengeluaran pervaginam
o Perineum, lihat kebersihan perineum dan genitalianya.
NIC :
NIC :
4) Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien. Timbang berat badan.Diskusikan
kurva penambahan berat badan normal untuk setiap trimester.
R/ Malnutrisi pada ibu dihubungkan dengan IUGR pada janindan bayi berat badan lahir
rendah. Obesitas ibu pragravid telahdihubungkan dengan kelahiran paterm.
NIC :
3) Anjurkan latihan ringan secara teratur, seperti: jalan kaki. Beri tahu klien supaya
menghindari latihan yang lama dan keras.
R/ meningkatkan peristaltik dan membantu mencegah konstipasi. Latihan keras dianggap
dapat menurunkan sirkulasi uteroplasenta
Trisemester II
8
NOC : Pola nafas kembali normal
NGO : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam, diharapkan pola
nafas kembali normal/efekktif dengan kriteria hasil :
R/ Masalah lain dapat mempengaruhi pola nafas dan menurunkan oksigenasi jaringan
ibu/janin
R/ Menghindari masalah pola nafas akibat posisi yang salah / kurang tepat
(4)Beri informasi pada ibu tentang kesulitan pernafasan dan program latihan yang
realistis
R/ Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang tidak stabil / tidak efektif dan agar
ibu dapat mengatasi apabila terjadi sesak tiba-tiba
(5)Berikan lingkungan yang nyaman, aman, tenang, bebas dari asap rokok / bau yang
menyengat
9
NIC : Manajement kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh
(3) Berikan kepada klien daftar diet yang harus dijalani( diit tinggi air dan natrium )
R/ Diet adalah untuk pencegahan efektif terhadap resiko kelebihan volume cairan tubuh
R/ Agar klien dapat menghindari hal-hal yang berpengaruh buruk terhadap janin
(5) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dan
aman untuk janin
(6) Berikan lingkungan yang aman dan nyaman saat pemeriksaan kehamilan
(7) Kolaborasikan dengan ahli kandungan tentang pengobatan bila ada tanda-tanda
HAK. Jadwalkan kunjungan prenatal yang rutin.
(1) Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang dirasakan klien
10
(2) Kaji TTV Klien
(3) Atur posisi klien senyaman mungkin saat dilakukan pengkajian/ pemeriksaan
(4) Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat berada dirumah
dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 x dengan porsi sedikit), dan
aktivitas
R/ posisi tubuh, porsi makan, dan aktivitas berlebih adalah faktor penyebab
munculnya ketidaknyamanan saat hamil
(5) Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien saat pengkajian / pemeriksaan
(6) Kolaborasikan dengan dokter ahli kandungan dalam tindakan pengobatan bila
perlu
TRISEMESTER III
NIC :
(1) Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien dan metode untuk mengatasinya.
(2) Perhatikan adanya ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan. Anjurkan
penggunaan sepatu hak rendah, penggunaan kompres panas
(3) Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan
susu, sering mengganti posisi, dan menghindari berdiri/duduk lama
R/ Menurunkan ketidaknyamanan
NIC :
(1) Berikan info tentang perubahan perkemihan berhubungan dengan trimester ke-3
R/ Membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih dan nokturia
(2) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur. Perhatikan keluhan
nokturia
(3) Anjurkan klien menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama
R/ Posisi memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunnya aliran vena.
(4) Berikan info mengenai perlunya masukan cairan 6-8 gelas perhari
NIC :
(1) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan.
(2) Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8
jam pada malam hari
(3) Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan
aktivitas
12
SENAM HAMIL
A. Pengertian
Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan tertentu yang dilakukan
khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil. (Mandriwati, 2008).
Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk mengahadapi dan
mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan (Huliana, 2001).
Senam hamil adalah sebuah program berupa latihan fisik yang sangat penting bagi calon
ibu untuk mempersiapkan saat persalinannya (Indiarti, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa senam hamil adalah latihan fisik ringan sesuai dengan
indikasi kehamilan yang bertujuan untuk relaksasi dan persiapan saat persalinan
B. Tujuan
Mochtar (1998) membatasi tujuan senam hamil menjadi tujuan secara umum dan khusus,
tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Tujuan umum senam hamil adalah melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga
kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam mekanisme persalinan,
mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong
dalam menghadapi persalinan dan membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis.
2. Tujuan khusus senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang berperan
dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian-persendian yang berhubungan
dengan proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak napas, menguasai teknik-
teknik pernapasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada ketenangan.
15
F. Waktu Untuk Melakukan Senam Hamil
Menurut Mandriawati (2008) dianjurkan untuk melakukan senam hamil yaitu setelah
usia kehamilan 22 minggu.
Senam Kegel yaitu senam perenggangan dan menguatkan panggul ibu hamil karena
melatih dan menguatkan otot-otot dasar panggul agar melahirkan lebih mudah. Selain
itu, senam ibu hamil ini melatih otot di sekitar uretra, kandung kemih, rektum dan
rahim.
Jalan Kaki, sebaiknya dilakukan terutama pada trisemester ketiga karena membantu
posisi bayi agar masuk ke jalur lahir
Senam Jongkok dilakukan beberapa kali sehari akan memperkuat otot paha dan
perenggangan otot panggul sehingga lebih memudahkan ibu hamil untuk melahirkan.
Miringkan panggul, gerakan ini dapat meningkatkan kekuatan otot perut dan
meredakan sakit pinggang terutama trimester ketiga.
Pose tailor yang disebut juga pose kupu-kupu dalam yoga adalah dengan duduk di
lantai dan punggung lurus dinding. Kedua telapak kaki saling menyentuh rapat dan
dorong lutut ke arah bawah menyentuh lantai. Manfaatnya adalah untuk melatih otot
paha menghilangkan stres punggung bawah ibu hamil
Dengan melakukan senam Hamil secara rutin diharapkan nantinya persalinan berjalan dengan
lancar.
16
H. Gerakan Senam Hamil
Gerakan 1
1. Posisi duduk bersila dengan menegakkan punggung, letakkan tangan di atas kaki seperti orang
yang sedang bersemedi. Lakukan posisi ini untuk beberapa saat sambil mengatur pernafasan.
Gerakan ini bisa dilakukan di atas matras, karpet, tikar, atau alas yang menurut anda lembut
dan empuk lainnya.
2. Posisi duduk di atas alas lembut seperti diatas dengan merenggangkan kedua kaki lurus ke
depan. Langkah selanjutnya yaitu condongkan tubuh ke belakang dan bertumpu pada siku
lengan yang diletakan di lantai. Lakukan gerakkan telapak kaki dengan menegakkan lalu
mengarahkannya ke bawah hingga posisinya lurus dengan lutut. Gerakkan lainnya yaitu
menggerakkan telapak kaki ke samping, lalu tegakkan lurus, ke samping lagi, ulangi gerakan
ini sampai merasa cukup.
3. Posisi tidur dengan satu bantal meyangga kepala, lalu angkat kedua lutut kaki menjadi seperti
posisi melahirkan. Tarik nafas sedalam-dalamnya lewat mulut, tahan, dan mengejan, seperti
saat anda sedang buang air besar. Jika anda merasa nafas sudah mau habis, keluarkan nafas
anda kemudian tarik nafas kembali, dan ulangi proses ini sebanyak beberapa kali.
Gerakan 2
1. Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang, gerakkan leher ke kanan dan kiri
untuk meregangkan otot leher.
2. Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan menggerakkan telapak kaki ke
depan dan ke belakang guna membantu sirkulasi vena dan mencegah pembengkakkan di kaki.
3. Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian dorong kembali ke
depan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan dasar panggul.
4. Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring. Angkatlah kaki perlahan-lahan lalu
turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk menguatkan otot paha.
5. Selanjutnya berbaring telentang, kedua lutut dipegang dengan tangan, kemudian tarik nafas
dan berlatih mengejan.
6. Sikap merangkak, letakkan kepala di antara ke dua tangan, lalu menoleh ke samping.
Selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah pada posisi ini
selama kurang lebih 1 menit.
Nb: Gerakan ini sangat cocok untuk Ibu yang bayinya masiy belum masuk
pinggul (sungsang).
17
7. Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami dengan membantu memijat daerah pinggang,
punggung, dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan memulihkan otot pinggang yang lelah.
18
NUTRISI PADA IBU HAMIL
Berikut adalah kebutuhan nutrisi yang harus anda penuhi sesuai dengan trimester kehamilan
anda
1. Trimester pertama
Umumnya terjadi dari minggu pertama pembuahan hingga minggu kedua belas adalah
perkembangan janin untuk kelengkapan organn penting. Pada bulan pertama nutrisi yang
dibutuhkan berupa kalori yang ekstra. Perkembangan janin membutuhkan asupan kalori yang
sesuai sehingga dapat terbentuk pesat. Asupan kalori terkadang tersendat karena adanya mual
dan muntah yang dialamii di trimester pertama, sebisa mungkin anda mengalahkannya
sehingga gangguan tersebut tidak menghambat asupan nutrisi apalagi karbohidrat. Karbohidrat
yang dibutuhkan sebesar 2000 kilo kalori yang bisa didapat dari nasi, roti, gandum, sereal, dll.
Kalsium juga memiliki peranan dalam pembentukan tulang rangka janin begitu memasuki
minggu ke 7 perbanyak konsumsi kalsium yang didapat dari susu, yogurt dan jenis makanan
lain yang mengandung susu.Protein dibutuhkan dalam perkembangan janin di trimester
pertama dalam membentuk sel otak. Tambahkan vitamin A, B1, B2,B3 dan B6 dalam tumbuh
kembang janin selain itu B12 dalam pembentukan sel darah. Vitamin D dalam pembentukan
tulang dan Vitamin E dalam metabolisme yang di dapat di sayuran dan buah-buahan.
2. Trimester Kedua
Pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan yang semakin pesat sehingga harus
diimbangi dengan asupan nutrisi. Pada perkembangan minggu ke 13 hingga minggu ke 18
terjadi perkembangan tumbuh kembang organ janin yang sangat penting. Pada awal memasuki
trimester kedua asupan kalori memang masih perlu ditingkatkan mengingat banyaknya organ
yang akan tersusun. Jangan lupakan asupan zat besi dan vitamin C dalam mengoptimalkan
pembentukan sel sel darah merah dalam mendukung jantung dan sistem peredaran darah janin
yang sedang berkembang pada minggu ke 17. Asam lemak omega 3 dibutuhkan dalam
pembentukan otak janin di trimester kedua akhir. Hindari makanan dengan kandungan kafein
yang tinggi, makanan dengan kandungan garam yang berlebih dapat memicu kaki bengkak
menahan cairan tubuh. Konsumsi pula air yang cukup setiap harinya untuk menghindari
sembelit dan wasir yang banyak diderita oleh ibu hamil.
3. Trimester ketiga
Mempersiapkan kelahiran bayi anda maka yang harus dipersiapkan adalah energi yang
mencukupi dalam kesiapan persalinan. Bagi anda yang memasuki trimester ini persiapkan
dengan kebutuhan kalori yang akan berperan dalam pertumbuhan jaringan janin dan
19
plasentanya. Anda dapat meningkatkan asupan kalori dari sereal, kentang, mentega, susu, telur,
alpukat, dan minyak nabati. Selain itu vitamin yang dibutuhkan adalah B6 untuk membantu
metabolisme dalam pembentukan senyawa kimia yang diantarkan pada sel saraf. Vitamin B1,
B2 dan B3 dalam membantu enzim untuk mengatur sistem pernapasan dan energi. Yodium
tidak kalah penting dalam perkembangan di masa ini untuk proses perkembangan janin dan
meminimalisir kemungkinan terhambatnya perkembangan otak dan tinggi badan . Peranan
yang tidak kalah penting adalah cairan dalam mengatur sel-sel baru, pengaturan suhu tubuh
dan proses metabolisme.
20
SEKSUALITAS PADA IBU HAMIL
Berhubungan seks dalam keadaan hamil muda ternyata boleh dilakukan. Namun di sisi
lain, masih ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal ini agar kandungan ibu
tetap aman.
Saat kehamilan baru menginjak usia tiga bulan, beberapa wanita hamil biasanya
kehilangan gairahnya untuk bercinta. Hal itu mungkin disebabkan oleh gejala-gejala kehamilan
yang kerapkali membuat mereka merasa kurang nyaman. Namun, Monica Foreman, seorang
ahli kandungan, menyatakan bahwa saat gejala-gejala itu sudah mulai berkurang, gairah para
wanita hamil justru akan meningkat. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh kerja hormon
dalam tubuh mereka.
Masih menurut Monica Foreman, bayi di dalam rahim ibu dilindungi oleh dinding
rahim yang sangat kuat. Lapisan-lapisan di dalamnya seperti selaput ketuban dan plasenta juga
ikut menjamin keamanan dan kenyamanan si bayi di dalamnya.
Meskipun telah dinyatakan aman, Monica menambahkan bahwa masih ada beberapa hal
yang harus dipenuhi untuk bisa berhubungan seks di tiga bulan awal kehamilan, yaitu :
Begitu memasuki trimester kedua, kebanyakan ibu hamil mempunyai keinginan lebih
besar untuk berhubungan seks. Pada kenyataannya justru perempuan mengalami orgasme atau
bahkan multiple orgasme pada masa ini.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi peningkatan keinganan berhubungan seks pada
trimester kedua, yakni :
Banyak ibu hamil yang keinginan berhubungan intim menurun pada trimester ini
karena perubahan-perubahan kondisi tubuh, seperti perut yang semakin buncit, mudah lelah,
kram, dan keluarnya kolostrum di payudara. Kunci mengatasinya adalah berkomunikasi
dengan suami sehingga Anda berdua dapat melakukan beberapa penyesuaian yang diperlukan.
Banyak pasangan muda yang sedang menanti kelahiran anak pertamnya percaya bahwa
melakukan hubungan intim di usia kehamilan 9 bulan bisa memperlancar proses persalinan.
Padahal, jawabannnya bisa ya, bisa juga tidak. Jika tanggal persalinan Anda masih jauh dari
yang diperkirakan dokter, berhubungan seks tidak akan berpengaruh untuk menginduksi
persalinan. Namun, melakukan hubungan seks ketika Anda sudah melewati tanggal jatuh
tempo bisa memang mempercepat persalinan. Berhubungan intim dapat mempercepat
persalinan karena adanya prostaglandin, hormon seperti zat dalam air mani yang membantu
melembutkan dan mematangkan serviks Anda supaya siap untuk bersalinan.
Berhubungan seks sejatinya adalah teknik kuno yang jitu untuk merangsang kelahiran.
Tapi, perlu diingat, hubungan intim jangan dilakukan jika air ketuban sudah pecah karena
dapat meningkatkan risiko infeksi. Selama berhubungan seks, tubuh melepas hormon oksitosin
yang merangsang kontraksi. Cairan sperma yang keluar saat suami orgasme, bisa membantu
melembutkan leher rahim sehingga dapat melebar (terbuka). Jangan lupa, lakukan hubungan
dengan posisi yang aman.
Dalam sebuah penelitian kecil yang dilakukan pada 2010, peneliti asal Malaysia
menemukan bahwa wanita yang hamil lebih dari 36 minggu dan berhubungan seks setidaknya
sepekan sekali, akan mengalami pengurangan masa kehamilan sekitar empat hari. Mereka
juga cenderung melahirkan kurang dari 9 bulan atau tanpa membutuhkan induksi. Namun para
ahli mengatakan, penelitian ini perlu dilanjutkan dengan penelitian yang lebih akurat, sebelum
mereka menyarankan hubungan seksual sebagai metode untuk mempermudah persalinan.
Namun, jika kehamilan Anda tanpa komplikasi boleh saja melakukan anjuran ini. Bisa
jadi, hal ini dapat mempercepat penantian Anda. Terakhir, sebaiknya Anda melakukan
hubungan seks di atas minggu ke-37 agar bayi tidak lahir prematur.
Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang ingin melakukan hubungan seks saat hamil
sebaiknya kunjungi dokter kandungan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kemanan
berhubungan seks, baik bagi Anda, pasangan dan janin yang ada di dalam kandungan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23