Anda di halaman 1dari 23

HAL-HAL YANG DIKAJI PADA IBU HAMIL

A. Data Subjektif
1) Biodata Pasien
Hal-hal yang ditanyakan meliputi :
a) Nama pasien dan suami, untuk mempermudah dalam mengetahui pasien, sehinga
dapat diberikan asuhan yang sesuai dengan kondisi pasien, selain itu juga dapat
mempererat hubungan antara perawat dan pasien sehingga dapat meningkatkan rasa
percaya pasien terhadap perawat.
b) Umur, untuk mengetahui apakan pasien memiliki kehamilan yang berisiko atau
tidak, sehingga jika pasien berisiko dapat diantisipasi sedini mungkin.
c) Suku dan Bangsa, untuk mengetahui kebudayaan dan perilaku/kebiasaan pasien,
apakah sesuai atau tidak dengan pola hidup sehat.
d) Agama, untuk memotivasi pasien dengan kata-kata yang bersifat religius, terutama
pada pasien dengan gangguan pskologis.
e) Pendidikan, untuk mengetahui jenjang pendidikan pasien maupun suami sehingga
perawat dapat menggunakan kata-kata yang sesuai dengan jenjang pendidikan
pasien/suami. Misalnya, penggunaan bahasa pada pasien yang pendidikan
terakhirnya hanya Sekolah Dasar tentu saja berbeda dengan pasien yang pendidikan
terakhirnya S1 Kimia.
f) Pekerjaan, untuk mengetahui keadaan ekonomi pasien, sehingga saat diberikan
asuhan dapat disesuaikan dengan kondisi ekonominya.
g) Nomor telepon dan alamat, untuk mempermudah perawat dalam memberikan
asuhan dan menghubungi pasien dan suami.
h) Keluarga dekat yang mudah dihubungi, untuk mempermudah perawat dalam
memberikan asuhan jika terjadi keadaan gawat darurat dan jika pasien dan suami
sulit dihubungi.

2) Alasan Masuk dan Keluhan Utama


Untuk mempermudah dalam memberikan asuhan dan menegakkan diaonosa pada
tahap selanjutnya, apakah keluhan pasien merupakan hal yang fisiologis atau patologis.

3) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui apakah kondisis menstruasi pasien normal atau abnormal. Hal-
hal yang ditanyakan, yaitu :
a) Menarche, yaitu menstruasi pasien pertama kali, pada umur berapa,
b) Siklus,
c) Banyaknya darah menstruasi,
1
d) Lamanya menstruasi, berapa hari, dan
e) Ada atau tidaknya dismenorrhoe (nyeri saat menstruasi).

4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Untuk mengetahui apakah pasien baru pertama kali hamil atau sudah pernah hamil,
mendeteksi secara dini faktor-faktor risiko, dan untuk mengetahui jalan lahir pasien
normal atau tidak.

5) Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah ibu pernah/sedang menggunakan kontrasepsi dan jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan ibu. Secara tidak langsung dapat diketahui apakah
kehamilan ibu saat ini diterima atau tidak, baik oleh ibu maupun oleh suami dan
keluarganya. Indikasinya yaitu jika ibu sedang menggunakan kontrasepsi dan ibu hamil,
kemungkinan besar ibu tidak menerima kehamilannya, jika ibu tidak sedang
menggunakan kontrasepsi, maka ibu menerima kehamilannya. Hal-hal yang ditanyakan,
meliputi :
a) Jenis kontrasepsi,
b) Lama pemakaiannya
c) Keluhan-keluhan yang ada setelah menggunakan kontrasepsi.
6) Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui kondisi dan perkembangan kehamilan ibu saat ini. Adapun hal-
hal yang perlu dikaji, adalah :
a) Hari pertama haid terakhir (HPHT) dan taksiran persalinan (TP), untuk mengethui
usia kehamilan ibu saat berkunjung, kesesuaian perbesaran perut dengan usia
kehamilan, dapat mengklasifikasi kehamilan ibu sesuai dengan trimesternya dan
keluhan-keluhan yang mungkin muncul.
b) Keluhan pada trimester I, trimester II, dan trimester III, untuk mengetahui apakah
keluhan-keluhan tersebut fisiologis atau patologis.
c) Pergerakan janin pertama kali, secara tidak langsung dapat mengetahui apakah ibu
pertama kali hamil (primigravida) atau sudah pernah hamil sebelumnya
(multigravida) dan mengetahui kesesuaian pergerakan janin dengan usia kehamilan,
dan untuk memantau perkembangan janin.
d) Pergerakan janin 24 jam terakhir, biasanya terasa pada usia kehamilan 16 minggu ke
atas (pada multigravida) dan 20 minggu ke atas (primigravida), tujuannya adalah
untuk memantau perkembangan janin.
e) Keluhan yang dirasakan ibu, seperti :
(1) 5 L
(2) Mual dan muntah terus menerus
2
(3) Nyeri perut
(4) Sakit kepala berat
(5) Penglihatan kabur
(6) Rasa panas/nyeri BAK
(7) Gatal pada vulva
(8) Pengeluaran pervaginam
(9) Nyeri dan kemerahan pada tungkai
(10) Bengkak pada wajah, tangan dan kaki

7) Obat yang Dikonsumsi, untuk mengetahui obat/suplemen yang dikonsumsi ibu selama
hamil dan pengaruhnya terhadap kehamilan dan kondisi ibu.

8) Imunisasi, untuk mengetahui apakah ibu sudah/belum mengimunisasikan dirinya,


sehingga kecil kemungkinan ibu dan janin terinfeksi.

9) Riwayat Kesehatan Ibu, untuk mengetahui penyakit yang sedang diderita ibu, riwayat
alergi, dan riwayat penyakit jiwa.

10) Riwayat Kesehatan Keluarga, untuk mengetahui apakah ada keluarga ibu yang
menderita penyakit keturunan (diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya), jika ada
besar kemungkinan ibu dan/atau janin juga mengalaminya, serta riwayat kehamilan
kembar.

11) Riwayat Psikososial, untuk mengetahui keadaan emosional ibu. Hal-hal yang dikaji,
yaitu :
a) Kehamilan ini direncanakan atau tidak,
b) Respon ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan,
c) Keadaan hubungan ibu dengan suami, keluarga, dan tetangga, dan
d) Ada atau tidaknya kekhawatiran-kekhawatiran khusus.

12) Riwayat Perkawinan, untuk mengetahui status/kondisi perkawinan ibu. Hal-hal yang
dikaji, yaitu :
a) Kawin pertama umur berapa, dan
b) Setelah kawin berapa lama baru hamil.

13) Keadaan Ekonomi, untuk mengetahui kondisi perekonomian ibu dan keluarga-nya,
sehingga bisa diberikan asuhan yang sesuai dan tidak membebani ibu dan keluarganya.
Hal-hal yang dikaji, yaitu :
3
a) Penghasilan per bulan,
b) Jumlah anggota keluarga yang ditanggung, dan
c) Penghasilan per kapita.
14) Kebiasaan Sehari-hari, untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari ibu, meliputi :
a) Persnal Hygiene,
b) Pola makan dan minum,
c) Pola eliminasi,
d) Pola istirahat,
e) Aktivitas sehari-hari
f) Hubungan seksual, dan
g) Ada/tidaknya kebiasaan yang merugikan kesehatan.
15) Persiapan Kegawatdaruratan, untuk mempersiapkan penolong, ibu dan keluarga jika
terjadi keadaan gawat darurat, sehingga bisa diatasi dengan cepat. Hal-hal yang dikaji,
meliputi :
a) Pengambilan keputusan oleh siapa,
b) Tempat bersalin yang diinginkan,
c) Penolong yang diinginkan,
d) Persiapan donor darah,
e) Persiapan biaya, dan
f) Transportasi.
B. Data Objektif
Adapun hal-hal yang harus diperiksa oleh bidan adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan Umum, meliputi :
a) Kesadaran ibu,
b) Berat bada sebelum hamil,
c) Berat badan sekarang, untuk mengetahui apakah ibu mengalami obesitas atau
kekurangan gizi,
d) Tinggi badan, dan
e) Lingkar Lengan Atas (LILA), untuk mengetahui apakah ibu kekurangan gizi,
normal, atau obesitas.
2) Tanda-tanda Vital (TTV), untuk mengetahui kondisi ibu apakah sedang sakit atau baik-
baik saja. Pemeriksaan TTV meliputi :
a) Tekanan darah,
b) Nadi,
c) Pernapasan, dan
d) Suhu.

4
3) Pemeriksaan Fisik, untuk mengetahui ada/tidaknya keabnormalan secara fisik pada
bagian tubuh ibu, dilakukan secara sistematis dari kepala hingga ujung kaki (head to
toe). Pemeriksaan fisik, meliputi :
 Kepala
1) Inspeksi
o Rambut, lihat kebersihan kulit kepala dan rambut.
o Telinga, lihat kesimetrisan, kelengkapan, dan kebersihan telinga,
o Mata, lihat kesimetrisan, kelengkapan, conjungtiva pucat/tidak, dan
kebersihan mata,
o Bibir, nilai keadaan bibir (stomatitis), kering/tidak,
o Mulut, nilai kebersihan mulut, pucat/tidak.
o Lidah, nilai kebersihan lidah,
o Gigi, nilai kebersihan gigi, ada/tidak karies dentis.
o Muka, nilai ada/tidaknya udem.
2) Palpasi
o Muka, nilai muka ada udem/tidak, tepatnya pada palpebra.
 Leher
1) Inspeksi, ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
2) Palpasi, ada atau tidaknya pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
 Dada
1) Inspeksi
o Mamae, nilai kesimetrisannya, hiperpigmentasi pada papilla dan areolla, nilai
papilla menonjol atau tidak,
o Areolla, nilai hiperpigmentasinya.
o Kelenjar Montgomery, ada atau tidak.
2) Palpasi
o Benjolan, ada atau tidaknya benjolan pada mamae, apakah ada noul-nodul
pada mamae dan areolla,
o Apakah ada rasa nyeri saat dipalpasi, dan
o Nilai pengeluaran colostrum, dengan memencet areolla.
 Abdomen
1) Inspeksi
o Ada atau tidaknya bekas jahitan atau operasi,
o Nilai kesesuaian antara pembesaran perut dengan usia kehamilan, dan
o Lihat ada atau tidaknya striae dan linea.
2) Palpasi
o Leopold :

5
 Leopold I, untuk mengetahui bagian apa yang ada pada fundus dan
menilai tinggi fundus uteri.
 Leopold II, untuk mengetahui bagian janin terhadap dinding perut
ibu.
 Leopold III, untuk mengetahui apakah bagian terbawah jannin
(kepala/bokong) masih bisa digerakkan/tidak.
 Leopod IV, untuk mengetahui sejauh mana kepala janin telah
turun/masuk ke panggul.
o Tinggi Fundus Uteri (TFU), untuk mengetahui apakah perbesaran rahim
sesuai/tidak dengan usia kehamilan atau ada kemungkinan kehmilan kembar.
o Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ), untuk mengetahui perkiraan berat badan
janin.
3) Auskultasi
o Detak Jantung Janin (DJJ), untuk memantau kesejahteraan janin.
o Frekuensi
o Irama
o Intensitas
o Punctum Maximum, untuk mengetahui posisi terjelas terdengarnya DJJ.

 Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
o Inspeksi, lihat apakah ada tanda-tanda udem, varises, dan sebagainya.
o Palpasi, raba apakah ada udem, varises, dan sebagainya.
2) Ekstremitas Bawah
o Inspeksi, lihat apakah ada tanda-tanda udem, varises, dan sebagainya.
o Palpasi, raba apakah ada udem, varises, dan sebagainya.
o Perkusi, untuk menilai refleks patella kiri dan kanan.
 Genitalia
1) Inspeksi
o Vulva dan vagina, apakah ada udem, varises, hipervaskularisasi, dan
sebagainya.
o Pengeluaran pervaginam
o Perineum, lihat kebersihan perineum dan genitalianya.

4) Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium, untuk memeriksa kondisi ibu apakah ada


kelainan pada ibu atau tidak yang dapat mempengaruh kondisi ibu dan janin.
Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
a. Hemoglobin (Hb),
6
b. Protein Urin, dan
c. Glukosa Urin.

C . Diagnosa keperawatan Trisemester I , II , dan III.


Trisemester I

1. Diagnosa : Resiko Tinggi Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan mual


muntah
Tujuan : tidak terjadi kekurangan volume cairan

NIC :

1) Auskultasi denyut jantung janin (DJJ)


R/ Adanya deyut jantung memastikan adanyajanin bukan molahidatidosa.

2) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, tekanan darah(TD),


suhu,masukan/haluaran,dan berat jenis urine. Timbang berat badan klien
danbandingkan dengan standar.
R/ indicator dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/ kebutuhan hidrassi.

3) Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah


R/ Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormone
gonadotropin korionik (HCG), perubahan metabolisme korbohidrat, dan penurunan
motilitas gastric memperberatmual dan muntah pada trimester pertama.

4) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (mis, ulkuspeptikum,


gastritis, kolesistisis).
R/ membantu dalam mengeyampingkan penyebab lain. Untuk mengetasi masalah khusus
dalam mengidentifikasikan intervensi.

5) Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin, dan penurunan berat


badan setiap hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol (hiperemesis
gravidarum).

6) Anjurkan peningkatan masukan minuman


R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah denganmenurunkan keasaman
lambung

2. Diagnosa : Resiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan pusing


selama kehamilan.
Tujuan : tidak terjadi cidera terhadap janin

NIC :

1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu.


R/ Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengankesejahteraan idu,
khususnya selama trimester pertama, saat perkembangan sistem organ paling rentan
terhadap cedera dari factor lingkungan atau keturunan.

2) Diskusikan tingkat aktivitas normal dan latihan. Anjurkan klien melakukan


latihan secukupnya bukan latihan berat (mis.,berenang,bersepeda).
7
R/ Aliran darah ke uterus dapat menurun sampai 70% karenalatihan keras, bradikardia
sementar, kemungkinan hipertermia janin, danintra uterine growth retardation (IUGR).

3) Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman, menggunakankondom.


(rujuk pada MK: infeksi prenatal).
R/ Kegagalan untuk menggunakan kondom selama koitus dapat meningkatkan resiko
transmisi penyakit hubungan kelamin (PHS).

4) Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien. Timbang berat badan.Diskusikan
kurva penambahan berat badan normal untuk setiap trimester.
R/ Malnutrisi pada ibu dihubungkan dengan IUGR pada janindan bayi berat badan lahir
rendah. Obesitas ibu pragravid telahdihubungkan dengan kelahiran paterm.

5) Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui


mengalami infeksi rubella bila klien tidak kebal, dan tentang perlunya diimunisasi
setelah kelahiran.
R/ Kira-kira 5%-15% wanita usia menyusui masih rentan terhadap rubella, yang
disebarkan oleh infeksi droplet.

6) Anjurkan penghentian penggunaan tembakau.


R/ Merokok dapat mempenhgaruhi sirkulasi plasenta.

7) Kaji perkembangan uterus melalui pemeriksaan internal


R/ Memberikan informasi tentang gestasi janin: menggambarkan IUGR;
mengidentifikasi kehamilan multiple.

3. Diagnosa : Konstipasi Berhubungan Dengan Peningkatan Absorsi Air Di Saluran GI


Tujuan : konstipasi berkurang/hilang

NIC :

1) Tentukan kebiasaan eleminasi sebelum kehamilan, perhatikan perubahan selama


hamil.
R/ pola eleminasi dipertahankan bila mungkin.

2) Berikan informasi diet tentang buah-buahan segar, sayuran, padi-padian,serat,


makanan kasar, dan masukan cairan adkuat.
R/ bulk dan konsistensi dalam pilihan diet membantumeningkatkan keefektifan pola
defekasi.

3) Anjurkan latihan ringan secara teratur, seperti: jalan kaki. Beri tahu klien supaya
menghindari latihan yang lama dan keras.
R/ meningkatkan peristaltik dan membantu mencegah konstipasi. Latihan keras dianggap
dapat menurunkan sirkulasi uteroplasenta

4) Diskusikan kewaspadaan penggunaan pelunak feses atau pembentuk bulk bila


diet/latihan tidak efektif.
R/ mungkin perlu untuk membantu mengatasi konstipasi dan menciptakan rutinitas
regular.

Trisemester II

1. Diagnosa : Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah


abdomen yang mengalirkan O2

8
NOC : Pola nafas kembali normal

NGO : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam, diharapkan pola
nafas kembali normal/efekktif dengan kriteria hasil :

 Klien mengatakan sesak nafas berkurang


 Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi
pernafasan

NIC : Manajemen pengaturan keefektifan jalan nafas

(1) Kaji status, pola, frekuensi pernafasan

R/ Menentukan luas atau beratnya masalah

(2)Kaji riwayat medis terdahulu, misalnya : riwayat alergi, asma, tuberkulosis

R/ Masalah lain dapat mempengaruhi pola nafas dan menurunkan oksigenasi jaringan
ibu/janin

(3)Posisikan ibu dengan posisi senyaman mungkin

R/ Menghindari masalah pola nafas akibat posisi yang salah / kurang tepat

(4)Beri informasi pada ibu tentang kesulitan pernafasan dan program latihan yang
realistis

R/ Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang tidak stabil / tidak efektif dan agar
ibu dapat mengatasi apabila terjadi sesak tiba-tiba

(5)Berikan lingkungan yang nyaman, aman, tenang, bebas dari asap rokok / bau yang
menyengat

R/ Menghindari sesak akibat rangsangan zat kimia yang berbau menyengat

(6)Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian oksigen bila diperlukan

R/ Tindakan efektif dan efisien dalam menangani sesak

(7)Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian obat-obatan

R/ obat-obatan yang aman bagi ibu hamil

2. Diagnosa : kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan mekanisme


regulator, retensi natrium / air

NOC : Masalah kelebihan volume cairan dapat teratasi

NGO : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam, diharapkan


masalah kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil :

1. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah


2. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan
evaluasi/intervensi medis
3. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada
daerah wajah dan ekstremitas

9
NIC : Manajement kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh

(1) Kaji kenaikan berat badan

R/ Mendeteksi penambahan BB berlebih dan retensi cairan yang tidak terlihat

(2) Kaji TTV klien

R/ Peningkatan cairan tubuh mempengaruhi TTV normal

(3) Berikan kepada klien daftar diet yang harus dijalani( diit tinggi air dan natrium )

R/ Diet adalah untuk pencegahan efektif terhadap resiko kelebihan volume cairan tubuh

(4) Ajarkan pada klien tentang informasi peningkatan protein, makanan/minuman


tinggi natrium, yang dapat mempengaruhi volume cairan tubuh

R/ Agar klien dapat menghindari hal-hal yang berpengaruh buruk terhadap janin

(5) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dan
aman untuk janin

R/ Mencegah masalah-masalah kehamilan lain serta prematurisasi janin

(6) Berikan lingkungan yang aman dan nyaman saat pemeriksaan kehamilan

R/ Lingkungan memberikan rangsangan terhadap kehamilan (mual. Pusing, dll)

(7) Kolaborasikan dengan ahli kandungan tentang pengobatan bila ada tanda-tanda
HAK. Jadwalkan kunjungan prenatal yang rutin.

R/ Perawatan membantu meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin

3. Diagnosa : Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh


efek dari perubahan hormon

NOC : Ketidaknyamanan berkurang/ hilang

NGO : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam, diharapkan


ketidaknyamanan yang dialami klien dapat teratasi. Dengan kriteria hasil

1. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan


diri yang tepat
2. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan

NIC : Manajement persepsi diri

(1) Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang dirasakan klien

R/ Menentukan intervensi selanjutnya

10
(2) Kaji TTV Klien

R/ Ketidaknyamanan dapat diakibatkan pola nafas, curah jantung,


temperature/suhu yang tidak stabil

(3) Atur posisi klien senyaman mungkin saat dilakukan pengkajian/ pemeriksaan

R/ posisi menentukan perasaan / ketidajknyamanaan dari klien atau ibu hamil

(4) Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat berada dirumah
dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 x dengan porsi sedikit), dan
aktivitas

R/ posisi tubuh, porsi makan, dan aktivitas berlebih adalah faktor penyebab
munculnya ketidaknyamanan saat hamil

(5) Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien saat pengkajian / pemeriksaan

R/ peningkatan kenyamanan bagi klien

(6) Kolaborasikan dengan dokter ahli kandungan dalam tindakan pengobatan bila
perlu

R/ pengobatan efektif dan aman pada ibu hamil trimester II s

TRISEMESTER III

1. Diagnosa : Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh


hormonal

NIC :

(1) Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien dan metode untuk mengatasinya.

R/ Data dasar tebaru untuk merencanakan perawatan

(2) Perhatikan adanya ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan. Anjurkan
penggunaan sepatu hak rendah, penggunaan kompres panas

R/ Membantu untuk menghilangkan ketidaknyamanan

(3) Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan
susu, sering mengganti posisi, dan menghindari berdiri/duduk lama

R/ Menurunkan ketidaknyamanan

(4) Kaji terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan diaforesis, anjurkan


penggunaan pakaian yang tipis, sering mandi, dan lingkungan dingin

R/ Peningkatan metabolisme dan suhu tubuh disebabkan oleh aktivitas progesteron


sedangkan penambahan BB berlebihan dapat membuat klien merasa
11
(5) Berikan suplemen

R/ Memperbaiki ketidakseimbangan hormon

2. Diagnosa : Perubahan eliminasi berhubungan dengan pembesaran uterus

NIC :

(1) Berikan info tentang perubahan perkemihan berhubungan dengan trimester ke-3

R/ Membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih dan nokturia

(2) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur. Perhatikan keluhan
nokturia

R/ Meningkatkan perkusi ginjal;memobilisasi bagian edema

(3) Anjurkan klien menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama

R/ Posisi memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunnya aliran vena.

(4) Berikan info mengenai perlunya masukan cairan 6-8 gelas perhari

R/ memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi paru.

3. Diagnosa : Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk


mempertahankan kenyamanan

NIC :

(1) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan.

R/ Membantu mengidentifikasi kebutuhan pola tidur

(2) Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8
jam pada malam hari

R/ Meringankan rasa lelah

(3) Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan
aktivitas

R/ Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dapat


mempersulit tidur

(4) Anjurkan tidur pada posisi semi fowler

R/ Memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi paru

12
SENAM HAMIL

A. Pengertian
Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan tertentu yang dilakukan
khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil. (Mandriwati, 2008).
Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk mengahadapi dan
mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan (Huliana, 2001).
Senam hamil adalah sebuah program berupa latihan fisik yang sangat penting bagi calon
ibu untuk mempersiapkan saat persalinannya (Indiarti, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa senam hamil adalah latihan fisik ringan sesuai dengan
indikasi kehamilan yang bertujuan untuk relaksasi dan persiapan saat persalinan

B. Tujuan
Mochtar (1998) membatasi tujuan senam hamil menjadi tujuan secara umum dan khusus,
tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Tujuan umum senam hamil adalah melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga
kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam mekanisme persalinan,
mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong
dalam menghadapi persalinan dan membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis.
2. Tujuan khusus senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang berperan
dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian-persendian yang berhubungan
dengan proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak napas, menguasai teknik-
teknik pernapasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada ketenangan.

Menurut Mandriawati (2008) tujuan senam hamil adalah :


1. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen,
otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses pesalinan.
2. Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selama kelahiran dan persalinan dapat
mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita hamil, mengharapkan letak janin normal,
mengurangi sesak nafas akibat bertambah besarnya perut.
3. Menguasaai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai peranan penting dalam persalinan
dan selama hamil untuk mempercepat relaksasi tubuh yang diatasi dengan napas dalam,
selain itu juga untuk mengatasi rasa nyeri pada saat his.
4. Menguatkan otot -otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang
makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
13
5. Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara segmental yang tak
jarang terjadi pada ibu hamil.
6. Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin maka dia akan mendesak
isi perut ke arah dada. hal ini akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak
bisa optimal. dengan senam hamil maka ibu akan dapat berlatih agar nafasnya lebih
panjang dan tetap relaks.
7. Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama dilakukan setiap
saat perut terasa kencang.
8. Latihan mengejan latihan ini khusus utuk menghadapi persalinan, agar mengejan secara
benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir.
9. Mendukung ketenagan fisik

C. Manfaat Senam Hamil


Esisenberg (1996) membagi senam hamil menjadi empat tahap dimana setiap tahapnya
mempunyai manfaat tersendiri bagi ibu hamil. Tahap dan manfaat senam hamil yaitu:
1. Senam Aerobik
Merupakan aktifitas senam berirama, berulang dan cukup melelahkan, dan gerakan yang
disarankan untuk ibu hamil adalah jalan-jalan. Manfaat dari senam aerobik ini adalah
meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot, merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan
otot dan sendi, secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh terutama
kemampuan untuk memproses dan menggunakan oksigen, meningkatkan peredaran darah,
meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot, meredakan sakit punggung dan sembelit,
memperlancar persalinan, membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan makanan
sehat), mengurangi keletiham dan menjadikan bentuk tubuh yang baik setelah persalinan.
2. Kalestenik
Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang dapat membugarkan dan
mengembangkan otot-otot serta dapat memperbaiki bentuk postur tubuh. Manfaatnya adalah
meredakan sakit punggung dan meningkatkan kesiapan fisik dan mental terutama
mempersiapkan tubuh dalam menghadapi persalinan.
3. Relaksasi
Merupakan latihan pernapasan dan pemusatan perhatian. Latihan ini bisa dikombinasikan
dengan katihan kalistenik. Manfaatnya adalah menenangkan pikiran dan tubuh, membantu ibu
menyimpan energi untuk ibu agar siap menghadapi persalinan.
4. Kebugaran Panggul (biasa disebut kegel)
Manfaat dari latihan ini adalah menguatkan otot-otot vagina dan sekitarnya (perinial)
sebagai kesiapan untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.

Menurut Mandriawati (2008) manfaat senam hamil adalah :


14
1. Mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung.
2. Memperbaiki sirkulasi darah
3. Membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari.
4. Tidur lebih nyenyak.
5. Mengurangi resiko kelahiran prematur.
6. Mengurangi stress.
7. Membantu mengembalikan bentuk tubuh lebih cepat setelah melahirkan.
8. Tubuh lebih siap dan kuat di saat proses persalinan.
9. Bertemu dengan calon ibu lain bila ibu melakukannya kelas senam hamil.

D. Syarat Melakukan Senam Hamil


Menurut Mandriawati (2008) syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan senam hamil
adalah :
1. Kehamilan berjalan normal
2. Diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang mengalami
kesulitan persalinan.
3. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan.
4. Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu.
5. Jangan membiarkan tubuh ibu kepanasan dalam jangka waktu panjang. istirahatlah
sejenak.
6. Gunakan bra yang cukup baik untuk olah raga dan semacam decker yang bisa
menyokong kaki.
7. Minum cukup air
8. Perhatikan keseimbangan tubuh (kehamilan mengubah keseimbangan tubuh Ibu)
9. Lakukan olahraga sesuai porsi dan jangan berlebihan. Jika terasa pusing, kram, lelah
atau terlalu panas, istirahat saja.

E. Kontraindikasi Senam Hamil


Menurut Mandriawati (2008) kontraindikasi senam hamil adalah :
1. Kelainan jantung
2. Tromboplebitis
3. Emboli Paru
4. Perdarahan pervaginam
5. Ada tanda kelainan pada janin
6. Plasenta previa

15
F. Waktu Untuk Melakukan Senam Hamil
Menurut Mandriawati (2008) dianjurkan untuk melakukan senam hamil yaitu setelah
usia kehamilan 22 minggu.

G. Tempat Melakukan Senam Hamil


Untuk menjamin dilakukanya senam hamil dengan aman dan benar dibutuhkan
tuntunan yang jelas atau instruktur yang berpengetahuan dan terampil. Oleh karena itu,
dianjurkan agar ibu hamil melakukan senam hamil bersama ibu hamil yang lain di Rumah
Sakit atau Rumah Bersalin yang akan digunakan untuk bersalin. Karena ditempat tersebut akan
ada saling tukar pengalaman, bertambah semangat juga akan ada penambahan wawasan bisa
diberikan oleh petugas medis yang merangkap sebagai instruktur. (Kushartanti, 2004)
Namun jika tidak sempat atau jarak rumah terlalu jauh dari Rumah Sakit atau Klinik,
bisa juga dilaksanakan dirumah dengan dibantu instruktur atau ibu sudah pernah mengikuti
senam hamil dan sudah mengerti bagaiman cara melakukannya misalnya diteras atau diruang
keluarga. (Musbikin, 2005)

Ada 5 gerakan senam hamil yang dianjurkan yaitu :

 Senam Kegel yaitu senam perenggangan dan menguatkan panggul ibu hamil karena
melatih dan menguatkan otot-otot dasar panggul agar melahirkan lebih mudah. Selain
itu, senam ibu hamil ini melatih otot di sekitar uretra, kandung kemih, rektum dan
rahim.
 Jalan Kaki, sebaiknya dilakukan terutama pada trisemester ketiga karena membantu
posisi bayi agar masuk ke jalur lahir
 Senam Jongkok dilakukan beberapa kali sehari akan memperkuat otot paha dan
perenggangan otot panggul sehingga lebih memudahkan ibu hamil untuk melahirkan.
 Miringkan panggul, gerakan ini dapat meningkatkan kekuatan otot perut dan
meredakan sakit pinggang terutama trimester ketiga.
 Pose tailor yang disebut juga pose kupu-kupu dalam yoga adalah dengan duduk di
lantai dan punggung lurus dinding. Kedua telapak kaki saling menyentuh rapat dan
dorong lutut ke arah bawah menyentuh lantai. Manfaatnya adalah untuk melatih otot
paha menghilangkan stres punggung bawah ibu hamil

Dengan melakukan senam Hamil secara rutin diharapkan nantinya persalinan berjalan dengan
lancar.

16
H. Gerakan Senam Hamil
Gerakan 1
1. Posisi duduk bersila dengan menegakkan punggung, letakkan tangan di atas kaki seperti orang
yang sedang bersemedi. Lakukan posisi ini untuk beberapa saat sambil mengatur pernafasan.
Gerakan ini bisa dilakukan di atas matras, karpet, tikar, atau alas yang menurut anda lembut
dan empuk lainnya.
2. Posisi duduk di atas alas lembut seperti diatas dengan merenggangkan kedua kaki lurus ke
depan. Langkah selanjutnya yaitu condongkan tubuh ke belakang dan bertumpu pada siku
lengan yang diletakan di lantai. Lakukan gerakkan telapak kaki dengan menegakkan lalu
mengarahkannya ke bawah hingga posisinya lurus dengan lutut. Gerakkan lainnya yaitu
menggerakkan telapak kaki ke samping, lalu tegakkan lurus, ke samping lagi, ulangi gerakan
ini sampai merasa cukup.
3. Posisi tidur dengan satu bantal meyangga kepala, lalu angkat kedua lutut kaki menjadi seperti
posisi melahirkan. Tarik nafas sedalam-dalamnya lewat mulut, tahan, dan mengejan, seperti
saat anda sedang buang air besar. Jika anda merasa nafas sudah mau habis, keluarkan nafas
anda kemudian tarik nafas kembali, dan ulangi proses ini sebanyak beberapa kali.

Manfaat dari gerakan senam hamil diatas adalah:


1. Melemaskan otot-oto tubuh dan melancarkan peredara darah
2. Tubuh merasa lebih rileks, segar dan bugar
3. Mempermudah persalinan dan menjaga kesehatan janin

Gerakan 2
1. Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang, gerakkan leher ke kanan dan kiri
untuk meregangkan otot leher.
2. Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan menggerakkan telapak kaki ke
depan dan ke belakang guna membantu sirkulasi vena dan mencegah pembengkakkan di kaki.
3. Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian dorong kembali ke
depan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan dasar panggul.
4. Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring. Angkatlah kaki perlahan-lahan lalu
turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk menguatkan otot paha.
5. Selanjutnya berbaring telentang, kedua lutut dipegang dengan tangan, kemudian tarik nafas
dan berlatih mengejan.
6. Sikap merangkak, letakkan kepala di antara ke dua tangan, lalu menoleh ke samping.
Selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah pada posisi ini
selama kurang lebih 1 menit.
Nb: Gerakan ini sangat cocok untuk Ibu yang bayinya masiy belum masuk
pinggul (sungsang).
17
7. Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami dengan membantu memijat daerah pinggang,
punggung, dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan memulihkan otot pinggang yang lelah.

Gerakan senam hamil menurut Ratna Dewi Pudiastuti, 2011 adalah:


1. Duduk bersila
Sikap duduk dengan perut bagian bawah menekan perut kedalmam rongga panggul (beserta
janinnya) sehingga kedudukan janin dalam kandungan tetap baik lakukan gerakan pemanasan
dengan menggerakan kepala menengok kekanan dan kekiri, miring kekiri dan kanan. Gerakan
dilakukan 8x hitungan
2. Memutar lengan dan mengencangkan payudara
Letakkan jari-jari tangan di bahu, dua lengan menjepit kedeua payudara dan mengangkat
payudara keatas dengan kedua sikut tersebut.
3. Gerakan relaksasi
Gerakan ini dilakukkan dengan posisi tidur miring dengan kepala ditopang dengan bahu bantal.
Kaki bawah lurus, kaki atas ditekuk.
4. Gerakan pergelangan kaki mmengayuh
Posisi tubuh terlentang kedua kaki lurus. Menekan jari-jari kaki lurus ke bawah dan ke atas
kembali.
5. Mengangkat panggul
Posisi terlentang dengan kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan disamping untuk
menahan badan. Tarik nafas, tahan sambilmengencangkan otot panggul, tahan beberapa detik
lalu kembali ke posisi semula sambil menghembuskan nafas.
6. Latihan membrane
Gerakan ini adalah posisi tidur terlentang, rangkul paha dengan tangan sampai siku, lakukan
dengan posisi miring ke kiri dank ke kanan. Gerakan dilanjutkan dengan posisi terlentang dan
merangkul kedua paha dengan lengan sampai siku. Sambil menarik nafas angkat kepala,
Pandangan ke perut. Lalu hembuskan nafas. lanjutkan dengan memegang pergelangan kaki.
Gerakkan dilakukan 8x hitungan.

18
NUTRISI PADA IBU HAMIL

Berikut adalah kebutuhan nutrisi yang harus anda penuhi sesuai dengan trimester kehamilan
anda

1. Trimester pertama

Umumnya terjadi dari minggu pertama pembuahan hingga minggu kedua belas adalah
perkembangan janin untuk kelengkapan organn penting. Pada bulan pertama nutrisi yang
dibutuhkan berupa kalori yang ekstra. Perkembangan janin membutuhkan asupan kalori yang
sesuai sehingga dapat terbentuk pesat. Asupan kalori terkadang tersendat karena adanya mual
dan muntah yang dialamii di trimester pertama, sebisa mungkin anda mengalahkannya
sehingga gangguan tersebut tidak menghambat asupan nutrisi apalagi karbohidrat. Karbohidrat
yang dibutuhkan sebesar 2000 kilo kalori yang bisa didapat dari nasi, roti, gandum, sereal, dll.
Kalsium juga memiliki peranan dalam pembentukan tulang rangka janin begitu memasuki
minggu ke 7 perbanyak konsumsi kalsium yang didapat dari susu, yogurt dan jenis makanan
lain yang mengandung susu.Protein dibutuhkan dalam perkembangan janin di trimester
pertama dalam membentuk sel otak. Tambahkan vitamin A, B1, B2,B3 dan B6 dalam tumbuh
kembang janin selain itu B12 dalam pembentukan sel darah. Vitamin D dalam pembentukan
tulang dan Vitamin E dalam metabolisme yang di dapat di sayuran dan buah-buahan.

2. Trimester Kedua

Pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan yang semakin pesat sehingga harus
diimbangi dengan asupan nutrisi. Pada perkembangan minggu ke 13 hingga minggu ke 18
terjadi perkembangan tumbuh kembang organ janin yang sangat penting. Pada awal memasuki
trimester kedua asupan kalori memang masih perlu ditingkatkan mengingat banyaknya organ
yang akan tersusun. Jangan lupakan asupan zat besi dan vitamin C dalam mengoptimalkan
pembentukan sel sel darah merah dalam mendukung jantung dan sistem peredaran darah janin
yang sedang berkembang pada minggu ke 17. Asam lemak omega 3 dibutuhkan dalam
pembentukan otak janin di trimester kedua akhir. Hindari makanan dengan kandungan kafein
yang tinggi, makanan dengan kandungan garam yang berlebih dapat memicu kaki bengkak
menahan cairan tubuh. Konsumsi pula air yang cukup setiap harinya untuk menghindari
sembelit dan wasir yang banyak diderita oleh ibu hamil.

3. Trimester ketiga

Mempersiapkan kelahiran bayi anda maka yang harus dipersiapkan adalah energi yang
mencukupi dalam kesiapan persalinan. Bagi anda yang memasuki trimester ini persiapkan
dengan kebutuhan kalori yang akan berperan dalam pertumbuhan jaringan janin dan

19
plasentanya. Anda dapat meningkatkan asupan kalori dari sereal, kentang, mentega, susu, telur,
alpukat, dan minyak nabati. Selain itu vitamin yang dibutuhkan adalah B6 untuk membantu
metabolisme dalam pembentukan senyawa kimia yang diantarkan pada sel saraf. Vitamin B1,
B2 dan B3 dalam membantu enzim untuk mengatur sistem pernapasan dan energi. Yodium
tidak kalah penting dalam perkembangan di masa ini untuk proses perkembangan janin dan
meminimalisir kemungkinan terhambatnya perkembangan otak dan tinggi badan . Peranan
yang tidak kalah penting adalah cairan dalam mengatur sel-sel baru, pengaturan suhu tubuh
dan proses metabolisme.

20
SEKSUALITAS PADA IBU HAMIL

Hubungan Seks Saat Hamil Pada Trisemester Pertama

Berhubungan seks dalam keadaan hamil muda ternyata boleh dilakukan. Namun di sisi
lain, masih ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal ini agar kandungan ibu
tetap aman.
Saat kehamilan baru menginjak usia tiga bulan, beberapa wanita hamil biasanya
kehilangan gairahnya untuk bercinta. Hal itu mungkin disebabkan oleh gejala-gejala kehamilan
yang kerapkali membuat mereka merasa kurang nyaman. Namun, Monica Foreman, seorang
ahli kandungan, menyatakan bahwa saat gejala-gejala itu sudah mulai berkurang, gairah para
wanita hamil justru akan meningkat. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh kerja hormon
dalam tubuh mereka.
Masih menurut Monica Foreman, bayi di dalam rahim ibu dilindungi oleh dinding
rahim yang sangat kuat. Lapisan-lapisan di dalamnya seperti selaput ketuban dan plasenta juga
ikut menjamin keamanan dan kenyamanan si bayi di dalamnya.
Meskipun telah dinyatakan aman, Monica menambahkan bahwa masih ada beberapa hal
yang harus dipenuhi untuk bisa berhubungan seks di tiga bulan awal kehamilan, yaitu :

1. Ibu tidak memiliki riwayat keguguran.


2. Selama hamil, ibu tidak sering mengalami kram perut.
3. Tidak terjadi pendarahan pada serviks atau leher rahim.
4. Plasenta tidak menutupi serviks.

Hubungan Seks Saat Hamil Pada Trisemester Kedua

Begitu memasuki trimester kedua, kebanyakan ibu hamil mempunyai keinginan lebih
besar untuk berhubungan seks. Pada kenyataannya justru perempuan mengalami orgasme atau
bahkan multiple orgasme pada masa ini.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi peningkatan keinganan berhubungan seks pada
trimester kedua, yakni :

1. Terjadinya peningkatan hormon estrogen yang meningkatkan alirah darah di sekitar


kelamin, dan menyebabkan daerah ini lebih sensitif sehingga rangsangan seksual pun
bertambah besar.
2. Adanya peningkatan cairan vagina selama kehamilan membuat vagina lebih siap
menerima penetrasi.
3. Payudara berkembang lebih besar dan lebih sensitif. Perubahan ini juga meningkatkan
rangsang seksual.
21
Apakah Hubungan Seks Saat Hamil Trisemester Ketiga Dapat Melancarkan Persalinan
?

Banyak ibu hamil yang keinginan berhubungan intim menurun pada trimester ini
karena perubahan-perubahan kondisi tubuh, seperti perut yang semakin buncit, mudah lelah,
kram, dan keluarnya kolostrum di payudara. Kunci mengatasinya adalah berkomunikasi
dengan suami sehingga Anda berdua dapat melakukan beberapa penyesuaian yang diperlukan.
Banyak pasangan muda yang sedang menanti kelahiran anak pertamnya percaya bahwa
melakukan hubungan intim di usia kehamilan 9 bulan bisa memperlancar proses persalinan.
Padahal, jawabannnya bisa ya, bisa juga tidak. Jika tanggal persalinan Anda masih jauh dari
yang diperkirakan dokter, berhubungan seks tidak akan berpengaruh untuk menginduksi
persalinan. Namun, melakukan hubungan seks ketika Anda sudah melewati tanggal jatuh
tempo bisa memang mempercepat persalinan. Berhubungan intim dapat mempercepat
persalinan karena adanya prostaglandin, hormon seperti zat dalam air mani yang membantu
melembutkan dan mematangkan serviks Anda supaya siap untuk bersalinan.
Berhubungan seks sejatinya adalah teknik kuno yang jitu untuk merangsang kelahiran.
Tapi, perlu diingat, hubungan intim jangan dilakukan jika air ketuban sudah pecah karena
dapat meningkatkan risiko infeksi. Selama berhubungan seks, tubuh melepas hormon oksitosin
yang merangsang kontraksi. Cairan sperma yang keluar saat suami orgasme, bisa membantu
melembutkan leher rahim sehingga dapat melebar (terbuka). Jangan lupa, lakukan hubungan
dengan posisi yang aman.
Dalam sebuah penelitian kecil yang dilakukan pada 2010, peneliti asal Malaysia
menemukan bahwa wanita yang hamil lebih dari 36 minggu dan berhubungan seks setidaknya
sepekan sekali, akan mengalami pengurangan masa kehamilan sekitar empat hari. Mereka
juga cenderung melahirkan kurang dari 9 bulan atau tanpa membutuhkan induksi. Namun para
ahli mengatakan, penelitian ini perlu dilanjutkan dengan penelitian yang lebih akurat, sebelum
mereka menyarankan hubungan seksual sebagai metode untuk mempermudah persalinan.
Namun, jika kehamilan Anda tanpa komplikasi boleh saja melakukan anjuran ini. Bisa
jadi, hal ini dapat mempercepat penantian Anda. Terakhir, sebaiknya Anda melakukan
hubungan seks di atas minggu ke-37 agar bayi tidak lahir prematur.
Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang ingin melakukan hubungan seks saat hamil
sebaiknya kunjungi dokter kandungan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kemanan
berhubungan seks, baik bagi Anda, pasangan dan janin yang ada di dalam kandungan.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Bari, Saifuddin, Abdul, 2002. Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP-SP


2. Mochtar, Rustam, MPH 2002. Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC
3. Manuaba, Chandranita, SpOG, 2008. Gawat Darurat, Jakarta : EGC
4. Sarwono, Prawirohadjo.2008.Ilmu kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
5. Indati, MT,2006 Panduan Lengkap Kehamilan ,Persalinan dan Perwatan
Bayi,Yogyakarta:Biologis Media.
6. Eisenberg. 1996. Kehamilan ; Apa Yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Jakarta :
Arcan.
7. Huliana, Mellyna. (2006). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Puspa Swara. Jakarta.
8. Indriatai, MT. (2008). Senam Hamil dan Balita. Cemerlang Publishing. Yogyakarta
9. Kushartanti.( 2004). Senam Hamil. Lintang Pustaka. Yogyakarta.
10. Mandriati, G.A. (2008). Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. EGC. Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai